Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Laboratorium adalah merupakan bagian dari sarana kesehatan yang
digunakan untuk menunjang upaya peningkatan kesehatan, membantu
menegakkan diagnose suatu penyakit, penyembuhan penyakit serta pemulihan
kesehatan. Di dalam pemantapan mutu laboratorium kesehatan, untuk
mendapatkan hasil pemeriksaan laboratorium yang akurat dan dapat
dipercaya, diperlukan perhatian terhadap tahap pra analitik, analitik, dan pasca
analitik.
Tahapan pra analitik adalah tahapan yang sangat penting dan perlu
diperhatikan dengan baik. Tahapan pra analitik diantaranya adalah proses
pengambilan darah, pengiriman sampel, pencatuman jenis pemeriksaan,
persiapan sampel dan pemilihan alat.
Spesimen yang sering digunakan dalam pemeriksaan laboratorium adalah
darah. Kegiatan pengumpulan sampel darah dikenal dengan istilah
“phelebotomy” yang berarti proses mengeluarakan darah. Proses phelebotomy
diawali dengan pembendungan. Fungsi pembendungan adalah untuk
menimbulkan hambatan terhadap aliran darah balik di lengan, sehingga vena
mengambang ke permukaan kulit dan mejadi lebih jelas. Hal yang harus
diperhatikan adalah bahwa pembendungan tidak boleh terlalu ketat dan tidak
boleh terlalu berlangsung lama.
Pada pengambilan darah vena, umumnya diambil dari vena mediana cubiti
yang terletak pada sisi lipatan siku. Vena ini terletak di permukaan kulit,
cukup besar, dan tidak dekat dengan syaraf. Apabila tidak memungkinkan,
vena cephalica dan vena basilica bisa menjadi pilihan dalam pengambilan
darah vena. Venipuncture pada vena basilica harus dilakukan dengan hati-hati
karena letaknya berdekatan dengan arteri branchialis dan syaraf mediana. Jika
vena basilica dan cephalica tidak dapat digunakan, maka dapat dilakukan
pengambilan darah di vena pergelangan tangan dan vena kaki.

1
Ada dua cara dalam pengambilan darah vena, yaitu cara manual dan cara
vakum. Cara manual dilakukan dengan menggunakan alat suntik (syringe),
sedangkan cara vakum dengan menggunakan tabung vakum (vacutainer).
Padapraktikum kali inimenggunakantabungvakum.Tabung vakum berupa
tabung reaksi yang hampa udara, terbuat dari kaca atau plastik. Ketika tabung
diekatkan pada jarum, darah yang masuk ke dalam tabung dan berhenti
mengalir ketika sejumlah volume tertentu telah tercapai.
1.2 Maksud dan Tujuan Praktikum
Tujuan dari pengambilan darah vena adalah untuk melatih keterampilan
mahasiswa dalam memperoleh sampel darah dalam volume yang cukup untuk
pemeriksaan yang dibutuhkan dengan menggunakan tabung vakum.
1.3 Manfaat Praktikum
Manfaat dari praktikum ini mahasiswa dapat mengetahui cara
pengambilan darah vena dengan menggunakan tabung vakum, dan dapat
memperoleh sampel darah dalam volume tertentu, serta dapat mengetahui dan
memahami cara memperoleh specimen darah.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Phelebotomy


