Anda di halaman 1dari 20

" QURBAN DAN AQIQAH "

Makalah

“Fiqh Ibadah”

OLEH :

Aldhi ramadan (2210102060)

DOSEN PENGAMPU :

Susi Susanti,MA.HK

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) KERINCI

PROGRAM STUDI HUKUM EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS SYARIAH

1444 H/ 2023 M
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatu Alhamdulillahi Rabbil ‘Alamin, Puji


syukur kita kepada Allah SWT. Atas segala rahmat dan hidayah-Nya sehingga makalah ini
dapat tersusun sempai dengan selesai. Salawat beriring salam tak lupa kita hadiahkan
kepada junjungan Nabi besar yakni Nabi Muhammad SAW. .

Dan tak lupa kita mengucapkan terimah kasih kepada pihak atau sumber yang telah
berkonstribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya. Adapun
tujuan dari penyusunan makalah yang berjudul " QURBAN DAN AQIQAH " ini adalah
sebagai pemenuhan tugas yang diberikan demi tercapainya tujuan pembelajaran yang telah
direncanakan. Saya mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya, dan saya
sampaikan untuk dosen pembimbing. Demikian makalah ini dibuat, semoga bermanfaat.
Kerinci, September 2023

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................................................... i


DAFTAR ISI ................................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................... 1
A. Latar Belakang.................................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah............................................................................................................... 1
C. Tujuan ................................................................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................................. 2
A. Pengertian Qurban dan Aqiqah ......................................................................................................... 2
B. Dasar hukum pelaksanaan Qurban dan Aqiqah ................................................................................ 3
C. Hikmah Qurban dan Aqiqah ............................................................................................................. 5
D. Syarat dan Rukun Qurban dan Aqiqah.............................................................................................. 7
E. Tata cara Pelaksanaan Qurban dan Aqiqah .............................................................................. 10
BAB III PENUTUP ......................................................................................................................... 15
A. Kesimpulan ......................................................................................................................... 15
B. Saran ................................................................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................................... iii

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Praktik qurban berasal dari kisah Nabi Ibrahim (Abraham) AS dalam Al-Qur'an dan Al-
Kitab (kitab suci Yahudi dan Kristen). Dalam kisah ini, Nabi Ibrahim menerima perintah dari
Allah untuk menyembelih anaknya sebagai bentuk pengorbanan, tetapi Allah menggantinya
dengan seekor domba. Praktik qurban menghormati pengorbanan Nabi Ibrahim dan
mengingatkan umat Islam akan ketaatan kepada Allah.Qurban dilakukan selama Hari Raya
Idul Adha (Hari Raya Kurban) yang jatuh pada tanggal 10 Dzulhijjah dalam kalender Islam.
Qurban melibatkan penyembelihan hewan tertentu dan pembagian dagingnya kepada keluarga,
teman, dan yang membutuhkan. Praktik ini mengajarkan nilai-nilai ketaatan kepada Allah,
berbagi dengan sesama, dan kepedulian sosial.Tujuan utama qurban adalah mendekatkan diri
kepada Allah SWT dan mengorbankan sesuatu yang bernilai bagi-Nya. Selain itu, qurban juga
memberikan kesempatan bagi umat Islam untuk memberikan daging kepada orang-orang yang
kurang mampu.Aqiqah adalah praktik Islam yang tidak berasal dari Al-Qur'an tetapi
didasarkan pada hadis (riwayat) dari Nabi Muhammad SAW.
Aqiqah melibatkan penyembelihan hewan pada hari ketujuh setelah kelahiran anak sebagai
tanda syukur kepada Allah atas karunia kelahiran anak.Selama pelaksanaan aqiqah, anak diberi
nama, dan doa-doa dinyatakan untuk keselamatan dan keberkahan anak tersebut. Ini adalah
momen penting dalam memberikan identitas kepada anak.Tujuan aqiqah adalah
menyelenggarakan ibadah kepada Allah SWT sebagai tanda syukur atas kelahiran anak dan
sebagai bentuk pengorbanan. Praktik ini juga mengajarkan pentingnya mengawali kehidupan
anak dengan tanda syukur kepada Allah
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dan pentingnya Qurban dan Aqiqah ?

