Anda di halaman 1dari 3

NAMA: DINA ZAKIHANIFAH KHAERUNNISA

NIM: O111 15 503

TUGAS ESSAY KOMUNIKASI MEDIK

Kesehatan Hewan sebagai Tonggak Kesehatan Manusia

Kesehatan hewan adalah segala urusan yang berkaitan dengan perawatan hewan,


pengobatan hewan, pelayanan kesehatan hewan, pengendalian dan penanggulangan
penyakit hewan, penolakan penyakit, medik reproduksi, medik konservasi, obat hewan dan
peralatan kesehatan hewan, serta keamanan pakan.

Aspek kesehatan hewan itu sangat penting untuk dikendalikan atau ditangani karena


ujung-ujungnya 80 persen yang terjadi di hewan bisa menular ke manusia atau disebut sebagai
Zoonosis. Zoonosis adalah suatu penyakit yang dapat ditularkan hewan ke manusia sehingga
akan berdampak juga pada kesehatan manusia. Penyakit zoonosis telah banyak terjadi di
masyarakat baik ditularkan oleh hewan kecil maupun ternak besar antara lain seperti rabies,
avian influenza, brucellosis, antraks, dll. Kasus penyakit tersebut telah banyak ditemukan di
lapangan oleh karena itu kementrian pertanian khususnya pada bidang Kesehatan Hewan
merancang suatu program yang dapat digunakan oleh dokter hewan, tenaga teknis kesehatan
hewan, dan peternak untuk dapat berkoordinasi dalam meningkatkan kesehatan hewan di
Indonesia.

Sistem Informasi Kesehatan Hewan Nasional yang terintegrasi Indonesia (iSIKHNAS)


diakui oleh Badan Kesehatan Dunia (OIE) sebagai salah satu sistem informasi kesehatan hewan
terbaik di Asia dan berpotensi untuk dapat dikembangkan di negara lain. Hal tersebut
disampaikan oleh Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Dirjen PKH) I Ketut
Diarmita pada acara pertemuan akhir Komite Koordinasi Program (PCC) Australia-Indonesia
Partnership for Emerging Infectious Diseases (AIPEID) di Ruang Rapat Utama I Ditjen PKH,
Kementerian Pertanian pada Selasa (18/09).

iSIKHNAS adalah sistem informasi kesehatan hewan Indonesia yang mutakhir. Sistem


ini menggunakan teknologi sehari-hari dalam cara yang sederhana. Ketika terjadi wabah dalam
suatu wilayah dan dilaporkan oleh klien dalam hal ini peternak kepada tenaga teknis kesehatan
hewan maka dapat melaporkannya melalui program ini. Setelah itu informasi akan disimpan dan
diolah ketika benar menyebabkan bahaya maka otomatis akan muncul informasi waspada
terhadap wabah penyakit tertentu dan di tetapkan dalam zona merah dalam suatu wilayah.
Program ini seperti program BKMG.

Tim iSIKHNAS dalam hal ini dokter hewan bersama dengan tenaga teknis kesehatan
akan diterjunkan langsung untuk pemberantasan dan penanggulan penyakit dengan cara
mengilangkan vektor penyebab penyakit, media pembawa penyakit, sanitasi dan biosecurity, dan
pengobatan serta peningkatan nutrisi pada hewan. Dalam hal ini, penyakit tidak akan terjadi jika
memperhatikan kesehatan hewan dengan cara pencegahan melalui vaksinasi.

Vaksinasi sangat penting pada hewan untuk menaikkan kekebalan tubuh berdasarkan
jenis antigen yang diberikan sehingga hewan dapat tercegah dari suatu penyakit tertentu.
Misalnya, pada ternak besar seperti sapi dapat diberikan vasinasi antraks untuk mencegah
terjadinya penyakit antrak sehingga antraks tidak dapat terjadi dan tidak menyerang ternak di
sekitarnya terlebih kepada manusia. Ketika tidak divaksinasi sementara dalam wilayah tersebut
pernah terjadi kejadian antraks maka kemungkinan antraks akan kembali muncul dan akan
berdampak kerugian karena ternak dapat mati secara mendadak, biaya pakan dan perawatan yang
diberikan akan sia-sia serta biaya pengobatan pada manusia yang terkena antraks yang cukup
mahal dan lebih parahnya dapat menyebabkan kematian. Ini seperti halnya pada hewan kecil
seperti kucing dan anjing. Kucing harus divaksinasi sejak usia sedini mungkin karena kitten
rentan terinfeksi virus berbahaya seperti FCV (Feline Calici Virus), FPV (Feline
Panleukopenia), (Feline RhinotracheitisVirus), Feline Clamydia dan rabies. FCV dan FPV dapat
diberikan pada kitten dari umur 6 minggu. FCV dan FPV wajib diberikan setiap 3-4 minggu
sekali hingga kitten berumur 4 bulan. Vaksin rabies diberikan setelah vaksin lengkap dilakukan.
Apabila kucing tidak pernah di vaksin FPV maka menyebabkan rendahnya jumlah sel darah
putih (leukosit) pada kucing sehingga sistem kekebalan tubuh melemah dan menyebabkan
diare yang berdarah, dehidrasi, malnutrisi, anemia, dan bahkan kematian. FCV penyebaran yang
cepat, dengan tingkat kematian hingga 67%. Awal gejala termasuk discharge keluar dari mata
dan hidung, ulserasi di mulut, anoreksia dan lesu, dan terjadi dalam satu sampai lima hari
pertama. Kemudian gejala termasuk demam, edema anggota badan dan wajah, sakit kuning, dan
beberapa organ mengalami sindrom disfungsi sehingga organ tidak menjalankan fungsinya
dengan baik dan terjadi kematian pada hewan kesayangan anda. Ini hanya beberapa kasus
kejadian penyakit yang disebabkan karena hewan tidak mendapatkan kekebalan tubuh (antibodi)
untuk melawan infeksi virus dan bakteri yang masuk ke dalam tubuh. Oleh karena itu lebih baik
mengeluarkan sedikit budget untuk biaya vaksin daripada harus menanggung kerugian yang
lebih banyak dari dampak yang ditimbulkan. Mari kita lestarikan kesehatan hewan untuk
menunjang kesehatan manusia. Manusya Mriga Satwa Sewaka VIVA VETERINER! VIVA
VETERINER INDONESIA!.

Anda mungkin juga menyukai