Flebotomi (bahasa inggris:phlebotomy) berasal dari kata Yunani phleb dan
tomia. Phleb berarti pembuluh darah vena dan tomia berarti
mengiris/memotong (“cutting”). Dulu dikenal istilah vena sectie (Bld),
venesection atau veni section(Ing) (Hardjoeno, H. 2007).
Phlebotomi adalah proses pengambilan darah dengan teknik yang benar
sehingga komponen analitnya bisa dipertahankan. Tujuan phlebotomi ini
untuk mendapatkan sampel darah dengan meminimalisir kesalahan sehingga
tidak mengganggu hasil pemeriksaan laboratorium.Phlebotomis adalah istilah
tenaga kesehatan yang terlatih serta tersertifikasi untuk melakukan
pengambilan sampel darah baik itu dari vena, arteri, maupun kapiler (Audrey
Davis. 2013).
Faktor-faktor yangmempengaruhi phelebotomy :
1. Pelaksanaan phlebotomy.
2. Tempat phlebotomy yang dilakukan.
3. Peralatan phlebotomy dan cara penggunaanya.
4. Keadaan pasien.
2.2 Legalitas Pelaksanaan Phelebotomy
Keputusan Mentri Kesehatan RI No.04/MENKES/SK/2002 Tentang
laboratorium swasta dituliskan bahwa salah satu tugas dan tanggung jawab
perawat kesehatan yang bekerja di Laboratorium swasta adalah melakukan
tindakan untuk pengambilan specimen laboratorium.
1. Undang-undang RI No. 36 tahun 2009 : Tenaga kesehatan adalah setiap
orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta memiliki
pengetahuan dan atau ketrampilan melalui pendidikan dibidang kesehatan
yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya
kesehatan.

3
2. Peraturan MenPan No.8 tahun 2006 : Tenaga analis kesehatan sebagai
pegawai negeri memiliki jabatan sebagai pranata laboratorium yang
merupakan rumpun kesehatan.
3. Tugas pranata laboratorium kesehatan : Tugas pelayanan labkes dibidang
hematologi, kimia klinik, imunserologi, mikrobiologi, toksikologi, kimia
lingkungan dan patologianatomi.
4. Rapat MenKes mengeluarkan keputusan MenKes dan Kesejahteraan social
RI No. 141 MenKes-Kesos/SK/2001 tentang petunjuk teknis pelaksanaan
jabatan fungsional pranata laboratorium kesehatan.
5. Point 21 : Mempersiapkan pasien yaitu kegiatan yang dilakukan sebagai
pengambilan specimen, member petunjuk kepada pasien mengenai
persiapan atau tindakan persiapan yang harus dilakukan sampai dengan
mengatur posisi pasien.
6. Point 22 :Mempersiapkan peralatan dan bahan penunjang untuk
pengambilan specimen atau sampel di laboratories yaitu kegiatan yang
dilakukan sebelum specimen atau sampel laboratorium.
7. Point 26 : Mengambil specimen atau sampel dengan tindakan sederhana
yaitu mengambil specimen atau sampel dengan menggunakan teknik dan
prosedur yang mudah serta mencatat identitas specimen
2.3 Pengertian Flebotomist
Flebotomist adalah seorang tenaga medic yang telah mendapat
latihanuntuk mengeluarkan dan menampung specimen darah dari pembuluh
darah vena,arteri atau kapiler. Teknik flebotomi merupakan suatu cara
pengambilan darah (sampling) untuk tujuan tes laboratorium atau bisa juga
pengumpulan darah untuk didonorkan (Hardjoeno, H. 2007).
Flebotomist adalah seorang tenaga medis yang telah mendapatkan
latihanuntuk mengeluarkan dan menampung specimen darah dari pembuluh da
rah vena.Pada saat mengumpulkan sampel darah harus dengan sikap terampil,
aman dan dapat dipercaya. Tujuan phelebotomy adalah mendapatkan sampel
darah dalam volume yang cukup untuk pemeriksaan yang dibutuhkan, dengan
memperhatikan pencegahan interferensi preabalisis, memasukannya ke dalam
tabung yang benar, memperhatikan keselamatan (safety), dan dengan sesedikit