2. Apa saja Rukun dan syarat Qurban dan Aqiqah ?

3. Bagaimana Tata cara Qurban dan Aqiqah

C. Tujuan
a. Untuk mengetahui maksud dari Qurban dan Aqiqah
b. Untuk mengetahui bagaimana Rukun dan syarat Qurban dan Aqiqah
c. untuk memberikan pemahaman yang jelas tentang tata cara Qurban dan Aqiqah

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Qurban dan Aqiqah

Qurban dan aqiqah adalah dua praktik penting dalam Islam yang melibatkan
penyembelihan hewan sebagai bentuk ibadah dan amal kebajikan. Berikut penjelasan
singkat tentang keduanya

Qurban adalah praktik penyembelihan hewan yang dilakukan oleh umat Islam pada
hari raya Idul Adha, yang jatuh pada tanggal 10 Dzulhijjah dalam kalender Islam. Hal ini
dilakukan untuk mengikuti tindakan Nabi Ibrahim yang bersedia untuk menyembelih
putranya Isma'il sebagai tanda ketaatan kepada Allah. Namun, Allah menggantinya
dengan seekor domba yang disembelih sebagai pengganti Isma'il. Penyembelihan hewan
qurban dilakukan sebagai bentuk ibadah dan amal kebajikan. Hewan yang disebelih
umumnya adalah domba, sapi, atau kambing. Daging hasil qurban dibagi-bagikan kepada
orang-orang yang membutuhkan, dan sebagian diberikan kepada keluarga yang
menyembelih. Ini juga merupakan kesempatan bagi umat Islam untuk mendekatkan diri
kepada Allah dengan berbuat baik kepada sesama.

Aqiqah adalah tradisi Islam yang dilakukan ketika seorang bayi lahir, biasanya
pada hari ketujuh setelah kelahiran. Dalam aqiqah, orang tua bayi menyembelih seekor
hewan (biasanya kambing atau domba) dan membagikan dagingnya kepada keluarga,
teman-teman, dan orang-orang yang membutuhkan. Aqiqah adalah bentuk syukur kepada
Allah atas kelahiran anak dan juga sebagai amal kebajikan. Selain penyembelihan hewan,
dalam aqiqah, ada juga tradisi cukur rambut bayi dan memberikan sedekah berupa jumlah
uang yang setara dengan berat rambut bayi yang dicukur. Aqiqah adalah cara untuk
memberikan berkah kepada anak yang baru lahir dan mengumumkan kelahirannya kepada
keluarga dan masyarakat. 1

1 Wikipedia, Fikih, http://id.wikipedia.org/wiki/Fikih, diakses 25 September 2018

2
B. Dasar hukum Qurban dan Aqiqah

a. Qurban

Dasar hukum qurban dalam Islam dapat ditemukan dalam Al-Qur'an dan juga
hadis Nabi Muhammad SAW. Berikut adalah dasar-dasar hukum qurban:

1. Al-Qur'an:

Salah satu dasar hukum qurban dapat ditemukan dalam Surah Al-Hajj
(Surah ke-22), ayat 37, di mana Allah berfirman: "Maka (laksanakanlah) shalat
(lima waktu) dan tunaikanlah zakat. Dan (laksanakanlah) kewajiban haji dan
umrah (dengan sungguh-sungguh) karena Allah." Beberapa ulama tafsir
menganggap kata "kewajiban haji" di sini mencakup qurban sebagai bagian dari
ibadah haji.

2. Hadis Nabi Muhammad SAW:

Terdapat banyak hadis yang merincikan praktik qurban dan


menganjurkannya sebagai ibadah. Salah satu hadis yang terkenal adalah riwayat
dari Ibnu Umar yang mengatakan bahwa Rasulullah SAW bersabda,
"Sesungguhnya setiap umat ini memiliki hari raya, dan hari raya kami adalah hari
Idul Adha." (Hadis riwayat Bukhari dan Muslim).

Dari dasar-dasar ini, para ulama Islam menyimpulkan bahwa qurban adalah salah
satu bentuk ibadah yang dianjurkan dalam Islam, terutama selama Hari Raya Idul Adha.
Ini adalah tindakan penghormatan kepada Allah SWT dan mengikuti jejak Nabi Ibrahim
AS. Praktik qurban juga mencakup pengorbanan hewan tertentu dengan tujuan beribadah
kepada Allah dan berbagi dengan orang-orang yang membutuhkan, seperti yang diajarkan
oleh Nabi Muhammad SAW.

