Anda di halaman 1dari 43

LAPORAN PRAKTIKUM

PENYEHATAN TANAH

DUSUSUN OLEH;
KELOMPOK 1 REGULER 2
1. Desi Eka Safitri (2013451056)
2. Dicky Ramadhan (2013451058)
3. Dinda Mutiara (2013451059)
4. Erika Mulia Panca Putri (2013451062)
5. Erika Oktavia (2013451063)
6. Hanif Fadhila (2013451066)
7. Hendita Intan Salsabilla (2013451068)
8. Isma Zakia (2013451074)
9. Komang Nadiya Florentine (2013451080)
10. Lidiya Adelia (2013451082)
11. M. Fajri Darmawan (2013451085)
12. May Sinta Arlinda (2013451088)

POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNGKARANG


JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN
PROGRAM STUDI D3 SANITASI
TAHUN 2021

i
KATA PENGHATAR

Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala
limpahan rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan laporan praktikum
penyehatan tanah.
Laporan ini kami buat untuk memenuhi tugas mata kuliah penyehatan tanah.
Selain itu, kami berharap laporan ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan
serta pengetahuan bagi penulis dan juga bagi para pembacanya.
Dalam menyusun makalah ini, kami berusaha sebaik mungkin untuk mendapatkan
sumber-sumber dan informasi, baik dari buku-buku ataupun website-website.
Disamping itu, kami banyak mengucapkan terima kasiih kepada semua pihak
yang telah membantu kami selama pembuatan laporan ini berlangsung sehingga
makalah ini dapat terselesaikan.
Menyadari banyaknya kekurangan dalam penyusunan laporan ini, kami sangat
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca untuk melengkapinya. Kami
meminta maaf apabila ada kata-kata yang kurang berkenan, mohon dimaafkan.

Bandar Lampung, 02 Oktober 2021

Kelompok 1

ii
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan praktikum Penyehatan Tanah ini ditunjukan sebagai persyaratan dalam


mengikuti Ujian Akhir Semester (UAS) Jurusan Kesehatan Lingkungan
Politeknik Kesehatan Kemenkes Tanjung Karang Tahun Ajaran 2021/2022

Bandar Lampung, 02 Oktober 2021

Penanggung Jawab Penanggung Jawab

Mata kuliah Penyehatan Tanah Koordinator Penunjang

Linda Barus, ST, M.Si Ferizal Masra, SKM.,M.Kes


NIP.196208161985032003 NIP. 196412071987031001

iii
LEMBAR PERSETUJUAN

Laporan praktikum Penyehatan Tanah ini ditunjukan sebagai persyaratan


mengikuti Ujian Akhir Semester (UAS) Program Studi DIII Sanitasi Politeknik
Kesehatan Tanjung Karang.

Bandar Lampung,02 Oktober 2021

iv
Pembimbing Praktikum Pembimbing Praktikum

Bayu Permadi Utama, Amd, KL Aan Prihantoro, SKM

v
DAFTAR ISI

KATA PENGHATAR......................................................................................................ii
LEMBAR PENGESAHAN.............................................................................................iii
LEMBAR PERSETUJUAN............................................................................................iv
DAFTAR ISI.....................................................................................................................v
PRAKTIKUM I............................................................................................................1
Pengukuran pH Tanah................................................................................................1
PRAKTIKUM II............................................................................................................12
PRAKTIKUM MENENTUKAN KONTUR TANAH.................................................12
PRAKTIKUM III.......................................................................................................22
Pengukuran Kelembaban Tanah..............................................................................22
LAMPIRAN KEGIATAN.............................................................................................36

vi
vii
PRAKTIKUM I
Pengukuran pH Tanah

Hari, Tanggal : Jum’at, 01 oktober 2021

Waktu : 08.00 – 11.00 WIB

Tempat : WorkShop Jurusan Kesehatan Lingkungan Tanjungkarang

Tujuan : Untuk mengetahui perbandingan pH tanah kering dan tanah

basah.

A. Tinjauan Pustaka
1. Pengertian pH Tanah
Tanah adalah media alam yang menjadi salah satu aspek penunjang
kehidupan seluruh makhluk hidup, termasuk pula tanaman. Subur atau
tidaknya tanah dipengaruhi oleh kandungan unsur hara yang berbeda-beda
pada setiap jenis tanah.
Unsur hara yang terkandung dalam tanah secara langsung
berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman
disamping faktor kemampuan tanaman dalam menyerap zat hara dari
dalam tanah. Kemampuan tanaman untuk melakukan proses penyerapan
unsur hara juga dipengaruhi oleh faktor utama, yakni tingkat keasaman
tanah atau pH.
pH merupakan kependekan dari potensial of hydrogen, sedangkan
pH tanah adalah suatu standar pengukuran tingkat keasaman atau kebasaan
pada suatu lahan. Dengan mengetahui kadar pH dalam tanah, maka para
petani dapat menentukan tanaman apa yang cocok ditanam atau di
budidayakan karena setiap tanaman memiliki karakteristik kebutuhan
kadar pH yang berbeda – beda.[CITATION dis21 \l 1033 ]
pH tanah adalah tingkat keasaman atau kebasa-an tanah yang
diukur dengan skala pH antara 0 sampai 14. Tanah dikatakan bersifat
asam, jika angka skala pH kurang dari 7. Sementara tanah yang bersifat

1
basa jika angka skala pH lebih dari 7. Jika tanah memiliki skala pH 7,
maka tanah tersebut memiliki sifat netral, atau tidak asam dan tidak basa.
Sifat tanah berdasarkan pH bisa dibagi menjadi sangat asam, asam,
agak asam, netral, agak alkalis, dan alkalis. Sangat asam untuk pH tanah
lebih rendah dari 4,5; asam untuk pH tanah berkisar antara 4,5 sampai 5,5;
agak asam untuk pH tanah berkisar antara 5,6 sampai 6,5; netral untuk pH
tanah berkisar antara 6,6 sampai 7,5; agak alkalis untuk pH tanah berkisar
antara 7,6 sampai 8,5; alkalis untuk pH tanah lebih besar dari 8,5.
Di Indonesia, jarang ditemui tanah yang memiliki pH terlalu tinggi
atau bersifat alkalis. Umumnya yang ditemui adalah tanah yang memiliki
pH rendah atau bersifat asam, bahkan bisa sangat asam. Kondisi tanah
dengan pH sangat asam akan menghambat pertumbuhan tanaman.
Tanah dengan pH sangat asam atau lebih rendah dari 4,5, dalam
sistem tanah akan terjadi perubahan kimia, di antaranya: Aluminium
menjadi lebih larut dan beracun untuk tanaman; sebagian besar hara
menjadi kurang tersedia bagi tanaman, sedangkan beberapa hara mikro
menjadi lebih larut dan beracun; memengaruhi fungsi penting biota tanah
yang bersimbiosis dengan tanaman.
Tanah yang paling baik untuk pertumbuhan tanaman adalah tanah
yang memiliki pH 6,6 sampai 7,5 atau pH netral. Namun, ada juga jenis-
jenis tanaman tertentu yang toleran terhadap tanah yang memiliki pH
asam, yaitu tanah yang memiliki pH maksimal 5. Tanah dengan pH rendah
(asam) atau tanah dengan pH tinggi (basa) akan mempersulit akar tanaman
dalam menyerap unsur hara dari tanah. Penyerapan unsur hara yang tidak
bisa optimal akan memengaruhi kesuburan tanaman.[CITATION Set17 \l 1033
]

