Anda di halaman 1dari 2

Tugas Koasistensi Laboratorium Mikrobiologi

Dosen : drh. Erina, M.Sc


Nama : Ade Syahriani Aritonang
NPM : 2102501010028
Kelompok : 4A
Hari, tgl : Rabu, 24 November 2021

“Pekan Kesadaran Antimikroba Sedunia 2021”


Antimikroba adalah zat-zat kimia yang dihasilkan oleh fungi dan bakteri,
zat tersebut memiliki khasiat atau kemampuan untuk mematikan atau menghambat
pertumbuhan kuman sedangkan toksisitas terhadap manusia relative kecil.
Resistensi antimikroba adalah kondisi yang terjadi bila kuman atau mikroorganisme
penyebab infeksi seperti bakteri, virus, jamur dan parasit akan berubah sehingga
memiliki kemampuan membuat obat-obat untuk mengobati infeksi menjadi tidak
efektif lagi atau mikroba menjadi lebih kebal. Antimikroba meliputi antibiotik atau
atau antibakteri, antivirus, anti jamur dan anti parasit.
Antibiotik adalah obat yang digunakan hanya untuk membunuh infeksi yang
disebabkan oleh bakteri dan tidak bisa untuk infeksi virus atau jamur. Apabila
digunakan sembarangan akan membuat bakteri menjadi lebih kebal dan pengobatan
infeksi akan sulit diobati dan dapat menyebabkan kematian dan begitupun
selainnya. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam penggunaan antibiotik
yaitu:
1. Tidak menggunakan antibiotik sembarangan.
2. Antibiotik harus diberi dengan resep dokter.
3. Tidak menyimpan antibiotik sebagai persediaan dirumah.
4. Tidak memberi antibiotik sisa kepada orang lain.
5. Tidak membuang sisa antibiotik disembarang tempat.
Resistensi antimikroba memunculkan ancaman serius bagi Indonesia dan
dunia. WHO memprediksi pada tahun 2050 apabila resistensi antimikroba tidak
dapat dikendalikan maka total kematian akan mencapai 10 juta per tahun. Penyakit
yang disebabkan dari mikroba yang resisten akan memicu penggunaan antimikroba
dengan dosis yag lebih tinggi, atau membutuhkan antimikroba baru. Sehingga biaya
yang dikeluarkan lebih besar dan berdampak pada kualitas Kesehatan manusia.
Penyakit menjadi lebih sulit diobati dan meningkatakan resiko kematian terutama
pada anak-anak, populasi lansia dan masyarakat yang mengalami penurunan fungsi
imun atau imunosupresif. Disisi lain jumlah penemuan mikroba baru sangat sedikit
dibandingkan dengan kejadian mikroba yang resisten dengan antimikroba sangat
cepat. Apabila tubuh kebal terhadap antimikroba menyebabkan tubuh beresiko
terhadap tindakan medis seperti transpalantasi, kemoterapi atau operasi besar, yang
dikhawatirkan dapat menjadi penyebab kematian. Atau dapat digunakan menjadi
senjata biologis. Ancaman ini terjadi apabila tidak ada upaya untuk mengendalikan
resistensi antimikroba.
Dalam penanggulangan resistensi antimikroba, perlu diidentifikasi
penyebab terjadinya resistensi antimikroba itu sendiri. Mikroba dapat bermutasi
dan resisten terhadap antimikroba baik secara alamiah atau karena penggunaan
antimikroba yang berlebihan (overuse) atau tidak sesuai ketentuan dan
pemanfaatannya yang salah (misuse). Resistensi antimikroba terjadi melalui lima
mekanisme yaitu:
1. Faktor alami atau mutasi, dimana mikroba yang resisten akan tetap
hidup dan bereproduksi menjadi jumlah yang banyak,
2. Bakteri resisten akan memberikan gen resisten tersebut ke bakteri lain
yang masih sesitif,
3. Bakteri resisten yang berasal dari hewan kemudian menular kemanusia,
4. Bakteri yang resisten berasal dari lingkungan yang tercemar
antimikroba,
5. Bakteri yang resisten menyebar dari satu negara ke negara lain (global
traveling).
Berdasarkan hasil pengawasan Badan POM, masih ditemukan adanya
“DIVERSI” atau pengalihan bahan obat antimikroba manusia ke hewan yaitu
amoxicillin dan antimikroba lainnya. Semakin banyak antimikroba yang digunakan
semakin parah bahaya resistensi antimikroba (AMR). Agar antimikroba tetap
efektif, kita harus mengubah cara kita mengunakan obat-obatan ini. Serta
meningkatkan hieginitas produksi pangan asal hewan dan seluruh sistem pangan.
Kita bisa menekan laju penyebaran AMR dengan: (1) Menjaga makanan tetap aman
dengan membersihkan, memasak, dan mendinginkan, serta mencegah kontaminasi
silang. (2) Menjelaskan tentang AMR kepada orang lain. (3) Mencari petunjuk
ahli/tenaga Kesehatan sebelum menggunakan antimikroba.
Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk melawan resistensi antimikroba
dalam dunia pertanian dan peternakan:
1. Lakukan pembersihan sesering mungkin untuk menyingkirkan kuman
yang dapat membuat hewan dan manusia sakit.
2. Pisahkan hewan yang sakit untuk mencegah infeksi menyebar.
3. Pastikan pakan hewan tetap kering dan disimpan dengan aman dari
potensi sumber kuman.
4. Cegah stres pada hewan.
5. Pastikan hewan mendapat nutrisi yang baik.
6. Vaksinasi.
7. Mintalah petunjuk tenaga kesehatan hewan sebelum mengobati hewan.

Anda mungkin juga menyukai