Anda di halaman 1dari 6

MATERI PENGAJARAN KE - 3

Media Pertumbuhan (Buatan) Mikrobiologi


A.    PENGERTIAN MEDIA
PENGERTIAN DAN DEFINISI MEDIA PERTUMBUHAN
Media pertumbuhan mikroorganisme adalah suatu bahan yang terdiri atas campuran nutrisi
(nutrient) yang digunakan oleh suatu mikroorganisme untuk tumbuh dan berkembangbiak pada
media tersebut. 

Mikroorganisme memanfaatkan nutrisi pada media berupa molekul-molekul kecil yang dirakit
untuk menyusun komponen sel-nya. Dengan media pertumbuhan juga bisa digunakan untuk
mengisolasi mikroorganisme, identifikasi dan membuat kultur murni. 

Komposisi media pertumbuhan dapat dimanipulasi untuk tujuan isolasi dan identifikasi
mikroorganisme tertentu sesuai dengan tujuan masing-masing pembuatan suatu media. 

Media adalah suatu bahan yang terdiri dari campuran zat-zat hara (nutrient) yang berguna
untuk membiakkan mikroba. Dengan mempergunakan bermacam-macam media dapat
dilakukan isolasi, perbanyakan, pengujian sifat-sifat fisiologis dan perhitungan jumlah mikroba
(Sutedjo,1996).

B.   MANFAAT DAN FUNGSI MEDIA


Media berfungsi sebagai tempat tinggal, sumber makanan, dan penyedia nutrisi bagi
mikroorganisme yang akan dibiakan pada media, selain itu media juga berfungsi untuk
membiakkan, mengasingkan, mengirimkan dan meyimpan mikroorganisme dalam waktu yang
lama di laboratorium. 

Media juga dapat digunakan untuk mempelajari sifat-sifat koloni/pertumbuhan mikroorganisme,


serta sifat-sifat biokimiawinya. 

Di  dalam laboratorium mikrobiologi kedokteran media juga dapat digunakan untuk pembuatan
antigen, toksin dan untuk pasasi kuman dengan tujuan perubahan virulensi dan lain-lain.
C.  PERSYARATAN MEDIA
Untuk menciptakan keadaan lingkungan yang tepat secara sintetis sebagai pengganti keadaan
alam, maka diperlukan persyaratan tertentu agar bakteri dapat tumbuh dan berkembang
dengan baik dalam media. Persyaratan tersebut yaitu :
1. Media harus mengandung semua unsur hara yang diperlukan untuk pertumbuhan dan
perkembangan bakteri.
2. Media harus mempunyai tekanan osmosis, tegangan permukaan dan pH yang sesuai
dengan kebutuhan bakteri. 
3. Media harus dalam keadaan steril, artinya sebelum ditanami bakteri yang dimaksud tidak
ditumbuhi oleh mikroba lain.

D. KOMPOSISI PERTUMBUHAN
1. Tingkat keasaman (pH)
Kebanyakan mikroba tumbuh baik pada pH sekitar netral dan pH 4,6 – 7,0 merupakan kondisi
optimum untuk pertumbuhan bakteri, sedangkan kapang dan khamir tumbuh pada pH yang
lebih rendah.

2. Suhu
Suhu merupakan salah satu factor lingkungan yang berpengaruh terhadap pertumbuhan
mikroba. Setiap mikroba mempunyai kisaran suhu dan suhu optimum tertentu untuk
pertumbuhannya. 

Berdasarkan kisaran suhu pertumbuhan, mikroba dibedakan atas tiga kelompok sebagai berikut
:Psikrofil, yaitu mikroba yang mempunyai kisaran suhu pertumbuhan pada suhu 0-20 derajat
Celcius.
1. Mesofil, yaitu mikroba yang mempunyai kisaran suhu pertumbuhan 20- 45 derajat
Celcius.
2. Termofil, yaitu mikroba yang suhu pertumbuhannya diatas 45 derajat Celcius.

    Kebanyakan mikroba perusak pangan merupakan mikroba mesofil, yaitu tumbuh baik pada
suhu ruangan atau suhu kamar. Bakteri pathogen umumnya mempunyai suhu optimum
pertumbuhan sekitar 37 derajat Celcius, yang juga adalah suhu tubuh manusia. 
Oleh karena itu suhu tubuh manusia merupakan suhu yang baik untuk pertumbuhan beberapa
bakteri pathogen. Mikroba perusak dan pathogen umumnya dapat tumbuh pada kisaran suhu
4–66 derajat Celcius.

3. Nutrient
Mikroba sama dengan makhluk hidup lainnya, memerlukan suplai nutrisi sebagai sumber energi
dan pertumbuhan selnya. Unsur-unsur dasar tersebut adalah : karbon, nitrogen, hidrogen,
oksigen, sulfur, fosfor, zat besi dan sejumlah kecil logam lainnya. 

Ketiadaan atau kekurangan sumber-sumber nutrisi ini dapat mempengaruhi pertumbuhan


mikroba hingga pada akhirnya dapat menyebabkan kematian.Kondisi tidak bersih dan higinis
pada lingkungan adalah kondisi yang menyediakan sumber nutrisi bagi pertumbuhan mikroba
sehingga mikroba dapat tumbuh berkembang di lingkungan seperti ini. 

