(Akita Inu)
(CASE REPORT : EHRLICHIOSIS (Ehrlichia canis) IN AKITA DOG (Akita Inu)
ABSTRAK
Ehrlichiosis merupakan penyakit penting pada anjing yang disebabkan oleh bakteri
intraselular gram negatif dari genus Ehrlichia yang termasuk dalam famili Anaplasmataceae.
Seekor anjing Akita Inu diperiksa di Rumah Sakit Hewan, Fakultas Kedokteran Hewan,
Universitas Udayana dengan keluhan; lemas, lethargi, nafsu makan dan minum menurun. Hasil
pemeriksaan fisik pada kulit ditemukan infestasi capak Rhipicephalus, leleran pada mata dan
kotoran pada telinga. Pemeriksaan hematologi rutin menunjukkan terjadi anemia mikrositik
hipokromik, trombositopenia. Pemeriksaan darah dengan test kit menunjukkan positif E. canis.
Sehingga anjing kasus didiagnosis menderita ehrichiosis. Pengobatan dengan menggunakan
doksisiklin, injeksi viamin dan sangobion sebagai terapi suportif.
Kata kunci: Anjing, Ehrlichia canis.
ABSTRACT
Ehrlichiosis is an important disease in canine caused by an intracellular gram negative
bacteria of the genus Ehrlichia, under the family Anaplasmataceae. A Akita Inudog was
examined at Rumah Sakit Hewan, Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Udayana, Bali with
a complaint; weakness, lethargy, and anorexia. Results of physical examination, in the skin was
found infestation the brown dog tick, Rhipicephalus, dirt on eyes and ear. Routine hematological
examination indicates micrositic hipochromic anemia, thrombocytopenia. Blood tests with test
kits showed positive E. canis. So the case dog was diagnosed ehrichiosis. Treatment using
doxycycline, inject viamin and sangobion as supportif terapy.
Keywords : Ehrlichia canis, Dog.
PENDAHULUAN
Parasit darah yang menyerang seekor anjing memiliki agen kausalis yang beragam.
Beberapa agen tersebut sering kali memiliki gejala klinis yang hampir sama sehingga penentuan
diagnosa dalam kejadian parasit darah harus berhati-hati. Penentuan diagnosa klinis disesuaikan
dengan anamnesa, pemeriksaan fisik, dan diagnostika penunjang yang telah dilakukan. Selain
itu, yang menjadi pertimbangan agen dari sebuah penyakit ini adalah geografi terkait iklim dan
kondisi lingkungan.
Ehrlichia sp. merupakan salah satu agen parasit darah yang sering menyerang anjing.
Ehrlichia merupakan agen bakteri gram negatif, obligat intraseluler pleomorfik yang masuk ke
dalam famili Anaplasmataceae. Ehrlichia utamanya menginfeksi sel darah putih, membentuk
agregat intrasitoplasma yang disebut morula (Mylonakis dan Theodorou 2017). Ehrlichiosis
dapat menyerang anjing pada semua umur, dan semua jenis ras anjing (Procajlo et al. 2011).
Ehrlichiosis pada anjing merupakan penyakit yang ditularkan melalui vektor yang disebut canine
vector-borne diseases (CVBD). Gejala klinis yang dapat muncul dari penyakit ini dapat berupa
akut, subklinis, dan kronis. Secara umum gejala klinis yang dapat muncul adalah demam,
anoreksia, kelemahan, epistaksis, limfadenopati, hingga edema pada bagian tubuh tertentu
(Kottadamane et al. 2017).
Canine monocytic ehrlichiosis (CME) sendiri merupakan penyakit parasit darah pada anjing
yang disebabkan oleh Ehrlichia canis dan ditularkan melalui vektor Rhipicephalus sanguineus.
Penularan penyakit Ehrlichiosis pada anjing dapat terjadi melalui gigitan caplak yang berpindah
dari satu anjing ke anjing lainnya, caplak bertindak sebagai vektor transmisi dari anjing satu ke
anjing lainnya. Pemeriksaan darah sering mendapatkan hasil adanya bicytopenia atau pancytopenia
(trombositpenia, anemia, dan leukopenia) (Tsachev et al. 2013).
Ehrlichiosis pada anjing dilaporkan terdistribusi di seluruh dunia. Ehrlichia canis dapat
menginfeksi semua jenis anjing, tetapi anjing gembala Jerman tampak lebih rentan,
mengakibatkan morbiditas dan mortalitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan ras anjing yang
lain (Harrus dan Waner, 2011).
Laporan ini membahas tentang kasus ehrlichiosis pada anjing Akita Inu di Denpasar,
Bali.
REKAM MEDIK
Signalement
Hewan kasus seekor anjing ras Akita betina bernama kimi berwarna hitam-putih dengan
umur 3,5 tahun berat badan 24,7 kg dengan behavior kurang aktif di bawa ke Rumah Sakit
Hewan FKH Universitas Udayana.
A B
Gambar 1. (A) Hewan Kasus Anjing (Kimi), (B) Menunjukan Infestasi caplak pada leher
Anamnesis
Berdasarkan keterangan pemilik anjing tersebut tampak lemas dan nafsu makan menurun
sejak sehari sebelumnya. Sebelumnya pernah di groming di vet shop sebulan lalu, saudaranya
pernah terkena parasit darah sebulan lalu. Anjing tersebut sudah pernah divaskin dan diberikan
obat cacing dua minggu sebelumnya.
Pemeriksaan Fisik/Tanda Klinis
Pemeriksaan fisik dilakukan dengan cara inspeksi, palpasi, dan auskultasi. Status present
anjing yaitu, frekuensi jantung 132 kali/menit, frekuensi nafas 88 kali/menit, suhu tubuh 39,9 oC
dan capillary refill time (CRT) <2 detik, turgor normal. Pada pemeriksaan fisik ditemukan
infestasi caplak, terdapat leleran pada mata, telinga terlihat kurang bersih. Secara umum anjing
tampak lethargi, lemas dan kurang aktif. Data pasien diambil pada tanggal 28 april 2021 di
Rumah Sakit Hewan Pendidikan Universitas Udayana.
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang yang dilakukan adalah tes kit ( BioNote, Inc. Republic of Korea),
pemeriksaan darah rutin dan pemeriksaan ulas darah. Hasil pemeriksaaan tes kit menggunakan
(Antigen rapid, BioNote, inc, Republic of Korea) menunjukkan hasil positif mengandung
antibodi E. canis dan negatif Anaplasma spp. Pemeriksaan ulas darah agen E. canis ditemukan
dalam leukosit, bersifat intrasitoplasmik, berbentuk coccoid. Hasil pemeriksaan hematologi rutin
menunjukkan bahwa anjing Kimi mengalami anemia mikrositik hipokromik, dilihat dari nilai
RBC rendah, HB rendah, MCV rendah, trombositopenia,
SIMPULAN
SARAN
UCAPAN TERIMAKASIH
Penulis ucapkan terimakasih kepada , bapak Hasanudin selaku pemilik hewan kasus,
kepada Rumah Sakit Hewan Pendidikan Universitas Udayana yang telah memberikan akses
pemeriksaan hewan kasus, Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana, dan semua pihak
yang telah membantu dalam menyelesaikan laporan kasus ini.
DAFTAR PUSTAKA