Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

IDUL ADHA QURBAN DAN HIKMAHNYA

Guru Pengampu :
Amin Hidayat, S.Pd.I

Disusun Oleh:
Nama :Dewi Widiastuti
Kelas :XI Analis Kesehatan 7

YAYASAN PENDIDIKAN KESEHATAN DAN FARMASI KARTEK 2


SMK KARTEK 2 JATILAWANG
KELOMPOK KESEHATAN
TERAKREDITASI A
Alamat: Jalan Raya Jatilawang No. 1 Kabupaten Banyumas Telp./Fax: (0281) 6848506,
Website: www.smkkartek2.sch.id, e-mail: smkkartek_dua@yahoo.com
KATA
PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb Puji syukur kehadirat Allah SWT, Rabb semesta


alam. Limpahan rahmat, karunia dan hidayah-Nya yang berlimpah dan tiada akan
pernah habis terhitung. Sungguh, maha besar Allah karena telah meridhai penulis
dapat menyelesaikan penulisan makalah tentang “Idul Adha”. Makalah ini
dipergunakan untuk memenuhi tugas mata pelajaran Pendidikan Agama Islam. Rasa
terima kasih yang sebesar-besarnya penulis ucapakan kepada pengajar dan kedua
orangtua serta banyak pihak yang terkait dalam penyelesaian makalah ini.
Dalam penyusunan makalah ini kami menyadari masih banyak kekurangan
dan kelemahannya. Oleh karena itu kami sangat memerlukan kritik dan saran yang
bersifat membangun untuk menyempurnakan makalah ini. Semoga makalah ini
menjadi lebih bermanfaat untuk para siswa/siswi pada umumnya.
Akhir kata, penulis barharap semoga makalah ini bemanfaat khususnya bagi
penulis dan umumnya bagi seluruh siswa/siswi SMK. Penulis menyadari bahwa
kesempurnaan hanyalah milik Allah SWT, untuk itu penulis menerima kritik dan
saran yang membangun.
Wassalamualaikum Wr. Wb