3
b. Dasar Hukum Aqiqah

Dasar hukum aqiqah dalam Islam didasarkan pada ajaran Al-Qur'an dan hadis Nabi
Muhammad SAW. Berikut adalah dasar-dasar hukum aqiqah:

1. Al-Qur'an

Aqiqah tidak secara eksplisit disebutkan dalam Al-Qur'an. Namun,


beberapa ayat dalam Al-Qur'an menyiratkan pentingnya memberikan hadiah dan
melakukan amal kebajikan setelah kelahiran seorang anak. Sebagai contoh, dalam
Surah Al-Ahzab (Surah ke-33), ayat 33, Allah berfirman: "Dan berikanlah kabar
gembira kepada orang-orang yang beriman, bahwa bagi mereka ada karunia besar
dari Allah." Beberapa ulama menganggap aqiqah sebagai salah satu bentuk karunia
Allah yang dapat diberikan kepada orang-orang yang beriman.

2. Hadis Nabi Muhammad SAW

Dasar hukum aqiqah yang lebih rinci ditemukan dalam hadis Nabi
Muhammad SAW. Beberapa hadis merincikan praktik aqiqah, seperti hadis yang
menggambarkan Nabi Muhammad SAW melakukan aqiqah untuk cucu-cucunya,
Hasan dan Husain. Hadis tersebut menjelaskan bahwa Nabi melakukan aqiqah
dengan menyembelih seekor kambing untuk setiap anak yang baru lahir (hadis
riwayat Abu Dawud dan Tirmidzi).

Dengan merujuk pada hadis-hadis ini, ulama-ulama Islam menyimpulkan bahwa


aqiqah adalah praktik yang dianjurkan dalam Islam sebagai bentuk syukur kepada Allah
atas kelahiran anak dan juga sebagai amal kebajikan. Dalam aqiqah, hewan disembelih,
dagingnya dibagikan kepada keluarga, teman-teman, dan orang-orang yang membutuhkan,
dan sering kali dilakukan cukuran rambut bayi serta memberikan sedekah. Aqiqah juga
dianggap sebagai cara untuk memberikan berkah kepada anak yang baru lahir dan
mengumumkan kelahirannya kepada keluarga dan masyarakat. 2

2 Abdurrahman, Hukum Qurban, Aqiqah dan Sembelihan, (Bandung: Sinar Baru


Algesindo, 2011)Ya’qub, H,
4
C. Hikmah Qurban dan Aqiqah

a. Hikmah Qurban

Praktik qurban dalam Islam memiliki banyak hikmah dan tujuan yang mendalam. Berikut
adalah beberapa hikmah dari pelaksanaan qurban:

1. Ketaatan kepada Allah: Qurban adalah tindakan ketaatan kepada perintah Allah
SWT. Ini mengingatkan umat Islam untuk tunduk dan patuh terhadap perintah
Allah bahkan dalam hal-hal yang mungkin sulit atau memerlukan pengorbanan.
2. Mengikuti Sunnah Nabi Ibrahim: Qurban mengikuti jejak Nabi Ibrahim AS,
yang siap untuk mengorbankan putranya, Isma'il, sebagai bentuk taat kepada Allah.
Namun, Allah menggantikannya dengan hewan sebagai pengorbanan. Praktik ini
mengingatkan kita akan kesetiaan dan ketaatan Nabi Ibrahim kepada Allah.
3. Kepedulian Sosial: Bagian dari daging hasil qurban dibagikan kepada orang-
orang yang membutuhkan, termasuk yang kurang mampu dan miskin. Ini
mempromosikan keprihatinan sosial dan berbagi dengan mereka yang
membutuhkan dalam masyarakat.
4. Penguatan Ikatan Keluarga: Qurban seringkali dilakukan bersama-sama oleh
keluarga dan teman-teman. Ini memperkuat ikatan keluarga dan mempererat
hubungan antara anggota keluarga yang terlibat dalam prosesnya.
5. Pemberdayaan Ekonomi: Qurban juga memiliki dampak ekonomi positif.
Sembelihan hewan qurban dapat memberdayakan peternak dan pengusaha lokal,
terutama jika hewan tersebut dibeli dari pasar lokal.
6. Peningkatan Kesadaran Rohani: Melaksanakan qurban adalah tindakan ibadah
yang memerlukan kesadaran dan kekhusyukan. Ini dapat meningkatkan kesadaran
rohani dan ketakwaan umat Islam.
7. Meningkatkan Rasa Syukur: Qurban adalah cara untuk menyatakan rasa syukur
kepada Allah atas berkat-Nya, termasuk kelahiran anak-anak dan rezeki yang
diberikan-Nya.

