Anda di halaman 1dari 17

TUGAS MATA KULIAH PENGELOLAAN SATWA LIAR

KARAKTERISTIK DAN UPAYA PELESTARIAN


BURUNG JALAK BALI

OLEH :

OKTRYNA HODESI SIBARANI


1509005038

LABORATORIUM BEDAH VETERINER


FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN
UNIVERSITAS UDAYANA
TAHUN 2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkah dan
rahmat-Nya sehingga penyusunan paper pengelolaan satwa liar yang berjudul
“Karakteristik dan Upaya Pelestarian Burung Jalak Bali “ dapat diselesaikan
tepat pada waktunya.
Paper ini dibuat untuk memenuhi mata kuliah Pengelolaan Satwa Liar.
Melalui penulisan paper ini, diharapkan mahasiswa dapat mengetahui mengenai
cirri cirri khas burung Jalak Bali dan upaya yang dapat dilakukan untuk pelestrian
satwa tersebut. Terimakasih penulis sampaikan kepada seluruh dosen mata kuliah
Pengelolaan Satwa Liar yang telah membimbing dan memberikan masukan demi
terselesaikannya tugas paper ini.
Penulis menyadari bahwa paper ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh
karena itu segala kritik dan saran sangat penulis harapkan demi perbaikan
penulisan paper ini. Demikianlah tugas ini penulis susun. Penulis berharap
semoga bermanfaat, dan dapat memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Bedah
Veteriner. Akhir kata, penulis ucapkan terimakasih.

Denpasar, 4 Juni 2018

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................................... i


DAFTAR ISI....................................................................................................................... ii
DAFTAR GAMBAR ..........................................................................................................iii
BAB I .................................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN .............................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang .......................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................................... 1
1.3 Tujuan ....................................................................................................................... 1
1.4 Manfaat .................................................................................................................... 2
BAB II................................................................................................................................. 3
PEMABAHASAN .............................................................................................................. 3
2.1 Karakterisitik Burung Jalak Bali .............................................................................. 3
2.1.1 Morfologi ........................................................................................................... 3
2.1.2 Perbedaan Jantan dengan Betina ....................................................................... 5
2.2 Reproduksi ................................................................................................................ 5
2.3 Habitat dan Penyebaran ............................................................................................ 6
2.3.1 Aktifitas Harian .................................................................................................. 7
2.3.2 Pola Hidup Burung Jalak Bali ............................................................................ 8
2.3.3 Populasi .............................................................................................................. 8
2.4 Ancaman dan Hambatan .......................................................................................... 8
2.5 Upaya pelestarian Jalak Bali .................................................................................... 9
2.5.1 Melestarikan Jalak Bali dengan Peraturan pemerintah dan melepasliarkan ...... 9
2.5.2 Melestarikan Jalak Bali dengan Awig awig ..................................................... 10
BAB III ............................................................................................................................. 12
KESIMPULAN ................................................................................................................. 12
3.1 Kesimpulan ............................................................................................................. 12
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 13

ii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 bagian kepala dan mata yang berwarna biru pada burung Jalak Bali .... 4
Gambar 2 Telur burung Jalak Bali .......................................................................... 5
Gambar 3 Taman Nasional Bali Barat, habitat asli burung jalak Bali yang alami
dan masih tersisa saat ini. (Foto: Aji Wihardandi) .................................................. 6
Gambar 4 Saat jam makan, burung-burung jalak Bali ini kembali ke tempat
makan, setelah selesai mereka akan kembali ke alam bebas. (Foto: Aji
Wihardandi)............................................................................................................. 7