Siswa. Pengampu

(…………………………)
(………………………….)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Idul adha merupakan hari raya Islam yang jatuh pada tanggal 10 Djulhijjah
penanggalan hijriyah. Pada hari itu semua umat islam sangat disunnahkan untuk berkurban
sabagai wujud pengikhlasan atas sebagian harta dan materi yang dimiliki oleh umat islam
untuk kegiatan sosial dalam bentuk menyembelih hewan kurban. Namun setiap tahun dalam
peristiwa pemotongan hewan qurban di Hari Raya Idul Adha, terjadi ketidakmerataan antara
daerah satu dengan daerah lain. Misal daerah perkotaan dan pedesaan, 90 persen hewan
kurban dipotong di perkotaan sehingga setiap rumah di perkotaan bisa dapat berkilo-kilo
daging qurban. Selain itu, kurangnya koordinasi antara panitia hewan kurban sehingga pada
lokasi tertentu dapat terjadi kelebihan maupun kekurangan stok daging qurban. Oleh karena
itu diperlukan sebuah solusi yang dapat menyeimbangkan distribusi hewan kurban sesuai
kebutuhan masyarakat dengan yang didistribusikan oleh lembaga penyalur (lazismu).
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan pak Deni selaku panitia qurban,
pengambilan keputusan dalam pendistribusian hewan qurban masih dilakukan dengan cara
yang manual dan memakan waktu cukup lama karena pengambilan keputusannya masih
berdasarkan hasil rapat antar pihak Lazismu. Hasil rapat diambil dari hasil survey ke
beberapa daerah dan menyortir daerah mana yang lebih membutuhkan. Setelah itu, untuk
penyaluran hewan kurban ke suatu daerah yang telah ditentukan, pihak Lazismu
menghitung jumlah kepala keluarga yang ada di desa tersebut sehingga dapat diketahui
berapa banyak hewan kurban yang harus didistribusikan ke desa tersebut. Di samping itu,
Lazismu belum memiliki teknologi yang dapat membantu dalam pengambilan
keputusannya. Hal tersebut tentu tidak akan efisien karena memakan waktu yang cukup
lama.
Berdasarkan masalah tersebut, maka akan dibuat sistem pendukung keputusan untuk
pendistribusian hewan kurban. Sistem ini memiliki kriteria-kriteria yang digunakan untuk
pengambilan keputusan. Kriteria-kriteria yang digunakan adalah sumber (peternakan), desa
tujuan distribusi, dan anggaran biaya operasional. Setiap cabang Lazismu adalah sumber
pendistribusian hewan kurban dan yang menjadi cakupan area pendistribusian hewan
kurban, dimana setiap daerah setiap tahunnya berbeda-beda (tidak pasti). Sistem ini hanya
dapat diakses oleh Lazismu. Selanjutnya sistem ini dapat menyimpan laporan kurban setiap
tahunnya dan disajikan dalam bentuk kurva sehingga memudahkan dalam visualisasinya
dan mudah dipahami. Isi dari laporan yang disimpan adalah jumlah hewan qurban yang
diberikan dari donatur, dan pengeluaran biaya operasional hewan kurban. Pengeluaran biaya
operasional adalah pengeluaran biaya dalam sekali pendistribusian yang meliputi biaya
perawatan hewan kurban dan biaya bahan bakar. Dalam perhitungannya sistem ini
menggunakan model transportasi karena model transpostasi tepat digunakan untuk
mengatur distribusi dari sumbersumber yang menyediakan produk yang sama ke tempat-
tempat yang membutuhkan secara optimal.
Jenis cara pengelolaan model transportasi yang digunakan yaitu metode Vogel
Approximation Methode. Penerapan metode Vogel Approximation Method tepat digunakan
karena memberikan pemecahan awal yang lebih baik dibanding dengan metode transportasi.
Dengan adanya sistem ini diharapkan dapat membatu dalam proses pendistribusian hewan
qurban secara merata.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan uraian pada latar belakang, rumusan masalah untuk penelitian yang akan
dilakukan adalah bagaimana menentukan jumlah hewan qurban yang akan didistribusikan
ke setiap desa yang membutuhkan?
1.3 Batasan Masalah
Dalam pembuatan tugas akhir ini, diberi beberapa batasan masalah, yaitu: a. Ruang
lingkup penelitian ini hanya di wilayah kerja Lazismu cabang Kedungreja Cilacap. b.
Sistem ini hanya memiliki dua peternakan dan tidak dapat menambah peternakan.
1.4 Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah membuat sistem pendukung keputusan untuk
penentuan kuantitas distribusi hewan kurban serta mengetahui total biaya operasional dalam
sekali pendistribusian.
1.5 Manfaat
1. Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaa dan jenis akad apa yang digunakan dalam arisan
qurban Idul Adha di Desa Sidanegara RT 01 RW 01 Kedungreja.
2.Untuk mengetahui bagaimana tinjauan Hukum Islam terhadap arisan qurban Idul Adha di
