Anda di halaman 1dari 12

ANALISIS KANDUNGAN KARBOHIDRAT DAN KLOROFIL MAKROALGA

Caulerpa taxifolia DARI PANTAI SOKABANAH, MADURA


Iskhawatun Amanah, Ana. M Khiftiyah, R. Y. Oxi
Jurusan Biologi-FMIPA Universitas Negeri Surabaya
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk untuk mendeskripsikan morfologi Caulerpa taxifolia dan
untuk mengidentifikasi senyawa biokimia Caulerpa taxifolia yang diambil dari Pantai
Sokabanah, Sampang, Madura. Penelitian ini berjenis eksploratif-deskriptif. Penelitian ini
meliputi pengamatan dan pengambilan data. Metode yang digunakan untuk mengamati
morfologi ialah metode pengamatan langsung. Uji karbohidrat menggunakan uji Selliwanoff
dan Benedict, sedangkan uji klorofil menggunkan metode penghitungan Optical Dencity
yang kemudian dihitung menggunakan rumus Wintermans dan de Mots. Hasil yang diperoleh
menunjukkan ciri Caulerpa taxifolia ialah memiliki talus yang terdiri dari stolon dan
asimilator yang berwarna hijau. Pada stolon terdapat rizoid untuk melekat pada substrat.
Asimilator Calulerpa taxifolia berbentuk seperti bulu ayam. Caulerpa taxifolia mengandung
amilum dan sukrosa. Kandungan klorofil a sebesar 0,629 mg/l, klorofil b sebesar 0,895 mg/l
dan klorofil total sebesar 1,521 mg/l. Berdasarkan uji biokimia dan klorofil, Caulerpa
taxifolia berpotensi sebagai bahan pangan dan antioksidan.
Kata Kunci : Karbohidrat, Klorofil, Caulerpa taxifolia, Pantai Sokabanah Madura
PENGANTAR
Indonesia merupakan negara maritim yang memiliki prospek cerah untuk mengeksplor
sumber daya yang ada di lautan. Salah satu sumber daya yang ada di laut yang dapat
dikembangkan adalah makroalga, terutama dari spesies Caulerpa taxifolia. Caulerpa
taxifolia merupakan salah satu spesies dari genus Caulerpa yang ada di Indonesia. Tidak
seperti anggota genus Caulerpa yang lain, misalnya Caulerpa racemosa dan Caulerpa
lentillifera yang akrab dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia (Akuakultur Indonesia, 2013;
Supriadi, 2014), Caulerpa taxifolia justru kurang dimanfaatkan, padahal perairan tropis
Indonesia merupakan habitat dari alga ini (Industry and Investment NSW Government,
2009).
Caulerpa taxifolia merupakan salah satu spesies dari filum Chlorophyta atau alga hijau
(Galil, 2006). Alga hijau memiliki pigmen warna berupa klorofil A dan B (Saptasari, 2010).
Menurut Abdillah, dkk (2014) klorofil memiliki kemampuan sebagai antioksidan alami dan
antimutagenik yang ada dalam organisme fotosintetik. Beberapa jenis tanaman dan
fitoplankton telah banyak dimanfaatkan sebagai bahan pangan, namun beberapa kandungan
kimia di dalamnya sering dihilangkan, termasuk klorofil (Abdillah, dkk., 2014).

Caulerpa taxifolia, bersama dengan spesies Caulerpa lainnya juga termasuk dalam
Feather seaweed, yaitu makroalga yang dapat dimakan, mempunyai zat bioaktif seperti
anti bakteri, anti jamur, anti tumor dan dapat digunakan untuk terapi tekanan darah tinggi
dan gondok (Saptasari, 2010). Melihat potensi Caulerpa taxifolia yang begitu besar, maka
diperlukan penelitian dan pengkajian lebih lanjut tentang Caulerpa taxifolia.
Salah satu perairan dimana dapat ditemukan alga jenis ini adalah di Pantai Sokabanah,
Sampang, Madura. Pantai ini bukan merupakan pantai wisata, sehingga kondisinya masih
sangat alami

dengan kondisi perairan yang jernih, cocok sebagai habitat Caulerpa sp.

(Saptasari, 2010). Di tempat ini Caulerpa taxifolia belum dimanfaatkan sama sekali, sehingga
penelitian untuk mengembangkan manfaat Caulerpa taxifolia yang ada di Pantai Sokabanah
sebagai antioksidan dan bahan pangan perlu dilakukan.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan morfologi Caulerpa taxifolia dan untuk
mengidentifikasi senyawa biokimia Caulerpa taxifolia yang diambil dari Pantai Sokabanah,
Sampang,

Madura.