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia merupakan negera yang memiliki kekayaan alam dan panorama
yang menawan. Di Indonesia juga memiliki satwa yang endemis salah satunya
adalah burung jalak bali. Curik Bali atau yang dikenal dengan Jalak Bali dengan
nama ilmiah Leucopsar rostchildi ini hanya dapat ditemukan sebarannya di sekitar
Bali. Jalak Bali dikenal karena kicauan dan penampilan fisiknya yang indah. Hal
ini menjadi salah satu daya tarik bagi buruk Jalak Bali sekaligus menjadi ancaman
bagi satwa tersebut.
Penangkapan yang liar, hilangnya habitat hutan, dan juga daerah dimana
burung ini dijumpai begitu terbatas. Hal ini membuat populasi Jalak Bali semakin
menyusut dan terancam punah pada kurun waktu yang singkat. Dengan adanya
beberapa faktor yang mengancam keberlangsungan hidup Jalak Bali tersebut,
populasinya pun menjadi sangat sedikit. Di alam liar Taman Nasional Bali Barat
(TNBB), jumlah Jalak Bali yang ada hanya mencapai 81 ekor saja.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana karakteristik burung Jalak Bali?
2. Bagaimana reproduksi burung Jalak Bali?
3. Bagaimana habitat dan pola penyabaran burung Jalak Bali?
4. Bagaimana ancaman dan hambatan yang dihadapi dalam mepertahankan
populasi burung Jalak Bali ?
5. Bagaimana upaya yang dilakukan agar burung Jalak Bali dapat bertahan
dan lestari ?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui karakteristik burung Jalak Bali
2. Untuk mengetahui reproduksi pada burung Jalak Bali
3. Untuk mengetahui habitat dan pola penyeberan satwa burung Jalak Bali

1
4. Untuk mengetahui ancaman dan hambatan dalam melestarikan burung
Jalak Bali
5. Untuk mengetahui upaya yang dilakukan untuk melestarikan satwa burung
Jalak Bali

1.4 Manfaat
Setelah melakukan penulisan diharapkan para mahasiswa dapat
mengetahui dan memahami karakteristik dari satwa burung Jalak Bali dan bagian
bagian unik dari satwa ini. Selain itu, diharapkan mahasiswa dapat ikut serta
dalam melestarikan dan menjaga habitat dari satwa ini sendiri.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Karakterisitik Burung Jalak Bali


Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Aves
Ordo : Passeriformes
Famili : Strurnidae
Genus : Leucopsar Stresemann
Spesies : Leucopsar rothschildi
Burung Jalak Bali (Leucopsar rothschildi) merupakan sejenis burung
pengicau berukuran sedang, memiliki panjang lebih kurang 25 cm. Ditemukan di
hutan bagian barat pulau Bali dan hewan endemic Bali dan dinobatkan sebagai
lambang fauna Provinsi Bali pada tahun 1910. Nama ilmiah dari burung Jalak Bali
dinamakan menurut pakar hewan berkebangsaan Inggris, Walter Rothschild,
sebagai orang pertama yang mendeskripsikan spesies ini ke dunia pengetahuan
pada tahuan 1912

2.1.1 Morfologi
Ciri-ciri morfologis jalak bali adalah sebagai berikut:
1. Bulu
Ciri yang paling terlihat dari burung Jalak Bali adalah warna bulunya.
Sebagian besar tubuhnya didominasi dengan bulu berwarna putih bersih yang
memikat, kecuali pada bagian bulu ekor dan ujung-ujung sayapnya yang memiliki
warna hitam.

2. Mata
Ciri-ciri selanjutnya yang khas pada Jalak Bali adalah di bagian matanya.
Burung Jalak Bali memiliki mata yang berwarna coklat tua. Lalu di daerah sekitar
kelopak matanya terdapat bagian yang tidak berbulu dengan warna biru tua yang
sangat khas.

3
Gambar 1 bagian kepala dan mata yang berwarna biru pada burung Jalak Bali

3. Jambul
Burung Jalak Bali memiliki beberapa helai bulu jambul yang indah, baik
pada jenis kelamin jantan maupun betina. Jambul ini akan berdiri tegak dan
terlihat jelas terlihat apabila burung tersebut sedang berkicau. Namun, jambul ini
pun sesekali diperlihatkannya walau tidak sedang berkicau.

4. Kaki
Jalak Bali memiliki sepasang kaki yang kekar untuk berdiri tegap dan kuat
mencengkeram. Kakinya berwarna abu-abu kebiruan dengan 4 jari jemari (1 jari
ke belakang dan 3 ke depan).

5. Paruh
Jalak Bali memiliki paruh berbentuk runcing dengan panjang kira-kira 2
sampai 5 cm, dengan bentuk yang khas. Pada bagian atas paruh terdapat bagian
yang meninggi dan memipih secara tegak. Paruhnya berwarna abu-abu kehitaman
dengan ujung berwarna kecokelatan.