2. Penyebab PH Tanah Menjadi Lebih Asam


Ada sejumlah faktor yang menjadi penyebab sifat tanah menjadi lebih
asam. Faktor-faktor tersebut seperti:

a. curah hujan yang tinggi menyebabkan tercucinya unsur hara dalam


tanah yang berdampak pada terbentuknya tanah asam;

2
b. adanya unsur AI (Aluminium), Cu (tembaga), dan Fe (besi) yang
berlebihan;
c. air yang menggenang pada tanah karena drainase yang buruk;
d. dekomposisi bahan organik yang mengeluarkan kalsium dari dalam
tanah;
e. penggunaan pupuk kimia yang berlebihan;
f. Secara umum, tanah dengan pH rendah merupakan tanah yang
kekurangan kalsium dan magnesium.

Jika tanah terlalu asam, tanaman tidak dapat menyerap unsur N, P, K dan
unsur hara lain yang dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman. Pada tanah
asam, tanaman mempunyai kemungkinan besar untuk teracuni logam berat
yang bisa mengakibatkan kematian pada tanaman.[CITATION Set17 \l 1033 ]

3. Mengukur pH Tanah
Pengukuran kadar pH dalam tanah hendaknya dilakukan sebelum
melakukan cocok tanam, baik tanaman pertanian maupun tanaman
perkebunan .
a. pH Meter
Cara paling mudah untuk mengukur kadar pH dalam tanah
adalah menggunakan pH meter.
Tanah adalah media alam yang diperlukan untuk kegiatan
bercocok tanam, pada setiap tanah memiliki kandungan unsur hara
yang berbeda-beda . banyak sedikitnya kandungan unsur hara pada
tanah merupakan indikator tingkat kesuburan tanah tersebut.
Kandungan unsur hara dan tingkat kesuburan tanah sangat
berperan penting dalam proses pertumbuhan dan perkembangan
tanaman.
tingkat kesuburan tanaman tergantung pada kemampuan tanaman
dalam menyerap unsur hara yang tersedia di dalam tanah.
Faktor penting yang mempengaruhi proses penyerapan
unsur hara oleh akar tanaman adalah derajat keasaman tanah (ph
tanah)

3
pH tanah adalah tingkat keasaman atau kebasaan suatu benda yang
diukur dengan skala pH antara 0 hingga 14 .
Suatu benda dikatakan bersifat asam jika angka skala pH
kurang dari 7 dan disebut basa jika skala ph lebih dari 7. jika skala
ph adalah 7 maka benda tersebut bersifat netral.
Kondisi tanah yang paling ideal untuk tumbuh dan
berkembangnya tanaman adalah tanah yang bersifat netral, namun
demikian ada beberapa jenis tanaman yang masih toleran terhadap
tanah dengan ph yang sedikit asam yaitu tanah yang ber ph
maksimal 5

           Cara mengetahui ph tanah yang paling akurat adalah


menggunakan alat pengukur ph yaitu pH meter.  pengetahuan
tentang derajat keasaman tanah (pH tanah ) sangat berperan dalam
keberhasilan suatu budidaya tanaman. dengan mengetahui pH
tanah, maka petani bisa menentukan skala yang ideal untuk
pertumbuhan dan berkembangnya tanaman sehingga kerugian
dapat diminimalisir. Selain menggunakan ph meter, mengukur ph
tanah bisa juga menggunakan kertas lakmus, namun pengukuran
menggunakan kertas lakmus memiliki keterbatasan karena angka
skala pH tidak dapat diketahui. pengukuran dengan kertas lakmus
hanya bisa menentukan apakah tanah tersebut asam, netral atau
basa. walaupun  demikian kertas lakmus cukup membantu dalam
mengetahui kondisi dan sifat tanah.
          Apabila tanah atau media tanam memiliki tingkat keasaman
tinggi, maka unsur magnesium, kalsium dan fosfor akan terikat
secara kimiawi sehingga tidak dapat diserap oleh tanaman. pada
kondisi seperti itu unsur aluminiun dan mangan akan bersifat racun
dan merugikan tanaman. pemberian pupuk tidak akan efektif dan
tidak efisien karena unsur hara tidak diserap tanaman. akibatnya
tanaman akan tumbuh tidak normal dan produktivitas rendah
dengan kualitas yang buruk. Untuk mengurangi tingkat keasaman

4
dapat dilakukan pemberian dolomit (kapur pertanian). pemberian
dolomit dengan dosis sesuai kebutuhan dapat dilakukan untuk
menyesuaikan nilai ph tanah. Untuk penambahan jumlah kapur
pertanian (dolomit) dapat dilakukan dengan perhitungan sbb:
Bila diketahui pH tanah 4,5, sedangkan kita menginginkan ph 6
maka  6 – 4,5 = 1,5 dengan demikian  kebutuhan kapur pertanian
(dolomit) yang diberikan adalah : 5,23 ton / ha.  penambahan
selanjutnya dapat dilakukan lagi setelah 3 – 5 th.
         Apabila tanah atau media tanam memiliki tingkat alkalin
tinggi (basa) unsur hara micro seperti tembaga, mangan, seng dan
besi akan terikat secara kimiawi dan tidak dapat diserap oleh
tanaman . seperti halnya tanaman pada tanah asam, pada tanah basa
tanaman juga tidak akan tumbuh dan berproduksi secara
maksimal.     Pemberian kapur gypsum dapat dilakukan untuk
menetralkan sifat basa tanah, ph tanah akan turun setelah kelebihan
unsur sodium habis, walau hanya pada angka 7,5 saja. pemberian
unsur asam atau belerang untuk menurunkan sifat basa tanah
biasanya tidak efektif pada tanah yang mengandung mineral
kalsium karbonat (unsur kapur).[CITATION dis21 \l 1033 ]

4. Manfaat Mengetahui pH Tanah


Mengetahui pH tanah sangat bermanfaat terutama untuk petani. Beberapa
manfaat yang bisa didapatkan dengan mengetahui kadar keasaman atau
kebasaan di dalam tanah adalah sebagai berikut :
a. Mengetahui Jenis Tanaman yang Cocok
Setiap jenis tanaman tentu memiliki kondisi khusus agar bias tumbuh
dengan baik. Salah satunya adalah kondisi keasaman tanah. Dengan
mengetahui tingkat keasaman (pH) tanah, maka petani juga bisa
mengetahui jenis tanaman apa yang cocok. Dengan begitu juga
pastinya akan mempengaruhi kualitas hidup dan kualitas buah dari
tanaman nantinya.

