Anda di halaman 1dari 10

ARTIKEL JALAK BALI

(Leucopsar rothschildi)

Anggota Kelompok :

1. Cherly Putri Ramadhani


2. Muhammad Yafiq Fero
3. Daniar Prabayuditha
4. Mutiara
5. Rahmatia

SMA MUHAMMADIYAH WONOSOBO

2020
JALAK BALI

(Leucopsar rothschildi)

Jalak Bali (Leucopsar rothschildi) adalah sejenis burung pengicau berukuran sedang,
dengan panjang lebih kurang 25cm dari suku Sturnidae. Ia turut dikenali sebagai Curik
Ketimbang Jalak. Jalak Bali hanya ditemukan di hutan bagian barat Pulau Bali atau berada di
alam liar Taman Nasional Bali Barat (TNBB) dan merupakan hewan endemik Indonesia.
Burung ini juga merupakan satu-satunya spesies endemik Bali dan pada tahun 1991dinobatkan
sebagai lambang fauna Provinsi Bali.

Jalak Bali ditemukan pertama kali pada tahun 1910. Nama ilmiah Jalak Bali dinamakan
menurut pakar hewan berkebangsaan Inggris, Walter Rothschild, sebagai orang pertama yang
mendeskripsikan spesies ini ke dunia pengetahuan pada tahun 1912.

Jalak bali masuk ke dalam kingdom animalia, filum chordata, kelas aves, ordo
Passeriformes, sturnidae, genus Leucopsar, spesies L. rothschildi.

Burung jalak ini merupakan salah satu jenis burung kicauan yang memiliki tampilannya
sangat indah, suara sangat merdu dan juga merupakan suatu burung kicauan yang dilindungi
oleh Pemerintah Indonesia karena memang masuk ke dalam daftar jenis burung yang mulai
punah karena penangkapan liar yang dilakukan oleh orang – orang tidak bertanggung jawab.
A. CIRI – CIRI DAN KARAKTERISTIK JALAK BALI
Setiap makhluk pasti memiliki ciri-ciri atau karakteristik sendiri, berikut ciri
– ciri yang dimiliki Burung Jalak Bali ;

1. Fisik tubuh Jalak Bali berukuran sedang, yaitu berkisar 24 cm – 26 cm.


2. Memiliki ciri khusus, yaitu mempunyai bulu yang putih pada seluruh tubuhnya.
Selain pada ujung ekor serta bagian sayapnya yang memiliki warna hitam.
3. Burung jalak bali ini punya ciri yang khas yaitu pipinya tak ada bulunya.

4. Memiliki telur yang berbentuk oval berwarna hijau kebiruan dengan ukuran
rata-rata berdiameter antara 2-3 cm.
5. Kaki burung ini berwarna abu-abu dengan jumlah 4 jari jemari. Jari yang 1 ke
belakang sedangkan yang 3 ke depan.
6. Paruhnya yang runcing dengan panjang antara 2 hingga 5 cm. Bagian atasnya
terdapat peninggian yang memipih tegak. Dengan warna abu-abu sedikit
kehitaman dengan ujung yang warnanya kuning agak kecokelat-cokelatan.
7. Burung Jalak Bali memiliki mata berwarna coklat tua, namun didaerah kelopak
mata terdapat bagian yang tidak berbulu dengan warna biru tua yang khas.
8. Ukuran badan burung Jalak Bali secara umum burung yang jantan sedikit lebih
besar. Dan juga mempunyai kuncir yang terlihat lebih panjang.
9. Memiliki beberapa helai bulu jambul yang indah, baik pada jenis kelamin jantan
maupun betina.
10. Jalak bali merupakan jenis burung omnivora.

B. PERBEDAAN BURUNG JALAK JANTAN DAN BETINA

 Kepala jantan lebih besar, berbentuk panjang.