Desa Sidanegara RT 01 RW 01 Kedungreja.
BAB II
PEMBAHASAN DAN HIKMAH
a.Pengetian Qurban
Qurban dinamai juga dengan udh-iyah, yang diambil dari kata Dhuhah,yakni kata
dhuhah, yaitu kira-kira jam tujuh sampai jam sebelas siang. Kemudian, karena qurban
diperintahkan oleh Allah agar dilakukan penyembelihannya setelah selesai shalat Idul Adh-ha
maka dinamakan udh-hiyyah. Sedangkan dalam buku AL-Fiqru Asy-Syafi’I AL-Muyassar
atau fikih imam syafi’I, kata udhaiyah diambil dari kata dhuha yang artinya matahari
meninggi.Menurut syara qurban adalah hewan ternak yang disembelih sebagai wujud
pengabdian kepada Allah SWT pada waktu tertentu (Wahbah Zuhaili, Al-Fiqru Asy-Syafi’I
Al-Muyassar,2010:571).
Qurban sebagai ibadah yang mengandung makna robbani dan jelas sehingga Islam
menjadikan ibadah qurban sebagai ibadah yang sangat dianjurkan bagi yang mampu dan
mempunyai kelapangan rezeki untuk melakukannya. Dalam kamus bahasa Indonesia
dijelaskan qurban adalah persembahan kepada Allah SWT (seperti: biri-biri, sapi, unta, yang
disembelih pada hari lebaran haji (Kamus Pusat Bahasa, 2007:617).
Jumhur ulama berpendapat bahwa berqurban merupakan amalan yang
disunnahkan,diantara pendapat demikian itu adalah Imam Maliki dan Imam Asy-Syafi’I,
Rabi’ah, AL-‘Auza’I, Abu Hanifah, AL-Laits dan sebagian ulama penganut Imam Maliki
berpendapat, bahwa berqurban merupakan amalan yang diwajibkan bagi orang hidup dalam
kemudahan (mampu) (Syaikh Kamil Muhammad ‘Uwaidah, 1998:505).
Dalam buku karangan Syaikh ‘Ali Bin Hasan AL-Halabi AL- Atsari dijelaskan
bahwa qurban adalah kambing yang disembelih setelahshalat idul adha, sebagai upaya
mendekatkan diri kepada Allah Ta’ala,sedangkan dalam buku Hukum Qurban, Aqiqah dan
Sembelihan,karangan K.H.E.A bdurrahman qurban ialah “mendekatkan diri kepadaAllah”,
Abdurrahman,1990:6).
Menurut Mustafha Al-Maraghi maksud qurban yang sebelumnya terdapat perintah
shalat, maksudnya ialah laksanakanlah shalat dan berqurban hanya semata-mata karena Allah
yang pembangkit niatnya adalah ketaqwaan,dan dilakukan sesuai dengan perintah agama.(
SWT dan mengharapkan ridanya. Keutamaan ibadah qurban diungkapkan oleh
sebagian ulama yang mengatakan bahwa pahala melaksanakan ibadah qurban sangat besar
sekali,sama dengan pahala oarng yang mengerjakan haji dan umrah (Ahmad Mustafa al-
Maraghi,1970:270).
Dari pengertian-pengertian yang telah penulis sebutkan di atas penulis mengambil
kesimpulan bahwa ibadah qurban adalah menyembelih hewan ternak tertentu yang memenuhi
syarat tertentu yang dilaksanakan pada hari nahar (tanggal 10 Zulhijjah) dan hari-hari tasyrik
(tanggal 11,12,13 Zulhijjah) dengan niat qurban.
Menurut istilah, qurban adalah segala sesuatu yang digunakan untuk mendekatkan diri
kepada Allah baik berupa hewan sembelihan maupun yang lainnya. Hewan yang disembelih
pada Hari Raya Idul Adha dan hari tasyrik (11, 12, 13 Djulhijjah) ini disebut udhhiyyah.
Dasar hukum berqurban dalam Al-Quran terdapat pada QS. Al Kautsar ayat 2 yang artinya:
“Maka shalatlah karena Rabbmu dan sembelihlah qurban”.Perintah berqurban juga terdapat
dalam Al-Quran Surat Al Hajj ayat 34 yang artinya: “Dan untuk setiap umat Kami tetapkan
ibadah qurban,supaya mereka mengingat nama Allah terhadap rizki yang telah Allah
karuniakan kepada mereka berupa binatang ternak. Maka sesembahan kalian itu adalah
sesembahan yang satu, maka hanya kepada-Nya lah kalian berserah diri.”(Sayyid Sabiq,
2008:366).
Ukuran mampu berqurban, hakikatnya sama dengan ukuran kemampuan shadaqah, yaitu
mempunyai kelebihan harta (uang) setelah terpenuhinya kebutuhan pokok (al hajat al
asasiyah) yaitu sandang,pangan dan papan serta kebutuhan penyempurna (al hajat al
kamaliyah)yang lazim bagi seseorang. Seseorang yang masih membutuhkan uang untuk
memenuhi kebutuhan-kebutuhan tersebut, maka dia terbebas dari menjalankan ibadah sunnah
qurban (Al Jabari, 1994:83).
Qurban adalah usaha pendekatan diri seorang hamba kepada Allah SWT dengan jalan
menyembelih ternak, membagikan daging terutama kepada fakir miskin, dilaksanakan sesuai
syariat, sejak selesai shalat Idul Adha tanggal 10 Dzulhijjah hingga 13 Dzulhijjah (hari
tasyriq) sebagai bentuk rasa syukur serta mensyi`arkan agama Islam (Muhammad, 2002).
Hukum ibadah ini bersifat sangat dianjurkan (sunnah muakkad) dan dilaksanakan setiap
tahun bagi orang Islam yang mampu (Rasyid dan Mahmud, 2011:30).
b.Dasar Hukum Berqurban
