Anda di halaman 1dari 11

A.

JUDUL PERCOBAAN
Penentuan Zat Padat Tersuspensi (TSS)

B. HARI/TANGGAL PERCOBAAN
Jum;at / 4 April 2014; 13:00 WIB

C. SELESAI PERCOBAAN
Jum;at / 4 April 2014; 15:30 WIB

D. JENIS SMPEL DAN ASALNYA


Air sumur dekat pantai Kenjeran

E. TUJUAN PERCOBAAN
Untuk mengetahui kadar zat tersuspensi

F. TINJAUAN PUSTAKA
Air dapat berwujud padatan (es), cairan (air) dan gas (uap air). Air merupakan satu-
satunya zat yang secara alami terdapat di permukaan bumi dalam ketiga wujudnya
tersebut. Air adalah substansi kimia dengan rumus kimia H2O, satu molekul air tersusun
atas dua atom hidrogen yang terikat secara kovalen pada satu atom oksigen. Air bersifat
tidak berwarna, tidak berasa dan tidak berbau pada kondisi standar.
Pada prinsipnya, jumlah air di alam ini tetap dan mengikuti suatu aliran yang
dinamakan “Cyclus Hydrologie”. Laut merupakan tempat penampungan air terbesar di
bumi. Sinar matahari yang dipancarkan ke bumi memanaskan suhu air di permukaan laut,
danau, atau yang terikat pada permukaan tanah. Kenaikan suhu memacu perubahan
wujud air dari cair menjadi gas, peristiwa ini dikenal sebagai proses evaporasi
(evaporation). Sedangkan air yang terperangkap di permukaan tanaman yang juga
berubah wujud menjadi gas dikenal sebagai proses transpirasi (transpiration). Air yang
menguap melalui proses evaporasi dan transpirasi selanjutnya naik ke atmosfer
membentuk uap air.

1
Air Tanah
Sebagian air hujan yang mencapai permukaan bumi akan menyerap kedalam tanah
dan akan menjadi air tanah. Air tanah adalah air yang tersimpan /tertangkap di dalam
lapisan batuan yang mengalami pengisian/penambahan secara terus menerus oleh alam
(Harmayani. K. D dan Konsukartha. I. G. M, 2007 dalam Suryana, 2013). Air tanah
terbagi atas 3 yaitu :
a. Air Tanah Dangkal
Terjadi karena daya proses peresapan air permukaan tanah, lumpur akan tertahan
demikian pula dengan sebagian bakteri, sehingga air tanah akan jernih. Air tanah
dangkal akan terdapat pada kedalaman 15 meter. Air tanah ini bisa dimanfaatkan
sebagai sumber air minum melalui sumur-sumur dangkal. Dari segi kualitas agak baik
sedangkan kuantitasnya kurang cukup dan tergantung pada musim.
b. Air Tanah Dalam
Terdapat pada lapisan rapat air pertama dan kedalaman 100-300 meter. Ditinjau dari
segi kualitas pada umumnya lebih baik dari air tanah dangkal, sedangkan
kuantitasnya mencukupi tergantung pada keadaan tanah dan sedikit dipengaruhi oleh
perubahan musim.
c. Mata Air
Mata air adalah air tanah yang keluar dengan sendirinya ke permukaan tanah. Mata
air yang berasal dari tanah dalam, hampir tidak terpengaruh oleh musim dan
kualitasnya sama dengan keadaan air tanah dalam.Selain itu gaya gravitasi juga
mempengaruhi aliran air tanah menuju ke laut. Tetapi dalam perjalanannya air tanah
juga mengikuti lapisan geologi yang berkelok sesuai jalur aquifer dimana air tanah
tersebut berada.