Sedangkan kepala betina lebih kecil dan
cenderung bulat.
 Jambul jantan lebih panjang, sedangkan jambul
betina relatif lebih pendek.
 Ukuran tubuh jantan lebih besar dan gagah,
sedangkan betina tampak lebih ramping.
C. KELEBIHAN JALAK BALI

Semua makhluk ciptaan Tuhan masing – masing pasti diberi kelebihan,


berikut ini adalah kelebihan yang ada pada Jalak Bali :

1. Memiliki warna tubuh yang terlihat sangat indah

2. Kualitas suara juga sangat merdu

3. Terkadang dapat menari sembari berkicau

4. Merupakan salah satu burung mewah

D. HABITAT, POPULASI, MAKANAN, DAN REPRODUKSI JALAK BALI

Jalak Bali biasanya hidup di pepohonan seperti pohon palem sebagai


tempat tinggal, Jalak Bali pada umumnya melacak lubang yang ada di pohon
guna berlindung dan juga bertelur atau semak-semak liar dikawasan hutan luas
yang rimbun dan tertutup.

Kehidupannya di alam liar, burung Jalak Bali memiliki kebiasaan


mengkonsumsi buah-buahan yang ada di hutan. Selain itu juga makan hewan
melata yang kecil dan serangga yang ada melimpah di hutan.

Ketika pertama kali diidentifikasi pada 1910, diperkirakan 300 – 900


ekor hidup di alam liar. Hasil sensus yang dilakukan sejak tahun 1974 sampai
dengan 1986, menunjukkan keadaan perkembangan populasi yang tidak
menggembirakan. Dari tahun 1974 sampai dengan 1981 terjadi peningkatan
jumlah, tetapi sejak tahun 1983 terjadi penurunan populasi. Populasi jalak bali
di habitat alaminya yaitu di Taman Nasional Bali Barat selalu mengalami
penurunan. Diketahui pada tahun 1984 jumlah jalak bali diperkirakan 125-180
ekor. Pada tahun 1988 jumlah jalak bali sekitar 37 ekor dan 12-18 ekor pada
tahun 1990. Pada tahun 1998 didapatkan 10-14 ekor serta diperkirakan
semuanya adalah jantan. Data terakhir yang dikumpulkan oleh PEH Bali Barat
pada tahun 2006 hanya ditemukan 6 ekor. Lalu, pada tahun 2009 Kenwrick
(2009), mencatat di Pulau Nusa Penida tercatat sebanyak 65 individu dewasa
dan 62 juvenile. Saat ini, tercatat 115 individu burung jalak ini, dan diperkirakan
itu adalah jumlah maksimum.

Jalak Bali adalah hewan sosial, ia suka hidup bergerombol dengan


kelompoknya , namun bila sudah bertemu pasangan, ia akan lebih memilih
hidup berdua, mereka bisa memasuki periode kawin pada saat bulan September
sampai dengan Maret dan melakukan kegiatan berkembang biak di musim
penghujan, serta butuh waktu sekitar 17-20 hari untuk mengerami telurnya.

Untuk jumlah telur yang dihasilkan oleh induknya biasanya sejumlah 2


hingga 4 butir. Telur yang dihasilkan cirinya dengan warna hijau kebiruan dan
dengan diameter rata-rata 3 cm.

Burung jalak bali terhitung memiliki presentase penetasan yang sangat


rendah. Sebab hanya satu ataupun dua butir saja yang dapat menetas.

E. HAMBATAN ATAU ANCAMAN BAGI JALAK BALI

Ada beberapa faktor yang menjadi hambatan atau bahkan ancaman bagi
perkembangan burung Jalak Bali, diantaranya yaitu:

 Predator, cth : Biawak dan Ular (dijumpai diwilayah Nusa Penida)


 Faktor alam, habitat aslinya hanya terkonsentrasi dibagian barat pulau Bali yaitu
Taman Nasional Bali Barat.
 Perburuan, perburuan liar masih sering dijumpai walaupun Jalak Bali sudah
dilindungi Undang-Undang.

