Anda di halaman 1dari 3

CYSTITIS PADA KUCING

Risalia Elite Dityasari 145130101111067


Hartati Citra Uli Cibro 145130101111066
Merry Kristin Felle 145130120111001
2014-D4
Program Studi Pendidikan Dokter Hewan, Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas
Brawijaya, Malang

ABSTRAK

Paper ini dibuat dengan latar belakang kepentingan pembelajaran tentang analisa hasil
pemeriksaan urin atau urinoology untuk menjadi salah satu penunjang penegakan diagnosa.
Rekam medis di salah satu klinik menunjukkan anamnesa seekor kucing mengalami pollakiuria
dan periuri, pakan kering, tinggi protein, bersifat asam dan rendah magnesium. Selanjutnya
dilakukan uji lanjutan yaitu urinalisis untuk menunjang peneguhan diagnosa penyakit.
Berdasar hasil urinalisis, kucing di diagnosa mengalami Cystitis. Cystitis merupakan kejadia
yang sering terjadi pada kucing domestik, yaitu mengalami pembesaran paa vesica urinaria.

Kata kunci: Cystitis, Kucing, Urinalisis.

PENDAHULUAN STUDI KASUS


Patologi Klinik merupakan suatu Terdapat seekor kucing jantan dengan usia
cabang dari patologi yng berperan dalam 8 tahun datang ke klinik hewan. Kucing
analisis dan interpretasi medik dari sample merupakan kucing ras domestic short hair.
sample cairan tubuh (Salasia, 2014).
Pemeriksaan urinology ini memiliki tujuan ANAMNESA
sebagai bagian dari penegakkan dari Pemilik melaporkan kucing mengalami
diagnose pasien agar mendapatkan hasil pollakiuria dan periuria, pakan kering,
yang lebih akurat lagi serta dapat juga tinggi protein, bersifat asam dan rendah
digunakan sebagai dasar dari pengambilan magnesium (dikonsumsi selama 4 tahun).
atau penentuan tindakan yang selanjutnya.
Kejadian cystitis pada kucing di PEMERIKSAAN FISIK
Indonesia belum terpublikasikan secara Hewan aktif, body score ideal, tidak
lengkap. Hal ini dapat dilihat dari ditemukan abnormalitas kecuali sewaktu
kurangnya data mengenai kasus ini vesica urinaria dipalpasi terasa keras dan
sehingga perlu dilakukan pengumpulan kucing melakukan perlawanan.
data untuk mengetahui frekuensi kejadian HASIL PEMERIKSAAN URIN
cystitis di Indonesia. Cystitis merupakan Metode pengambilan urin : Cystocentesis
peradangan pada vesika urinaria yang Penyimpanan : Tidak disimpan di kulkas,
umum terjadi pada hewan domestik sebagai urin segar.
bagian dari infeksi saluran urinaria Parameter Keterangan
(Widmer et al, 2004). Warna Merah
Kejernihan Berawan
BJ 1,058
pH 5,5 DIAGNOSA
Protein 100 mg/dl Berdasarkan data yang didapat dari
Darah +3 anamnesa yaitu mengalami pollakiuria dan
Glukosa Negatif periuria. Setelah dilakukan pemeriksaan
Keton Negatif
fisik yaitu vesica urinaria terasa sakit ketika
Bilirubin Negatif
Silinder Tidak ditemukan dilakukan palpasi dan kucing melakukan
Leukosit 7-10 / LPB perlawanan. Diduga mengalami gangguan
Eritrosit 60-80 /LPB sistem urinari berupa peradangan pada
Sel 5-7 /LPB, transitional, vesica urinaria atau cystitis.
epithelial small
Kristal Kalsium oksalat, ada (+) ANALISA HASIL
Bakteri Tidak ditemukan WARNA
Warna normal urin pada kucng
PEMERIKSAAN PENUNJANG yaitu kuning pucat hingga kuning
Pemeriksaan penunjang perlu
kecoklatan. Namun pada pasien ditemukan
dilakukan meneguhkan diagnosa sementara
urin berwarna merah, hal ini juga didukung
yang diberikan oleh dokter hewan.
dengan jumlah eritrosit yang berlebihan di
Urinalisis merupakan evaluasi diagnostik
dalam urin (Rizzi, 2014).
yang sangat penting bagi gangguan sistem
urinari. Sampel dapat dikoleksi melalui
BJ
cystocentesis, kateterisasi atau koleksi dari BJ normal pada kucing yaitu 1,025
litter tray. Cystocentesis dan kateterisasi hingga 1,060. Pasien diatas memiliki BJ
lebih digunakan untuk kultur bakteri dan urin sebesar 1,058. Hal ini berarti BJ urin
analisis rutin urin. Selain itu juga dapat pasien masih berada dalam batas normal.
menggunakan dipstik untuk mengetahui
keberadaan darah, protein, glukosa dalam PH
urine dan pemeriksaan sedimentasi untuk Pasien kucing memiliki pH sebesar
melihat keberadaan eritrosit dan leukosit 5,5 yang berarti menunjukkan dalam
dalam urine, sel epitel, droplet lipid dan keadaan asam. Range normal pada pH urin
kristal (Bovens, 2011). kucing yaitu 6-7,5. Pada saat pasien
USG dapat dilakukan sebagai menderita penyakit, maka pH menjadi
pemeriksaan penunjang untuk melihat asam. Pada saat pH berubah menjadi asam
keberadaan urolith serta evaluasi terhadap merupakan tanda adanya abnormalitas atau
dinding vesica urinaria dan uretra. Jika kelainan yang terjadi karena ginjal
terjadi peningkatan atau ketebalan pada mengimbangi efek perubahan pH di dalam
vesica urinaria maka dapat diindikasikan tubuh (Rizzi, 2014).
terjadi inflamasi seperti cystitis atau
urolithiasis. Selain USG, uji radiografi PROTEIN
selanjutnya yaitu X-ray. X-ray dapat Hanya terdapat sebagian kecil
dilakukan untuk melihat kondisi vesica protein plasma disaring di glomerulus yang
urinaria, uretra maupun organ tubuh diserap oleh tubulus ginjal dan
lainnya guna memastikan keadaan diekskresikan ke dalam urin. Jumlah
anatomis pasien. protein plasma normal dalam urin kucing
yaitu 0-30 mg/dl (Galgut, 2013). Pada ditemukan jumlah eritrosit sebanyak 60-
pasien terdapat jumlah protein yang 80/LPB. Peningkatan eritrosit yang
melebihi batas normal yaitu 100 mg/dl. signifikan ini disebabkan karena adanya
Proteinuria dalam kucing selalu patologis. respon inflamasi sehingga pembuluh darah
mengalami vasodilatasi (Bijianti dkk,
DARAH 2010).
Keberadaan normal darah dalam
urin yaitu negatif atau seharusnya tidak ada KRISTAL
darah di dalam urin. Namun pada pasien Formasi kristaluria yang terbentuk
terdapat darah dalam urin hingga +3. dapat diindikasikan oleh pH urin. Nilai pH
Penyebab reaksi darah positif yaitu urin <7 atau asam, cenderung terbentuk
hematuria akibat dari trauma maupun kalsum oksalat dehidrat, cystin, sodium urat
patologis adanya peradangan, adanya dan xanthin (Stockhom dan Scot, 2002).
urolithasis, neoplasia dan penyakit infeksi Hal ini telah sesuai, karena pH urin pasien
saluran perkemihan (Galgut, 2013). dalam keadaan asam, maka kristal yang
terbentuk yaitu kalsium oksalat.
GLUKOSA & KETOn
Glukosa yang terdeteksi pada uji KESIMPULAN
dipstick yang normal yaitu negatif atau Berdasarkan hasil sinyalmen,
tidak ada glukosa dan keton dalam urin. anamnesa serta analisa hasil urinalisis dapat
Dalam urin pasien tidak terdapat glukosa. disimpulkan bahwa dalam kasus tersebut
Hal ini menandakan glukosa dan keton urin bahwa kucing didiagnosa mengalami
dalam keadaan yang normal. Cystitis.