6. Ukuran
Jalak bali memiliki fisik yang sangatlah unik. Ukuran tubuhnya memang
bisa dikatakan dengan ukuran sedang. Dengan kisaran antara 22 sampai dengan
26 cm sewaktu dewasa. Burung jantan dan betina memiliki ukuran badan yang

4
berbeda, meski agak sulit untuk membedakan ukuran keduanya. Namun, secara
umum burung Jalak Bali jantan memiliki bentuk tubuh yang lebih besar dan
memiliki kucir yang lebih panjang dibandingkan burung betina.

7. Telur
Burung Jalak Bali memiliki telur yang berbentuk oval berwarna hijau
kebiruan dengan ukuran rata-rata berdiameter antara 2-3 cm.

Gambar 2 Telur burung Jalak Bali

2.1.2 Perbedaan Jantan dengan Betina


Kepala jantan lebih besar, berbentuk panjang. Sedangkan kepala betina
lebih kecil dan cenderung bulat.Jambul jantan lebih panjang, sedangkan jambul
betina relatif lebih pendek. Ukuran tubuh jantan lebih besar dan gagah, sedangkan
betina tampak lebih ramping

2.2 Reproduksi
Jalak bali merupakan satwa monogamus, yaitu hanya memiliki satu
pasangan dalam satu musim kawin, sehingga sex rasionya adalah 1:1 dan umur
mulai proses perkawinan 7-9 bulan dengan jumlah telur maksimum sebanyak 3
butir. Menurut Thompson dan Brown (2001), Jalak Bali melakukan proses
perkawinan di alam pada umur dua tahun serta masa produktif jalak bali dalam

5
menghasilkan keturunan untuk jantan sampai umur 17 tahun dan untuk betina
sampai umur 12 tahun.
Burung Jalak Bali memiliki masa periode kawin pada saat bulan
September sampai dengan Maret, dan untuk masa periode betelur biasanya
berlangsung pada bulan Januari hingga bulan Maret. Perkawinan jalak bali di
dalam penangkaran terjadi sepanjang tahun. Telur burung Jalak Bali biasnaya
berjumlah 2 hingga 4 butir.
Biasanya jalak bali yang telah bertelur dan menetaskan anaknya selama 14
hari akan bertelur kembali setelah anaknya berusia sekitar 4-5 minggu atau jarak
waktu bertelur sekitar dua bulan. Burung Jalak Bali terhitung memiliki persentase
penetasan yang sangat rendah. Sebab hanya satu ataupun dua butir saja yang dapat
menetas. Kondisi tersebut merupakan penyebab susahnya mengembakan populasi
dari burung Jalak Bali ini.

2.3 Habitat dan Penyebaran


Jalak bali menyukai habitat hutan mangrove, hutan rawa, hutan musim
dataran rendah dan daerah savana. Penyebaran jalak bali secara alami hanya
terdapat di Taman Nasional Bali Barat (TNBB). Selain itu, penyebaran jalak bali
terdapat di daerah Tegal Bunder, Lampu Merah, Batu Gondang, Prapat Agung,
Batu Licin, dan Teluk Brumbun.

Gambar 3 Taman Nasional Bali Barat, habitat asli burung jalak Bali yang alami
dan masih tersisa saat ini. (Foto: Aji Wihardandi)

6
2.3.1 Aktifitas Harian
Di habitat alaminya jalak bali termasuk jenis burung yang suka terbang
secara berombongan, pada musim kawin yang berlangsung antara bulan
September-Desember mereka terbang secara berpasangan sambil mencari makan.
Satwa ini membuat sarang di dalam lubang- lubang pohon pada ketinggian 2,5-7
m dari tanah. Jalak bali mempunyai aktivitas harian yang sama, yaitu setelah
matahari terbit yaitu pada pukul 05.00-05.30 WITA mereka mulai terbang secara
berkelompok menuju tempat makan/minum, dan mereka kembali menuju tempat
tidur sebelum matahari terbenam yaitu pada pukul 14.30 WITA.
Kegiatan harian ini akan berhenti sama sekali pada pukul 18.45 WITA.
Radius pergerakan hariannya bervariasi dari 3-10 km tergantung pada keadaan
lingkungannya. Meskipun di alam jalak bali merupakan burung yang paling liar
namun aktivitas yang dilakukannya selalu diiringi komunikasi suara antar
pasangan- pasangan yang ada. Jalak bali merupakan burung yang menyukai
kebersihan.
Satwa ini suka bermain air untuk membersihkan badannya. Setelah itu,
mereka mengeringkan tubuhnya dengan cara mengigit-gigit bulunya satu persatu.
Pengeringan bulu ini dilakukan dengan berjemur sinar matahari dan bertengger di
ranting-ranting pohon. Bulu-bulunya akan mengering dan kembali mengkilap
bahkan semakin bercahaya.