F. PENYEBAB LANGKANYA BURUNG JALAK BALI

Langkanya suatu populasi pada satwa liar bisa terjadi karena sebab-
sebab yang tidak alami. Antara lain sebab perilaku ataupun ulah manusia yang
begitu berlebihan berperilaku tidak ramah lingkungan. Misalnya seperti
perburuan liar dan juga mengubah suatu habitat dari hunian satwa liar menjadi
fungsi yang lain.

Kecantikan dan keindahan serta suara yang melengking membuat harga


burung jalak ini fantastis Sayangnya, kecantikannya ini sempat membuatnya
jadi sasaran perburuan liar karena harganya yang fantastis, mencapai puluhan
juga untuk satu ekornya. Perberuan liar mungkin didasari oleh kepentingan
bisnis dan juga ekonomi. Namun tentunya mengakibatkan satwa yang ada jadi
semakin terdesak serta populasinya yang semakin menurun. Akibatnya, pada
era 90an, Jalak Bali terancam punah.

Bayangkan saja, populasinya yang mencapai 900 ekor pada saat


ditemukan pertama kali di tahun 1912, pernah tersisa hanya 50 ekor saja.

Saat reproduksi untuk jumlah telur yang dihasilkan oleh induknya


biasanya sejumlah 2 hingga 4 butir. Telur yang dihasilkan cirinya dengan warna
hijau kebiruan dan dengan diameter rata-rata 3 cm.

Burung jalak bali terhitung memiliki presentase penetasan yang sangat


rendah. Sebab hanya satu ataupun dua butir saja yang dapat menetas.

Kondisi tersebut merupakan diantara penyebab susahnya


mengembangkan populasi dari burung Jalak Bali ini.

Seperti, pada saat musim kemarau, keadaan lingkungan Bali Barat sudah
tidak nyaman untuk burung Jalak Bali. Hal ini diakibatkan oleh sumber air
menjadi terbatas dan bahkan sampai kekeringan.

Dan juga semak ataupun padang rumput lokasi Jalak Bali mencari
serangga terjadi kebakaran. Selain karena faktor alam, terdapat juga faktor
manusia yang ikut mengganggu kenyamanan dari burung Jalak bali ini.

Jumlah penduduk yang semakin meningkat pesat pun juga lama lama
akan menggusur habitat alami dari burung Jalak ini. Sekarang ini, ruang hunian
atau home ring dari burung Jalak Bali tak lebih dari 1000 hektar.
Di 2 lokasi antara lain Teluk Berumbun wilayah Semenanjung Prapat
Agung serta Tanjung Gelap di wilayah Pahlengkong.Masyarakat yang
bertempat tinggal pada sekitar wilayah taman nasional kerap keluar masuk
hutan. Yang bertujuan untuk mengambil kayu, buah, daun, dan bahkan untuk
memburu Jalak Bali.

Bukan habitat aslinya saja yang dikuasai oleh manusia, akan tetapi
perilaku manusia juga menjadikan jumlah populasi Jalak Bali ini menjadi
memprihatinkan.

G. PERLINDUNGAN JALAK BALI

Burung Jalak Bali merupakan suatu burung kicauan yang dilindungi


oleh Pemerintah Indonesia karena memang masuk ke dalam daftar jenis burung
yang mulai punah karena penangkapan liar yang dilakukan oleh orang – orang
yang memang tidak bertanggung jawab dan juga hanya mementingkan
keuntungannya saja karena harga dari burung jalak Bali ini sangat mahal jika
dibandingkan dengan harga burung jalak yang lainnya, dengan demikian tak
heran jika banyak diincar oleh pemburu liar dan nantinya akan dijual kembali
kepada kolektor atau pecinta burung jalak Bali.

