Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN MANDIRI

Infeksi Cysticercus pisiformis dan Listeria monocytogenes pada Kelinci

KAJIAN PATOLOGI KLINIK

Disusun oleh:
Mirza Astiyani Agustina, S.K.H.
20/458156/KH/10526

Dosen Pembimbing:
drh. Dinar Arifianto, M.Sc.

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN


UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2021
LAPORAN PEMERIKSAAN PATOLOGI KLINIK

Jenis Hewan : Kelinci, betina, 2 tahun


Anamnesa : Kelinci merupakan hewan peliharaan yang
dikandangkan di dalam rumah. Pakan yang
diberikan berupa nugget, hay, dan sayur segar
yang berasal dari kebun pemilik. Terdapat 3
ekor kelinci di rumah tersebut yang
menunjukkan gejala yang sama, namun 2 ekor
lainnya sudah mati.
Gejala Klinis : Hewan lemah, letargi, tidak nafsu makan, berat
badan menurun, membran mukosa pucat ,
palpasi pada abdomen menunjukkan rasa sakit
dan distensi, rambut kusam.
Perubahan Makroskopik : Berdasarkan pemeriksaan patologi anatomi
ditemukan beberapa perubahan pada organ
hepar, cor, dan otak. Hepar membesar dan
menebal, konsistensi keras, warna hepar
mengalami perubahan menjadi coklat-
kekuningan, saat di incisi terdapat spot putih
yang merupakan jalur fibrosa dan apabila
ditekan parasit bisa diekstrusikan) Cor
menunjukkan adanya area multifokal berwarna
putih. Otak kelinci membesar dan mengalami
kongesti.
Perubahan Mikroskopik : Berdasarkan pemeriksaan histopatologi dari
organ organ yang mengalami perubahan
didapatkan pada hepar terdapat granuloma yang
berisikan Cysticercus pisiformis, nekrosis
fokal, infiltrasi limfosit, steatosis, degenerasi
melemak dan degradasi hepatoseluler.
Miokardium menunjukkan infiltrasi makrofag
dan limfosit serta fragmentasi miosit. Otak
menunjukkan adanya mikroabses dan reaksi
mikroglia, perivascular cuffing, infiltrasi
mononuklear dan eritrosit
Diagnosa : Infeksi Cysticercus pisiformis dan Listeria
monocytogenes.
Hematologi dan Kimia Darah Infeksi Cysticercus pisiformis pada Kelinci

Tabel 1. Hasil dari pemeriksaan hematologi dan kimia darah pada kelinci yang
terinfeksi Cysticercus pisiformis
Parameter Satuan Standar Hasil Keterangan
Eritrosit 106 µl 5.11–6.51 3.7 Menurun
Hemoglobin g/dl 9.8–15.8 7.3 Menurun
PCV % 31.0–48.6 24.35 Menurun
MCV fl 57.8–65.4 65.07 Normal
MCH pg 17.1–23.5 14.34 Menurun
MCHC % 28.7–35.7 26.51 Menurun
Leukosit 103/µl 5.2–10.6 4.024 Menurun
Limfosit % 31.5–52.1 30.00 Menurun
Neutrofil % 36.4–50.4 55.89 Meningkat
Monosit % 6.6–13.4 1.32 Menurun
Eosinofil % 0.8–3.2 5.0 Meningkat
Basofil % 2.4–6.2 0.22 Menurun
Total protein g/dl 5.4-7.5 4.78 Menurun
Albumin g/dl 2.7-5.0 2.99 Normal
Globulin g/dl 1.5-2.7 1.59 Normal
Glukosa mg/dl 75-155 149.51 Normal
Bilirubin mg/dl 0-0.7 6.54 Meningkat
Kreatinin mg/dl 0.5-2.5 9.54 Meningkat
ALT U/L 45-80 84.36 Meningkat
AST U/L 35-130 90.58 Normal
(Jori, 2016; Moore et al., 2010; Melilo, 2007)

