Disusun oleh :
Mirza Astiyani Agustina, S.K.H.
19/451436/KH/10355
Dosen Pembimbing
Prof. Dr. drh. Sri Hartati, SU.
YOGYAKARTA
2021
INTISARI
Oleh:
Mirza Astiyani Agustina, S.K.H (19/451436/KH/10355)
Dosen Pembimbing
Prof. Dr. drh. Sri Hartati, SU.
Serta krusta
PEMERIKSAAN DARAH RUTIN
Pengertian
Pioderma berasal dari kata pio yang berarti nanah dan derma yang
berarti kulit, sehingga piodema didefinisikan sebagai infeksi pada kulit dan
jaringan lunak yang dicirikan dengan adanya nanah yang disebabkan oleh bakteri
dan umum terjadi pada anjing. Pioderma merupakan hasil dari gangguan
mekanisme pertahanan lokal, yang memungkinkan invasi bakteri sekunder pada
kulit seperti alergi dan parasit. Berdasarkan kedalaman kulit yang terlibat,
pyoderma bisa diklasifikasikan sebagai surface, superficial, dan deep pioderma
(Sykes et al, 2014).
Surface pyoderma terjadi ketika bakteri berproliferasi bagian eksternal
permukaan kulit dan memicu respons peradangan. Superficial pyoderma bakteri
menginfeksi lapisan epidermis superfisial yang terletak tepat di bawah stratum
korneum. (lapisan kulit paling luar) dan bagian rambut folikel di atas duktus
sebasea (infundibulum). Superficial pyoderma merupakan pioderma yang paling
sering ditemukan pada anjing. Deep pyoderma menginfeksi dermis, subkutan,
atau jaringan dibawahnya. Pada anjing, jenis pioderma yang umum terjadi adalah
superficial pyoderma (Sykes et al, 2014).
Etiologi
Penyebab infeksi pioderma yang paling sering ditemukan adalah
Staphylococcus pseudintermedius, namun juga ditemukan spesies Staphylococcus
lainnya yaitu S. schleiferi, S. aureus, and S. lugdunensis. Pada kasus lainnya
bakteri Streptococcus sp, Klebsiella sp, Escherichia coli, dan Pseudomonas sp
diisolasi pada anjing yang terinfeksi pioderma. Pioderma yang terjadi berulang
umumnya merupakan infeksi sekunder dari proses suatu penyakit seperti
demodekosis, infestasi kutu atau caplak, alergi kulit, Malassezia dermatitis,
seborrhea, dan skabies (Hnilica dan Patterson, 2017; Reddy et al, 2016).
Gejala Klinis
Surface pyoderma umumnya disebabkan oleh trauma kulit superfisial,
seperti pada lipatan bibir, wajah, dan ekor. Hot spot atau dermatitis piotraumatik
terjadi akibat trauma dan infeksi sekunder dermatitis akibat infestasi kutu, yang
secara umum ditemukan di area lumbosacral. Tanda klinis dari surface pyoderma
adalah eritema, pruritus, alopesia, eksudasi, dan bau busuk. Lesi kronis ditandai
dengan adanya likenifikasi dan hiperpigmentasi. Pioderma mukokutan ditandai
dengan erosi dan ulserasi dengan atau tanpa pengerasan pada kulit yang meliputi
bibir, planum nasal, nares, perioral, dan kadang pada anus, vulva, preputium, dan
kelopak mata (Sykes et al, 2014).
Lesi awal pada superficial pyoderma adalah papula eritema folikuler
(papula pada folikel rambut). Pus (nanah) terakumulasi pada epidermis dan folikel
rambut disebut dengan pustule. Pustula dan papula merupakan lesi primer. Pustula
yang pecah menimbulkan papula berkrusta. Epidermal collarette adalah lesi
bersisik yang berbentuk lingkaran pada epidermis dan merupakan sisa papula
yang pecah. Pada anjing dengan rambut yang tebal, sisik yang dihasilkan
terperangkan pada mantel rambut saat epidermal collerette terkelupas
menyebabkan fragmen rambut terlepas dan folikel rambut rusah sehingga terjadi
alopesia. Papula berkerak, epidermal collerette, dan alopesia merupakan lesi
sekunder. Pioderma superfisial umumnya terjadi akibat alergi atau dermatitis
atopik, endokrinopati (hiperadrenokortisisme atau hipotiroidisme), dan ektoparasit
(Sykes et al, 2014).
a b
Gambar 1. (a) Superficial pyoderma, (b) Deep pyoderma (Sykes et al, 2014)
Deep pyoderma menginfeksi kulit bagian dermis, subkutan, dan
jaringan dibawahnya, serta folikel rambut dengan atau tanpa pecahnya folikel atau
furunkulosis. Pecahnya folikel akan menyebabkan granuloma sebagai respon
peradangan. Perbedaan lesi antara surface, superficial, dan deep pyoderma dapat
dilihat pada tabel 1.
Diagnosa
Terapi
KESIMPULAN
Berdasarkan anamnesa, pemeriksaan fisik, pemeriksaan hematologi,
dan pemeriksaan sitologi maka diagnosa penyakit pada anjing Ruby adalah
pioderma. Terapi yang diberikan berupa Amoxicillin Clavulanat,, Dipenhidramin,
dan Hematodin.
DAFTAR PUSTAKA