4
mungkin menimbulkan ketidaknyamanan pada pasien.Agar dapat diperoleh
specimen darah yang memenuhi syarat uji laboratorium, maka prosedur
pengambilan sampel darah harus dilkaukan dengan benar, mulai dari
persiapan peralatan, pemilihan letak vena, teknik pengambilan sampai dengan
pelabelan. (Hendro, 2010).
2.4 Kompotensi Seorang Phelebotomy
Phelebotomis memiliki kompotensi adalah tenaga kesehatan yang
memiliki pengetahuan seputar phelebotomi dan mampu melakukan
pengambilan darah efisien (daya guna), efektif (hasil guna). (Wiradewi, 2010).
Kompotensi minimal seorang Flebotomist antara lain :
1. Flebotomis mampu berkomunikasi dengan pasien untuk menjelaskan tujuan
pengambilan darah, apa yang akan dilakukan dan bagaimana
caranya,  menjelaskan tujuan dan cara persiapan pasien
2. Mampu mengerjakan tugas-tugas administrasi
3. Harus mengerti dan mematuhi prosedur keselamatan pasien dan dirinya.
4. Harus dapat menyiapkan bahan dan alat-alat yang akan digunakan serta
memilih antikoagulansia
5. Harus memahami prosedur dan tehnik flebotomi venipuncture dan
skinpuncture yang benar
6. Melakukan labelisasi pada tabung / wadah sampel secara benar
7. Mampu melakukan tranportasi sampel secara benar serta tepat waktu  ke
laboratorium
8. Harus mampu menangani komplikasi akibat pelaksaan flebotomi secara
benar dan cepat. (Rikawati 2010).
2.5 Pembuluh Darah Vena
Vena yaitu pembuluh darah yang menghantar darah untuk menuju ke
jantung.Pembuluh vena terbentuk dari penyatuan kapiler. Dinding vena terdiri
dari 3 lapisan yaitu lapisan terluar terdiri atas jaringan ikat fibrus yang disebut
tunika adventisia, lapisan tengah berotot lapis tipis, lebih mudah kempes dan
kurang elastis dari pada arteri, lapisan dalam yang endothelial disebut tunika
intima. Pembuluh balik atau vena yang memiliki dinding tipis, tidak elastis
dan diameter lebih besar dari pada pembuluh nadi karena darah dalam

5
perjalanan ke jantung memiliki tekanan yang sangat rendah. Tekanan yang
sangat rendah mengakibatkan darah tidak samapi ke jantung, dengan
pembuluh vena yang mempunyai banyak kutup akan memastikan darah
mengalir ke satu arah menuju ke jantung (Pearce, 2009).
Pembuluh darah vena juga berdinding tiga lapis seperti arteri, tetapi
lapisan tengah berotot lebih tipis, kurang kuat, lebih mudah kempes, dan
kurang elastis dari pada arteri. Pada umumnya semua pembuluh vena cukup
besar dan letaknya superficial dapat dipergunakan pengambilan darah. Tetapi
pada prakteknya yang sering digunakan adalah vena difosa cubiti. Pada anak
kecil atau bayi darah dapat diambil pada vena jugula ris externa, vena
femoralis, bahkan dari sinus sagitalis superior. (Evelyn C. Pearce, 2006)
Pembuluh darah vena yang membawa darah dari bagian tubuh yang
masukke dalam jantung. Pada umumnya darah vena banyak mengandung gas
CO2. Pembuluh ini terdapat katup yang tersusun sedemikian rupa sehingga
darah dapat mengalir ke jantung tanpa jatuh kearah sebaliknya. Pembuluh
darah kapiler pada umumnya meliputi sel-sel jaringan, oleh karena itu secara
langsung berhubungan dengan sel. Karena dindingnya yang tipis maka plasma
dan zat makanan merembes kecairan jaringan antar sel. (Evelyn C. Pearce,
2006).Susunan darah dalam kapiler dan dalam vena berbeda-beda. Darah vena
berwarna lebih tua dan agak ungu kerena banyak dari oksigennya sudah
diberikan kepada jaringan. Darah dalam kapiler terus-menerus berubah
susunan dan warnanya karena terjadinya pertukaran gas. (Evelyn C. Pearce,
2006).
2.6 Pengertian dan Pengambilan Darah Vena
Darah vena adalah darah yang berada di pembuluh darah vena, membawa
darah miskinakan oksigen menuju kejantung. Pembuluh darah vena juga
berdinding tiga lapis seperti arteri, tetapi lapisan tengah berotot lebih tipis,
kurang kuat, lebih mudah kempes, dan kurang elastic dari pada arteri. Pada
umumnya semua pembuluh vena cukup besar dan letaknya superficial dapat
dipergunakan pengambilan darah. Tetapi pada prakteknya yang sering
digunakan adalah vena difosacubiti. Pada anak kecil atau bayi darah dapat