Burung Jalak Bali umumnya dulunya terdapat banyak di daerah hutan


liar Bali Barat, namun karena seiring berjalannya waktu burung jalak ini mulai
dipindahkan ke konversasi, karena mulai berkurangnya jumlah.

Terdapat faktor eksternal dan internal mulai berkurangnya populasi


Burung Jalak bali ini. Faktor eksternalnya yaitu tidak hanya perburuan liar yang
dilakukan tetapi kerusakan habitat dari Jalak Bali yang dirusak oleh manusia.
Faktor internalnya adalah kesehatan dan usia burung yang bisa saja
menyebabkan kematian.
Penangkapan yang liar, hilangnya habitat hutan, dan juga daerah dimana
burung ini dijumpai begitu terbatas. Hal ini membuat populasi Jalak Bali
semakin menyusut dan terancam punah pada kurun waktu yang singkat.

Guna mencegah hal ini jangan sampai terjadi, sebagian besar dari kebun
binatang yang ada di seluruh dunia mengadakan program penangkaran burung
Jalak Bali.

Pemerintah kemudian mengambil tindakan dengan memberi status


satwa dilindungi pada Jalak Bali pada tahun 1970, melalui Surat Keputusan
Menteri Pertanian no. 421/KPTS/UM/8/1970.

Meski sudah masuk kategori satwa dilindungi, jumlah Jalak Bali masih
terus menurun. Pada tahun 1990, jumlah Jalan Bali hanya mencapai 13 ekor saja
yang hidup di Taman Nasional Bali Barat.

Adapun hasil inventarisasi pada Oktober 2008 yang dilakukan para


Pengendali Ekosistem Hutan Taman Nasional Bali Barat, menyebutkan bahwa
jumlah sebaran Jalak Bali hanya mencapai 30 ekor saja.

Kecilnya populasi burung diketahui salah satu penyebabnya adalah cara


reproduksinya yang hanya menghasilkan 1-3 telur untuk setiap perkawinan.
Berbagai upaya pun dilakukan oleh berbagai pihak, diantaranya dengan
membuat konservasi yang dilakukan secara in-situ (di dalam habitat alaminya)
maupun ex-situ (di luar habitat alaminya) dengan membuat penangkaran.

Sebagai upaya menghindari kepunahan Jalan Bali, PT Pertamina


(Persero) melalui program Corporate Social Responsibility (CSR) di Depot
Pengisian Pesawat Udara (DPPU) Ngurah Rai, bergerak menjalankan program
CSR berupa Edupark dan konservasi burung Jalak Bali di Desa Sibangkaja,
Kabupaten Badung.
DAFTAR PUSTAKA

Mulia PM, Mengenal Lebih Dalam Burung Jalak Bali Dari Ciri sampai Perawatan,
https://www.jalaksuren.net/mengenal-lebih-dalam-burung-jalak-bali-dari-ciri-sampai-cara-
perawatan/ (16 Januari 2020)

Jalak Suren Net, Mengenal Ciri – ciri Burung Jalak bali, https://www.jalaksuren.net/ciri-ciri-
burung-jalak-bali/ (25 Januari 2020)

Supriyadi, Burung Jalak Bali Dan penjelasan Paling lengkap,


https://www.jalaksuren.net/burung-jalak-bali-dan-penjelasannya/ (25 Januari 2020)

Tribun. 2018, Jalak Bali, Si Putih Cantik nan Terancam Punah,


https://m.tribunnews.com/amp/pertamina/2018/11/26/jalak-bali-si-putih-cantik-nan-terancam-
punah?page=1 (25 Januari 2020)

Wikipedia. 2020, Jalak Bali, https://id.m.wikipedia.org/wiki/Jalak_bali (25 Januari 2020)

Romadecade. 2020, Contoh Daftar Pustaka, https://www.romadecade.org/contoh-daftar-


pustaka/#4_Contoh_Daftar_Pustaka_Dari_Internet (25 Januari 2020)

Anda mungkin juga menyukai