Oleh karena itu, prinsip daripada menciptakan lingkungan bersih dan higinis adalah untuk
mengeliminir dan meminimalisir sumber nutrisi bagi mikroba agar pertumbuhannya terkendali.

4. Oksigen
Mikroba mempunyai kebutuhan oksigen yang berbeda-beda untuk pertumbuhannya.
Berdasarkan kebutuhannya akan oksigen, mikroba dibedakan atas 4 kelompok sebagai berikut:
 Aerob, yaitu mikroba yang membutuhkan oksigen untuk pertumbuhannya.
 Anaerob, yaitu mikroba yang tumbuh tanpa membutuhkan oksigen.

 Anaerob fakultatif, yaitu mikroba yang dapat tumbuh dengan atau tanpa adanya oksigen.
 Mikroaerofil, yaitu mikroba yang membutuhkan oksigen pada konsentrasi yang lebih
rendah daripada konsentrasi oksigen yang normal di udara. Mikroba perusak pangan
sebagian besar tergolong aerob, yaitu membutuhkan oksigen untuk pertumbuhannya,
kecuali bakteri yang dapat tumbuh pada saluran pencernaan manusia yang tergolong
anaerob fakultatif.

5.  Tekanan osmosis
Suatu tekanan osmose akan sangat mempengaruhi bakteri jika tekanan osmose lingkungan
lebih besar (hipertonis) sel akan mengalami plasmolisis.  

Sebaliknya tekanan osmose lingkungan yang hipotonis akan menyebabkan sel membengkak
dan juga dapat mengakibatkan rusaknya sel.  

Oleh karena itu dalam mempertahankan hidupnya, sel bakteri harus berada pada tingkat
tekanan osmose yang sesuai, walaupun sel bakteri memiliki daya adaptasi, perbedaan tekanan
osmose dengan lingkugannya tidak boleh terlalu besar.

 6. Sterilitas
 Media harus dalam keadaan steril, artinya sebelum ditanami bakteri yang dimaksud
tidak ditumbuhi oleh mikroba lain.

E.  BAHAN PEMBUATAN MEDIA


1.  Bahan Dasar
 Air (H2O) sebagai pelarut
 Agar (dari rumput laut) yang berfungsi untuk pemadat media. Agar sulit didegradasi oleh
mikroorganisme pada umumnya dan mencair pada suhu 45oC.
 Gelatin juga memiliki fungsi yang sama seperti agar. Gelatin adalah polimer asam amino
yang diproduksi dari kolagen. Kekurangannnya adalah lebih banyak jenis mikroba yang
mampu menguraikannya dibanding agar.
 Silica gel, yaitu bahan yang mengandung natrium silikat. Fungsinya juga sebagai
pemadat media. Silica gel khusus digunakan untuk memadatkan media bagi
mikroorganisme autotrof obligat.

2.  Nutrisi atau Zat Makanan


Media harus mengandung unsur-unsur yang diperlukan untuk metabolisme sel yaitu berupa
unsur makro seperti C, H, O, N, P; unsur mikro seperti Fe, Mg dan unsur pelikan/trace element.

1) .  Sumber karbon
Molekul organik umumnya mengandung karbon sebagai tulang punggungnya seperti
karbohidrat, lemak, protein yang terdapat pada pepton, glukosa, dll. Bahan organik inilah yang
menjadi sumber karbon utama untuk mikroorganisme heterotrof yang umum dikultivasi.

2).  Sumber nitrogen


Sumber nitrogen mencakup asam amino, protein atau senyawa bernitrogen lain yang
terkandung pada peptone, meat extract, atau tryptose. Sejumlah mikroba juga dapat
menggunakan sumber N anorganik seperti urea.

3).  Sumber oksigen


Untuk mikroorganisme heterotrof yang dikulturkan pada cawan, sebagian besar oksigen
didapatkan langsung dari udara sedangkan mikroorganisme yang dikultur pada media cair
sumber oksigen berasal dari oksigen yang terlarut air.

Oleh karena itu aerasi pada kultur cair dapat meningkatkan pasokan oksigen kepada
mikroorganisme.

4).  Sumber fosfat


Sumber fosfat organik seperti beberapa protein, kofaktor atau ATP yang dapat dijumpai pada
bahan yeast extract atau pepton. Namun hampir semua mikroorganisme dapat  

memanfaatkan fosfat anorganik yang ditambahkan langsung pada media sepertipotassium


phosphate, sodium phosphate dll. (Prescott & Harley, 2002:98).

5. Sumber unsur sekelumit (mikronutrient/trace element).


Pada lingkup media pada cawan petri, unsur mikronutrien (Zn, peralatan gelas. Fungsi
mikronutrien ini umumnya menjadi bagian dari enzim atau kofaktor untuk menjadi katalis reaksi
atau menjaga struktur protein. 