Sarana Air Bersih


a Sumur Gali (Sumur Dangkal)
Sumur gali adalah satu konstruksi sumur yang paling umum dan meluas
dipergunakan untuk mengambil air tanah bagi masyarakat kecil dan rumah- rumah
perorangan sebagai air minum dengan kedalaman 7-10 meter dari permukaan tanah.
Sumur gali menyediakan air yang berasal dari lapisan tanah yang relative dekat dari

2
permukaan tanah, oleh karena itu dengan mudah terkena kontaminasi melalui
rembesan. Umumnya rembesan berasal dari tempat buangan kotoran manusia
kakus/jamban dan hewan, juga dari limbah sumur itu sendiri, baik karena lantainya
maupun saluran air limbahnya yang tidak kedap air. Keadaan konstruksi dan cara
pengambilan air sumur pun dapat merupakan sumber kontaminasi, misalnya sumur
dengan konstruksi terbuka dan pengambilan air dengan timba.
b Sumur Bor (Sumur Dalam)
Dengan cara pengeboran, lapisan air tanah yang lebih dalam ataupun lapisan
tanah yang jauh dari tanah permukaan dapat dicapai sehingga sedikit dipengaruhi
kontaminasi. Umumnya air ini bebas dari pengotoran mikrobiologi dan secara
langsung dapat dipergunakan sebagai air minum. Air tanah ini dapat diambil dengan
pompa tangan maupun pompa mesin.

Total Suspended Solid (TSS)


Zat padat tersuspensi (Total Suspended Solid) adalah semua zat padat (pasir,
lumpur, dan tanah liat) atau partikel-partikel yang tersuspensi dalam air dan dapat berupa
komponen hidup (biotik) seperti fitoplankton, zooplankton, bakteri, fungi, ataupun
komponen mati (abiotik) seperti detritus dan partikel-partikel anorganik. Zat padat
tersuspensi merupakan tempat berlangsungnya reaksi-reaksi kimia yang heterogen, dan
berfungsi sebagai bahan pembentuk endapan yang paling awal dan dapat menghalangi
kemampuan produksi zat organik di suatu perairan. Sehingga nilai kekeruhan tidak dapat
dikonversi ke nilai TSS. Kekeruhan adalah kecenderungan ukuran sampel untuk
menyebarkan cahaya. Sementara hamburan diproduksi oleh adanya partikel tersuspensi
dalam sampel.
Kekeruhan adalah murni sebuah sifat optik. Pola dan intensitas sebaran akan
berbeda akibat perubahan dengan ukuran dan bentuk partikel serta materi. Sebuah sampel
yang mengandung 1.000 mg/L dari fine talcum powder akan memberikan pembacaan
yang berbeda kekeruhan dari sampel yang mengandung 1.000 mg/L coarsely ground talc.
Kedua sampel juga akan memiliki pembacaan yang berbeda kekeruhan dari sampel
mengandung 1.000 mg/L ground pepper. Meskipun tiga sampel tersebut mengandung
nilai TSS yang sama.

3
Prinsip analisa TSS
Contoh uji yang telah homogen disaring dengan kertas saring yang telah ditimbang.
Residu yang tertahan pada saringan dikeringkan sampai mencapai berat konstan pada
suhu 103ºC sampai dengan 105ºC. Kenaikan berat saringan mewakili padatan tersuspensi
total (TSS). Jika padatan tersuspensi menghambat saringan dan memperlama
penyaringan, diameter pori-pori saringan perlu diperbesar atau mengurangi volume
contoh uji. Untuk memperoleh estimasi TSS, dihitung perbedaan antara padatan terlarut
total dan padatan total.
𝑚𝑔 (𝑎 − 𝑏) × 1000
⁄𝑙 𝑧𝑎𝑡 𝑡𝑒𝑟𝑠𝑢𝑠𝑝𝑒𝑛𝑠𝑖 = × 1000
𝑐
Dimana:
a = berat kertas saring + residu kering (mg)
b = berat kertas saring kosong (mg)
c = volume contoh air (mL)

G. Alat dan Bahan


a. Alat-alat
 Corong 1 buah
 Oven untuk pemanasan pada suhu 103℃ − 105℃
 Kaca arloji 2 buah
 Desikator
 Neraca analitik
 Pipet
 Gelas ukur 2 buah
 Gelas kimia 2 buah
b. Bahan
 Kertas saring whatman 0,45μm
 Aquades
 Sampel air yang mau dianalisis (air sumur)

