PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
A. Bahan Dasar
1. Air (H2O) sebagai pelarut
Air merupakan komponen utama sel mikroba dan medium. Funsi air
adalah sebagaisumber oksigen untuk bahan organik sel pada respirasi.
Selain itu air berfungsi sebagai pelarutdan alat pengangkut dalam
2. Nutrisi atau Zat Makanan
Media harus mengandung unsur-unsur yang diperlukan untuk
metabolisme sel yaitu berupa unsur makro seperti C, H, O, N, P dan
unsur mikro seperti Fe, Mg dan unsur pelikan/trace element. Sumber
karbon dan energi yang dapat diperoleh berupa senyawa organik atau
anorganik esuai dengan sifat mikrobanya. Jasad heterotrof memerlukan
sumber karbon organik antara lain dari karbohidrat, lemak, protein dan
asam organik. Sumber nitrogen mencakup asam amino, protein atau
senyawa bernitrogen lain. Sejumlah mikroba dapat menggunakan sumber
N anorganik seperti urea.
3. Bahan Tambahan
Bahan-bahan tambahan yaitu bahan yang ditambahkan ke medium
dengan tujuan tertentu, misalnya phenol red (indikator asam basa)
ditambahkan untuk indikator perubahan pH akibat produksi asam organik
hasil metabolisme. Antibiotik ditambahkan untuk menghambat
pertumbuhan mikroba nontarget/kontaminan (Eny, 2014).
B. Bahan yang Sering Digunakan dalam Pembuatan Media
1. Agar
Agar dapat diperoleh dalam bentuk batangan, granula atau bubuk dan
terbuat dari beberapa jenis rumput laut. Kegunaannya adalah sebagai
pemadat (gelling) yang pertama kali digunakan oleh Fraw & Walther
Hesse untuk membuat media. Jika dicampur dengan air dingin, agar tidak
akan larut. Untuk melarutkannya harus diasuk dan dipanasi, pencairan
dan pemadatan berkali-kali atau sterilisasi yang terlalu lama dapat
menurunkan kekuatan agar, terutama pada pH yang asam.
2. Peptone
Peptone adalah produk hidrolisis protein hewani atau nabati seperti
otot, liver, darah, susu, casein, lactalbumin, gelatin dan kedelai.
Komposisinya tergantung pada bahan asalnya dan bagaimana cara
memperolehnya.
3. Meat extract.
Meat extract mengandung basa organik terbuat dari otak, limpa,
plasenta dan daging sapi.
4. Yeast extract
Yeast extract terbuat dari ragi pengembang roti atau pembuat alcohol.
Yeast extract mengandung asam amino yang lengkap & vitamin (B
complex).
5. Karbohidrat
Karbohidrat ditambahkan untuk memperkaya pembentukan asam
amino dan gas dari karbohidrat. Jenis karbohidrat yang umumnya
digunkan dalam amilum, glukosa, fruktosa, galaktosa, sukrosa, manitol,
dll. Konsentrasi yang ditambahkan untuk analisis fermentasi adalah 0,5-
1% (Eny, 2014).
A. Berdasarkan Bentuknya
Bentuk media ada tiga macam yang dapat dibedakan dari ada atau
tidaknya bahan tambahan berupa bahan pemadat seperti agar-agar atau
gelatin. Bentuk media tersebut yaitu:
1. Media Padat
Media padat merupakan media yang mengandung banyak agar atau zat
pemadat kurang lebih 15% agar sehingga media menjadi padat. Media ini
dapat dibedakan menjadi tiga jenis menurut bentuk dan wadahnya yaitu,
media tegak, media miring, dan media lempeng. Media tegak
menggunakan tabung reaksi yang ditegakkan sebagai wadahnya, media
miring menggunakan tabung reaksi yang dimiringkan, sedangkan media
lempeng menggunakan petridish (plate) sebagai wadahnya. Media ini
umumnya digunakan untuk pertumbuhan koloni bakteri atau kapang.
2. Media semi padat
Media semi padat atau semi cair merupakan media yang mengandung
agar kurang dari yang seharusnya kurang lebih 0,3% - 0,4% sehingga
media menjadi kenyal, tidak padat dan tidak begitu cair. Umumnya
digunakan untuk pertumbuhan mikroba yang banyak memerlukan air dan
hidup anerobik dan untuk melihat pergerakan mikroba.
3. Media cair
Media cair merupakan media yang tidak ditambahi bahan pemadat,
umumnya digunakan untuk pertumbuhan mikroalga serta mikroba lain,
terutama bakteri dan ragi (Sulastri, 2017).
B. Berdasarkan Komposisi/Susunannya
Berdasarkan komposisinya media di bagi atas :
1. Media alami/non sintetis merupakan media yang disusun dari bahan-bahan
alami dimana komposisinya yang tidak dapat diketahui secara pasti dan
biasanya langsung diekstrak dari bahan dasarnya seperti: kentang, tepung,
daging, telur, ikan sayur, dsb. Contohnya: Tomato juice agar.
