Anda di halaman 1dari 2

Pembahasan xylazine

Xylazine HCl Injection (xylazine) merupakan senyawa non-narkotika yang


digunakan sebagai obat penenang dan analgesik serta relaksasi otot. Kegiatan
penenang dan analgesic dari xylazine terkait dengan depresi sistem saraf pusat. Efek
relaksasi ototnya didasarkan pada penghambatan transmisi intranural impuls di sistem
saraf pusat. Xylazine bekerja melalui mekanisme yang menghambat tonus simpatik
karena xylazine mengaktivasi reseptor postsinap α2-adrenoseptor sehingga
menyebabkan medriasis, relaksasi otot, penurunan denyut jantung, penurunan
peristaltik, relaksasi saluran cerna, dan sedasi (Sumirat 2016). Kelemahan xylazine
adalah efek analgesia yang tidak dapat diukur. bradikardi, hipotensi, hipoventilasi,
disrrithmia, menghasilkan efek seperti tertidur, khususnya pada anjing dan kucing
disertai muntah (Dart, 1999).

Xylazine bisa digunakan sendiri atau dikombinasikan dengan obat lain seperti
benzodiazepin atau opioid untuk menghasilkan sedasi. Xylazine juga dapat
dikombinasikan dengan anestesi injeksi seperti ketamine, tiopental, dan propofol atau
anestesi inhalasi seperti halotan dan isofluran untuk menghasilkan anestesi yang lebih
baik. Penggunaan xylazine dapat digunakan untuk pre anasthesi, Preanestesi adalah
pemberian zat kimia sebelum tindakan anestesi umum dengan tujuan utama
menenangkan pasien, menghasilkan induksi anestesi yang halus,mengurangi dosis
anestetikum, mengurangi atau menghilangkan efek samping anestetikum, dan
mengurangi nyeri selama operasi maupun pasca operasi (Debuf 1991; McKelvey dan
Hollingshead 2003). Penggunaan pada kucing akan menyebabkan terjadi muntah
sedangkan pada anjing menyebabkan anjing menelan ludah secara berlebihan. Dosis
yang diberikan pada anjing adalah 1-2 mg/kg BB diberikan secara intramuskuler
(Kumar, 1997). Sedangkan kucing dosis yang diberikan 0.25 to 0.5 mg per pound
(0.5 to 1 mg/kg) secara intravenous atau 0.5 to 1 mg per pound (1 to 2 mg/kg)
secara intramuscular atau subcutaneous(Ruben 2015)

Daftar Pustaka

Dart, C.M. 1999. Advantages and disadvantages of using aipha-2 agonists in


veterinary practice. Australian Veterinary Journal 177(11).720-722.
Debuf Y M. 1991. The Veterinary Formulary. Ed ke-1. London. The Pharmaceutical
Press. London.181 – 1994

McKelvey D, Hollingshead KW. 2003. Veterinary anaesthesia and analgesia. Ed


ke-3. United State of America: Mosby, 448 hlm.

Ruben. 2015. Xylazine for Dogs and Cats[Internet]. https://www.petplace.com/article/drug-


library/drug-library/library/xylazine-rompun-for-dogs-and-cats/ . Diakses pada 21
Maret 2018.

Santosa. 2014. Anastesiologi. Universitas Gajah Mada.

Sumirat I. 2016. Penggunaan, Cara Kerja dan Efek Samping Atropin, Xylazine, dan
Ketamin sebagai Obat Anastesi Total pada Kucing dan Anjing[Internet].
https://catatandrhikhsansumirat.co.id/2016/09/penggunaan-cara-kerja-dan-efek-
samping_21.html. Diakses pada 21 Maret 2018.

Anda mungkin juga menyukai