BLOK III.3
OLEH
NPM : 2110070110095
UNIVERSITAS BAITURRAHMAH
T.A 2021
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Saya panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang
telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada Saa, sehingga
Saya dapat menyelesaikan makalah manajemen penyakit flu burung
semester genap ini
2
DAFTAR ISI
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
1. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan manajemen
penyakit flu burung
BAB II
PEMBAHASAN
Penyebab flu burung adalah virus influenza tipe A yang menyebar antar
unggas. Virus influenza ini termasuk famili Orthomyxoviridae. Virus
influenza tipe A dapat berubah-ubah bentuk (drift, shift), dan dapat
menyebabkan epidemi dan pandemi. Virus flu burung yang sedang
berjangkit saat ini adalah subtipe H5N1 yang ditandai adanya
Hemagglutinin (H) dan Neuramidase (N) dan memiliki waktu inkubasi
selama 1 minggu pada unggas dan 3 hari pada manusia. Burung liar dan
unggas domestikasi (ternak) dapat menjadi sumber penyebar H5N1.
Virus ini dapat menular melalui udara ataupun kontak melalui makanan,
minuman, dan sentuhan. Virus ini akan mati dalam suhu yang tinggi
(60ᵒC selama 30 menit), namun dapat bertahan hidup pada suhu rendah
(0ᵒC selama lebih dari 30 hari). Gejala flu burung pada unggas adalah
kematian secara mendadak dengan laju mortalitas mendekati 100%,
jengger berwarna biru, dan luka pada kaki. Sedangkan gejala umum
yang terjadi pada manusia adalah demam tinggi (suhu badan di atas
38ᵒC), batuk dan nyeri tenggorokan, radang saluran pernapasan atas,
pneumonia, infeksi mata, dan nyeri otot. Replikasi virus dalam tubuh
dapat berjalan cepat sehingga pasien perlu segera mendapatkan
perhatian medis. Virus H5N1 lebih patogen daripada subtipelainnya
sehingga disebut dengan Highly Pathogenic H5N1 Avian Influenza
(HPAI).
5
Disebut juga keamanan hayati, yaitu perlakuan yang
ditujukan untuk menjaga keamanan hayati demi
pemeliharaan kesehatan dan memperkecil ancaman
terhadap individu yang dilindungi. Usaha ini antara
lain:
a. Membatasi secara ketat lalu lintas unggas atau
ternak, produk unggas, pakan, kotoran, bulu, dan
alas kandang.
b. Membatasi lalu lintas pekerja atau orang dan
kendaraan keluar masuk peternakan.
c. Peternak dan orang yang hendak masuk peternakan
harus memakai pakaian pelindung seperti masker,
kaca mata plastik, kaos tangan, dan sepatu.
d. Mencegah kontak antara unggas dengan burung
liar.
2. Depopulasi
Depopulasi adalah tindakan pemusnahan unggas secara
selektif di peternakan yang tertular virus flu burung.
Tindakan ini dilakukan untuk mencegah penyebaran
penyakit lebih luas. Cara pemusnahan unggas yang
terinfeksi virus flu burung adalah menyembelih semua
unggas yang sakit dan yang sehat dalam satu kandang
(peternakan). Selain itu, dapat juga dilakukan dengan
cara disposal, yaitu membakar dan mengubur unggas
mati, sekam dan pakan yang tercemar, serta bahan dan
peralatan yang terkontaminasi.
3. Vaksinasi
Dilakukan pada semua jenis unggas yang sehat di
daerah yang telah diketahui ada virus flu burung.
Vaksin yang digunakan adalah vaksin inaktif (killed
vaccine) yang resmi dari pemerintah.
6
5. Seringlah mencuci tangan dan hindari meletakkan tangan di
hidung dan mulut.
6. Membiasakan hidup bersih dan menjaga kebersihan lingkungan.
7. Cukup istirahat.
Pencegahan
1. Pada Unggas:
a. Pemusnahan unggas/burung yang terinfeksi flu burung
b. Vaksinasi pada unggas yang sehat
2. Pada Manusia:
Kelompok berisiko tinggi (pekerja peternakan dan pedagang):
a. Mencuci tangan dengan desinfektan dan mandi sehabis
bekerja.
b. Hindari kontak langsung dengan ayam atau unggas yang
terinfeksi flu burung.
c. Menggunakan alat pelindung diri. (contoh : masker dan
pakaian kerja).
d. Meninggalkan pakaian kerja ditempat kerja.
e. Membersihkan kotoran unggas setiap hari.
f. Imunisasi.
3. Masyarakat umum:
a. Menjaga daya tahan tubuh dengan memakan makanan bergizi
& istirahat cukup.
b. Mengolah unggas dengan cara yang benar, yaitu : Pilih
unggas yang sehat (tidak terdapat gejala-gejala penyakit pada
tubuhnya)
c. Memasak daging ayam sampai dengan suhu ± 800 °C selama
1 menit dan pada telur sampai dengan suhu ± 640 °C selama
4,5 menit.
d. Basuh tangan sesering mungkin, penjamah sebaiknya juga
melakukan disinfeksi tangan (dapat dengan alcohol 70%,
atau larutan pemutih/khlorin 0,5%untuk alat2/instrumen)
e. Lakukan pengamatan pasif terhadap kesehatan mereka yang
terpajan dan keluarganya. Perhatikan keluhan-keluhan seperti
Flu, radang mata, keluhan pernafasan.
7
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Flu Burung adalah penyakit yang disebabkan oleh virus influenza
yang menyerang burung/unggas/ayam . Salah satu tipe yang perlu
diwaspadai adalah yang disebabkan oleh virus influenza dengan
kode genetik H5N1 (H=Haemagglutinin, N=Neuramidase) yang
selain dapat menular dari burung ke burung ternyata dapat pula
menular dari burung ke manusia Flu burung bisa menulari manusia
bila manusia bersinggungan langsung dengan ayam atau unggas
yang terinfeksi flu burung. Virus flu burung hidup di saluran
pencernaan unggas. Unggas yang terinfeksi dapat pula
mengeluarkan virus ini melalui tinja, yang kemudian mengering dan
hancur menjadi semacam bubuk. Bubuk inilah yang dihirup oleh
manusia atau binatang lainnya. Menurut WHO, flu burung lebih
mudah menular dari unggas ke manusia dibanding dari manusia ke
manusia. Belum ada bukti penyebaran dari manusia ke manusia, dan
juga belum terbukti penularan pada manusia lewat daging yang
dikonsumsi. Saat ini, penyebab flu burung adalah Highly Pothogenic
Avian Influenza Viru, strain H5N1 (H=hemagglutinin; N=
neuraminidase). Hal ini terlihat dari basil studi yang ada
menunjukkan bahwa unggas yang sakit mengeluarkan virus
Influenza A (H5N1) dengan jumlah besar dalam kotorannya. Virus
Inluenza A (H5N1) merupakan penyebab wabah flu burung pada
unggas. Secara umum, virus Flu Burung tidak menyerang manusia,
namun beberapa tipe tertentu dapat mengalami mutasi lebih ganas
dan menyerang manusia. Ada berbagai macam cara pengobatan dan
pencegahan dari penyakit flu burung ini.
8
DAFTAR PUSTAKA
http://dreamfile.wordpress.com/2012/03/09/flu-burung-gejala-cara-
penularan-pencegahan-dan-pengobatannya/