5
8. Menyebarkan Pesan Kemanusiaan: Qurban juga adalah cara untuk menyebarkan
pesan kemanusiaan kepada dunia. Ketika umat Islam berbagi dengan yang
membutuhkan, ini mengirim pesan tentang pentingnya perdamaian, cinta kasih,
dan solidaritas dalam masyarakat.

b. Hikmah Aqiqah

Pelaksanaan aqiqah dalam Islam juga memiliki berbagai hikmah dan tujuan yang
bermakna. Berikut adalah beberapa hikmah dari pelaksanaan aqiqah:

1. Syukur kepada Allah: Aqiqah adalah tindakan syukur kepada Allah SWT atas
kelahiran seorang anak. Orang tua mengekspresikan rasa terima kasih mereka
kepada Allah karena telah diberikan keturunan.
2. Tradisi Sunnah Nabi: Aqiqah mengikuti tradisi Sunnah Nabi Muhammad SAW.
Hadis-hadis yang menggambarkan Nabi melakukan aqiqah untuk cucu-cucunya,
Hasan dan Husain, memberikan contoh dan tuntunan kepada umat Islam.
3. Kepedulian Terhadap Anak: Aqiqah adalah cara untuk memberikan anak yang
baru lahir sebuah tanda kasih sayang dan perhatian khusus. Ini adalah tindakan
pengakuan dan kebahagiaan atas kedatangan bayi dalam keluarga.
4. Kepedulian Sosial: Bagian dari daging hasil aqiqah dibagikan kepada keluarga,
teman-teman, dan orang-orang yang membutuhkan dalam masyarakat. Ini
mempromosikan nilai-nilai kepemilikan sosial dan berbagi dengan sesama.
5. Menghormati Tradisi Islam: Aqiqah adalah salah satu cara untuk menjaga tradisi
Islam yang berakar dalam sejarah dan ajaran Nabi. Ini memperkuat identitas
keagamaan dan budaya umat Islam.
6. Pendidikan Agama: Melalui aqiqah, orang tua dapat mendidik anak mereka
tentang nilai-nilai Islam, pentingnya berbagi, dan tindakan beribadah.
7. Pemberdayaan Ekonomi: Aqiqah juga memiliki dampak ekonomi positif.
Pembelian hewan untuk aqiqah dapat memberdayakan peternak dan pengusaha
lokal, terutama jika hewan tersebut dibeli dari pasar lokal.

6
8. Penguatan Ikatan Keluarga: Aqiqah sering kali merupakan kesempatan untuk
mengumpulkan keluarga dan teman-teman dalam acara yang meriah. Ini
memperkuat ikatan keluarga dan sosial.
9. Pengumuman Kelahiran: Aqiqah juga digunakan sebagai cara untuk
mengumumkan kelahiran anak kepada keluarga dan masyarakat, sehingga
memberikan kesempatan bagi orang-orang terdekat untuk berkumpul dan berbagi
kebahagiaan.3

D. Syarat dan rukun Qurban dan Aqiqah

a. Syarat dan rukun Qurban

Qurban adalah salah satu ibadah yang memiliki syarat-syarat tertentu yang harus
dipenuhi dan juga rukun-rukun yang harus dijalankan. Berikut adalah syarat-syarat dan
rukun-rukun qurban dalam Islam:

Syarat-syarat Qurban:

1. Islam: Penyelenggara qurban harus beragama Islam. Orang non-Muslim tidak


diperbolehkan menyelenggarakan qurban.
2. Baligh (dewasa): Seseorang yang menyelenggarakan qurban harus sudah
mencapai usia baligh (dewasa) dan memiliki akal yang sehat.
3. Merdeka (bukan budak): Hewan yang disembelih sebagai qurban harus dimiliki
dan disembelih oleh seseorang yang merdeka, bukan budak.
4. Hewan yang Diperbolehkan: Hewan yang dapat digunakan sebagai qurban
adalah unta, sapi, kambing, atau domba. Hewan tersebut harus mencukupi syarat
usia dan kesehatan yang ditentukan.
5. Usia Hewan: Hewan yang digunakan sebagai qurban harus mencapai usia tertentu:
o Unta: Setidaknya 5 tahun.
o Sapi: Setidaknya 2 tahun.
o Kambing atau domba: Setidaknya 1 tahun.