6
diambil pada vena jugularisexterna, vena femoralis, bahkan dari sinus sagitalis
superior. (Evelyn C. Pearce, 2006).
Pengambilan darah yang baik, harus disertai dengan adanya informed
consent. Informed concent adalah persetujuan pasien atau keluarganya secara
sadar untuk mengijinkan, diperiksa, dilakukan tindakan medis atau diobati
oleh tenaga kesehatan. Dalam hal ini pasien dapat mengetahui tindakan apa
saja yang akan dilakukan terhadap dirinya. Melakukan suatu tindakan medis
tanpa disertai inform consent dapat dikategorikan sebagai ancaman kesehatan.
Phlebotomi merupakan suatu prosedur yang rutin dilakukan tetapi tetap
mengandung unsur yang dapat membawa kita ke dalam gugatan hukum.Tidak
ada satupun tenaga medis pada umumnya dan phlebotomis pada khususnya
yang ingin bermasalah terhadap hokum (Herlambang Fitria, 2015).
Pada pengambilan darah vena (venipuncture),contoh darah umumnya
diambil dari vena median cubital, pada anterior lengan (sisi dalam lipatan
siku).Vena ini terletak dekat dengan permukaan kulit,cukup besar, dan tidak
ada pasokan saraf besar.Apabilatidak memungkinkan, vena chepalica atau
vena basilicabisa menjadi pilihan berikutnya.Venipuncture pada venabasilica
harus dilakukan dengan hati-hati karena letaknya berdekatan dengan arteri
brachialis dan syaraf median. Jika vena cephalica dan basilica ternyata tidak
bisa digunakan,maka pengambilan darah dapat dilakukan di venadi daerah
pergelangan tangan. Lakukan pengambilan dengan dengan sangat hati-hati dan
menggunakan jarum yang ukurannya lebih kecil (Assyfaulti,2016).
Lokasi yang tidak diperbolehkan diambil darah adalah:
1. Lengan pada sisi mastectomy
2. Daerah edema
3. Hematoma
4. Daerah dimana darah sedang ditransfusikan
5. Daerah bekas luka
6. Daerah dengan cannula, fistula atau cangkokan vascular
7. Daerah intra-vena lines Pengambilan darah di daerah ini dapat
menyebabkan darah menjadi lebih encer dan dapat meningkatkan atau
menurunkan kadar zat tertentu.

7
Ada dua cara dalam pengambilan darah vena, yaitu cara manual dan cara
vakum.Cara manual dilakukan dengan menggunakan alat suntik (syring),
sedangkan caravakum dengan menggunakan tabung vakum (vacutainer)
(Assyfaulti, 2016).
Biasanya pada orang dewasa dipakai salah satu vena dalam fossa cubiti,
pada bayi vena jugularis superficialis dapat dipakai atau juga darah dari sinus
sagittalis superior.(Gandosoebrata, 2010).
1. Bersihkan tempat itu dengan alkohol 70% dan dibiarkan sampai menjadi
kering lagi
2. Jika memakai vena dalam fossa cubiti, pasanglah ikatan pembendung
pada lengan-atas dan mintahlah orang itu mengepal dan membuka
tangannya berkali-kali agar vena jelas terlihat. Pembendungan vena tidak
perlu dengan ikatan erat-erat, bahkan sebaliknya hanya cukup erat untuk
memperhatikan dan agak menonjolkan vena
3. Tegangkanlah kulit di atas vena itu dengan jari-jari tangan kiri supaya
vena tidak dapat bergerak
4. Tusuklah kulit dengan jarum dan semprit dalam tangan kanan sampai
ujung jarum masuk ke dalam lumen vena
5. Lepaskan atau ranggangkan pembendungan dan pelahan-lahanlah tarik
pengisap semprit sampai jumlah darah yang dikehendaki didapat
6. Lepaskan pembendungan jika masih terpasang
7. Taruhlah kapas di atas jarum dan cabutlah semprit dan jarum itu
8. Mintalah kepada orang yang darahnya diambil supaya tempat tusukan itu
ditekan selama beberapa menit dengan kapas tadi
9. Angkatlah jarum dari semprit dan alirkanlah (jangan semprotkan) darah
ke dalam wadah atau tabung yang tersedia melalui dinding
10. Segeralah cuci jarum dan semprit sebelum darah sempat membeku, jika
alat-alat tadi akan dipakai lagi. (Gandosoebrata, 2010).
Praktik phlebotomy di rumah sakit atau laboratorium dapat dilakukan oleh
phlebotomiest atau analis loratorium atau orang yang dilatih khusus untuk itu,
yang selanjutnya akan disebut sebagai teknisi phlebotomy. Tindakan
phlebotomy itu sendiri mempunyai risiko diantaranya adalah adanya rasa sakit