Selanjutnya

hasil

penelitian

dapat

digunakan

sebagai

acuan

pengembangan dan pemanfaatan Caulerpa taxifolia lebih lanjut.


METODE PENELITIAN
Penelitian ini termasuk jenis penelitian eksploratif-deskriptif. Penelitian ini meliputi
pengambilan sampel, pengamatan, dan pengambilan data. Pengambilan sampel dilakukan
pada tanggal 13 November 2014 di Pantai Sokabanah, Sampang, Madura (Gambar 1).
Pengamatan morfologi dan pengambilan data berupa pengujian biokimia dan kandungan
klorofil dilakukaan pada tanggal 17 November 2014 di Laboratorium Taksonomi FMIPA
Universitas Negeri Surabaya.
Untuk mengamati morfologi dengan jelas, sampel yang diperoleh dibuat herbarium.
Sampel Caulerpa taxifolia yang diperoleh diletakkan di kertas gambar yang terndam air laut.
Setelah itu, kertas gambar dibungkus dengan kain mori, kemudian dibungkus kembali
menggunakan kertas koran. Setelah itu, dimasukkan dalam sasak. Kertas koran diganti setiap
hari sampai sampai sampel kering. Sampel yang sudah kering dipindah di kertas linen hitam,
diberi mika, dan direkatkan dengan lakban.
Untuk menguji jenis karbohidrat yang dimiliki oeleh Caulerpa taxifolia maka
dilakukan uji Benedict. Caranya adalah dengan meneteskan lima tetes larutan uji berupas
filtrat Caulerpa taxifolia ke dalam sebuah tabung reaksi, selanjutnya ke dalam tabung reaksi
ditambahkan pereaksi Benedict 2 mL. Selain membuat larutan uji, juga dibuat larutan
pembanding, yaitu meneteskan fruktosa 1%, sukrosa 1%, glukosa 1%,dan maltosa 1% ke
2

dalam tabung reaksi yang berbeda dan ditambahkan dengan 2 mL pereaksi Benedict. Larutan
uji dan larutan pembanding kemudian dididihkan selama lima menit dalam penangas air.
Perubahan warna dan munculnya endapan pada larutan uji kemudian dibandingkan dengan
larutan pembanding.
Untuk menguji kandungan karbohidrat lainnya adalah dengan uji Seliwanoff. Caranya
adalah dengan memasukkan 1 ml pereaksi Seliwanoff ke dalam tabung reaksi, kemudian
ditambahkan dua tetes larutan uji berupa filtrat Caulerpa taxifolia, selanjutnya dididihkan
dalam penangas air sampai terjadi perubahan warna. Selain membuat larutan uji juga dibuat
larutan pembanding yaitu larutan glukosa 1%, fruktosa 1%, sukrosa 1%, laktosa 1%, selulosa
1%, dan amilum 1%. Sebanyak dua tetes dari masing-masing larutan pembanding
ditambahkan ke dalam 1 ml pereaksi Seliwanoff untuk masing-masing larutan, kemudian
dididihkan dalam penangas air bersama larutan uji. Selanjutnya perubahan warna pada
larutan uji dibandiingkan dengan larutan pembanding yang telah dibuat.
Pengujian klorofil dilakukan dengan membuat filtrat sampel yang dilarutkan dengan
etanol. Filtrat yang dibuat diencerkan dengan etanol dengan perbandingan 1:4. Filtrat yang
telah diencerkan dimasukkan dalam tabung. kemudian damasukkan dalam spektrofotometer.
Kandungan klorofil diuji dengan panjang gelombanh 649 nm dan 655 nm. Hasil yang
diperoleh kemudian dihitung menggunakan rumus Wintermans dan de Mots.
HASIL
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, Caulerpa yang ditemukan di Pantai
Sokabanah termasuk dalam spesies Caulerpa taxifolia. Caulerpa ini memiliki ciri : talus yang
tumbuh mendatar (stolon), hijau dan tumbuh tegak (asimilator), hijau, 2-10 cm. Pada
stolon terdapat rhizoid 1-3 cm sedangkan pada asimilator terdapat daun yang mirip dengan
bulu ayam, hijau, 0,3-0,5 cm (Gambar 1). Caulerpa ini ditemukan di daerah intertidal dan
melekat pada substrat batu yang tergenang oleh air laut. Caulerpa ditemukan berkelompok
bersama dengan jenis alga yang lain, baik alga coklat atau alga merah.