Dasar hukum berqurban terdapat dalam Al-Quran dan Hadist. Pada Al-Quran terdapat
dalam QS.Al Kautsar ayat 2 dan QS.Al Hajj ayat 34.Salah satu dasar hukum berqurban dalam
Hadist atau sunnah Rasulullah SAW yaitu bahwa setiap tahun Nabi Muhammad SAW selalu
menyembelih hewan qurban (Muhammad2002:41).
Perintah menyembelih hewan qurban ini ditetapkan pada tahu kedua setelah hijrah.
Dalam Al-Quran perintah berqurban tercantum dalam firman Allah suratAl-Kautsar ayat
2.Yang artinya Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu;dan berqurbanlah Allah juga
menjelaskan dalam firman-Nya surat Al-Hajj :34 Yang artinya ”Dan bagi tiap-tiap umat telah
kami syaria’atkan penyembelihan (qurban),supaya mereka menyebut nama Allah terhadap
binatang ternak yang telah direzekikan Allah kepada mereka,maka Tuhanmu ialah Tuhan
Yang Maha Esa,karena itu berserah dirilah kamu kepada-Nya.Dan berilah kabar gembira
kepada orang-orang yang tunduk patuh (kepada Allah).Hukum dari pelaksanaan ibadah
qurban adalah sunnah Muakkad bagi yang mampu.
Acara qurban adalah dari mulai matahari sejarak tombak setelah shalat Idul Adha
tanggal 10 bulan haji sampai dengan matahari terbenam pada tanggal 13 bulan haji. Selain
keempat hari di atas, maka penyembelihan hewan tidak ternasuk qurban melainkan
penyembelihan biasa ( sodaqoh ).
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wa sallam bersabda, “Barangsiapa yang memiliki kelapangan (rezeki) dan tidak berqurban,
maka janganlah ia mendekati tempat shalat kami (H.R.Ahmad Ibnu Majah dan disahkan oleh
Hakim (Al-Hafiz abi Abdullah Muhammad bin Yazid al-Khozwiny,1995:237).
Dari firman Allah dan hadits-hadits yang telah penulis kemukakan di atas dapatlah kita
ketahui bahwasannya berqurban mempunyai dasar hukum yang kuat, dan ayat tersebut
ditujukan kepada Nabi Muhammad SAW, beliau selalu berqurban selama sepuluh tahun,
hingga beliau meninggal dunia, dan tentu juga berlaku untuk seluruh umat Islam sampai
akhir zaman.
c.Syarat Hewan Qurban
Syarat hewan qurban menurut tuntunan Rasulullah SAW adalah:
1) Berupa ternak unta, sapi, kambing atau domba (kibasy)
2) Umur memenuhi syariat, yakni genap berusia setengah tahun (jadz’ah) untuk domba dan
genap berusia setahun untuk kambing (tsaniyah)
3) Tidak cacat. Cacat yang dimaksud adalah: (a) buta, (b) sakit yang menyebabkan lemah dan
tidak bisa berjalan, penyakit kudis yang parah, luka yang dalam, gangguan pencernaan
sehingga fecesnya encer dan lain-lain. Ternak tersebut boleh digunakan untuk berqurban jika
telah sembuh, (c) pincang (d) kurus (e) tertimpa sesuatu yang dapat menyebabkan kematian.
Ternak tersebut dapat digunakan sebagai qurban setelah selamat dari bahaya kematian yang
mengancamnya, (f) lumpuh dan (g) kaki terputus.
4) Ternak yang makruh dijadikan hewan qurban adalah: (1) telinga robek; (2) separuh tanduk
terpotong atau tidak bertanduk; (3) kemampuan melihat hilang meski kondisi mata dalam
keadaan utuh.(4) lemah sehingga tidak bisa berjalan; (5) ternak kastrasi; (6)sebagian gigi
rontok, adapun jika sejak lahir tidak memiliki gigi maka tidak dimakruhkan dan (7) I susu
dipotong.
d.Karakteristik Hewan Qurban
Hewan yang boleh dijadikan qurban adalah unta, sapi dan kambing(atau domba).Selain
tiga hewan tersebut, yaitu ayam, itik dan ikan, tidak sah untuk dijadikan sebagai hewan
qurban. Hewan jantan atau betina tidak masalah disembelih saat qurban, sesuai hadist-hadits
Nabi SAW yang bersifat umum mencakup kebolehan berqurban dengan jenis jantan atau
betina. Sesuai hadits- hadits Nabi Saw,berqurban dengan kambing atau domba berumur satu
tahun masuk tahun kedua, sapi (atau kerbau)berumur dua tahun masuk tahun ketiga dan unta
berumur lima tahun dianggap telah mencukupi. Jenis hewan qurban yang paling utama adalah
unta kemudian sapi untuk satu orang, bukan untuk patungan, kemudian domba (kibasy) lalu
kambing, baru 4 satu unta untuk patungan tujuh orang (sepertujuh unta), lalu sepertujuh sapi.
Berdasarkan segi kualitatif, yang diutamakan adalah hewan yang paling gemuk, paling
banyak dagingnya, paling sempurna bentuk tubuhnya dan paling bagus rupanya. Berdasarkan
hadits-hadits Nabi saw, tidak dibenarkan berkurban dengan hewan buta sebelah, menderita
penyakit (dalam keadaan sakit), pincang jalannya, lemah kakinya serta kurus, tidak ada
sebagian tanduk, tidak ada sebagian telinga,terpotong hidungnya, pendek ekornya (karena
terpotong/putus) dan rabun matanya.

