Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM

PEMERIKSAAN DAMPAK PENCEMARAN TANAH PADA BIOTA TANAH


Mata Kuliah Penyehatan Tanah dan Pengelolaan Sampah-A

Disusun Oleh :
Enzela BR Sidauruk
P1337433219022

KEMENTERIAN KESEHATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG
JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN
PROGRAM STUDI DIV SANITASI LINGKUNGAN
PURWOKERTO
2020/2021
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Tanah merupakan bagian penting dalam menunjang kehidupan makhluk hidup di muka
bumi. Seperti kita ketahui rantai makanan bermula dari tumbuhan. Manusia, hewan hidup dari
tumbuhan. Memang ada tumbuhan dan hewan yang hidup di laut, tetapi sebagian besar dari
makanan kita berasal dari permukaan tanah.

B. Tujuan
1. Dapat mengetahui dampak pencemaran terhadap lingkungan
2. Dapat memahami penyebab dan akibat pencemaran biota tanah
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pencemaran Tanah
Tanah yang subur sering kali dikaitkan dengan jumlah keanekaragaman organisme tanah
di dalamnya, semakin tinggi keanekaragaman dan populasinya dalam tanah maka kesuburan
tanah semakin tinggi. Keberadaan serta aktivitas biota tanah dapat memberikan pengaruh positif
bagi sistem budidaya tanaman serta meningkatkan kesuburan tanah, karena makrofauna tanah
seperti cacing, serangga, nematoda, keong, siput, bekicot, sangat penting peranannya dalam
proses dekomposisi bahan organik tanah, sedangkan mikroorganisme tanah berperan penting
dalam proses transformasi unsur hara.
Pencemaran tanah adalah keadaan di mana bahan kimia buatan manusia masuk dan
merubah lingkungan tanah alami. Pencemaran ini biasanya terjadi karena: kebocoran limbah cair
atau bahan kimia industri atau fasilitas komersial penggunaan pestisida masuknya air permukaan
tanah tercemar ke dalam lapisan sub-permukaan kecelakaan kendaraaan pengangkut minyak, zat
kimia, atau limbah air limbah dari tempat penimbunan sampah serta limbah industri yang
langsung dibuang ke tanah secara tidak memenuhi syarat (illegal dumping).
B. Penyebab Pencemaran Tanah
Berikut ini penyebab pencemaran tanah yang harus diketahui :
1. Limbah Domestik
Limbah domestik merupakan sisa hasil pembuangan dari rumah-rumah penduduk.
Selama ini penduduk banyak yang tidak sadar jika dirinya telah menghasilkan limbah. Limbah
domestik beraneka ragam jenis dan wujudnya. Limbah itu bisa berasal dari perdagangan yang
dilakukan oleh masyarakat, limbah yang dihasilkan oleh kelembagaan serta limbah yang
dihasilkan di ruang lingkup wisata. Berikut ini adalah berbagai macam jenis limbah domestik
yang wajib diketahui terutama bagi masyarakat umum :
• Sampah tidak terurai dan padat. Limbah yang bersifat padat serta sampah yang
tidak bisa diurai merupakan salah satu limbah yang patut diwaspadai keberadaannya. Hal itu
dikarenakan meski tertimbun beberapa lama di dalam tanah, wujud dan bentuk dari limbah itu
akan sama sebab mikroorganisme tidak bisa menguraikannya. Contohnya saja adalah botol
mineral, berbagai macam plastik, kaleng botol minuman, kaca dan masih banyak lagi lainnya.
• Limbah domestik cair. Limbah yang dihasilkan di perkampungan penduduk bisa
juga bersifat cair. Limbah tersebut bisa mudah larut ke dalam tanah dan mencemari tanah.
Contoh dari limbah tersebut adalah oli, tinja, cat, air bekas detergent, bensin dan masih banyak
lagi lainnya. Ketika mencemari tanah, bisa saja mikroorganisme yang ada di dalam tanah
tersebut menjadi mati dan terganggu ekosistemnya.
2. Limbah Industri
Sekarang ini banyak industri yang membuang limbahnya secara sembarangan, entah itu
dibuang ke aliran sungai maupun di buang ke atas tanah. Industri yang memiliki limbah
seharusnya mengolah limbahnya tersebut agar kandungan berbahayanya hilang atau berkurang,
barulah limbah tersebut boleh dibuang. Sayangnya tidak semua industri dibekali dengan teknik
pengolahan limbah yang baik sehingga berbagai jenis pencemaran pun masih kerap terjadi akibat
industri tersebut. Industri yang menyebabkan pencemaran tanah bisa dari industri besar sehingga
memiliki pabrik sendiri, industri menengah dan juga industri kecil dengan skala rumahan.
Bentuk limbah industri yang sering mencemari lingkungan adalah sebagai berikut ini :
• Limbah industri bersifat padat. Limbah ini merupakan buangan limbah industri
yang berbentuk padat. Contoh dari limbah ini adalah lumpur, bubur sisa hasil proses industri
yang tidak memiliki nilai ekonomis.
• Limbah industri cair. Saat ini limbah industri yang bersifat cair telah
mendominasi pencemaran yang ada di Indonesia. Limbah tersebut merupakan sisa pengolahan
suatu proses industri. Contoh limbah industri yang bersifat cair adalah air limbah bekas industri
tahu dan tempe, air limbah bekas industri pelapisan logam, air limbah bekas laundry, air limbah
bekas industri sablon dan masih banyak lagi lainnya. Unsur kimia yang ada pada limbah cair dan
sering ditemukan tersebut adalah tembaga, perak, timbal, krom, boron, arsen dan masih banyak
lagi lainnya. Jika limbah cair mengenai tanah, limbah itu bisa merusak kesuburan tanah. Jika
limbah itu dibuang ke sungai, air siungai itu akan tercermar dan merusak habitat di sungai
tersebut. Limbah yang belum diuraikan dan belum diolah berbahaya bagi makhluk hidup.
Industri yang besar harus diikuti dengan teknik pengolahan limbah yang bagus.
3. Limbah Pertanian
Peran biologi dalam bidan pertanian sebenarnya bisa dimanfaatkan untuk masalah ini.
Indonesia dikenal sebagai negara agraris dimana Indonesia terkenal di sektor pertaniannya.
Keuntungannya adalah Indonesia kaya dengan hasil pertanian sedangkan kerugiannya adalah
Indonesia banyak limbah sisa hasil pertanian. Berikut ini berbagai jenis limbah pertanian yang
harus diwaspadai :
• Pupuk Urea.
• Pestisida.
• Herbisida.
• DDT.