8
akibat tusukan, perdarahan yang berlebihan, pingsan atau lemas, hematom
(disebabkan oleh darah yang bocor kedalam jaringan disekitar tusukan vena
dan membeku), infeksi dan terjadinya beberapa tusukan akibat sulitnya
mencari vena sehingga menimbulkan berbagai persepsi bagi pasien terkait
dengan tindakan phlebotomy (Budi Sampurna, 2004).
2.7 Jenis-jenis warna tabung vacutainer dan kandungannya
1. Tabung tutup merah

Tabung ini tanpa penambahan zat additive, darah akan menjadi beku
dan serum dipisahkan dengan pemusingan. Umumnya digunakan untuk
pemeriksaan kimia darah, imunologi, serologi dan bank darah
(crossmatching test)
2. Tabung tutup emas

Tabung ini berisi gel separator (serum separator tube/SST) yang


fungsinya memisahkan serum dan sel darah. Setelah pemusingan, serum
akan berada di bagian atas gel dan sel darah berada di bawah gel.
Umumnya digunakan untuk pemeriksaan kimia darah, imunologi dan
serologi
3. Tabung tutup hijau terang

Tabung ini berisi gel separator (plasma separator tube/PST) dengan


antikoagulan lithium heparin. Setelah pemusingan, plasma akan berada di
bagian atas gel dan sel darah berada di bawah gel. Umumnya digunakan
untuk pemeriksaan kimia darah.
4. Tabung tutup hijau

9
Tabung ini berisi natrium atau lithium heparin, umumnya digunakan
untuk pemeriksaan fragilitas osmotik eritrosit, kimia darah.
5. Tabung tutup ungu atau lavender

Tabung ini berisi zat additive EDTA. Umumnya digunakan untuk


pemeriksaan darah lengkap dan bank darah (crossmatch)
6. Tabung tutup biru

Tabung ini berisi natrium sitrat. Umumnya digunakan untuk


pemeriksaan tes koagulasi misalnya PPT dan APTT
7. Tabung tutup biru gelap

Tabung ini berisi zat additive EDTA yang bebas logam, umumnya
digunakan untuk pemeriksaan trace element (seng, tembaga,
timah,merkurii) dan toksikologi.
8. Tabung tutup abu-abu terang

Berisi zat additive sodium flurid dan kalium oksalat.


Agenantiglycolytic mempertahnkan glukosa sampai 5 hari, dan digunakan
untuk pemeriksaan Glukosa
9. Tabung tutup hitam

Berisi bufer sodium sitrat, digunakan untuk pemeriksaan LED (ESR).