4
H. Cara Kerja
a Penimbangan kertas saring

Kertas saring

- Ditaruh ditempat alat penyaring


- Dilewatkan 40 ml air suling
- Disaring

Filtrat Residu

- Diletakkan pada aluminium plate


- Dikeringkan dalam oven selama 1
jam pada suhu 103℃ − 105℃
- Dikeluarkan dan didinginkan
dalam eksikator
- Ditimbang kertas saring

Berat kertas
saring

5
b Pengujian pada sampel

sampel

- Dikocok terlebih dahulu


- Diambil 50 ml
- Disaring
- Ditunggu sampai larutan tersaring

Filtrat Residu

- Diletakkan pada aluminium plate


- Dikeringkan dalam oven selama 1
jam pada suhu 103℃ − 105℃
- Dikeluarkan dan didinginkan
dalam eksikator
- Ditimbang kertas saring

Berat kertas
saring

6
I. Hasil Pengamatan
No. Alur Percobaan Hasil Pengamatan Dugaan/reaksi Kesimpulan
1. Sebelum : Berat kertas saring Zat padat tersuspensi
- Air suling, Cairan jernih dengan sampel lebih pada sampel yaitu
Kertas saring tidak berwarna besar daripada berat 264 ppm
- Berat kertas saring awal kertas saring kosong
- Ditaruh ditempat alat 0,3328 gram
penyaring
- Dilewatkan 40 ml air suling
Sesudah :
- Berat kertas saring
- Disaring
kosong 0,3364 gram

Filtrat Residu

- Diletakkan pada aluminium


plate
- Dikeringkan dalam oven
selama 1 jam pada suhu
103℃ − 105℃
- Dikeluarkan dan
didinginkan dalam eksikator
- Ditimbang kertas saring

Berat kertas saring

7
2. Sebelum : Berat kertas saring Zat padat tersuspensi
sampel
- sampel, Cairan jernih dengan sampel lebih pada sampel yaitu
kekuningan besar daripada berat 264 ppm
- Dikocok terlebih dahulu
- Berat kertas saring awal kertas saring kosong
- Diambil 50 ml
0,3328 gram
- Disaring
- Ditunggu sampai larutan Sesudah :
tersaring - Berat kertas saring
dengan sampel 0,3396
gram
Filtrat Residu
- Diletakkan pada
aluminium plate
- Dikeringkan
dalam oven
selama 1 jam
pada suhu
103℃ − 105℃
- Dikeluarkan dan
didinginkan
dalam eksikator
- Ditimbang kertas
saring
Berat kertas saring