5
b. Sebagai Penelitian Setelah Erupsi Gunung Berapi
Sudah umum diketahui jika erupsi bersifat merusak. Namun pasca
erupsi, gunung akan mengeluarkan material atau mineral yang justru
membuat tanah menjadi subur.
Jenis tanah yang dihasilkan oleh proses ini biasa disebut dengan
tanah Debu vulkanik yang dikeluarkan oleh gunung saat erupsi
sangat berperan dalam hal ini karena akan menyebabkan pH tanah
jadi turun dari keadaan netral. Tanah yang sifatnya asam memiliki
kandungan mikroorganisme tinggi sehingga tingkat kesuburannya
juga tinggi.

Tanah tidak hanya material tempat makhluk hidup berpijak saja. Lebih
dari itu tanah juga memberikan kehidupan bagi makhluk hidup. Kualitas
tanah yang baik tentu juga akan mempengaruhi kualitas makhluk hidup
yang hidup di atasnya. Maka dengan mengetahui apa itu pH tanah,
bagaimana cara mengukurnya dan manfaat mengetahuinya juga akan
membuat manusia jadi tahu kualitas tanah yang baik untuk pertanian.
[CITATION Geo19 \l 1033 ]

5. Manfaat Mengukur pH Tanah


Manfaat pengukuran pH tanah diantaranya;
a. menentukan tinggi rendahnya unsur hara yang diserap oleh tanaman,
b. dapat diketahui bila ada unsur yang beracun dalam tanah,
c. mengetahui potensi perkembangan mikroorganisme, dan
d. dapat memonitor pengolahan pertanian terhadap penggunaan bahan
kimia dan diketaui dampaknya terhadap lingkungan. [CITATION Dis18 \l
1033 ]

B. Alat dan Bahan


1. Alat :

6
a. PH Moisture Meter

b. Augre

c. Sekop

2. Bahan
a. Sampel Tanah

C. Prosedur Kerja
1. Siapkan alat yang akan di gunakan
2. Gali tanah menggunkan augre sedalam 1 meter

7
3. Ambil sampel tanah dan masukan ke dalam gelas wadah sebanyak 2
gelas
4. Salah satu tana yang ada didalam gelas wadah di berikan sedikit air
sampai lembab
5. Ukur pH pada kedua sampel tanah tersebut dengan cara memasukkan
pH Moisture Meter kedalam tanah kemudian tunggu hingga 1 menit
6. Lalu catat hasilnya

D. Hasil dan Pembahasan


1. Hasil
a. Tanah Kering

Hasil Pengukuran
pH : 7,5
b. Tanah Basah

Hasil Pengukuran
pH : 7.5

2. Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan, kedua sampel
tersebut bersifat basa. Hal ini ditunjukan dengan pH sampel tanah
yang berada di atas 7, yaitu 7,5.

8
Berdasarkan hasil yang diperoleh, tidak ada perubahan pada pH
sampel tanah kering dan tanah basah. Kedua sampel tanah tersebut
diambil ditempat dan kedalaaman yang sama.
pH tanah alami tergantung pada komposisi mineral bahan induk tanah,
dan reaksi pelapukan yang dialami oleh bahan induk tersebut. Di
lingkungan yang hangat dan lembab, pengasaman tanah terjadi seiring
waktu karena produk-produk pelapukan oleh air yang bergerak ke
samping atau ke bawah melalui tanah. Namun, pada iklim kering,
pelapukan dan pencucian tanah kurang intens dan pH tanah sering
netral atau basa. Kisaran pH optimal untuk sebagian besar tanaman
adalah 5,5 dan 7,5 namun, banyak tanaman telat beradaptasi untuk
berkembang pada nilai pH diluar kisaran ini.
Untuk mengatasi tanah yang bersifat basa dapat dilakukan dengan
cara pemberian sulfur atau belerang. Pemberian belerang bias dalam
bentuk belerang atau bubuk sulfur yang mengandung belerang 100%.
Pemberian pupuk yang mengandung belerang juga efektif jika
digunakan untuk menurunkan pH.

E. Penutup
1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan dapat disimpulkan bahwa kedua pH
sampel tersebut bernilai 7,5. Dengan demikian reaksi tanah pH dari
kedua sampel tersebut bersifat basa. Tidak ada pengaruh terhadap pH
akibat penambahan air pada salah satu sampel tanah.

2. Saran
Saat melakukan pengukuran ph tanah kita harus lebih mengamati dan
dilakukan dengan hati-hati dan teliti agar tidak terjadi kekeliruan saat
pengamatannya.Dan para praktikan harus nya sudah menguasai
prosedur kerja yang dipraktikumkan agar memudahkan dalam
pemahamanya.

9
DAFTAR PUSTAKA

distan, A. (2021, may 5). PENGARUH pH TANAH TERHADAP PERTUMBUHAN


TANAMAN. Retrieved october 12, 2021, from
https://distan.bulelengkab.go.id/informasi/detail/berita_instansi/40-pengaruh-ph-
tanah-terhadap-pertumbuhan-tanaman#:~:text=pH%20tanah%20adalah
%20tingkat%20keasaman,maka%20benda%20tersebut%20bersifat%20netral
Distani. (2018, june 8). Pentingnya Pengukuran pH Tanah. Retrieved october 13, 2021,
from https://www.google.com/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=&cad=rja&uact=8&ved=2ahUKEwj4
qMjGtcXzAhVDb30KHUSnDXoQFnoECAgQAw&url=http%3A%2F
%2Fdistani.tulangbawangkab.go.id%2Fnews%2Fread%2F3027%2Fpentingnya-
pengukuran-ph-tanah&usg=AOvVaw06C1zq8-0C_NHhLcWR
Geologinesia. (2019, august 19). Mengenal pH Tanah : Cara Mengukur dan Manfaatnya.
Retrieved october 13, 2021, from https://www.geologinesia.com/2019/08/ph-
tanah.html
Setiyadi, Y. (2017, may 30). Pengertian pH Tanah dan Pengaruhnya Terhadap
Pertumbuhan Tanaman. Retrieved october 12, 2021, from
https://ensiklo.com/2020/05/30/pengertian-ph-tanah/

