Anda di halaman 1dari 8

TUGAS MATA KULIAH

MANAJEMEN DAN KESEHATAN SAPI BALI

“DIMENSI TUBUH SAPI BALI DAN KOMENTAR KARYA ILMIAH”

Oleh

I Nyoman Surya Tri Hartaputera

1809511040

Kelas D

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN

UNIVERSITAS UDAYANA

2020
I
LAPORAN UKURAN DIMENSI TUBUH SAPI BALI JANTAN DAN
BETINA BERDASARKAN PROGRAM DIMENSI TUBUH SAPI BALI

Salah satu pengukuran yang bisa dilakukan terhadap Sapi Bali adalah
pengukuran dimensi panjang sapi bali dengan pedetnya, agar diketahui apakah ada
hubungan antara dimensi panjang induk dengan pedet, guna nantinya dipakai
sebagai acuan untuk perbaikan genetika ternak jika ditemukan hubungan antara
dimensi panjang tubuh induk dan pedet tersebut, sehingga nantinya didapatkan data
yang bisa digunakan sebagai dasar dalam peremajaan dan akan berdampak pada
perbaikan produktivitas bibit ternak (Saptajayanti, 2015).
Pengumpulan data dilakukan dengan melakukan pengukuran melalui program
dimensi tubuh sapi bali dengan menginput umur sapi. Akan dikeluarkan
pengukuran standard pada panjang kepala, telinga, leher, badan dan ekor melalui
program tersebut.
1) panjang kepala adalah ukuran terpanjang kepala. Pengukuran panjang
kepala diukur pada cermin hidung (planum nasolabiale) sampai perbatasan
intercornuale dorsale garis median.
2) panjang leher diukur dari perbatasan intercornuale sampai pada garis tegak
yang ditarik dari tuberositas lateralis dari humerus (sendi bahu/articulatio
scapulo humeri).
3) panjang tubuh adalah jarak antara tepi depan sendi bahu (toberositas
lateralis dari humerus) dan tepi belakang bungkul tulang duduk (tuber
echiadicum). Diukur dari garis tegak tuberositas lateralis dari humerus
(depan sendi bahu) sampai dengan tuber ischii (tepi belakang bungkul
tulang duduk).
4) panjang telinga adalah jarak antara pangkal telinga dengan ujung telinga.
5) panjang ekor adalah jarak antara pangkal ekor (vertebrae coccygaeperlama)
dengan ujung tulang ekor terakhir (vertebree coccygeae).
6) panjang tanduk adalah jarak antara pangkal tanduk dengan ujung tanduk.
7) tinggi flank diukur dengan menarik garis lurus dari processus transversus
dari vertebrae lumbalis ke III sampai teracak bagian bawah.
8) panjang kaki bagian belakang bawah diukur mulai dari phalanx tertium
sampai sendi tarsal (articulatio tarso-metatarseae).
9) panjang kaki bagian belakang tengah diukur dari articulatio genu (sendi
bakul) sampai sendi tarsal / articulatio tarso-metatarseae.
10) panjang kaki bagian belakang atas diukur dari articulatio genu (sendi bakul)
sampai dengan processus spinosus pertama dari cacrum.
11) tinggi tubuh adalah ukuran tinggi ternak bersangkutan. Diukur dari bagian
tertinggi taju tegak (processus spinosus dari vertebrae thoracalis IV-V)
tegak lurus sampai ke tanah.
12) panjang kaki depan bagian bawah dimulai dari ujung distal phalanx tertium
sampai carpal (articulatio carpo metacarpeae).
13) panjang kaki depan bagian tengah dimulai dari carpal (articulatio carvo
metacarpeae) sampai dengan arhealatio cubiti.
14) panjang kaki depan bagian atas dimulai dari arhealatio cubiti sampai
dengan daerah taju tegak (processus spinosus os vertebrae rhoracalis IV).
15) lingkar dada adalah ukuran besarnya tubuh bagian depan dari sapi yang
bersangkutan. Pengukuran lingkar dada dengan jalan melingkari dada di
belakang sendi siku, tegak lurus vertikal bidang median tubuh.
16) lingkar kemudi adalah ukuran besarnya tubuh bagian belakang dari sapi
yang bersangkuatn. Pengukuran lingkar kemudi dilakukan dengan
melingkari pada abdomen di depan tuber coxae pelvis tegak lurus terhadap
bidang median tubuh.
17) lingkar leher belakang diukur dengan cara melingkari leher di depan sendi
bagu (articulatio scapulo humeralis) tegak lurus terhadap bidang median
tubuh.
18) lingkar leher depan dilakukan dengan cara melingkari leher di belakang
sudut rahang bawah (angulur mandibulae) vertikal tegak lurus terhadap
bidang median tubuh.
19) dalam kemudi adalah jarak antara titik tertinggi kemudi dan tepi bagian
bawah kemudi. Diukur dengan cara menarik garis lurus dari titik tertinggi
kemudi sampai tepi bagian bawah kemudi (os sacrum).
20) dalam dada adalah jarak antara puncak gumba dan tepi bagian bawah dada.
Diukur dengan caran menarik garis lurus dari puncak gumba sampai tepi
bagian bawah dada (crista sterni dari manubrium sterni) mengikuti garis
lurus vertikal tegak lurus terhadap bidang median tubuh.
21) dalam leher adalah jarak antara titik tertinggi leher dan tepi bagian bawah
leher. Diukur dengan cara menarik garis lurus dari titik tertinggi leher
(processus spinosus dari vertebrae thoracalis IV) sampai tepi bagian bawah
leher di muka depan vertibrae tuberositas lateralis dari humerus.
22) lebar kepala diukur pada dorsal tanduk, dari tanduk sebelah kiri ke tanduk
sebelah kanan (tepi luar processus supraorbitalis dextra et sinistra) di
bawah mata.
23) lebar leher diukur dari kulit sisi lateral os vertebrae cervicalis VI, mulai dari
bagian kiri ke kanan.
24) lebar pipi diukur dari permukaan luar dahi (ossa forntalis) atau tulang
hidung (ossa nasalis) melingkar di depan mata garis tegak lurus dari kepala
dorsal.
25) lebar dada adalah jarak antara sendi bahu (humeralis) kiri dan kanan. Diukur
dengan cara menarik garis horizontal antara tepi luar sendi bahu kiri dan
kanan (tuberositas lateralis dari humerus dextra et sinistra) tegak lurus
bidang median tubuh.
26) lebar kemudi adalah jarak terlebar di daerah bokong (gluteus). Diukur
dengan cara menarik garis horizontal pada tepi luar tuber coxae kiri dan
kanan tegak lurus bidang median tubuh.
27) lebar pantat adalah jarak terlebar dari pantat. Diukur dengan cara menarik
garis horizontal dari kulit lateral tuber ischium dextra ke tuber ischium
sinistra.
A. Dimensi Tubuh Sapi Bali Baru Lahir