e.Hikmah dan Tujuan Ibadah Kurban


Ibadah kurban seperti juga ibadah lainnya dalam Islam merupakan bentuk pengabdian
kepada Allah yang merupakan manifestasi dari iman.Tujuannya adalah untuk mencapai
derajat takwa.Ibadah kurban merupakan perwujudan rasa syukur atas nikmat Allah yang tak
terhingga jumlahnya yang telah kita terima, juga sebagai pengamalan dari firman Allah
dalam surat al-Kautsar 2.Yang Artinya "Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu;dan
berqurbanlah".
Firman Allah SWT di atas merupakan qarinah (indikasi/ petunjuk)bahwa qurban adalah
sunnah. Firman Allah SWT yang berbunyi “wanhar”(dan berqurbanlah kamu) dalam surat al-
kautsar ayat 2 adalah tuntutan untuk melakukan qurban (thalabul fi’li). Sedang hadist At-
Tarmidzi, “umirtu binnahri wa huwa sunnatun lakum) “(aku diperintahkan untuk
menyembelih qurban, sedang qurban itu bagi kamu adalah sunnah), juga hadits Ad-
Daruquthni “ kutiba ‘alayya an nahra wa laysa biwaajibin‘alaikum “ (telah diwajibkan atasku
qurban dan ia tidak wajib atas kalian);merupakn qarinah bahwa thalabul fi’li yang ada tidak
bersifat jazim keharusan), tetapi bersifat ghairu jazim (bukan keharusan). Jadi, qurban itu
sunnah, tidak wajib. Namun benar, qurban adalah wajib atas Nabi Muhammad SAW, dan itu
adalah salah satu Khususiyat beliau.
Melalui ibadah kurban kita mengenang kembali dan mencoba meneladani perjuangan
nabi Ibrahim as dan putranya Ismail. Rangkaian peristiwa yang dialami nabi Ibrahim yang
puncaknya dirayakan sebagai hari raya Idul Adha harus mampu mengingatkan kita bahwa
yang dikurbankan tidak boleh manusianya, tetapi yang dikurbankan adalah sifat-sifat
kebinatangan yang ada dalam diri manusia seperti rakus, ambisi yang tidak terkendali,
menindas,menyerang, dan tidak mengenal hukum atau norma apapun. Sifat-sifat yang
demikian itulah yang harus dibunuh,ditiadakan, dan dijadikan kurban demi mencapai qurban
(kedekatan) diri kepada Allah swt.( Moh Rifa’I, 1997:445).
Dengan demikian tidaklah ada kaitan antara daging dan darah dengan qurban (kedekatan)
kepada Allah, kalaupun ada yakni dalam rangka meringankan beban mereka yang
membutuhkan, membela orang yang lemah dan meningkatkan derajat kemanusiaan.
Dari kisah keteladanan nabi Ibrahim as, kita juga dapat mengambil pelajaran bahwa harus
siap mengorbankan segala sesuatu yang paling kita cintai sekalipun, guna menjalankan
perintah Allah.
f.Keutamaan Qurban
Berqurban merupakan amal yang paling dicintai Allah SWT pada saat Idul Adh-ha. Sabda
Nabi SAW
‫َما َع ِم َل ابْنُ آ َد َم یَوْ َم النَّحْ ِر َع َمالً َأ َحبَّ ِإلَى هللاَّ ِ َع َّز َو َج َّل ِم ْن ِھ َراقَ ِة د ٍَم‬
“Tidak ada suatu amal anak Adam pada hari raya Qurban yang lebih
dicintai Allah selain menyembelih qurban.”(HR.At Tirmidzi)
(Abdurrahman, 1990:52.)