10
PRAKTIKUM II

PRAKTIKUM MENENTUKAN KONTUR TANAH

Hari, Tanggal : Jumat, 1 Oktober 2021

Waktu : 08.00 – 11.00 WIB

Tempat : Lapangan Volly Jurusan Kesehatan Lingkungan Poltekkes

Tanjungkarang

Tujuan : 1. Mengetahui pengertian tekstur tanah

2. Mengetahui jenis-jenis tanah

A. Tinjauan Pustaka

1. Pengertian Tekstur Tanah


Tekstur tanah adalah salah satu dari beberapa sifat fisik tanah
seperti warna tanah, struktur tanah, kadar air, bulk density, dan lain
sebagainya. Tekstur tanah adalah perbandingan relative antara fraksi-
fraksi debu, tanah liat, dan pasir dalam bentuk persen. Tekstur tanah
erat hubungannya dengan kekerasan, permeabilitas, plastisitas,
kesuburan dan produktivitas tanah pada daerah tertentu. Tekstur tanah
mengindikasikan perbandingan relatif berbagai golongan partikel
tanah dalam suatu massa. Ukuran relatif partikel tanah di
implementasikan dalam bentuk tekstur yang mengacu pada kehalusan

11
atau kekerasan tanah. Kasar dan halusnya tanah dalam klasifikasi
tanah (taksonomi tanah) ditunjukkan dalam sebaran butir yang
merupakan penyederhanaan dari kelas tekstur tanah dengan (lebih
besar 2 mm). [ CITATION GEO16 \l 1033 ]

2. Fungsi Tekstur Tanah


Tekstur tanah dapat berfungsi menentukan tata air di dalam
tanah yaitu berupa penetrasi, kecepatan infiltrasi, serta kemampuan
mengikat air. Tekstur tanah sangat menentukan reaksi fisik dan kimia
di dalam tanah, karena ukuran partikel tanah bisa menjadi faktor
penentu luas permukaan tanah.
Apabila contoh tanah di analisa maka hasilnya akan selalu
menunjukkan bahwa tanah tersebut memiliki partikel-partikel yang
ukurannya bermacam-macam, ada yang memiliki ukuran yang sangat
halus, koloid, halus, sangant kasar, dan sangat kasar. Ukuran partikel-
partikel yang demikian telah diklasifikasikan ke dalam grup atau
kelompok-kelompok tertentu atas dasar diameternya, tanpa melihat
komposisi warnanya, kimianya, berat, ataupun sifat-sifat yang lainnya.
Analisa partikel dimana partikel-partikel tanah tersebut dipisahkan
sering disebut dengan istilah analisa mekanis tanah. Analisa seperti ini
menghasilkan model distribusi sesuai dengan ukuran-ukuran partikel
tanah.
Tekstur tanah sangat mempengaruhi kemampuan aerasi,
infiltrasi air, serapan air, ketersediaan air di dalam lapisan tanah, serta
laju pergerakan air (perkolasi). Oleh karena itu, tekstur tanah secara
tidak langsung dapat mempengaruhi perkembangan pertumbuhan
tanaman, perakaran, serta penghematan dalam pemupukan. [ CITATION
GEO16 \l 1033 ]

3. Jenis Tanah Berdasarkan Tekstur

12
Hanafiah (2005) menyebutkan bahwa tanah yang didominasi liat
akan memiliki pori-pori kecil (tidak porous). Tanah yang didominasi
oleh pasir akan memiliki pori-pori besar (lebih porous). Sedangakan
tanah yang didominasi debu akan memiliki pori-pori sedang (agak
porous). Berdasarkan kelas tekstur nya makan tanah dapat
digolongkan menjadi:
1. Tanah bertekstur halus atau kasar berliat artinya tanah yang
memiliki minimal 37,5% liat, baik itu liat berdebu dan atau liat
berpasir.
2. Tanah bertekstur sedang atau tanah berlempung artinya tanah ini
tersusun atas:
a. Tanah bertekstur sedang, mencakup tanah dengan tekstur
lempung berdebu (silty loam), lempung berpasir sangat
halus, lempung (loam), atau debu (silt).
b. Tanah bertekstur sedang tetapi agak kasar mencakup tanah
yang bertekstur lempung berpasir halus atau lempung
berpasir (sandy loam).
c. Tanah bertekstur sedang dan agak halus, meliputi lempung
liat berdebu (sandy silt loam), lempung liat berpasir
(sandy clay loam), serta lempung liat (clay loam)
d. Tanah bertekstur kasar atau tanah berpasir artinya tanah
yang memiliki minimal 70% pasir, dan atau bertekstur
pasir, dan atau pasir berlempung. [ CITATION GEO16 \l
1033 ]

4. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Tekstur Tanah


Faktor yang mempengaruhi tekstur tanah antara lain : Iklim,
jika kondisi iklim hujan maka tanah selalu dalam keadaan basah, hal
ini dapat mempengaruhi keadaan tekstur tanah dan akan terjadi proses
pencucian (leaching). Organisme, keberadaan organisme dapat
menjadikan tekstur tanah menjadi semakin subur karena organisme
dapat menjadi kompos dan pengurai. Bahan induk, jika bahan induk

13
tanah berasal dari batuan maka tekstur tanah akan cenderung memiliki
pori-pori yang besar. Topografi, berubahnya muka bumi akan
mengakibatkan terjadinya perubahan bentuk pada tekstur tanah,
misalnya dalam hal kepadatan dan bentuk strukturnya. Waktu,
semakin lama suatu tanah di permukaan bumi maka teksturnya akan
semakin padat karena adanya pengaruh dari kekuatan luar misalnya
organisme.
Adapun faktor yang dipengaruhi tekstur tanah antara lain :
Konsistensi, semakin liat suatu tekstur maka konsistensi akan semakin
besar, sebaliknya jika tekstur memiliki pori-pori yang renggang dan
permukaan luas maka konsistensi akan semakin kecil. Kadar air,
semakin liat tekstur tanah maka air yang tersedia akan semakin
banyak di dalamnya karena pada tekstur liat dapat mengikat air lebih
kuat dengan pori-porinya yang halus dan padat. Organisme, jika suatu
tanah memiliki tekstur liat maka organisme yang ada di dalamnya
akan sedikit karena tekstur liat sangat padat dan sangat sulit ditembus,
sebaliknya pada tekstur lempung terdapat banyak organisme karena
ketersediaan unsur haranya banyak dan mudah ditembus, perakaran,
semakin liat tekstur tanah maka akan semakin sulit untuk ditembus
oleh perakaran tumbuhan. Pengolahan, semakin liat tekstur tanah
maka akan semakin sulit utuk diolah karena teksturnya padat.
[ CITATION ARG18 \l 1033 ]

5. Sifat Fisik Tanah


1. Warna Tanah
Warna tanah merupakan salah satu sifat yang mudah dilihat
dan menunjukkan sifat dari tanah tersebut. Warna tanah
merupakan campuran komponen lain yang terjadi karena
mempengaruhi berbagai faktor atau pesenyawaan tunggal.
Urutan warna tanah adalah hitam, coklat, karat, abu-abu, kunung
dan putih.