Fronds

Pinnula

Stolon
Rhizoid

Gambar 1. Morfologi Caulerpa taxifolia


Berdasarkan uji biokimia yang dilakukan yaitu uji karbohidrat, Caulerpa taxifolia
menunjunjukkan mengandung amilum dan sukrosa. Adanya amilum ditunjukkan dengan uji
Seliwanoff yang menunjukan perubahan warna menjadi kuning. Adanya sukrosa ditunjukkan
dengan uji Benedict dengan tidak terbentuknnya endapan, sehingga menunjukkan bahwa
Caulerpa taxifolia mengandung sukrosa.
Selain uji karbohidrat, juga dilakukan uji klorofil. Hasil menunjukkan bahwa
kandungan klorofil a sebesar 0,629 mg/l, klorofil b sebesar 0,895 mg/l dan klorofil total
sebesar 1,521 mg/l.
PEMBAHASAN
Caulerpa taxifolia merupakan alga hijau yang merupakan anggota dari ordo
Bryopsidales dan termasuk dalam famili Caulerpaceae. Caulerpa ini memiliki ciri : talus
yang tumbuh mendatar (stolon), hijau dan tumbuh tegak (asimilator), hijau, 2-8 cm. Pada
stolon terdapat rhizoid 1-3 cm sedangkan pada asimilator terdapat daun yang mirip dengan
bulu ayam, hijau, 0,3-0,5 cm. Menurut Talakua dkk, (2011) secara umum ciri dari Caulerpa
adalah keseluruhan tubuhnya terdiri dari satu sel dengan bagian bawah yang menjalar
menyerupai stolon dan mempunyai rhizoid sebagai alat pelekat pada subtrat serta bagian yang
tegak. Bagian yang tegak disebut asimilator karena mempunyai klorofil. Stolon dan rhizoid
bentuknya hampir sama dari jenis ke jenis. Sedangkan asimilator mempunyai bentuk
bermacam-macam tergantung jenisnya.
Galih, (2006) menambahkan bahwa asimilator muncul tegak dari stolon yang menjalar.
Daun tumbuh lateral dengan cabang kecil yang melekat pada dasar dimana cabang ini

melekat pada tangkai . Diameter daun 6-8 mm dan panjangnya tangkai 3-15 cm di dangkal,
sedangkan panjang tangkai mampu mencapai 20-60 cm di perairan yang lebih dalam.
Secara ekologi, Caulerpa taxifolia yang ditemukan di pantai Sokabana, ditemukan
melekat pada substrat batu karang di daerah intertidal dalam 3 m. Menurut Industry and
Investment NSW Government, (2009) Caulerpa dapat ditemukan pada sebagian jenis substrat
termasuk batu, pasir, dan lumpur. Svendelius dan Borgersen; Sabhithah; Saptasari, (2010)
menambahkan bahwa berdasarkan habitatnya Caulerpa di bagi menjadi 3 kategori yaitu 1)
Jenis yang terdapat dalam lumpur dan tumbuh epitit pada akar mangrove misalnya Caulerpa
verticilara, 2) jenis yang terdapat pada subtrat lumpur diperairan dangkal misalnya Caulerpa
crassifolia, dan 3) jenis yang menempel pada batu karang misalnya Caulerpa racemosa dan
Caulerpa taxifolia.
Keberadaannya yang menempel pada substrat batu sesuai dengan penelitian Saptasari,
(2010) yang menyatakan bahwa keberadaan Caulerpa dapat dijumpai di paparan terumbu
karang dengan kedalaman 1200 M sebagai fitobentik tumbuhan ini hidup menacap atau
menempel di subtrat dasar perairan laut seperti karang mati, potongan karang, pasir dan pasirlumpur.
Caulerpa taxifolia di pantai sokabana ditemukan pada air jernih yang menggenang.
Pada daerah yang tidak terdapat air tidak ditemukan adanya C. taxifolia. Hal tersebut sesuai
dengan penelitian Saptasari, (2010) yang melakukan inventarisasi Caulerpa

