Anda di halaman 1dari 20

Bovine Viral Diarrhea

(BVD)
Oleh :

Ade Syahriani Aritonang, S.KH


2102501010028
Point-point pembahasan

Epidemiologi
01 Pendahuluan 02 Etiologi
03

Diagnosa dan
Pengenalan Differensial Pengendalian
04 Penyakit 05 diagnosa 06 Penyakit
01. Pendahuluan
• Bovine Viral Diarrhea (BVD) merupakan
penyakit viral pada sapi yang disebabkan
oleh virus BVD.
• Penyakit ini mudah ditularkan diantara
sapi dan telah menyebar ke seluruh dunia.
• Virus BVD termasuk pestivirus yang
diklasifikasikan sebagai virus RNA famili
Flaviviridae.
Taksonomi
• Kingdom : Orthornavirae
• Phylum : Kitrinoviricota
• Class : Flasuviricetes
• Ordo : Amarillovirales
• Family : Flaviviridae
• Genus : Pestivirus
• Spesies : Bovine virus diarrhea (BVD)
02. Etiologi
• Boviene viral diarrhea virus (BVDV)
• virus RNA
• hubungan antigenik yang mirip dengan Virus Hog cholera (sampar
babi)
• Partikel virus berbentuk bulat, mempunyai tiga macam ukuran
1. berukuran 80 -100 nm, pleomorf, merupakan virion matang yang
mempunyai selaput
2. berukuran 30 - 50 nm, dan
3. partikel kecil dengan ukuran 15-20 nm yang dianggap
mengandung antigen larut.
03. Epidemiologi
• Sifat Alami Agen
-peka terhadap RNAse dan dapat diektraksi dengan fenol dari virionnya
-peka terhadap ether, kloroform dan pelarut lemak lainnya
-peka terhadap pH rendah dan
-inaktif pada suhu 56°C
-stabil pada suhu rendah dan dapat hidup bertahun-tahun bila dikering
bekukan dan disimpan pada suhu -70° C

• Spesies Rentan
-Sapi umur 6-24 bulan
-kambing, domba, kerbau dan rusa
lanjutan...
• Pengaruh Lingkungan • Sifat Penyakit
-penyakit meningkat pada -penyakit dapat berupa diare
musim dingin, (39%), radang paru (35%), lesi
mulut (11%), lesi mata (10%)
-pada hewan yang dilepas dan keguguran (5%).
maupun yang dikandangkan.
-morbiditas mencapai 25 % dan
-umum terjadi pada sapi potong mortalitas dapat mencapai 90 -
dibanding pada sapi perah. 100 %.
-Pada anak sapi, biasa terjadi
pada umur 6 -10 bulan.
lanjutan...
• Distribusi Penyakit
-Di Indonesia penyakit ini pertama kali dilaporkan pada tahun
1985 di Sulawesi dan Kalimantan
-Selanjutnya dalam kurun waktu yang tidak lama penyakit ini
timbul di tempat lain, baik di pulau Sulawesi ataupun di pulau
lainnya.
• Cara Penularan
-kontak langsung dan tidak langsung
- makanan yang terkontaminasi feses dan secara aerosol
-juga dapat menyebar melalui urin dan leleran hidung hewan
sakit.
04. Pengenalan Penyakit
Gejala Klinis

a. Bentuk Subklinis
Paling banyak dijumpai di Amerika Serikat dan daerah enzootik lainnya.
Gejalanya meliputi demam yang tidak begitu tinggi, lekopenia, diare ringan dan secara serologis
ditemukan antibodi dengan titer yang tinggi.

b. Bentuk Akut
-secara alami masa inkubasi 1-3 minggu, pada infeksi percobaan gejala klinis terlihat setelah 4-10 hari
-suhu sedikit meningkat disertai dengan menurunnya jumlah leukosit hingga 50 %
-kasus di alam turunnya produksi susu, lesu, nafsu makan turun, dan temperatur tinggi 41 OC bersamaan
-Diare biasanya profuse dan berair, berbau busuk berisi mukus dan darah
-Lesi pada mukosa pipi, erosi pada bagian bibir, bagian belakang langit-langit keras, gusi, sudut mulut dan
lidah -dehidrasi & kelesuan berlangsung sangat cepat, dan kematian terjadi pada 5 - 7 hari setelah gejala klinis
terlihat
lanjutan...
c. Bentuk Sub Akut atau Kronis
- sapi yang bertahan hidup, tetapi tidak sembuh benar terlihat diare, kekurusan yang berlangsung
cepat, bulu terlihat kasar dan kering, kembung kronis, dan erosi kronis pada rongga mulut dan kulit
-pada kasus kronis hewan dapat bertahan hidup hingga 18 bulan, dan selama itu hewan mengidap
anemia, leukopenia,neutropenia dan lymphopenia (pancitopenia).