14
Warna tanah dengan akurat dapat diukur dengan tiga sifat-
sifat prinsip warnanya. Dalam menentukan warna cahaya dapat
juga menggunakan Munsell Soil Colour Chart sebagai pembeda
warna tersebut. Penentuan ini meliputi penentuan warna dasar
atau matrik, warna karatan atau kohesi dan humus. Warna tanah
penting untuk diketahui karena berhubungan dengan kandungan
bahan organk yang terdapat di dalam tanah tersebut, iklim,
drainase tanah dan juga mineralogy tanah. [ CITATION AWE17 \l
1033 ]

6. Struktur Tanah
Struktur tanah digunakan untuk menunjukkan ukuran
partikel-partikel tanah seperti pasir, debu, dan liat yang membentuk
agregat satu dengan yang lainnya yang dibatasi oleh bidang belah
alami yang lemah. Agregat yag terbentuk secara alami disebut
dengan ped. Struktur yang dapat memodifikasi pengaruh tekstur
dalam hubungannya dalam kelembaban porositas, tersedia unsur
hara, kegiatan jasad hidup dan pengaruh permukaan akar.[ CITATION
SIT191 \l 1033 ]

7. Karakteristik Tekstur Tanah


Berdasarkan pengklasifikasian tanah berdasarkan USDA
pada kedalaman 251-300 cm didapatkan tekstur tanah pasir
berlempung. Menurut Kartasapoetra dkk, (2005) tanah berpasir yaitu
tanah yang kandungan pasirnya >70% dalam keadaan lembab tanah
berpasir terasa kasar dan tidak lekat dalam kategori ini tanah pasir
dan tanah lempung berpasir. Tekstur tanah pasir berlempung
memiliki presentasi pasir yang mendominasi sehingga mempunyai
pori-pori makro. Tanah dengan tekstur berlempung memiliki
agregasi yang rendah sehingga kemampuannya dalam memegang air
dan hara juga rendah. Tanah dengan tekstur pasir banyak
mempunyai pori-pori makro (besar) sehingga sulit menahan air.

15
Di kedalaman 301-350 cm memiliki tekstur tanah liat.
Presentase fraksi liat 58,20% lebih tinggi dibandingkan presentase
fraksi debu 36,50% dan fraksi pasir 5,10% yang cukup kecil. Pada
kedalaman ini secara keseluruhan lebih didominasi oleh fraksi liat
sebanyak 58,20% dan tidak terdapat tanah organik. Berdasarkan
pengklasifikasian tanah berdasarkan USDA di kedalaman 301-350
cm didapatkan tekstur tanah liat. Menurut Nyakpa (1989), tanah
bertekstur halus atau tanah berliat berarti tanah yang mengandung
minimal 37,5% liat atau bertekstur liat, liat berdebu atau liat
berpasir. [ CITATION SIT192 \l 1033 ]

B. Alat dan Bahan


1. Alat
a. Auger

b. Linggis

c. Sendok Semen

d. Meteran

16
e. Gelas Wadah

2. Bahan
a. Tanah

C. Langkah Kerja
1. Siapkan alat dan bahan yang digunakan
2. Pilih lokasi yang digali
3. Gali tanah dengan menggunakan auger sedalam satu meter 1m
4. Kemudian ambil tanah yang digali
5. Masukkan ke dalam gelas aqua
6. Kemudian amati jenis tekstur tanah terrsebut
7. Lalu catat hasil
8.
D. Hasil Laporan dan Pembahasan

17
1. Hasil

2. Pembahasan
Tanah merupakan salah satu media tumbuh tanaman, baik tanaman
semusim maupun tanaman tahunan untuk kemaslahatan manusia dan
makhluk hidup lainnya. Tubuh tanah terdiri atas udara, air, bahan
mineral, dan bahan orank. Tanah sifatnya sangat dinamis yaitu terus
menerus mengalami perubahan, yang dipengaruhi oleh iklim (curah
hujan dan suhu), bentuk wilayah (relief atau bentuk permukaan tanah),
bahan induk, waktu, dan organisme.
Komponen tanah (mineral, organik, air, dan udara) tersusun antara
yang satu dan yang lain membentuk tubuh tanah. Tubuh tanah
dibedakan atas horizon-horizon yang kurang lebih sejajar dengan
permukaan tanah sebagai hasil proses pedogenesis. Bermacam-macam
jenis tanah yang terbentuk merupakan refleksi kondisi lingkungan
yang berbeda.
Berdasarkan hasil pengamatan yang menunjukkan batasan lapisan
tanah mengalami perbedaan. Hal ini menunjukkan bahwa tiap profil
mengalami perbedaan, tergantung pada faktor-faktor yang
mempengaruhinya, seperti waktu, lokasi dan faktor pembentuknya.
[ CITATION GEO16 \l 1033 ]

18
3. Penutup
1. Kesimpulan
Seperti yang sudah dibahas sebelumnya, struktur dan
tekstur tanah tidaklah sama dan memiliki perbedaan yang cukup
signifikan. Apabila Anda ingin memeriksa struktur dari sebuah
tanah memerlukan penggalian dan proses yang cukup rumit.
Jenis dari tekstur tanah juga sedikit berbeda dibandingkan
dengan struktur tanah, Anda bisa mengetahuinya seperti yang ada
di bawah berikut ini:
a. Tanah dengan tekstur halus adalah tanah yang memiliki
setidaknya kandungan liat sebesar 37,5 persen di dalam
tanah. Tanah liat yang ada di dalam tanah akan membuat
pori-pori di dalamnya menjadi lebih mengecil dan tanah
akan terasa lebih padat dan berat. Sedangkan apabila tanah
yang memiliki kandungan debu lebih banyak, maka
otomatis jumlah pori-pori yang ada akan menjadi lebih
banyak.
b. Tanah dengan tekstur yang sedang biasanya memiliki
setidaknya 50 persen unsur pasir di dalamnya. Tekstur pasir
yang ada di dalamnya juga berbeda-beda. Semakin kering
kondisi lingkungan maka otomatis akan membuat pasir
menjadi lebih banyak dan halus.
c. Tanah dengan tekstur kasar atau berpasir adalah sebuah
kondisi tekstur tanah yang dimana memiliki unsur pasir
hingga 70 persen. Tanah yang memiliki unsur pasir tinggi
biasanya berada di daerah yang curah hujannya jarang dan
termasuk ke dalam daerah yang gersang.

