PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Alelopati merupakan pelepasan senyawa kimia yang bersifat toksik
sehingga mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman lain
disekitarnya. Senyawa yang dikeluarkan disebut alelokemi (Kurniasih,
2002). Molisch, yang pertama kali mengemukakan alelopati menjelaskan
bahwa alelopati merupakan interaksi biokimiawi secara timbal balik, yang
berupa hambatan maupun rangsangan pada semua jenis tumbuhan atau
mikroorganisme. Sedangkan , Rice mendefinisikan alelopati sebagai
pengaruh langsung maupun tidak langsung terhadap tumbuhan atau
mikroorganisme baik berupa perangsangan (positif) dan penghambatan
(negatif) (Junaedi, 2005).
Alelopati dapat memberikan dampak negatif terhadap
perkecambahan biji, kecambah menjadai tidak normal, pertumbuhan akar
terhambat, terjadi perubahan susunan sel-sel akar dan lain sebagainya
(Triyono, Tanpa taun). Sutikno, (1990) menambahkan alelopati dapat
menghambat pertumbuhan dengan menghambat sintesis protein,
mempengaruhi pembesaran sel, menghambat respirasi akar, serta
menurunkan permeabilitas membran pada sel tumbuhan.
Hafsa dkk, (2012) dalam penelitiannya mengenai efek alelopati
Ageratum conyzoides terhadap pertumbuhan sawi menunjukkan bahwa
adanya alelopati menghambat pertumbuhan tanaman meliputi tinggi
tanaman, jumlah daun dan berat kering dari sawi. Terhambatnya
perkecembahan biji 100% terjadi pada konsentrasi alelopati 500 g/l.
Tumbuhan kayu putih (Melaleuca leucadendra (L). L), merupakan
salah satu tumbuhan yanag mengandung minyak atsiri. Menurut Siregar
dan Nopelena, (2010) daun kayu putih mengandung a-pinene, sineol, aterpineol, kariofilen, a-karyofilen, ledol, dan elemol. Sineol merupakan
kandungan yang cukup besar dalam kayu putih. Berdasarkan kandungan
yang dimilikinya, kayu putih dapat menjadi alelopati bagi tanaman lain.
Senyawa alelopati pada umumnya merupakan golongan metabolit
sekunder seperti fenolik, terpenoid, alkaloid, steroid, dan poliasetilena
(Junaedi dkk, 2006). Keraten 1985 dalam Ginting, 2012 menambahkan
1
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Alelopati
Alelopati merupakan pelepasan senyawa kimia yang bersifat toksik
sehingga mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman lain
Persentase
pinena
sineol
terpinolena
4, 11, 11, -tetrametil
linalool
terpineol
kariofilena
kariofilena
isokariofilena
(%)
1,21
60,03
0,47
1,44
1,59
14,96
1,26
0,52
0,87
5
5,32
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental karena terdapat
variabel-variabel penelitian meliputi variabel kontrol, variabel bebas, dan
variabel respon.
B. Variabel penelitian
1. Variabel kontrol : jenis biji, jenis tanaman alelopati
2. Variabel bebas : konsentrasi alelopati
3. Variabel respon : perkecambahan biji
C. Waktu dan tempat penelitian
Penelitian ini dilakukan pada tanggal 6 Maret 2015 di laboratorium
Fisiologi Tanaman C10 Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Universitas Negeri Surabaya.
D. Prosedur penelitian
a. Alat dan bahan
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah cawan petri, corong
penyaringan, mortar, alu, pisau, gunting, ketas saring. Sedangkan
bahan yang digunakan adalah daun kayu putih dan biji kacang hijau.
b. Prosedur kerja
1. Memilih biji kacang hijau yang terbaik dan menaruhnya ke dalam
cawan petri yang telah dilapisi tissue sebanyak 10 biji tiap cawan
petri.
2. Membuat ekstrak kayu putih dengan cara sebagai berikut :
a. Menghaluskan daun kayu putih dengan cara menggerusnya
menggunkan mortar dan alu
b. Membuat ekstrak dengan perbandingan bagian tumbuhan dengan
akuades yaitu 10:70 ; 10:140 ; dan 10:210 dan dibiarkan selama 24
jam. Setelah 24 jam ekstrak disaring menggunakan kertas saring.
3. Ekstrak yang telah dibuat kemudian disiramkan sebanyak 5 ml ke
masing-masing cawan petri sesuai dengan perlakuan.
4. Mengamati perkecambahan dan pertumbuhan biji setiap hari selama
sepuluh hari.
5. Menentukan persentase perkecambahan dan membandingkannya
dengan perkecambahan yang hanya disiram menggunakan akuades
(kontrol)
c. Alur
Memilah biji yang baik dan
memasukkannya dalam cawan petri
Pembuatan ekstrak kayu putih sesuai
perbandingan
Pemberian ekstrak kayu putih ke
kacang hijau sesuai perbandingan
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan diketahui bahwa senyawa
alelokemi yang terdapat pada daun kayu putih mampu memengaruhi
perkecambahan dan pertumbuhan biji kacang hijau. Semakin besar
konsentrasi ekstrak daun kayu putih yang diberikan makan perkecambahan
biji kacang hijau semakin terhambat. Data hasil penelitian disajikan dalam
Tabel 1 berikut ini.
Tabel 1. Pengaruh alelopati daun kayu putih terhadap perkecambahan biji
kacang hijau.
Perlakuan
Akuades
10:70
10:140
10:210
Hari ke1
2
8
2
4
2
5
3
6
3
3
-
4
-
5
-
6
-
7
-
8
-2
-1
-
9
-2
-
10
-
Jumlah
10
2
7
9
B. Analisis data
Berdasarkan data tersebut dapat dianalisis bahwa senyawa alelokemi
yang terdapat pada daun kayu putih mampu memengaruhi perkecambahan
dan pertumbuhan biji kacang hijau. Perlakuan kontrol menunjukkan
perkecambahan yang berjalan normal yang ditunjukkan dengan
tumbuhnya semua biji dan tidak mengalami kematian sampai pada hari ke
sepuluh. Data di atas menunjukkan bahwa Semakin besar konsentrasi
ekstrak daun kayu putih yang diberikan makan perkecambahan biji kacang
hijau semakin terhambat. Pada perlakuan 10:70, biji yang tumbuh
berjumlah enam biji, namun pada hari ke delapan dan kesembilan berturut8
10
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
bahwa senyawa alelokemi yang terdapat pada daun kayu putih mampu
memengaruhi perkecambahan dan pertumbuhan biji kacang hijau.
Semakin besar konsentrasi ekstrak daun kayu putih yang diberikan makan
perkecambahan biji kacang hijau semakin terhambat.
B. Saran
Adapun saran dalam penelitian ini adalah :
1. Menguji alelopati dari tanaman lain yang mempunyai efektivitas
hambat lebih besar sehingga berpotensi sebagai herbisida.
11