10. Tabung tutup pink

10
Berisi zat additive kalium EDTA, berfungsi untuk membentuk garam
kalsium. Digunakan untuk pemeriksaan hematologi.
11. Tabung tutup putih

Berisi Potassium EDTA, digunakan untuk pemeriksaan


molekuler/PCR dan DNA testing
12. Tabung tutup warna kuning-hitam

Berisi zat additive kaldu campuran, berfungsi dalam menjaga


kelangsungan hidup mikroorganisme, digunakan untuk pemeriksaan
mikrobiologi - aerob, anaerob dan jamur.
2.8 Kesalahan-kesalahan Lazim dalam cara memperoleh Darah Vena
1. Menggunakan semprit dan jarum suntik yang basah
2. Mengenakan ikatan pembendung terlalu lama atau erlalu keras, akibatnya
ialah homokonsentrasi
3. Terjadinya bekuan dalam semprit karena lambatnya bekerja
4. Terjadinya bekuan dalam botol karena tidak dicampur semestinya dengan
oxalate kering atau antikoogulasi lain. (Gandosoebrata, 2010).

11
BAB III
METODE PRAKTIKUM

3.1 Tempat Pelaksanaan Praktikum


Adapun tempat pelaksanaan praktikum phelebotomy dilaksanakan di
Laboratorium Kimia, pada tanggal 3 Mei 2018 di kampus Stikes Bina Mandiri
Gorontalo.
3.2 Alat
1. Jarum steril sekali pakai
2. Tabung vakum
3. Holder
4. Tourniquet
3.3 Bahan
1. Kapas alkohol
2. Alkohol 70%
3. Plester
4. Kapas kering
5. Handskun
3.4 Prosedur Kerja
1. Siapkan alat-alat yang akan digunakan
2. Pasang jarum pada holder, pastikan terpasang erat
3. Minta pasien meluruskan lengannya, pilih lengan yang banyak melakukan
aktivitas
4. Minta pasien mengepalkan tangannya
5. Pasang torniquet lebih kurang 3 jari diatas liat siku
6. Pilih bagian vena yang akan ditusuk. Melakukan perabaan (palmasi) pada
lokasi vena yang akan ditusuk dan minta pasien untuk mengepalkan
tangannya
7. Usapkan bagian vena yang akan ditusuk dengan kapas alkohol 70% dan
biarkan kering. Dan kulit yang telah dibersihkan jangan dipegang lagi
8. Tusuk bagian vena dengan posisi lubang jarum menghadap ke atas dengan
kemiringan antara jarum dan kulit 15-30°. Begitu darah mengalir,

12
masukkan tabung vakum ke dalam holder dan dorong tabung sehingga
jarum bagian posterior tertancap pada tabung, maka darah akan mengalir
ke dalam tabung. Begitu darah mengalir segera lepaskan tourniquet.
Tunggu sampai mendapat volume yang diinginkan
9. Setelah sampel darah didapat, lepaskan tabung vakum dan holder.
Letakkan di tempat suntikkan, lalu segera lepaskan atau tarik jarum. Tekan
kapas beberapa saat lalu plester untuk menghentikan pendarahan.

13
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dalam proses phelebotomy
bahwa flebotomis tidak berhasil melakukan pengambilan darah vena
menggunakan tabung vakum.
4.2 Pembahasan
Pada percobaan kali ini pengambilan darah dilakukan dengan
menggunakan tabung vakum.Mula-mula kita menentukan terlebih dahulu
daerah atau bagian tubuh untuk pengambilan darah vena.Kita mengambil vena
bagian lengan karena lebih mudah terlihat dan aman.Setelah didapatkan vena,
daerah tersebut dibersihkan dengan menggunakan alkohol 70%.Alasan
penggunaan alkohol 70% yaitu karena pada konsentrasi inilah akohol efektif
sebagai antiseptik. Jika konsentrasinya kurang dari 70% maka kadar airnya
banyak sehingga proses penguapannya dari kulit akan lama, sedangkan pada
konsentrasi yang lebih dari 70% akan dengan cepat menguap dan kerjanya
tidak efektif. Setelah agak kering dipasang torniquet lebih kurang tiga jari
diatas tempat pengambilan, kemudian dilakukan penusukan vena. Pada
penusukkan vena tidak ditemukannya specimen darah.
Dalam percobaan ini pengambilan darah dilakukan masing-masing
mahasiswa, pengambilan darah dilakukan secara bergantian. Proses
pengambilan darah dilakukan berdasarkan ketentuan Prosedur Flebotomis
dalam pengambilan darah vena menggunakan alat yang steril.
Penusukan yang tidak sekali kena menyebabkan masuknya cairan jaringan
sehingga dapat mengaktifkan pembekuan.Di samping itu, penusukan yang
berkali-kali juga berpotensi menyebabkan hematoma.Tusukan jarum yang
tidak tepat benar masuk ke dalam vena menyebabkan darah bocor dengan
akibat hematoma.
Faktor-faktor yang menyebabkan penyulitan dalam pengambilan darah
vena yaiyu :
1. Faktor fisik pasien