2. Media semi sintesis merupakan media yang disusun dari bahan-bahan
alami dan bahan-bahan sintesis. Contohnya: Kaldu nutrisi disusun dari
:Pepton 10,0 g, Ekstrak daging 10,0 g, NaCl 5,0 g, dan Aquadest 1000
ml.
3. Media sintesis, yaitu media yang disusun dari senyawa kimia yang jenis
dan takarannya diketahui secara pasti. Contohnya : Mac Conkey Agar
(Sulastri, 2017).
C. Berdasarkan Fungsinya
Berdasarkan fungsinya, media dapat dibedakan menjadi beberapa
yaitu:
1. Media Basal (media dasar) adalah media yang digunakan sebagai bahan
dasar untuk membuat media lain yang lebih kompleks. Media ini dapat
mendukung pertumbuhan hampir semua jenis mikrobia, contohnya adalah
nutrient broth, kaldu pepton, dsb.
2. Media diferensial adalah media yang bila ditumbuhi oleh mikroba yang
berbeda, mikroba tersebut akan tumbuh dengan ciri khusus sehingga dapat
dibedakan dengan jenis lainnya.. Contohnya: Media Triple Sugar Iron
Agar (TSIA), Media Sulfit Indol Motility (SIM), dsb.
3. Media selektif adalah media yang memungkinkan suatu jenis mikroba
tumbuh dengan pesat, sementara jenis mikroba yang lain terhambat.
Contohnya: Media Salmonella Shigella Agar (SSA), Thiosulphate Citrate
Bile Salt (TCBS), dsb.
4. Media diperkaya (enrichment) adalah media yang dirancang untuk
mendukung pertumbuhan mikroorganisme. Media tersebut memiliki
konstituen nutrisi yang mendorong pertumbuhan mikroba tertentu.
Contohnya: kaldu selenit, atau kaldu tetrationat untuk memisahkan bakteri
Salmonella thyposa dari tinja.
5. Media pengkayaan adalah media ini umumnya mengandung bahan-bahan
tertentu yang di satu pihak dapat menghambat pertumbuhan bakteri
tertentu, tetapi di lain pihak sebaliknya dapat menunjang pertumbuhan
bakteri tertentu lainnya. Misalnya media muller-kauffman mengandung
natrium tetrationat yang menunjang pertumbuhan salmonella tetapi
menghambat pertumbuhan Escherichia.
6. Media uji (identifikasi) adalah media yang digunakan untuk identifikasi
mikroba, medium litmus milk. Umumnya ditambah dengan substansi
tertentu yang menjadi indicator.
7. Medium umum, media yang ditambahkan bahan-bahan yang bertujuan
menstimulasi pertumbuhan mikroba secara umum. Contoh Nutrien Agar
(NA) untuk menstimulasi pertumbuhan bakteri, Potato Dextose Agar
(PDA) untuk menstimulir pertumbuhan fungi.
8. Medium khusus(spesifik), merupakan medium untuk menentukan tipe
pertumbuhan mikroba dan kemampuannya untuk mengadakan perubahan-
perubahan kimia tertentu misalnya, medium tetes tebu
untuk Saccharomyces cerevisiae.
9. Medium penguji (Assay medium), yaitu medium dengan susunan tertentu
yang digunakan untuk pengujian senyawa-senyawa tertentu dengan
bantuan bakteri misalnya medium untuk menguji vitamin-vitamin,
antibiotika dan lain-lain.
10. Medium perhitungan jumlah mikroba yaitu medium spesifik yang
digunakan untuk menghitung jumlah mikroba dalam suatu bahan,
misalnya medium untuk menghitung jumlah bakteri E. coli air sumur
(Sulastri, 2017).
2.5 Macam-Macam Media Mikroba
1. Lactose Broth
11. Lactose broth digunakan sebagai media untuk mendeteksi kehadiran
koliform dalam air, makanan, dan produk susu, sebagai kaldu pemerkaya
(pre-enrichment broth) untuk Salmonellae dan dalam mempelajari
fermentasi laktosa oleh bakteri pada umumnya. Pepton dan ekstrak beef
menyediakan nutrien esensial untuk memetabolisme bakteri. Laktosa
menyediakan sumber karbohidrat yang dapat difermentasi untuk
organisme koliform (Sulastri, 2017).
3.1 Kesimpulan
Media adalah suatu bahan yang terdiri atas campuran nutrisi (nutrient) yang
dipakai untuk menumbuhkan mikroba. Media ini dapat dikelompokan menjadi
beberapa yaitu media berdasarkan bentuk, fungsi, dan komposisinya. Pewarnaan
bakteri pada umumnya bertujuan untuk mempermudah dalam pengamatan
morfologi bakteri dengan bantuan mikroskop. Bakteri umumnya tidak berwarna
dan hamper tidak terlihat karena kurang kontras dengan air dimana mereka
mungkin berada. Pewarnaan bakteri terbagi menjadi pewarnaan sederhana,
differensial, dan structural.