2. Saran

19
Dalam pengambilan kontur tanah ini diharapkan para
mahasiswa/mahasiswi melaksanakan praktikum dengan baik agar
mendapatkan hasil yang maksimal.

20
DAFTAR PUSTAKA

ARGIKULTUR. (2018, DECEMBER 09). Retrieved OKTOBER 13, 2021, from


https://www.coursehero.com/file/p5gje41i/Faktor-yang-mempengaruhi-
tekstur-tanah-yaitu-bahan-batuan-induk-proses-genesis/

AWETIVE. (2017, OKTOBER 10). Retrieved OKTOBER 13, 2021, from


https://balittanah.litbang.pertanian.go.id/ind/index.php/en/berita-terbaru-
topmenu-58/1094-tanah33

GEOLOGINESIA. (2016, JUNI 29). Retrieved OCTOBER 13, 2021, from


https://www.geologinesia.com/2016/06/pengertian-jenis-dan-fungsi-
tekstur-tanah.html?m=1

ZAINAB, S. I. (2019, APRIL 22). Retrieved OKTOBER 13, 2021, from


https://balittanah.litbang.pertanian.go.id/ind/index.php/en/berita-terbaru-
topmenu-58/1094-tanah33

ZAINAB, S. I. (2019, APRIL 22). Retrieved OKTOBER 13, 2021, from


https://balittanah.litbang.pertanian.go.id/ind/index.php/en/berita-terbaru-
topmenu-58/1094-tanah33

21
PRAKTIKUM III
Pengukuran Kelembaban Tanah

Hari, Tanggal : Jumat, 1 Oktober 2021

Waktu : 08.00 – 11.00 WIB

Tempat : Lapangan Volly Jurusan Kesehatan Lingkungan Tanjungkarang

Tujuan : 1. Untuk mengetahui tingkat kelembaban tanah

2. Untuk mengetahui cara pengukuran kelembaban pada tanah

3. Untuk mengetahui perbandingan kelembaban tanah

A. Tinjauan Pustaka

Tanah dalam bidang pertanian diartikan sebagai media tempat tumbuhnya


tanaman. Tanah berasal dari hasil pelapukan batuan bercampur dengan sisa-
sisa bahan organik dan organisme (vegetasi atau hewan) yang hidup di
atasnya atau di dalamnya. Selain itu di dalam tanah terdapat juga air dan
udara. Air dalam tanah berasal dari air hujan yang ditahan oleh tanah
sehingga tidak meresap ke tempat lain. Disamping percampuran bahan
mineral dengan bahan organik, maka dalam proses pembentukan tanah
terbentuk pula lapisan-lapisan tanah atau horizon. Definisi tanah adalah
kumpulan dari benda alam di permukaan bumi yang tersusun dalam horizon-
horizon, terdiri dari campuran bahan mineral, bahan organik, air, udara, dan
merupakan media untuk tumbuhnya tanaman.[CITATION Mah183 \l 1033 ]

Pembentukan tanah dipengaruhi oleh lima faktor yang berkerja sama dalam
berbagai proses, baik secara fisik maupun kimia. Di Indonesia ada bermacam-
macam jenis tanah dimana tanah tersebut memiliki sifat dan cirinya masing-
masing yang merupakan pembeda antara satu tanah dengan yang lainnya.
Menurut Hardjowigeno (2010) klasifikasi tanah adalah usaha untuk
membeda-bedakan tanah berdasarkan atas sifat – sifat yang dimilikinya.
Dengan cara ini maka tanah-tanah dengan sifat yang sama dimasukan ke

22
dalam satu kelas yang sama. Hal ini penting karena tanah-tanah dengan sifat
yang berbeda memerlukan perlakuan (pengelolaan) yang berbeda pula.
[ CITATION Sri181 \l 1033 ]

Kelembaban tanah adalah air yang mengisi sebagian atau seluruh pori ± pori
tanah yang berada di suatu tempat. Definisi yang lain menyebutkan bahwa
kelembaban tanah menyatakan jumlah air yang tersimpan di antara pori - pori
tanah. kelembaban tanah sangat dinamis, hal ini disebabkan oleh penguapan
melalui permukaan tanah, transpirasi dan perkolasi. Curah hujan, jenis tanah,
dan laju evapotranspirasi merupakan faktor-faktor yang menentukan
kelembaban tanah yang akan menentukan ketersediaan air dalam tanah bagi
pertumbuhan tanaman.[ CITATION Irw171 \l 1033 ]

Suyono dan Sudarmadi (1997) mendefinisikan kelembaban tanah adalah


jumlah air yang tersimpan di antara poripori tanah. Kelembaban tanah sangat
dinamis disebabkan oleh penguapan melalui permukaan tanah, transpirasi,
dan perkolasi. Arnold (1999) menyebutkan kelembaban tanah memiliki
peranan yang penting bagi pemerintah untuk mengetahui informasi seperti
potensi aliran permukaan dan pengendali banjir, kegagalan erosi tanah dan
kemiringan lereng, manajemen sumber daya air, geoteknik, dan kualitas air.
Faktor-faktor yang menentukan kelembaban tanah adalah curah hujan, jenis
tanah, dan laju evapotranspirasi, dimana kelembaban tanah akan menentukan
ketersediaan air dalam tanah bagi pertumbuhan tanaman.[ CITATION Kar181 \l
1033 ]

23
B. Alat dan Bahan
1. Alat
1. Auger

2. Soil Moist pH Detector

3. Sekop

4. Wadah

B. Bahan

1. Tanah
2. Air

24
C. Langkah Kerja
1. Siapkan auger
2. Tentukan titik tempat tanah untuk diambil sampel,
3. Gali lobang dengan menggunakan auger dengan kedalaman 30 cm.
4. Ambil sampel tanah dengan menggunakan sekop pada kedalaman
tersebut, letakkan di dua wadah,
5. Berikan sedikit air pada salah satu wadah,
6. Hidupkan alat dengan menekan tombol on ke arah kiri dengan
keterangan moist.
7. Tanamkan alat tersebut ke dalam permukaan sampel tanah tersebut.
8. Lihat arah jarum pengukur pada Soil Moist pH Detector lalu
bandingkan antara tanah tanpa air dan tanah yang sudah diberi air.

D. Hasil Laporan dan Pembahasan


A. Hasil Pengamatan

1. Tanah tanpa air 3 RH

2. Tanah dengan air 6 RH

25
B. Pembahasan
Dalam pengukuran kelembaban ini, tanah dibedakan menjadi dua
macam. Yaitu, tanah tanpa air dan tanah dengan air. Tujuan pemberian
air pada salah satu tanah tersebut adalah, untuk mengetahui
perbandingan kelembaban tanah tersebut.