Interpretasi
Pemeriksaan darah dan kimia darah pada kelinci menunjukkan:
 Penurunan eritrosit, hemoglobin, dan PCV mengindikasikan terjadinya anemia.
Anemia disebabkan karena malnutrisi (defisiensi zat besi, asam folat, vitamin
B12 atau vitamin B6) (Jori, 2016).
 Penurunan MCH dan MCHC menunjukkan terjadinya anemia hipokromik pada
kelinci tersebut. Hal tersebut karena kurangnya zat besi dan vitamin B6 (Jori,
2016).
 Penurunan leukosit terjadi sebagai reaksi dari gangguan pada organ (hepar, cor,
dan otak) kelinci yang terinfeksi (Jori, 2016).
 Peningkatan neutrofil dan penurunan limfosit mengindikasikan adanya infeksi
(Melilo, 2007).
 Peningkatan eosinofil mengindikasikan pada jaringan yang kaya akan sel mast,
adanya abses, serta berhubungan dengan penyakit parasit pada saat larva
bergerak melalui jaringan (Melilo, 2007).
 Peningkatan bilirubin mengindikasikan adanya gangguan hati seperti hepatitis
atau sirosis (Melilo, 2007).
 Nilai ALT yang meningkat sedikit di atas normal mengindikasikan bahwa
kelinci terkena paparan konsentrasi zat beracun yang rendah seperti resin atau
aflatoksin. Peningkatan signifikan ALT dikaitkan dengan gangguan hati.
Analisis Urin pada Kelinci yang Terinfeksi Cysticercus pisiformis

Tabel 2. Hasil pemeriksaan urin yang terinfeksi Cysticercus pisiformis

Parameter Kelinci normal Hasil Keterangan


Volume urin 20-350 ml 150 ml Normal
Warna Kuning pucat – merah Oranye Normal
kecoklatan
Berat Jenis 1.003-1.036 1.020 Normal
pH 8-9 7.5 Abnormal
Protein 0-20 mg/dl 5 mg/dl Normal
Urobilinogen Negatif-positif lemah +2 Abnormal
Bilirubin Negatif (-) Normal
Sel darah merah 0-3 sel / lapang pandang kuat 0 Normal
Sel darah putih Negatif Negatif Normal
Glukosa Negatif Negatif Normal
Benda keton Negatif Positif Abnormal
 (Jenkins, 2008; Benson dan Paul-Murphy, 1999; Parrah, 2013)
Interpretasi
Pemeriksaan urin pada kelinci menunjukkan
 Penurunan nilai pH berhubungan dengan kondisi kelaparan
 Urobilinogen positif mengindikasikan gangguan hati seperti hepatitis dan
sirosis
 Benda keton positif mengindikasikan kelaparan atau anoreksia
Kesimpulan
Berdasarkan pemeriksaan hematologi dan kimia darah serta pemeriksaan
urin kelinci tersebut terinfeksi Cysticercus pisiformis.

Hematologi dan Kimia Darah Infeksi Listeria monocytogenes pada Kelinci


Tabel 3.Hasil dari pemeriksaan hematologi dan kimia darah pada kelinci yang
terinfeksi Listeria monocytogenes
Parameter Satuan Standar Hasil Keterangan
Eritrosit 106 µl 5.11–6.51 5.18 Normal
Hemoglobin g/dl 9.8–15.8 7.67 Menurun
PCV % 31.0–48.6 23.00 Menurun
MCV fl 57.8–65.4 44.43 Menurun
MCH pg 17.1–23.5 14,77 Menurun
MCHC % 28.7–35.7 32,30 Normal
3
Leukosit 10 /µl 5.2–10.6 22.00 Meningkat
Neutofil 103 /µl 20.23 37.60 Meningkat
3
Limfosit 10 /µl 12.56 7.93 Menurun
Monosit 103 /µl 2.41 7.02 Meningkat
Total protein g/dl 5.4-7.5 3.61 Menurun
Albumin g/dl 2.7-5.0 1.03 Menurun
Globulin g/dl 1.5-2.7 2.58 Normal
Glukosa mg/dl 75-155 42.86 Menurun
Kreatinin mg/dl 0.5-2.5 1.44 Normal
ALT U/L 45-80 71.00 Normal
AST U/L 35-130 116.00 Normal
(Ibrahim et al, 2016; Pamukcu et al, 2004; Moore et al., 2010; Melilo, 2007)