d. Bentuk Neonatal
-banyak dijumpai pada pedet dengan umur kurang dari 1 bulan
-ditandai dengan suhu yang tinggi, diare, serta gangguan pernafasan
-pedet penderita kebanyakan berasal dari induk yang sakit atau induk dengan kekebalan rendah
-infeksi umumnya terjadi pasca kelahiran dan pada infeksi prenatal terjadi sindrom kelemahan
pedet dan diikuti dengan diare
lanjutan..
Patologi .
-Bangkai penderita tampak kurus, dehidrasi, di daerah sekitar anus kotor dan
mata cekung
-Lesi ditemukan terutama pada alat pencernaan berupa erosi, bercak-bercak
atau tukak yang jelas terbatas dengan tepi yang tidak teratur
-Abomasum mengalami pendarahan, edema dan nekrosis
-Perdarahan terkadang dijumpai pada jaringan bawah kulit, selaput vagina
dan epikardium
-Kelenjar limfe pada usus biasanya normal atau sedikit udematus, sedang
kelenjar limfe servikal retrofaringeal membesar
lanjutan..
Patologi .
-Secara histopatologik terjadi degenerasi
sel
-Pada usus halus perubahan yang nyata
terjadi pada peyer petches dengan epitel
yang nekrotik sedangkan kelenjar
menjadi cystic.
-Pada Iamina propia dan submukosa
biasanya terjadi edema, pembendungan
atau pendarahan, serta infi ltrasi leukosit.
-Jaringan limfoid mengalami nekrosis
05. Diagnosa
• Uji serologik dan isolasi virus dengan kultur jaringan.
• Pada stadium demam, virus dapat diisolasi dari leukosit, limpa, kelenjar
limfe, selaput lendir dan usus halus.
• Isolasi biasanya dilakukan dengan kultur jaringan sel lestari yang berasal
dari ginjal embrio sapi (Mardin Darby Bovine Kidney), jaringan limpa dan
testis dengan ditandai cytopathogenic effect (CPE) (tipe patogenik) dan ada
yang non CPE (non patogenik).
• Virus diidentifikasi dengan uji virus neutralization (VN) ataudengan
fluorescene antibody technique (FAT).
• Diagnosa kawanan ternakdapat dilakukan dengan pasangan serum dengan
complement fixation test (CFT).
Differentsial Diagnosa

• Malignant Catharal Fever (MCF)


• Infectious Bovine Rhinotrachetis (IBR)
• Jembrana pada Sapi Bali
06. Pengobatan

Pengobatan secara khusus terhadap BVD


tidak ada. Pengobatan dapat dilakukan secara
sistematis untuk mencegah, mengurangi infeksi
sekunder dan mengurangi kekurusan yang
melanjut.
Makanan diganti dengan makananyang lunak
tapi bergizi (konsentrat)
Pencegahan dan Pengendalian
• Melakukan program vaksinasi BVD pada setiap
sapi yang baru lahir dan baru datang.
• Sanitasi dengan melakukan desinfeksi kandang
secara rutin dan dilakukan dengan kombinasi
sistem all in, all out.
• Hewan yang sakit dan hewan lain yang kontak
dengan hewan tersebut diisolasi.
• Hanya membawa hewan dari peternakan yang
mempunyai program vaksinasi yanng efektif.
• Isolasi hewan baru selama 30 hari sebelum kontak
dengan hewan peternakan.
Daftar Pustaka

Anonimus. 1999. Manual Diagnostik Penyakit Hewan. Direktorat Jenderal


Peternakan dan Japan International Cooperation Agency (JICA),
Jakarta.
Blood DC, OM Radostis, JA Henderson, JH Arundel and CC Gay. 1985.
Veterinary Medicine. 6”’ Ed. Balliere Tindall. London. England.
Heinrich Pette Institue, Leibniz Istitue for Experimental Virology.
Merck Anmal Health.
Thanks!
CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo,
including icons by Flaticon, infographics & images by Freepik

Anda mungkin juga menyukai