Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Kedokteran Hewan
pada
Fakultas Kedokteran Hewan
Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala
karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih
dalam penelitian yang dilaksanakan pada bulan Mei 2016 ini adalah ektoparasit
pada sapi dengan judul Aspek Reproduksi Caplak Sapi Indonesia Rhipicephalus
(Boophilus) microplus.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Prof Dr Drh Upik Kesumawati Hadi
MS dan Drh Supriyono MSi selaku pembimbing. Di samping itu, penghargaan
saya sampaikan kepada teman-teman saya terutama yang berada di bawah
bimbingan Divisi Parasitologi dan Entomologi Kesehatan IPB dan kepada
Gregorius Giga yang telah membantu saya dalam berbagai bentuk. Ungkapan
terima kasih juga disampaikan kepada orang tua serta seluruh keluarga, atas
segala doa dan dukungannya.
Penulis menyadari masih banyak terdapat kekurangan dalam karya ilmiah
ini sehingga kritik dan saran sangat diharapkan. Semoga karya ilmiah ini
bermanfaat.
DAFTAR TABEL vi
DAFTAR GAMBAR vi
PENDAHULUAN 1
Latar Belakang 1
Tujuan Penelitian 1
Manfaat Penelitian 1
TINJAUAN PUSTAKA 2
Klasifikasi 2
Morfologi 2
Siklus Hidup 3
Peran Caplak Rhipicephalus (Boophilus) microplus 4
Pengendalian Caplak Rhipicephalus (Boophilus) microplus 4
METODE 5
Waktu dan Tempat Penelitian 5
Metode Penelitian 5
Analisis Data 6
HASIL DAN PEMBAHASAN 6
Morfologi Caplak Rhipicephalus (Boophilus) microplus 6
Periode Pra-Oviposisi 8
Periode Oviposisi dan Masa kubasi Telur 8
Fekunditas Telur Rhipicephalus (Boophilus) microplus 9
SIMPULAN DAN SARAN 12
Simpulan 12
Saran 12
DAFTAR PUSTAKA 12
RIWAYAT HIDUP 14
vi
DAFTAR TABEL
1 Periode pra-oviposisi R. (Boophilus) microplus berdasarkan bobot
badan. 8
2 Periode oviposisi dan periode pra-penetasan R. (Boophilus) microplus
berdasarkan bobot badan. 9
3 Bobot badan, bobot telur, dan jumlah telur R. (Boophilus) microplus 10
4 Jumlah Telur R. (Boophilus) microplus yang dihasilkan per hari
berdasarkan bobot badan. 10
DAFTAR GAMBAR
1 Caplak betina R. (Boophilus) microplus dewasa engorged. 2
2 Siklus hidup R. (Boophilus) microplus. 3
3 Morfologi caplak R. (Boophilus) microplus kenyang darah 6
4 Telur dan caplak betina dewasa. 7
5 Peletakan telur caplak Rhipicephalus (Boophilus) microplus 7
6 Rata-rata jumlah telur R. (Boophilus) microplus yang diproduksi per
hari. 11
1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
TINJAUAN PUSTAKA
Klasifikasi
Morfologi
Siklus Hidup
Siklus hidup R.(Boophilus) microplus berupa telur-larva-nimfa-caplak
dewasa. Caplak dewasa setelah kawin akan menghisap darah sampai kenyang,
lalu jatuh ke tanah untuk bertelur. Larva yang baru menetas akan mencari
inang dengan bantuan olfaktoriusnya. Bila tidak cepat mendapat induk semang
yang baru larva dapat menahan lapar untuk berminggu-minggu bahkan sampai
berbulan-bulan. Setelah berhasil mendapatkan induk semang dan menghisap
darahnya, larva akan melepaskan diri dari induk semang untuk berganti kulit
(molting) menjadi nimfa (Hendrix dan Robinson 2006). Nimfa menghisap darah
kembali, setelah kenyang akan jatuh ke tanah dan berganti kulit menjadi caplak
dewasa. Satu siklus hidup berkisar antara 6 minggu sampai tiga tahun (Hadi
2010). Caplak dewasa dapat bertelur sekitar 300-5000 butir per caplak (Hendrix
dan Robinson 2006). Caplak memerlukan ± 1 tahun untuk menyelesaikan satu
siklus hidup di daerah tropis dan lebih dari satu tahun di daerah lebih
dingin.