C. Dampak yang Ditimbulkan Akibat Pencemaran Tanah

Berbagai dampak ditimbulkan akibat pencemaran tanah, diantaranya :


1. Pada Kesehatan
Dampak pencemaran tanah terhadap kesehatan tergantung pada tipe polutan, jalur masuk
ke dalam tubuh dan kerentanan populasi yang terkena. Kromium, berbagai macam pestisida dan
herbisida merupakan bahan karsinogenik untuk semua populasi. Timbal sangat berbahaya pada
anak-anak, karena dapat menyebabkan kerusakan otak, serta kerusakan ginjal pada seluruh
populasi.
Paparan kronis (terus-menerus) terhadap benzena pada konsentrasi tertentu dapat
meningkatkan kemungkinan terkena leukemia. Merkuri (air raksa) dan siklodiena dikenal dapat
menyebabkan kerusakan ginjal, beberapa bahkan tidak dapat diobati. PCB dan siklodiena terkait
pada keracunan hati. Organofosfat dan karmabat dapat menyebabkan gangguan pada saraf otot.
Berbagai pelarut yang mengandung klorin merangsang perubahan pada hati dan ginjal serta
penurunan sistem saraf pusat. Terdapat beberapa macam dampak kesehatan yang tampak seperti
sakit kepala, pusing, letih, iritasi mata dan ruam kulit untuk paparan bahan kimia yang disebut di
atas. Yang jelas, pada dosis yang besar, pencemaran tanah dapat menyebabkan Kematian.
2. Pada Ekosistem
Pencemaran tanah juga dapat memberikan dampak terhadap ekosistem. Perubahan
kimiawi tanah yang radikal dapat timbul dari adanya bahan kimia beracun/berbahaya bahkan
pada dosis yang rendah sekalipun. Perubahan ini dapat menyebabkan perubahan metabolisme
dari mikroorganisme endemik dan antropoda yang hidup di lingkungan tanah tersebut. Akibatnya
bahkan dapat memusnahkan beberapa spesies primer dari rantai makanan, yang dapat memberi
akibat yang besar terhadap predator atau tingkatan lain dari rantai makanan tersebut. Bahkan jika
efek kimia pada bentuk kehidupan terbawah tersebut rendah, bagian bawah piramida makanan
dapat menelan bahan kimia asing yang lama-kelamaan akan terkonsentrasi pada makhluk-
makhluk penghuni piramida atas. Banyak dari efek-efek ini terlihat pada saat ini, seperti
konsentrasi DDT pada burung menyebabkan rapuhnya cangkang telur, meningkatnya tingkat
Kematian anakan dan kemungkinan hilangnya spesies tersebut.
Dampak pada pertanian terutama perubahan metabolisme tanaman yang pada akhirnya
dapat menyebabkan penurunan hasil pertanian. Hal ini dapat menyebabkan dampak lanjutan
pada konservasi tanaman di mana tanaman tidak mampu menahan lapisan tanah dari erosi.
Beberapa bahan pencemar ini memiliki waktu paruh yang panjang dan pada kasus lain bahan-
bahan kimia derivatif akan terbentuk dari bahan pencemar tanah utama.
3. Polusi tanah
Pencemaran pada tanah akan menyebabkan lapisan atas tanah rusak. Penyebabnya,
penggunaan pupuk kimia yang berlebihan, erosi tanah dan tindakan pengendalian hama. Polusi
tanah berakibat pada hilangnya lahan subur untuk pertanian, berkurangnya tutupan hutan, dan
berkurangnya makanan ternak yang digembalakan. Selain rusaknya tanah, polusi tanah juga
menyebabkan hilangnya humus, air tanah menjadi beracun, dan lainnya.
4. Perubahan pola iklim
Efek pencemaran tanah sangat berbahaya, menyebabkan hilangnya keseimbangan
ekosistem. Tanah tercemar secara langsung atau tidak langsung akan memengaruhi pola iklim.
Masalah yang dihadapi adalah peningkatan suhu, aktivitas cuaca yang tidak pada musimnya,
hujan asam dan lainnya.
5. Dampak negatif ke lingkungan
Ketika penggundulan hutan dilakukan maka tutupan pohon terganggu lalu menyebabkan
ketidakseimbangan yang curam dalam siklus hujan. Siklus hujan akan terganggu dengan
berkurangnya tutupan hijau. Pohon dan tanaman membantu menyeimbangkan atmosfer.
Terganggunya keseimbangan tersebut menyebabkan pemanasan global, efek rumah kaca, curah
hujan tidak teratur, banjir bandang dan lainnya.