Dalam pengukuran kelembaban tanah tersebut didapatkan hasil pada


tanah tanpa air kelembabannya mencapai 3 RH, sedangkan tanah
dengan air didapatkan hasil kelembabannya mencapai 6 RH.

E. Kesimpulan
Dari praktikum diatas dapat disimpulkan bahwa :
1. Pada pengukuran kelembaban pada tanah tanpa air didapatkan 3 RH.
2. Pada pengukuran kelembaban pada tanah dengan air didapatkan 6 RH.

26
Daftar Pustaka

Irwan Agus Saputro, J. E. (2017, Januari). Dipetik Oktober Sabtu, 2021, dari
Rancang bangun sistem pengaturan kelembaban tanah secara real time
menggunakan mikrokontroler dan diakses di web:
https://media.neliti.com/media/publications/213576-rancang-bangun-
sistem-pengaturan-kelemba.pdf

Karyati, R. O. (2018, Maret). Dipetik Oktober Sabtu, 2021, dari SUHU DAN
KELEMBABAN TANAH PADA LAHAN REVEGETASI PASCA
TAMBANG DI PT ADIMITRA BARATAMA NUSANTARA,
PROVINSI KALIMANTAN TIMUR:
https://fahutan.unmul.ac.id/dosen/karyati/assets/upload/image/publikasi/18
_suhu_dan_kelembaban_tanah_Karyati_dkk.pdf

Mahfud Arifin, N. D. (2018, Juli). Dipetik Oktober Sabtu, 2021, dari Pengaruh
Posisi Lereng terhadap Sifat Fisika dan Kimia Tanah pada Inceptisols di
Jatinangor: https://jurnal.unpad.ac.id/soilrens/article/download/37-44/9747

Sri Handayani, d. K. (2018, Februari). Dipetik Oktober Sabtu, 2021, dari


KARAKTERISASI DAN KLASIFIKASI TANAH ULTISOL DI
KECAMATAN INDRAJAYA KABUPATEN PIDIE:
https://journal.unilak.ac.id/index.php/jip/article/download/437/308

27
PRATIKUM IV

Pembuatan Lubang Biopori


Hari, Tanggal : Jum’at 01 Oktober 2021
Waktu : 08.00 – 11.00 WIB
Tempat : Workshop Jurusan Kesehatan Lingkungan Tanjung Karang
Tujuan : Mahasiswa/I  Dapat Membuat Lubang Biopori Untuk Dapat
Menimalisir Banjir.

A. Latar Belakang
1. Pengertian Biopori
Ir. Kamir R. Brata, Msc dari Institut Pertanian Bogor menjelaskan biopori
adalah “lubang sedalam 80-100cm dengan diameter 10-30 cm,
dimaksudkan sebagi lubang resapan untuk menampung air hujan dan
meresapkannya kembali ke tanah”. Biopori memperbesar daya tampung
tanah terhadap air hujan, mengurangi genangan air, yang selanjutnya
mengurangi limpahan air hujan turun ke sungai. Dengan demikian,
mengurangi juga aliran dan volume air sungai ke tempat yang lebih
rendah, seperti Jakarta yang daya tampung airnya sudah sangat minim
karena tanahnya dipenuhi bangunan. Tim Biopori IPB menguraikan bahwa
biopori adalah “lubang-lubang di dalam tanah yang terbentuk akibat
berbagai akitifitas organisma di dalamnya, seperti cacing, perakaran
tanaman, rayap, dan fauna tanah lainnya”. Lubang-lubang yang terbentuk
akan terisi udara, dan akan menjadi tempat berlalunya air di dalam tanah.
[ CITATION Tim17 \l 1033 ]
a) Pengertian Lubang Resapan Biopori
menurut Ir Kamir R. Brata, lubang resapan biopori adalah metode
resapan air yang ditujukan untuk mengatasi banjir dengan cara
meningkatkan daya resap air pada tanah.m Peraturan Menteri
Kehutanan Nomor:P.70 / Menhut-II / 2008 / Tentang Pedoman Teknis
Rehabilitasi Hutan dan Lahan, menyebutkan bahwa lubang resapan

28
biopori adalah lubanglubang di dalam tanah yang terbentuk akibat
berbagai aktivitas organisme di dalamnya, seperti cacing, perakaran
tanaman, rayap, dan fauna tanah lainnya. Lubang - lubang yang
terbentuk akan terisi udara dan akan menjadi tempat berlalunya air di
dalam tanah. Lubang resapan biopori (LRB) adalah lubang silindris
yang dibuat secara vertikal ke dalam tanah dengan diameter 10 - 30 cm
dan kedalaman sekitar 100 cm, atau dalam kasus tanah dengan
permukaan air tanah dangkal, tidak sampai melebihi kedalaman muka
air tanah Lubang diisi dengan sampah organic untuk memicu
terbentuknya biopori. [ CITATION Ama16 \l 1033 ]
2. Manfaat Lubang Resapan Biopori
Lubang Resapan Biopori (LRB) merupakan salah satu teknologi tepat guna
dan ramah lingkungan yang bermanfaat untuk mengatasi banjir. Adapun
cara-cara mengatasi banjir tersebut adalah dengan :
a) Meningkatkan daya resapan air Meningkatkan daya resap air melalui
lubang-lubang yang dibuat untuk menampung air hujan. Lubang
resapan ini akan menjaga kadar air tanah yang terserap beserta aktifitas
fauna di dalam tanah sehingga biopori akan terbentuk dan terpelihara
keberadaannya. Kombinasi antara luas bidang resapan dan biopori akan
bersama-sama meningkatkan kemampuan dalam meresapkan air.
b) Mengubah sampah organic menjadi kompos Lubang resapan biopori
diaktifkan dengan memberikan sampah organic kedalamnya. Sampah
tersebut akan mengalami proses dekomposisi yang akhirnya menjadi
kompos. Kompos tersebut dapat diambil pada waktu/periode tertentu
dan dapat dimanfaatkan sebagai pupuk organic pada berbagai jenis
tanaman seperti tanaman hias, sayur, dan lain sebagainya.
c) Memanfaatkan fauna tanah dan akar tanaman Aktifitas organisme tanah
dalam lubang resapan biopori akan menciptakan lubang lubang atau
rongga-rongga dalam tanah. Rongga-rongga tersebut akan berfungsi
sebagai “saluran air” untuk meresapkan air ke tubuh tanah. Dengan
adanya aktifitas tersebut maka rongga-rongga tersebut akan terpelihara
keberadaannya dalam proses penyerapan air tanpa ada campir tangan