METODE
Metode Penelitian
Koleksi Caplak
Sampel caplak dikoleksi secara manual dari tubuh sapi dan menggunakan
bendera caplak di sekitar padang penggembalaan di peternakan sapi rakyat
Jonggol, Kabupaten Bogor, Indonesia.
Pemeliharaan Caplak
Caplak betina dewasa sebanyak 25 caplak diletakkan secara individual
dalam tabung kaca pada suhu ruang (25oC–27oC) dan kelembaban relatif (80–
90%). Tabung kaca ditutup menggunakan spon dan diberi lubang udara. Seluruh
tabung kaca diletakkan di atas wadah yang di bawah wadah telah diisi air untuk
menjaga kelembapan dan menghindari serangga lain mendekat. Selama penelitian
caplak tidak diberi makan.
Analisis Data
Jumlah telur caplak dianalisis menggunakan metode statistik uji One Way
Anova dan uji Korelasi. Uji One Way Anova digunakan untuk melihat perbedaan
jumlah telur yang dihasilkan setiap hari dan dilanjutkan dengan Uji Tukey . Uji
korelasi digunakan untuk melihat hubungan antara bobot badan dan jumlah telur
yang dihasilkan. Perangkat statistik yang digunakan SPSS Statistics 22 dan
Microsoft Excel.
Tungkai
Telur
Sefalotoraks
Abdomen
Periode Pra-Oviposisi
Hasil pengamatan bobot badan caplak yang digunakan sebagai sampel dapat
dibedakan menjadi lima kelas dan dihitung rata-rata periode pra-oviposisinya
seperti disajikan pada Tabel 1.
Tabel 1 Periode pra-oviposisi telur R.(Boophilus) microplus berdasarkan bobot
badan.
No Kelas (gram) Median Jumlah Mean
Caplak Periode Pra-
oviposisi
(hari)
1. 0.01–0.05 0.01 3 5.50 (5–6)a
2. 0.06–0.10 0.10 5 4.40 (4–6)a
3. 0.11–0.15 0.13 6 4.50 (4–5)a
4. 0.16–0.20 0.17 9 4.33 (4–5)a
5. 0.21–0.25 0.23 2 4.00 (4)a
Rata-rata 4.55
Huruf superscript yang sama pada kolom yang sama menunjukkan hasil yang tidak berbeda nyata
(p>0.05)
Hasil pengamatan bobot badan caplak dapat dibedakan menjadi lima kelas
dan dihitung rata-rata periode oviposisi dan periode pra-penetasannya seperti
disajikan pada Tabel 2.
9
Lima caplak (20%) dari 25 sampel caplak diambil secara acak untuk diamati
lebih lanjut bobot badan, bobot telur dan jumlah telur yang dihasilkan setiap
harinya seperti yang disajikan pada Tabel 3 dan Tabel 4.
10
Tabel 3 Bobot badan, bobot telur, dan jumlah telur R. (Boophilus) microplus.
No Bobot Badan Jumlah Bobot Telur
Sampel Telur (butir) Total
(gram) (mg)
1. 0.08 1394 100
2. 0.13 2325 100
3. 0.15 2890 100
4. 0.20 3539 300
5. 0.22 4209 300
Rata-rata 0.16 2871 200
Hari ke-
Gambar 6 Rata-rata jumlah telur R. (Boophilus) microplus yang diproduksi per
hari.
Simpulan
Saran
Perlu adanya penelitian lebih lanjut tentang daya tetas telur karena terdapat
telur-telur yang tidak menetas pada saat penelitian.
DAFTAR PUSTAKA
RIWAYAT HIDUP