Gambar 4 Saat jam makan, burung-burung jalak Bali ini kembali ke tempat
makan, setelah selesai mereka akan kembali ke alam bebas. (Foto: Aji
Wihardandi)

7
2.3.2 Pola Hidup Burung Jalak Bali
Kehidupannya di alam liar, burung Jalak Bali memiliki kebiasaan
mengkonsumsi buah-buahan yang ada di hutan. Selain itu juga makan ulat dan
serangga yang ada melimpah di hutan. Dan sebagai tempat tinggal, Jalak Bali
pada umumnya melacak lubang yang ada di pohon guna berlindung dan juga
bertelur.
Jalak bali biasanya mencari makan dengan cara membongkar atau
menggali tanah gembur dengan menggunakan paruhnya. Tujuannya adalah untuk
menangkap serangga, larva serangga, dan juga menangkap cacing. Burung Jalak
bali ini juga mencari makanan pada permukaan tanah yang ada di padang rumput.
Pada saat mencari makan, burung jalak bali pada umumnya berkelompok. Sebab,
pada waktu hujan lebat, burung jalak bali suka nekat guna mencari makan.
Dalam keadaan seperti ini, banyak sekali kawanan jalak bali yang
gampang untuk ditangkap karena badannya basah dengan air hujan dan susah
untuk terbang. Suara dari burung Jalak Bali yang khas dengan pekik yang
melengking dan juga campuran siul dengan jeda beberapa saat yang kadang-
kadang begitu melodius.

2.3.3 Populasi
Populasi jalak bali di habitat alaminya yaitu di Taman Nasional Bali Barat
selalu mengalami penurunan. Diketahui pada tahun 1984 jumlah jalak bali
diperkirakan 125-180 ekor. Pada tahun 1988 jumlah jalak bali sekitar 37 ekor dan
12-18 ekor pada tahun 1990. Pada tahun 1998 didapatkan 10-14 ekor serta
diperkirakan semuanya adalah jantan. Data terakhir yang dikumpulkan oleh PEH
Bali Barat pada tahun 2006 hanya ditemukan 6 ekor akibatnya, pemerintah
langsung mengambil inisiatif untuk mencegah kepunahannya. Tahun 2008,
diperkirakan jumlahnya kembali meningkat menjadi 50 ekor setelah dipelihara di
Taman Nasional Bali Barat.

2.4 Ancaman dan Hambatan


Ada beberapa faktor yang menjadi hambatan atau bahkan ancaman bagi
perkembangan burung Jalak Bali, diantaranya yaitu:

8
1. Predator, cth : Biawak dan Ular (dijumpai diwilayah Nusa Penida)
2. Faktor alam, habitat aslinya hanya terkonsentrasi dibagian barat pulau Bali
yaitu Taman Nasional Bali Barat.
3. Perburuan, perburuan liar masih sering dijumpai walaupun Jalak Bali
sudah dilindungi Undang-Undang.

Langkanya suatu populasi pada satwa liar bisa terjadi karena sebab-sebab
yang tidak alami. Antara lain sebab perilaku ataupun ulah manusia yang begitu
berlebihan berperilaku tidak ramah lingkungan. Misalnya seperti perburuan liar
dan juga mengubah suatu habitat dari hunian satwa liar menjadi fungsi yang lain.
Dan tentunya mengakibatkan satwa yang ada jadi semakin terdesak serta
populasinya yang semakin menurun.
Kelangkaan dari burung Jalak Bali antara lain karena faktor alamiah.
Seperti halnya kualitas habitat. Penyebab lainnya juga karena adanya predator,
penyakit, satwa pesaing, atau mati sebab usianya yang tua. Seperti, pada saat
musim kemarau, keadaan lingkungan Bali Barat sudah tidak nyaman untuk
burung Jalak Bali. Hal ini diakibatkan oleh sumber air menjadi terbatas dan
bahkan sampai kekeringan.
Dan juga semak ataupun padang rumput lokasi Jalak Bali mencari
serangga terjadi kebakaran. Selain karena faktor alam, terdapat juga faktor
manusia yang ikut mengganggu kenyamanan dari burung Jalak Bali ini. Jumlah
penduduk yang semakin meningkat pesat pun juga lama lama akan menggusur
habitat alami dari burung Jalak ini. Sekarang ini, ruang hunian atau home ring dari
burung Jalak Bali tak lebih dari 1000 hektar. Di dua lokasi antara lain Teluk
Berumbun wilayah Semenanjung Prapat Agung serta Tanjung Gelap di wilayah
Pahlengkong.