Oleh karena itu pembuktian kebutuhan unsur mikronutrien sangat sulit dilakukan dalam skala
laboratorium karena setiap jenis mikroorganisme membutuhkannya dalam jumlah yang sangat
sedikit (Prescott & Harley, 2002:96).

3.     Bahan Tambahan
1. Bahan-bahan tambahan yaitu bahan yang ditambahkan ke medium dengan tujuan
tertentu, misalnya phenol red (indikator asam basa) ditambahkan untuk indikator
perubahan pH akibat produksi asam organik hasil metabolisme.
2. Antibiotik ditambahkan untuk menghambat pertumbuhan mikroba nontarget/kontaminan.

4.     Bahan yang Sering Digunakan dalam Pembuatan Media


 Agar. Agar dapat diperoleh dalam bentuk batangan, granula atau bubuk dan terbuat dari
beberapa jenis rumput laut. Kegunaannya adalah sebagai pemadat (gelling) yang
pertama kali digunakan oleh Fraw & Walther Hesse untuk membuat media. Jika
dicampur dengan air dingin, agar tidak akan larut. Untuk melarutkannya harus diasuk
dan dipanasi, pencairan dan pemadatan berkali-kali atau sterilisasi yang terlalu lama
dapat menurunkan kekuatan agar, terutama pada pH yang asam.
 Peptone. Peptone adalah produk hidrolisis protein hewani atau nabati seperti otot, liver,
darah, susu, casein, lactalbumin, gelatin dan kedelai. Komposisinya tergantung pada
bahan asalnya dan bagaimana cara memperolehnya
 Meat extract. Meat extract mengandung basa organik terbuat dari otak, limpa, plasenta
dan daging sapi.
 Yeast extract. Yeast extract terbuat dari ragi pengembang roti atau pembuat alcohol.
Yeast extract mengandung asam amino yang lengkap & vitamin (B complex). 
 Karbohidrat. Karbohidrat ditambahkan untuk memperkaya pembentukan asam amino
dan gas dari karbohidrat. Jenis karbohidrat yang umumnya digunkan dalam amilum,
glukosa, fruktosa, galaktosa, sukrosa, manitol, dll. Konsentrasi yang ditambahkan untuk
analisis fermentasi adalah 0,5-1%.

MACAM-MACAM MEDIA
  Media untuk kultur bakteri dalam mikrobiologi ada banyak jenisnya dan dapat menjadi tiga
kelompok besar berdasarkan bentuk, komposisi/susunannya.

A. Berdasarkan Bentuknya

Bentuk media ada tiga macam yang dapat dibedakan dari ada atau tidaknya bahan tambahan
berupa bahan pemadat seperti agar-agar atau gelatin. Bentuk media tersebut yaitu:

1.  Media Padat
Media padat merupakan media yang mengandung banyak agar atau zat pemadat kurang lebih
15% agar sehingga media menjadi padat. 

Media ini dapat dibedakan menjadi tiga jenis menurut bentuk dan wadahnya yaitu, media tegak,
media miring, dan media lempeng. 

Media tegak menggunakan tabung reaksi yang ditegakkan sebagai wadahnya, media miring
menggunakan tabung reaksi yang dimiringkan, sedangkan media lempeng menggunakan
petridish (plate) sebagai wadahnya. 

Media ini umumnya digunakan untuk pertumbuhan koloni bakteri atau kapang.Kalau ke dalam
media ditambahkan antara 10-15 gram tepung agar-agar per 1000 ml media. Jumlah tepung
agar-agar yang ditambahkan tergantung kepada jenis atau kelompok mikroba yang dipelihara. 

Kalau ke dalam media tidak ditambahkan zat pemadat, umumnya dipergunakan untuk
pembiakkan mikroalga tetapi juga mikroba lain, terutama bakteri dan ragi. Ada yang
memerlukan kadar air tinggi sehingga jumlah tepung agar-agar rendah. 

Tetapi ada pula yang memerlukan kandungan air rendah sehingga penambahan tepung agar-
agar haru sedikit. Media padat umumya dipergunakan untuk bakteri, ragi, jamur dan kadang-
kadang juga mikroalga

2.  Media semi padat


Media semi padat atau semi cair merupakan media yang mengandung agar kurang dari yang
seharusnya kurang lebih 0,3% - 0,4% sehingga media menjadi kenyal, tidak padat dan tidak
begitu cair. 
Umumnya digunakan untuk pertumbuhan mikroba yang banyak memerlukan air dan hidup
anerobik dan untuk melihat pergerakan mikroba.

Kalau penambahan zat pemadat hanya 50% atau kurang dari yang seharusnya. Ini umumnya
diperlukan untuk pertumbuhan mikroba yang banyak memerlukan kandungan air dan hidup
anaerobic atau fakultatif.

3.  Media cair
Media cair merupakan media yang tidak ditambahi bahan pemadat, umumnya digunakan untuk
pertumbuhan mikroalga. Kalau ke dalam media tidak ditambahkan zat pemadat, umumnya
dipergunakan untuk pembiakkan mikroalge tetapi juga mikroba lain, terutama bakteri dan ragi.

Anda mungkin juga menyukai