Kelompok 10
Nama kelompok :
Nuraini Dwi Ambarwati 1032201063
Ananda Chrisman Dwi P 1032201064
Agatha Claristha Fara E. 1032201065
Sekar Siwi Andaru 1032201066
Anissa Fitrah Wahyuni 1032201068
Dosen pengampu:
Ns. Seven Sitorus, M.Kep., Sp.KMB
Ns. Martha K. Silalahi, M.Kep
Flu burung adalah penyakit menular pada
spesies unggas yang disebabkan virus influenza
tipe A dengan berbagai subtipe. Burung
liar/migratory waterfowl merupakan reservoir
alamiah virus avian influenza di dalam saluran
cernanya dan tidak menimbulkan gejala
penyakit. Lain halnya dengan burung
peliharaan, ternak domestik termasuk ayam
dan kalkun sangat rentan terhadap virus ini
sampai menimbulkan kematian. (Kumala,
2005)
Etiologi
Penyebaran Penularan
Melalui air liur burung liar melalui air liurnya kontak langsung dengan unggas
yangsuka bermigrasi sering membuang kotorannya atau ayam yang sakit, penularan
ke danau, kolam atau sungai. melalui udara yang tercemar virus
Jika unggas minum air yang terkontaminasi tinja avian influenza, kontak dengan air
yang mengandung virus avian influenza, unggas liur dan kotoran ayam yang sakit.
tersebut akan sakit.
Karakteristik
Sifat-sifat virus avian influenza Virus H5N1 menurut (Kumala, 2005) yaitu:
○ Dapat bertahan hidup di air pada suhu 22°C sampai empat hari lamanya dan pada
suhu 0°C dapat hidup selama 30 hari.
○ Di dalam tinja atau tubuh unggas yang sakit virus dapat hidup lebih lama.
○ Virus H5N1 yang berada dalam daging ayam akan mati bila dipanaskan pada
suhu 56°C selama 3 jam atau 60°C selama 30 menit dan 80°C selama 1 menit.
○ Virus yang berada dalam telur ayam akan mati bila direbus pada suhu 64°C
selama 5 menit. Virus juga akan mati bila terkena detergent atau desinfektan
seperti formalin, iodium dan alkohol 70%.
Manifestasi Klinis
Dewasa ini terdapat 4 jenis obat antiviral untuk pengobatan ataupun pencegahan terhadap
influenza, yaitu
1. Amantadine
2. Rimantadine
3. Zanamivir
4. oseltamivir (tami flu).
Mekanisme kerja amantadine dan rimantadine adalah menghambat replikasi virus. Namun
demikian kedua obat ini sudah tidak mempan lagi untuk membunuh virus H5N1 yang
saat ini beredar luas (Beigel JH, et.al.2005).
Kegiatan Penanggulangan Bencana Flu Burung
1. Pengurangan resiko ● Depopulasi terbatas (focal culling)
Hasil dari investigasi ditindaklanjuti dengan Dilakukan pemusnahan secara terbatas
melakukan respon pengendalian penyakit terhadap unggas sakit atau kontak dengan
secara terpadu baik pada unggas maupun unggas sakit (sekandang), setelah
manusia, meliputi kegiatan: dimusnahkan dilakukan pembakaran dan
● KIE terpadu penguburan bangkai unggas. Petugas yang
KIE terpadu bisa dilakukan di lapangan melakukan depopulasi terbatas harus
bersamaan dengan penyelidikan epidemiologi menggunakan APD (alat pelindung diri)
oleh petugas kesehatan manusia dan petugas lengkap.
kesehatan hewan setempat, dalam bentuk ● Pembersihan dan disinfeksi
penyuluhan kepada masyarakat. Materi pesan Dilakukan pada kandang ditemukannya kasus
kunci KIE terpadu meliputi Perilaku Hidup positif AI pada unggas, termasuk barang dan
Bersih dan Sehat (PHBS), bahaya dan cara peralatan yang terkontaminasi. Pembersihan
penularan FB, pencegahan penularan FB, cara menggunakan air dan deterjen atau
beternak yang baik dan aman, serta desinfektan.
pelaporan dini masyarakat kepada petugas,.
● Penerapan biosekuriti pada ● Perlindungan pada kelompok risiko
seluruh rantai pemasaran tinggi di puskesmas dan rumah sakit
unggas meliputi: kegiatan meliputi:
a. Peternakan unggas komersial a. Diseminasi Informasi FB
sektor 1, 2, 3 b. Pengawasan biosekuriti
b. Pasar unggas/burung c. Dianjurkan pemberian vaksinasi
c. Pemeliharaan unggas di Influenza
lingkungan pemukiman d. Penyediaan APD atau PPE (personal
d. Tempat dan rumah pemotongan protection equipment) diprioritaskan
ayam kepada kelompok risiko tinggi
e. Tempat pengumpulan unggas seperti petugas kesehatan di rumah
sakit (RS) atau pelayanan kesehatan
lainnya, petugas laboratorium dan
petugas lapangan.
Strategi pengendalian flu burung