2.5 Upaya pelestarian Jalak Bali


2.5.1 Melestarikan Jalak Bali dengan Peraturan pemerintah dan melepasliarkan
Jalak Bali adalah burung endemik Pulau Bali, dan distribusinya hingga
tahun 2005 hanya ada di Taman Nasional Bali Barat (TNBB). Di TNBB, Jalak
Bali menghadapi risiko kepunahan yang sangat tinggi, bahkan sejak tahun 1966

9
dimasukkan ke dalam kategori kritis (Critically endangerde) IUCN Red List of
Treatened Species. Selain itu, CITES (Convention on International Trade in
Endangered Spesies of wild Fauna and Flora) memasukkan burung tersebut ke
dalam Appendix I.
Sedangkan di Indonesia Jalak Bali memperoleh perhatian cukup serius dari
pemerintah Republik Indonesia, yaitu dengan ditetapkannya makhluk tersebut
sebagai satwa liar yang dilindungi oleh undang-undang. Melalui Surat Keputusan
Menteri Pertanian No. 421/Kpts/Um/8/70 tanggal 26 Agustus 1970, yang
menyatakan bahwa burung curik Bali dilindungi undang-undang. Peraturan ini
diperkuat dengan Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1999 tentang Pengawetan
Jenis Tumbuhan dan Satwa. Dalam peraturan ini, burung khas Bali ini ditetapkan
sebagai satwa langka yang nyaris punah dan tidak boleh diperdagangkan kecuali
hasil penangkaran dari generasi ketiga atau indukan.
Usaha Konservasi Jalak Balik telah dilakukan oleh Kementerian
Kehutanan, BirdLife International Indonesia Programme dan Asosiasi Pelestari
Curik Bali (APCB) dengan melepasliarkan burung tersebut di TNBB. Pada tahun
2001 - 2009 telah dilepasliarkan lebih dari 95 ekor Jalak Bali. Namun, konservasi
Jalak Bali yang dilakukan di TNBB belum membuahkan hasil. Oleh sebab itu,
mulai tahun 2006 usaha konservasi Jalak Bali juga dilakukan oleh Friends of the
National Parks Foundation (FNPF).

2.5.2 Melestarikan Jalak Bali dengan Awig awig


Konservasi oleh FNPF ini dilakukan di pulau Nusa Penida Kabupaten
Klungkung, karena pulau tersebut memiliki hukum adat atau awig-awig yang
mewajibkan masyarakatnya melindungi burung tersebut. Awig-awig merupakan
hukum adat yang merupakan ajaran Agama Hindu, dan masyarakat Bali sangat
menaatinya. Bahkan, Jalak Bali dilepasliarkan di Pura Penataran Ped pulau Nusa
Penida yang sangat sakral di pulau Bali dengan upacara agama, sehingga burung
tersebut oleh masyarakat dianggap sebagai burung milik Pura (Duwe pura) dan
masyarakat menjaga kehadiran burung Jalak Bali.
Hasil penelitian Sudaryanto memperlihatkan dengan awig-awig maka
Konservasi Jalak Bali di Kepulauan Nusa Penida mendapatkan hal-hal baru.