Ukuran dimensi panjang pedet jantan baru lahir tidak nyata (P>0.05) lebih
besar daripada ukuran pedet betina baru lahir.

B. Dimensi Tubuh Sapi Bali Umur 6 Bulan

Ukuran dimensi panjang pedet jantan umur 8 bulan terdapat 11 ukuran tidak
nyata (P>0.05) lebih besar daripada ukuran pedet betina umur 8 bulan pada
ukuran tinggi flank, tinggi tubuh, panjang kaki depan bawah, lingkar dada,
lingkar kemudi, dalam dada, dalam kemudi, dalam leher, lebear kemudi,
lebar pantat dan berat badan (kg). Sedangkan ukuran lainnya nyata (P<0.05)
lebih besar.

C. Umur 36 Bulan

Ukuran dimensi panjang sapi bali jantan umur 36 bulan nyata (P<0.05) lebih
besar daripada ukuran sapi bali betina umur 36 bulan.

Dimensi panjang merupakan salah satu ukuran tubuh yang dapat digunakan
sebagai indikator produktivitas ternak karena dengan melihat dimensi panjang
maka dapat dilihat keberhasilan suatu manajemen pemeliharaan dan dapat
digunakan dalam penentuan apakah induk tersebut masih perlu dipertahankan atau
diganti dengan indukan yang baru (Saptajayanti, 2015).
II
TANGGAPAN KARYA ILMIAH “APPLICATION OF INDONESIAN’S
NATIONAL STANDARD FOR GROUPING OF BALI CATTLE WITH
CLUSTER AND BIPLOT ANALYSIS”

Melalui karya ilmiah ini pembaca dapat mengetahui bahwasanya terdapat


SNI mengenai sapi Bali. Dalam SNI ini sapi Bali dibedakan menjadi kelas I, II,
dan III. Dengan menggunakan pengukuran sapi Bali berdasarkan analisis
cluster dan biplot dapat dengan mudah digambarkan dalam bentuk tabel
ataupun grafik sehingga memudahkan untuk menentukan kelas sapi Bali.
Analisis biplot memberikan informasi tambahan lebih dari analisis cluster.
DAFTAR PUSTAKA

Sampurna, IP., Nindhia, TS., Susari NNW., Suatha, IK., 2020. Apllication of
Indonesian’s National Standard for Grouping of Bali Cattle with Cluster
and Biplot Analysis. Journal of Veterinary and Animal Sciences Vol. 3(2):
57 – 68.

Saptajayanti, NNJ., Suatha, IK., dan Sampurna, IP. 2015. Hubungan Antara
Dimensi Panjang Induk Dengan Pedet Pada Sapi Bali. Buletin Veteriner
Udayana Vol. 7(2).

Anda mungkin juga menyukai