BILIRUBIN REFERENSI
Secara normal, bilirubin tidak Bijianti, R. Yuliani, G. Wahyuni, R. 2010.
dijumpai pada urin. Dalam urin pasien tidak Buku Ajar Patologi Klinik Edisi
terdapat bilirubin. Hal ini menandakan Pertama. Unair Press : Surabaya.
bilirubin urin dalam keadaan yang normal. Bovens, Catherine. 2011. Feline Lower
Urinary Tract Disease, A Diagnostic
LEUKOSIT Approach. Feline Update Autumn
Pada umumnya, urin yang diambil 2011. The Feline Centre Langford
secara cystocentesis memiliki jumlah and Pfizer Animal Health.
leukosit kurang dari 3. Namun pada pasien Galgut, B. 2012. Urinalysis – A Review.
ditemukan jumlah leukosit sebanyak 7- Vepalabs Veterinary Pathology.
10/LPB. Peningkatan leukosit terjadi Australia.
karena respon fisiologis untuk melawan Rizzi, T. 2014. Urinalysis In Companion
mikroorganisme (Bijianti dkk, 2010). Animals. Todays Technician.
Oklahoma State University.
ERITROSIT Salasia, dkk. 2010. Patologi Klinik
Pada umumnya, urin yang diambil Veteriner: Kasus Patologi Klinis.
secara cystocentesis memiliki jumlah Yogyakarta: Penerbit Samudra Biru.
eritrosit kurang dari 3. Namun pada pasien

Anda mungkin juga menyukai