10
Burung Jalak Bali di daerah tersebut aman dan cacah individunya bertambah.
Daerah ini memiliki daya dukung habitat yang baik, sehingga menjadikan Jalak
Bali dapat berkembang biak setahun tiga kali, sementara di TNBB hanya satu kali.
Di Kepulauan Nusa Penida, burung Jalak Bali minum nektar Spathodea
campanulata dengan ketinggian 0 m dpl - 134 m dpl yang merupakan ketinggian
yang sesuai untuk perkembang biakan Jalak Bali.
Salah satu kunci keberhasilan program pelestarian jalak Bali di Nusa
Penida adalah keterlibatan masyarakat umum. Dengan melibatkan masyarakat
umum dalam upaya pelestarian, berarti semakin banyak pihak yang memiliki
wawasan terhadap pelestarian jalak Bali. Selain masyarakat Nusa Penida, inovasi
yang dilakukan oleh FNPF adalah melibatkan wisatawan sebagai tenaga relawan
dalam aktivitas keseharian di penangkaran jalak Bali ini. Hal ini di satu sisi
membantu FNPF dalam menjalankan operasional program, sementara di sisi lain
juga menjadi sarana edukasi bagi masyarakat umum tentang pelestarian
lingkungan. Selain itu, dengan fasilitas akomodasi sederhana yang disediakan
FNPF, para wisatawan dapat berdonasi untuk menjaga keberlanjutan program
pelestarian ini.

11
BAB III
KESIMPULAN

3.1 Kesimpulan
Burung Jalak Bali (Leucopsar rothschildi) memiliki ciri yang paling
terlihat warna bulunya didominasi dengan warna putih. Kecuali pada bagian bulu
ekor dan ujung-ujung sayapnya yang memiliki warna hitam. Di bagian matanya
memiliki mata yang berwarna coklat tua. Memiliki beberapa helai bulu jambul
yang indah, baik pada jenis kelamin jantan maupun betina. Jambul ini akan berdiri
tegak dan terlihat jelas terlihat apabila burung tersebut sedang berkicau. Namun,
jambul ini pun sesekali diperlihatkannya walau tidak sedang berkicau.
Jalak bali merupakan satwa monogamus. Memiliki masa periode kawin
pada saat bulan September sampai dengan Maret, dan untuk masa periode betelur
biasanya berlangsung pada bulan Januari hingga bulan Maret. Jalak bali menyukai
habitat hutan mangrove, hutan rawa, hutan musim dataran rendah dan daerah
savana. Faktor yang menjadi hambatan atau bahkan ancaman bagi perkembangan
burung Jalak Bali, diantaranya yaitu: predator, factor alam, perburuan. Upaya
yang dapat dilakukan untuk melestarikan burung Jalak Bali adalah dengan
penetapan Peraturan pemerintah, melepasliarkan dan melestarikan jalak bali
dengan Awig awig

12
DAFTAR PUSTAKA

Adree. FNPF Nusa Penida, Melestarikan Jalak Bali dalam Nuansa Ekowisata.
Tersedia : https://www.indonesiakaya.com/jelajah-indonesia/detail/fnpf-
nusa-penida-melestarikan-jalak-bali-dalam-nuansa-ekowisata [5 maret
2018]
Agung. (2016). Melestarikan Jalak Bali dengan Awig- awig. Tersedia:
https://ugm.ac.id/id/berita/13045-melestarikan.jalak.bali.dengan.awig-
awig [5 maret 2018]
Anonim. (2013). Upaya Mengembalikan Keindahan Jalak Bali ke Habitat Alami.
Tersedia : http://www.mongabay.co.id/2013/07/05/upaya-mengembalikan
keindahan-jalak-bali-ke-habitat-alami/[5 maret 2018]
Anonim. (2009). Cerita tentang Jalak Bali dan Habitatnya. Tersedia:
https://www.rare.org/id/node/2980#.WxUQ3fmFPIU[5 maret 2018]
Anonim. (2018). Jalak Bali. [online]. tersedia:
https://id.wikipedia.org/wiki/Jalak_bali [5 maret 2018]
Anonim. (2017). Ciri Ciri Burung Jalak Bali. Tersedia :
https://www.jalaksuren.net/ciri-ciri-burung-jalak-bali/ [5 maret 2018]
Edwin Wibisana Kartika. (2010). Pelestarian Jalak Bali. Tersedia:
https://edwinwibisanakartika.wordpress.com/2010/06/01/pelestaria
n-jalak
bali/[5 maret 2018]
Supriyadi. (2017). Burung Jalak Bali dan Penjelasannya yang Paling Lengkap.
Tersedia : https://www.jalaksuren.net/burung-jalak-bali-dan-
penjelasannya/ [5 maret 2018]
Mas Ad. (2016). Jalak Bali, Satwa Langka Pulau Bali yang Terancam Punah.
Tersedia: http://www.faunadanflora.com/jalak-bali-satwa-langka-pulau-
bali-yang-terancam-punah/[5 maret 2018]

13

Anda mungkin juga menyukai