di Pantai

Kondang Merak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Caulerpa banyak dijumpai pada
tempat yang terlindungi dengan air yang jernih, aliran tidak terlalu kuat arusnya dan bagian
dasar halus karena adanya sedimentasi. Prudhomme Van Reine dan Trono; Saptasari (2010)
menyatakan bahwa keanekaragaman Caulerpa paling tinggi di daerah tropik yaitu di zona
culitoral dan berkurang pada zona bagian dalam. Pada zona sublitoral Caulerpa tumbuh
menempel pada karang mati atau merayap di bawah kanopi coral.
C. taxifolia di pantai Sokabah ditemukan berkelompok bersama dengan jenis alga yang
lain seperti alga merah dan alga cokelat. Saptasari (2010) menyatakan bahwa pada umumnya
makroalga Caulerpa yang tumbuh di Pantai Kondang Merak tumbuh bergerombol atau
berumpun. Pertumbuhan bersifat epifilitik atau saprofitik dan kadang berasosiasi dengan
tumbuhan umum.
Warna talus C. taxifolia ialah hijau. Warna hijau ini disebabkan karena di dalam sel
C.taxifolia terdapat plastida yang mengandung pigmen klorofil a dan b seperti pada warna
hijau daun tumbuhan tingkat tinggi. Menurut Graham (2000) perbedaan warna talus pada

alga menimbulkan ciri alga berbeda seperti alga hijau (Chlorophyceae), alga merah
(Rhodophyceae), dan alga coklat (Phaeophyceae).
Hasil uji klorofil pada C. taxifolia menunjukkan bahwa kandungan klorofil a sebesar
0,629 mg/l, klorofil b sebesar 0,895 mg/l dan klorofil total sebesar 1,521 mg/l. Penelitian
Misni, (2014) mengenai pengaruh faktor fisika dan kimia terhadap pertumbuhan C. taxifolia
menunjukkan bahwa kandungan klorofil a C. taxifolia pada bagian ujung dan tengah talus
berbeda. Kandungan klorofil tertinggi terdapat pada bagian ujung sebesar 0,504 sedangkan
pada bagian tengah sebesar 0,48. Pada penelitian ini juga menunjukkan bahwa perbedaan
warna cahaya akan mempengaruhi besarnya kandungan klorofil. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa warna biru menghasilkan lebih banyak klorofil dibandingkan dengan
cahaya merah dan hijau.
Berdasarkan uji biokimia yang dilakukan yaitu uji karbohidrat, C. taxifolia
menunjunjukkan mengandung amilum dan sukrosa. . Adanya amilum ditunjukkan dengan uji
Seliwanoff yang menunjukan perubahan warna menjadi kuning. Adanya sukrosa ditunjukkan
dengan uji Benedict dengan tidak terbentuknnya endapan, sehingga menunjukkan bahwa
Caulerpa taxifolia mengandung sukrosa. Hasil penelitian Talakua dkk, (2011) menunjukkan
bahwa kandungan gizi alga C. racemosa dari pesisir pantai Arowi Manokwari, memiliki
kadar air 37,37 %, abu 30,31 %, protein 6,63 %, lemak 2,09 %, karbohidrat 23,63 %, kadar
serat 9,94 % serta memiliki kadar kalsium sebagai salah satu mineral makro sebesar 1,766 %.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa C. taxifolia
berpotensi sebagai sumber pangan dengan adanya kandungan karbohidrat. Selain itu, adanya
kandungan klorofil yang cukup besar, C. taxifolia dapat dimanfaatkan sebagi antioksidan.
Menurut Suryaningrum et al. (2006), senyawa karotenoid dan klorofil termasuk golongan
senyawa antioksidan potensial. -karoten mampu menangkap oksigen singlet diduga melalui
ikatan rangkap pada rantai karbonnya. -karoten juga dapat bereaksi dengan radikal peroksil
membentuk radikal karotenoid peroksil, kemudian berubah menjadi karotenoid peroksida
(Winarsi, 2007). Klorofil dalam jumlah yang cukup besar juga memberikan kontribusi
aktivitas antioksidan yang sangat besar pada aktivitas antioksidan total (Buratti, 2001 dalam
Nugrohadi, 2008).
KESIMPULAN
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa ciri morfologi
Caulerpa taxifolia ialah memliki talus yang terdiri dari stolon dan asimilator yang berwarna
hijau. Pada stolon terdapat rizoid untuk melekat pada substrat. Asimilator Caulerpa taxifolia
6