D. Pengelolaan Pencemaran Tanah


Ada beberapa langkah penangan untuk mengurangi dampak yang ditimbulkan oleh pencemaran
tanah. Diantaranya:
1. Remidiasi
Remediasi adalah kegiatan untuk membersihkan permukaan tanah yang tercemar. Ada
dua jenis remediasi tanah, yaitu in-situ (atau on-site) dan ex-situ (atau off-site). Pembersihan on-
site adalah pembersihan di lokasi. Pembersihan ini lebih murah dan lebih mudah, terdiri dari
pembersihan, venting (injeksi), dan bioremediasi.
Pembersihan off-site meliputi penggalian tanah yang tercemar dan kemudian dibawa ke
daerah yang aman. Setelah itu di daerah aman, tanah tersebut dibersihkan dari zat pencemar.
Caranya yaitu, tanah tersebut disimpan di bak/tanki yang kedap, kemudian zat pembersih
dipompakan ke bak/tangki tersebut. Selanjutnya zat pencemar dipompakan keluar dari bak yang
kemudian diolah dengan instalasi pengolah air limbah. Pembersihan off-site ini jauh lebih mahal
dan rumit.
2. Bioremediasi
Bioremediasi adalah proses pembersihan pencemaran tanah dengan menggunakan
mikroorganisme (jamur, bakteri). Bioremediasi bertujuan untuk memecah atau mendegradasi zat
pencemar menjadi bahan yang kurang beracun atau tidak beracun (karbon dioksida dan air).
3. Menerapkan konsep Reduce (mengurangi), Reuse (gunakan kembali) dan Recycle (daur
ulang).
4. Mengurangi penggunaan pestisida dan pupuk dalam kegiatan pertanian.
5. Buang sampah dengan benar dan tidak membuang sampah ke tanah.
6. Beli produk yang biodegradable.
7. Lakukan berkebun organik dan makan makanan organik tanpa menggunakan pestisida.
8. Buang sampah ke tempat pembuangan yang jauh dari area pemukiman.
E. Cara kerja untuk melakukan pengamatan pada biota tanah :
Bahan :
1. Cacing
2. Oli
3. Minyak goreng
4. Air panas
5. Air accu
6. Tanah
Alat :
- Sendok kecil
- Tempayan plastik

Cara kerja :
1) Sediakan 3 buah tempayan plastik dan diberi label A, B, dan C
2) Tempatkan tanah yang terdapat cacing didalamnya pada masing-masing tempayan plastic
3) Tempayan A diberi larutan minyak goreng
4) Tempayan B diberi air panas
5) Tempayan C diberi air ACCU
6) Setelah 5 menit, 10 menit, 15 menit. Amati ketiga tempayan tersebut.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan

Pencemaran tanah adalah keadaan di mana bahan kimia buatan manusia masuk dan
merubah lingkungan tanah alami. Pencemaran ini biasanya terjadi karena: kebocoran limbah cair
atau bahan kimia industri atau fasilitas komersial penggunaan pestisida; masuknya air
permukaan tanah tercemar ke dalam lapisan sub-permukaan kecelakaan kendaraan pengangkut
minyak, zat kimia, atau limbah air limbah dari tempat penimbunan sampah serta limbah industri
yang langsung dibuang ke tanah secara tidak memenuhi syarat (illegal dumping).
Ada beberapa cara untuk mengurangi dampak dari pencemaran tanah, diantaranya
dengan remediasi dan bioremidiasi. Remediasi yaitu dengan cara membersihkan permukaan
tanah yang tercemar. Sedangkan Bioremediasi dengan cara proses pembersihan pencemaran
tanah dengan menggunakan mikroorganisme (jamur, bakteri).

B. Saran

Untuk lebih memahami semua tentang pencemaran tanah, disarankan para pembaca
mencari referensi lain yang berkaitan dengan materi pada makalah ini. Selain itu, diharapkan
para pembaca setelah membaca makalah ini mampu menerapkannya dalam kehidupan sehari –
hari dalam menjaga kelestarian tanah beserta penyusun yang ada di dalamnya.

Anda mungkin juga menyukai