29
manusia. Hal ini akan menghemat waktu, tenaga dan biaya. Sampah
organic tersebut juga akan menjadi humus sehingga mengurangi emisi
pembuangan jika sampah hanya dibiarkan dialam terbuka. Hal ini dapat
mengurangi pemanasan global dan memelihara biodiversitas dalam
tanah Hadirnya LRB dapat mencegah genangan air yang dapat
mengakibatkan banjir dan mengatasi berbagai penyebab penyakit
seperti malaria, demam berdarah, kaki gajah dan penyakit-penyakit
lainnya.
d) Tempat pembuangan sampah organic Banyaknya sampah yang
bertumpuk juga telah menjadi masalah tersendiri di kota Jakarta. Kita
dapat pula membantu mengurangi masalah ini dengan memisahkan
sampah rumah tangga kita menjadi sampah organik dan non organik.
Untuk sampah organik dapat kita buang dalam lubang biopori yang kita
buat.
e) Menyuburkan tanaman Sampah organik yang kita buang di lubang
biopori merupakan makanan untuk organisme yang ada dalam tanah.
Organisme tersebut dapat membuat sampah menjadi kompos yang
merupakan pupuk bagi tanaman di sekitarnya.
f) Meningkatkan daya resapan air Kehadiran lubang resapan biopori
secara langsung akan menambah bidang resapan air, setidaknya sebesar
luas kolom atau dinding lubang. Sebagai contoh bila lubang dibuat
dengan diameter 10 cm dan dalam 100 cm maka luas bidang resapan
akan bertambah sebanyak 3140 cm 2 atau hampir 1/3 m 2 . Dengan kata
lain suatu permukaan tanah berbentuk lingkaran dengan diamater 10
cm, yang semula mempunyai bidang resapan 78,5 cm 2 setelah dibuat
lubang resapan biopori dengan kedalaman 100 cm, luas bidang
resapannya menjadi 3218 cm 2 . Dengan adanya aktivitas fauna tanah
pada lubang resapan maka biopori akan terbentuk dan senantiasa
terpelihara keberadaannya. Oleh karena itu, bidang resapan ini akan
selalu terjaga kemampuannya dalam meresapkan air. Dengan demikian
kombinasi antara luas bidang resapan dengan kehadiran biopori secara

30
bersama-sama akan meningkatkan kemampuan dalam meresapkan air.
[ CITATION Cor17 \l 1033 ]

3. Jumlah Biopori Yang Disarankan


Jumlah lubang yang perlu dibuat dapat dihitung dengan menggunakan
persamaan: 
LRB = Intensitas hujan(mm/jam) x Luas bid kedap (m2 ) Laju Peresapan
Air per Lubang (liter/jam) Sebagai contoh, untuk daerah dengan intensitas
hujan 50 mm/jam (hujan lebat), dengan laju peresapan air perlubang 3
liter/menit (180 liter/jam) pada 100 m2 bidang kedap perlu dibuat sebanyak
(50 x 100) / 180 = 28 lubang. Bila lubang yang dibuat berdiameter 10 cm
dengen kedalaman 100 cm, maka setiap lubang dapat menampung 7.8 liter
sampah organik. Ini berarti bahwa setiap lubang dapat diisi dengan sampah
organik selama 2-3 hari. Dengan demikian 28 lubang baru dapat dipenuhi
dengan sampah organik yang dihasilkan selama 56 - 84 hari. Dalam selang
waktu tersebut lubang yang pertama diisi sudah terdekomposisi menjadi
kompos sehingga volumenya telah menyusut. Dengan demikian lubang-
lubang ini sudah dapat diisi kembali dengan sampah organik baru dan begitu
seterusnya. [ CITATION Hil14 \l 1033 ]

B. Alat Dan Bahan


1. Alat
a. Auger

b. Pipa 1 meter

31
c. Sekop

d. Ember

2. Bahan
a. Kompos
b. Pasir
c. Semen
d. Air

32
C. Langkah Kerja
1. Siapkan alat dan bahan.
2. Potong pipa sepanjang 1 meter.
3. Setelah pipa siap, lakukan penggalian tanah untuk dijadikan lubang
resapan biopori.
4. Lubangi tanah dengan menggunakan auger sedalam 1 meter dengan
diameter lubang 10 cm.
5. Setelah lubang siap, masukan pipa kedalam lubang.
6. Setelah itu masukan kompos secukupnya ± 1 ember.
7. Rapikan tanah disekitar lubang biopori dengan sedikit menyemennya.

D. Hasil Laporan Dan Pembahasan


1. Hasil

33
2. Pembahasan
Dari Praktikum yang kami lakukan, didapatkan 1 lubang resapan
biopori yang berada di lapangan volly jurusan Kesehatan Lingkungan
dengan kedalaman 1 meter dan diameter 10 cm.
Dalam pembuatan lubang resapan biopori, terdapat beberapa hal yang
perlu diperhatikan diantaranya :
a. Tanah yang akan digali sebaiknya dalam kondisi basah ataupun
lembab, karena jika dalam kondisi kering tanah akan sulit untuk
digali.
b. Setelah selesai menggali lubang resapan biopori tambahkan
kompos kedalam lubang resapan.
c. Pada saat memasukkan kompos ke dalam lubang resapan biopori
usahakan untuk memadatkan kompos tersebut.
3. Penutup
a. Kesimpulan
Dari hasil praktikum yang kami lakukan, diperoleh 2 lubang resapan
biopori dengan diameter 10 cm dengan kedalaman 100 cm. Lubang
resapan biopori memiliki banyak manfaat diantaranya adalah
Memaksimalkan air yang meresap ke dalam tanah sehingga menambah
air tanah, Mengurangi genangan air yang menimbulkan penyakit,
Maksimalisasi peran dan aktivitas flora dan fauna tanah, dapat
mencegah terjadinya banjir. Oleh karena itu, pengadaan lubang
resapan biopori sangat penting da hendaknya dapat dilakukan dalam
skala rumah tangga.

34
DAFTAR PUSTAKA

biopori, T. B. (2017, oktober 13). Retrieved oktober 2021, 2021, from


http://www.biopori.com/

Corry Yohana, D. G. (2017, desember 2017). Retrieved oktober 12, 2021, from
http://journal.unj.ac.id/unj/index.php/jpm/article/download/4870/3
716/

Febrianna, M., Prijono, S. dan Kusumarini, N. (2018) 'Pemanfaatan Pupuk


Organik Cair. (n.d.).

Hilwatullisan. (2014, maret 21). Retrieved oktober 12, 2021, from


http://eprints.polsri.ac.id/34/1/jurnal%20lisan.pdf

https://jurnal.uns.ac.id/matriks/article/download/37411/24640. (n.d.).

Rondonuwu, A. S. (2016, november 3). Retrieved oktober 12, 2021, from


https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/jmm/article/viewFile/14548/
14126

35
LAMPIRAN KEGIATAN

36

Anda mungkin juga menyukai