berbentuk seperti bulu ayam. Caulerpa taxifolia mengandung amilum dan sukrosa.
Kandungan klorofil Caulerpa taxifolia terdiri dari klorofil a dan klorofil b. Kandungan
klorofil a sebesar 0,629 mg/l, klorofil b sebesar 0,895 mg/l dan klorofil total sebesar 1,521
mg/l. Berdasarkan uji biokimia dan klorofil, Caulerpa taxifolia berpotensi sebagai bahan
pangan dan antioksidan.
DAFTAR PUSTAKA
Abdillah, F., Indah R., dan Ahyar A. Tahun publikasi tidak diketahui. Pengujian Daya
Antioksidan dan Sifat Toksisitas Ekstrak Co (II) Turunan Klorofil. pdf. Diakses
tanggal
24
Januari,
2014
dari
http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/10734/PUBLIKASI.pdf?
sequence=1
Akuakultur Indonesia. 2013. Budidaya Caulerpa Sulawesi Selatan. Edisi No.3-Th.I.
Galil, B.S. 2006. Caulerpa taxifolia. [pdf]. Diakses tanggal 22 Desember 2014 dari
http://www.europe-aliens.org/pdf/Caulerpa_taxifolia.pdf
Industry and Investment NSW Government. 2009. NSW Control Plan for the Noxious
Marine Alga Caulerpa taxifolia Industry and Investment NSW. [pdf]. Diakses tanggal
23
Desember
2014
dari
http://www.dpi.nsw.gov.au/__data/assets/pdf_file/0013/210712/NSW-control-plancaulerpa-taxifolia.pdf
Misni, 2014. Kajian keatas Beberapa Faktor Fisikal dan Kimia yang Memengaruhi
Pembesaran Rumput Laut Komersial Caulerpa sp. Laporan Akhir Proyek Jangka
Pendek.
(Online)
diakses
melalui
http://eprints.usm.my/4888/1/Kajian_Ke_Atas_Beberapa_Faktor_Fizikal_Dan_Kimia
_Yang_Memepengaruhi_Tumbesaran_Rumpai_Laut_Komersial__Caulerpa_SP.pdf
Nugrohadi, S., dan L. Limantara. Likopen: Antioksidan Alifatik Yang Efektif. dalam:
Prosiding Sains dan Teknologi Pigmen Alami. Salatiga., 191-200 hlm.
Ratnasari, E., Yuni S.R., dan Isnawati. 2014. Petunjuk Praktikum Biokimia. Laboratorium
Biokimia, Jurusan Biologi, FMIPA, UNESA.
Saptasari, M. 2010. Variasi Ciri Morfologi dan Potensi Makroalga Jenis Caulerpa di Pantai
Kondang Merak Kabupaten Malang. El-Hayah Vol. 1(2): 19-22
Supriadi. 2014. Pertumbuhan dan Kandungan Karotenoid Lawi-lawi (Caulerpa racemosa)
dengan Substrat Dasar yang Berbeda di Dalam Wadah Terkontrol. Ilmu Kelautan dan
Perikanan, Universitas Hasanudin.
Suryaningrum, D., T. Wikanta dan H. Kristiana. 2006. Uji Aktivitas Antioksidan dari Rumput
Laut Halymenia harveyana dan Eucheuma cottonii. Jurnal Pascapanen dan
Bioteknologi Kelautan dan Perikanan 1(1): 51-63.
Talakua S., Simatauw FFC., Nurhayati M, 2011. Analisis Kandungan Gizi Makroalga
Caulerpa racemosa dari Pantai Arowi Kabupaten Manokwari. Jurnal Perikana dan
Kelautan. Vol 7(2): 113.
Winarsi, H. 2007. Antioksidan Alami & Radikal Bebas : Potensi dan Aplikasinya dalam
Kesehatan. Kanisius. Yogyakarta. 281 hlm.
7

Lampiran 1. Uji karbohidrat dan klorofil.

Gambar 1. Filtrat Caulerpa taxifolia

Gambar 2. Uji kandungan klorofil Caulerpa


taxifolia

Gambar 3. Uji iodin, Caulerpa taxifolia


mengandung amilum

Gambar 4. Uji Benedict, Caulerpa taxifolia


mengandung sukrosa

Lampiran 2. Lokasi Pantai Sokabanah Madura

Gambar 5. Pantai Sokabanah Madura.


Lmapiran 3. Morfologi Caulerpa taxifolia

Gambar 6. Morfologi Caulerpa taxifolia

Lampiran 4. Herbarium Caulerpa taxifolia

10

Gambar 7. Herbarium Caulerpa taxifolia

Keterangan gambar:
a. Rhizoid
b. Stolon
c. Pinnula
d. Fronds

11

ASFDJ

12

Anda mungkin juga menyukai