Interpretasi
Pemeriksaan darah dan kimia darah pada kelinci menunjukkan:
 Penurunan hemoglobin, PCV, MCV, MCH, dan MCHC menunjukkan adanya
anemia hipokromik mikrositik.
 Leukositosis yang berkaitan dengan neutrofilia, limfopenia, dan monositosis
mengindikasikan infeksi bakteri yang menyebabkan lesi supuratif dan nekrosis.
 Penurunan total protein dan albumin menunjukkan adanya keadaan malnutrisi
dan penyakit hepar.

Analisi Urin pada Kelinci yang Terinfeksi Listeria monocytogenes


Tabel 4. Hasil pemeriksaan urin yang terinfeksi Listeria monocytogenes

Parameter Kelinci normal Hasil Keterangan


Volume urin 20-350 ml/kg/hari 170 ml Normal
Warna Kuning pucat – merah Oranye Normal
kecoklatan
Berat Jenis 1.003-1.036 1.020 Normal
pH 8-9 8.0 Normal
Protein 0-20 mg/dl 0 Normal
Urobilinogen Negative-positif lemah Negatif Normal
Sel darah merah 0-3 sel / lapang pandang 0 Normal
kuat
Sel darah putih Negatif Negatif Normal
Bilirubin Negative +2 Abnormal
Glukosa Negative Negatif Normal
Benda keton Negatif + Abnormal
(Jenkins, 2008; Benson dan Paul-Murphy, 1999; Parrah, 2013)
Interpretasi
 Bilirubinuria merupakan penanda hiperbilirubinemia terkonjugasi dan
menjadi tanda awal gangguan hati atau gangguan empedu
 Benda keton positif mengindikasikan kelaparan atau anoreksia
Kesimpulan
Berdasarkan pemeriksaan hematologi dan kimia darah serta pemeriksaan
urin menunjukkan kelinci tersebut terinfeksi oleh bakteri Listeria monocytogenes.
DAFTAR PUSTAKA
Ibrahim, G. A., dan Ibrahim, H. N. 2016. Bacteriological, Clinic-Pathological
Studies of Listeria monocytogenes in Rabbits and Detection of Some
Virulence Genes by Polymerase Chain Reaction (PCR). Egypt J Chem
Environ Health 2 (2): 250-264.
Benson, K. G., dan Paul-Murphy, J. 1999. Clinical Pathology of the Domestic
Rabbit. Veterinary Clinics of North America Exotic Animal Practice 2
(3):539-551.
Jenkins, J. R. 2008. Rabbit Diagnostic Testing. Journal of Exotic Pet Medicine 17
(1): 4-15.
Jori, M. M. 2016. The Effect of Cysticercus pisiformis on the Haematological and
Biochemical Parameters of Rabbits in Basrah Province. Life Science
Archives 2 (2): 458-463.
Melilo, A. 2007. Rabbit Clinical Pathology. Journal of Exotic Pet Medicine. 16
(3): 135-145.
Moore, D. M. 2010. Haematological Assesment in Pet Rabbits. Veterinary Clinics
of North America Exotic Animal Practice 18 (1): 9-19.
Pamukchu, T., Yarim, G. F., Kabakci, N., Yarim, M., dan Duru, O. 2004.
Experimental Listeriosis in Rabbits: Biochemical Changes in Serum and
Cerebrospinal Fluid. Revue Med Vet 156 (5): 253-258.
Parrah, S. D., Maulvi, B. A., Gazi, M. A., Makhdoomi, D. M., Athar, H., Win, M.
U., Dar, S., dan Mir, A. Q. 2013. Importance of Urinalysis in Veterinary
Practice. A Review, Vet World 6 (9): 640-646.

Yogyakarta, 22 Maret 2021

Dosen Pembimbing Mahasiswa Kodil


Koasistensi Diagnostik Laboratorik Koasistensi Diagnostik Laboratorik

drh. Dinar Arifianto, M.Sc. Mirza Astiyani Agustina, S.K.H.

Anda mungkin juga menyukai