8
J. Pembahasan
Pada percobaan TSS (Total Suspended Solid) dengan tujuan yaitu untuk
mengetahui kadar zat tersuspensi pada sampel air laut yang diambil dari daerah Kenjeran
Surabaya. Prosedur yang dilakukan meliputi tiga tahap, dimana tahap pertama yaitu
preparasi sampel, tahap kedua yaitu preparasi kertas saring dan tahap ketiga yaitu
penentuan zat padat tersuspensi pada sampel. Analisis yang digunakan adalah cara
gravimetri.
Tahap preparasi sampel. Pada tahap ini bahan yang dilakukan adalah, penyaringan
sampel. Alat yang digunakan untuk melakukan penyaringan adalah botol bekas air
mineral 600 ml, dengan komposisi isi dari botol tersebut adalah karbon, kerikil, kertas
saring, serabut, dan filter. Semua disusunn dengan komposisi tertentu. Dilakukan
penyaringan dengan tujuan untuk menghilangkan kotoran yang ada pada sampel. Hal ini
penting untuk dilakukan karena berkaitan dengan metode yang digunakan adalah
penyaringan dan pengendapan, jika ada kotoran dari sampel maka akan menambah berat
pada kertas saring. Sehingga data yang diperoleh akan tidak valid.
Tahap preparasi kertas saring. Pada tahap ini kertas saring di lewatkan air suling
sebanyak 50 ml. Selanjutnya yaitu diletakkan pada wadah berupa kaca arloji dan
dilakukan pemanasan di dalam oven dengan suhu 120⁰C selama 50 menit bertujuan
untuk menghilangkan kadar air yang terdapat pada kertas saring maupun endapan
sehingga akan diperoleh berat padatan tersuspensi yang akurat. Saat dilakukan
penimbangan dari berat kertas saring awal yaitu 0,3328 gram menjadi 0,3364 gram.
Tahap penentuan zat padat tersuspensi. Metode gravimetri dengan cara
mengendapkan padatan tersuspensi yang terkandung di dalam sampel air yang dianalisa.
Sampel terlebih dahulu dilewatkan pada kertas saring dengan tujuan antara padatan
tersuspensi dengan padatan terlarut dapat terpisah. Sehingga yang tertinggal hanya
padatan tersuspensi. Banyak sampel yang digunakan adlaah 50 ml. Padatan tersuspensi
memiliki ukuran molekul yang lebih besar dari pada padatan terlarut sehingga padatan
tersuspensi ini akan tertinggal pada kertas saring saat penyaringan dilakukan. Sebelum
disaring, sampel air terlebih dahulu dikocok agar zat-zat yang terkandung di dalamnya
tersebar merata dan homogeny. Setelah sampel dilakukan penyaringan dengam kertas
saring, dan endapan yang tertinggal pada kertas saring sebagai padatan tersuspensi ini

9
kemudian diletakkan pada wadah berupa kaca arloji kemudian dilakukan pemanasan di
dalam oven dengan suhu 120⁰C selama 50 menit bertujuan untuk menghilangkan kadar
air yang terdapat pada kertas saring maupun endapan sehingga akan diperoleh berat
padatan tersuspensi yang akurat. Setelah dilakukan pemanasan maka kertas saring beserta
wadahnya didinginkan di dalam desikator selama 1 menit selanjutnya ditimbang hingga
diperoleh berat yang konstan yaitu 0,3396 gram. Adapun Hasil yang diperoleh pada
sampel melalui perhitungan yaitu 264 mg/L atau 264 ppm.
Berdasarkan standar kualitas air minum yang telah ditentukan oleh Amerika
Serikat dan PERMENKES RI 2010 untuk Total Dissolved Solid adalah sebesar 500
mg/L atau 500 ppm. Jadi dapat disimpulkan bahwa air yang digunakan untuk sampel
tersebut layak dikonsumsi.

K. Kesimpulan
Berdasarkan pada percobaan yang dilakukan, diperoleh kesimpulan bahwasannya
kadar zat tersuspensi pada air laut daerah Kenjeran Surabaya yaitu sebesar 264 mg/L atau
264 ppm dan bahwa air tersebut layak dikonsumsi.

L. Daftar Pustaka
Amaria, Suyono, dan Rusmini. 2014. Penuntun Praktikum Kimia Lingkungan. Surabaya :
Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas
Negeri Surabaya.
Darwis, Hijrah. 2012. Laporan Praktikum TSS dan TDS. http://hijrah-
darwis.blogspot.com/. http://hijrah-darwis.blogspot.com/ diakses pada 10-04-2014
pukul 20.46
Suryana, Rifda. 2013. Analisis Kualitas Air Sumur Dangkal di Kecamatan Biringkanayya
Kota Makassar. Makassar : Jurusan Sipil Fakultas Teknik, Universitas
Hasanuddin.
Tarigan, M.S., dan Edward. Kandungan Total Zat Padat Tersuspensi (Total Suspended
Solid) di Perairan Raha, Sulawesi Tenggara. Makara Sains. 7 (3) : 109-119.

10
M. Lampiran

Kertas saring kosong yang Kertas saring sampel yang


siap di oven siap di oven

Berat kertas saring kosong Berat kertas saring sampel


setelah di eksikator setelah di eksikator

Berat kertas daring awal 11


sebelum diberi perlakuan

Anda mungkin juga menyukai