14
a. Kegemukan
Pada pasien yang gemuk terkadang phlebotomis sulit untuk
menemukan pembuluh darah vena yang akan ditusuk karena terhalang
oleh jaringan lemak. Orang yang gemuk memiliki vena yang lebih
dalam dan tidak terlihat sehingga sulit untuk dipalpasi.
b. Oedema
Edema merupakan penimbunan cairan tubuh. Phlebotomis menjadi
sulit untuk menemukan letak vena. Jika darah yang diambil pada tempat
yang oedema, maka darah akan tercampur dengan cairan oedema
sehingga akan terjadi pengenceran. Phlebotomis dapat mencari
pembuluh darah lain yang tidak oedema
2. Faktor psikolog pasien
Faktor penderita yang kurang kooperatif disebabkan penderita merasa
ketakutan sehingga penderita menolak untuk dilakukan pengambilan
darah. Cara mengatasinya dengan mencari bantuan petugas lain dan
menenangkan pasien agar pasien mengerti perlunya untuk dilakukan
pengambilan darah. Bila tidak berhasil, jelaskan secara tertulis pada
lembar permintaan laboratorium
3. Faktor Teknik
Gagal pengambilan darah disebabkan :
1. Cara pengambilan darah vena yang salah oleh phlebotomis
2. Tusukan sudah tepat tetapi darah tidak cukup terhisap, kemungkinan :
1. Kesalahan teknik
a. Arah tusukan tidak tepat
b. Sudut tusukan terlalu kecil atau terlalu besar
c. Salah menentukan vena yang dipilih
d. Tusukan terlalu dalam atau kurang dalam
e. Pembuluh bergeser karena tidak terfiksasi
2. Kesalahan non teknik
Pembuluh darah menyempit (kolaps) karena rasa takut yang
berlebihan dan menyebabkan volume darah berkurang. Volume

15
darah berkurang karena pendarahan berat, kekurangan cairan tubuh,
dan tekanan darah turun.

16
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Phlebotomi adalah proses pengambilan darah dengan teknik yang benar
sehingga komponen analitnya bisa dipertahankan. Dan phlebotomis adalah
istilah tenaga kesehatan yang terlatih serta tersertifikasi untuk melakukan
pengambilan sampel darah baik itu dari vena, arteri, maupun kapiler.
Seorang plebotomis harus mahir dalam mengambil darah menggunakan
tabung vakum. Tabung vakum yaitu alat yang telah hampa udara, sehingga
saat pengambilan darah maka akan tersedot sendiri dengan gaya vakum
tabung ini. Tabung vakum yang digunakan dalam pengambilan darah terdiri
dari berbagai ukuran volume yang berisi zat additif di dalmnya.
5.2 Saran
Adapun saran yang dapat disampaikan pada praktikum ini bahwa dalam
pengambilan darah menggunakan tabung vakum, seorang phlebotomis harus
memiliki kompetensi dan perilaku profesional sehingga pada saat
pengambilan darah menggunakan tabung vakum dapat bekerja dengan baik
agar mendapatkan hasil yang akurat.

17
DAFTAR PUSTAKA
http://www.atlm.web.id/2016/12/jenis-jenis-warna-tabung-vacutainer-
dan.html

18

Anda mungkin juga menyukai