Berdasarkan hadits itu Imam Ahmad bin Hambal, Abuz Zanad, dan Ibnu Taimiyah
berpendapat,”Menyembelih hewan pada hari raya Qurban, aqiqah (setelah mendapat anak),
dan hadyu (ketika haji), lebih utama daripada shadaqah yang nilainya sama.” (Al Jabari,
1994:83).
BAB III
KESIMPULAN
Kurban adalah suatu praktik yang banyak ditemukan dalam berbagai agama di
dunia,yang biasanya dilakukan sebagai tanda kesedihan si pemeluknya untuk menyerahkan
sesuatu kepada Tuhannya.Mayoritas ulama dari kalangan sahabat,tabi’un,tabi’in, dan
fuqaha(ahli fiqh)menyatakan bahwa hokum qurbanadalah sunnah muakkadah (ulama), dan
tidak ada seorang pun yang menyatakan wajib,kecuali Abu Hanifah(tabi’in).Ibnu Hazm
menyatakan:”Tidak ada seorang sahabat nabi pun yang menyatakan bahwa qurban itu wajib.
Saran
~Orang yang berkurban harus mampu menyediakan hewan sembelihan dengan cara halal
tanpa berhutang.
~Kurban hendaknya binatang ternak,seperti unta,sapi,kambing, atau biri-biri.
~Binatang yang akan disembelih tidak memiliki cacat,tidak buta,tidak pincang,tidak sakit dan
kuping serta ekor harus utuh.
Demikianlah makalah berqurban ini,semoga bermanfaat dan menambah pengetahuan
para pembaca.Kami mohon maaf apabila ada kesalahan ejaan dalam penulisan kata dan
kalimat yang kurang jelas dimengerti dan lugas.Karena kami hanyalah manusia biasa yang
tak luput dari kesalahan dan kami juga sangat mengaharapkan saran dan kritik dari pembaca
demi kesempurnan makalah ini.
Sekian dari kami semoga dapat di terima di hati dan kami ucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya.
Waasalamu’alaikum wr.wb
DAFTAR PUSTAKA
https://rizaljenius.wordpreess.com,http//www.rijalhabibulloh.com,http//
www.mozaikislam.com
Ayo Belajar Agama Islam penerbit Erlangga
LEMBAR OBSERVASI
Nama siswa :Dewi Widiastuti
Kelas :XI Analis Kesehatan 7
Alamat :Desa Sidanegara RT 01 RW 01 Kecamatan Kedungreja
No.WA :085870508587

NARASUMBER
Nama :Deni Haryanto
Umur :25 th
Pekerjaan :ASN (Aparatur Sipil Negara)
Alamat :Desa Sidanegara RT 01 RW 01 Kecamatan Kedungreja
No.WA :082133126469

1. Apakah ada rencana untuk ber Qurban?


:Ada,karena berqurban sangat dianjurkan untuk umat muslim bagi yang mampu.
2. Hewan apa yang akan di Qurbankan (sapi/kambing)
:Sapi
3. Berapa jumlahnya?
:Dua
4. Kapan waktu penyembelihannya?
:Pagi, setelah selesai sholat Idul Adha sampai dengan selesai.
5. Apakah panitia sudah siap?
:Siap, karena masyarakat sekitar juga ikut berpatisipasi dalam pelaksaanaan
penyembelihan hewan qurban.Tugas panitia mencari hewan untuk dijadikan kurban
sebelum H-1 untuk disembelih di hari H.
6. Bagaimana cara mengatur proses penyembelihan?
1.Sapi dimandikan terlebih dahulu pada sore hari/h-1
2.Membuat lubang untuk menampung darah hewan qurban
3.Memposisikan saoi sesuai aturan penyembelihan,jika sudah siap tutupi leher sapi
dengan daun pisang
4.Disembelih oleh pak kyai menghadap kiblat sambil membaca niat
5.Kemudian disiapkan dan dibagi rata untuk warga sekitar
7. Apakah ada kendala saat ini?
:Kendalanya hanya kekurangan tenaga pemuda untuk membagikan daging qurban
8. Darimana sumber dana untuk Qurban?
:Sumber dana didapat dari arisan dan dari warga yang ingin berkurban
9. Siapa penanggung jawabnya?
:Bapak Satarudin selaku kyai Mushola Attar Biatussolih
10. Kemana daging Qurban akan disalurkan?
:Sohibul qurban(orang yang berkurban) dan lingkungan sekitar mushola.
Siswa Narasumber

(............................................) (............................................)
DOKUMENTASI

Anda mungkin juga menyukai