3 Abdurrahman, Hukum Qurban, Aqiqah dan Sembelihan, (Bandung: Sinar Baru


Algesindo, 2011)Ya’qub, H,
7
Rukun-rukun Qurban:

1. Niat (Ikhlas): Niat adalah rukun pertama dalam qurban. Seseorang harus niat
secara khusus bahwa penyembelihan hewan tersebut adalah untuk mendekatkan
diri kepada Allah SWT.
2. Pemilihan Hewan: Memilih hewan yang memenuhi syarat-syarat yang telah
ditetapkan, seperti jenis dan usia yang sesuai.
3. Penyembelihan: Hewan qurban harus disembelih sesuai dengan tata cara yang
benar oleh seseorang yang memiliki keterampilan dalam menyembelih. Dalam
proses ini, sebaiknya mengucapkan niat dan menyebut nama Allah.
4. Pembagian Daging: Setelah penyembelihan, daging hewan qurban harus dibagi
menjadi tiga bagian:
o Satu bagian untuk keluarga yang menyembelih.
o Satu bagian untuk diberikan kepada kerabat dan teman-teman.
o Satu bagian untuk disumbangkan kepada orang-orang yang membutuhkan.
5. Pemberian Sedekah: Selain membagi daging, disunahkan memberikan sedekah
(uang) setara dengan harga daging kepada orang-orang yang membutuhkan.
6. Konsumsi Daging: Sebagian daging qurban dapat digunakan untuk dimakan oleh
keluarga yang menyembelih.
7. Waktu Pelaksanaan: Qurban biasanya dilakukan pada Hari Raya Idul Adha, yang
jatuh pada tanggal 10 Dzulhijjah dalam kalender Islam. Namun, penyembelihan
bisa juga dilakukan dalam tiga hari Tasyriq (11-13 Dzulhijjah).

Penting untuk diketahui bahwa qurban adalah ibadah yang dijalankan dengan penuh
rasa keikhlasan dan ketaatan kepada Allah SWT. Semua syarat dan rukun harus diikuti
dengan seksama agar ibadah ini sah dan diterima oleh Allah. 4

4 Abdurrahman, Hukum Qurban, Aqiqah dan Sembelihan, (Bandung: Sinar Baru


Algesindo, 2011)Ya’qub, H,
8
b. Syarat dan rukun Aqiqah

Aqiqah adalah praktik dalam Islam yang melibatkan penyembelihan hewan sebagai
bentuk ibadah dan amal kebajikan pada hari ketujuh setelah kelahiran seorang anak.
Berikut adalah syarat-syarat dan rukun-rukun aqiqah dalam Islam:

Syarat-syarat Aqiqah:

1. Islam: Orang tua yang ingin melaksanakan aqiqah harus beragama Islam.
2. Kelahiran Anak: Aqiqah hanya dapat dilakukan setelah kelahiran seorang anak
yang hidup. Tidak ada aqiqah yang dilakukan jika bayi yang baru lahir telah
meninggal dunia.
3. Kepemilikan Hewan: Orang tua yang melaksanakan aqiqah harus memiliki
hewan yang akan disembelih. Biasanya, kambing atau domba adalah hewan yang
digunakan dalam aqiqah.

Rukun-rukun Aqiqah:

1. Niat (Ikhlas): Rukun pertama dalam aqiqah adalah niat yang ikhlas bahwa
penyembelihan hewan tersebut adalah untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT
dan sebagai bentuk syukur atas kelahiran anak.
2. Pemilihan Hewan: Hewan yang digunakan sebagai aqiqah harus memenuhi
syarat-syarat tertentu, seperti sehat, tidak cacat, dan cukup umur (biasanya satu
tahun atau lebih). Hewan tersebut juga harus halal.
3. Penyembelihan: Hewan aqiqah harus disembelih sesuai dengan tata cara yang
benar oleh seseorang yang memiliki keterampilan dalam menyembelih. Dalam
proses ini, seseorang sebaiknya mengucapkan niat dan menyebut nama Allah.
4. Pemotongan Rambut Bayi: Setelah penyembelihan, adalah sunnah (disunahkan)
untuk mencukur rambut bayi tersebut. Namun, pemotongan rambut bukanlah
rukun aqiqah dan dapat diabaikan jika ada alasan tertentu.

9
5. Pembagian Daging: Daging hewan aqiqah harus dibagi menjadi tiga bagian:
o Satu bagian untuk keluarga yang melaksanakan aqiqah.
o Satu bagian untuk diberikan kepada kerabat dan teman-teman.
o Satu bagian untuk disumbangkan kepada orang-orang yang membutuhkan.
6. Pemberian Sedekah: Selain membagi daging, disunahkan memberikan sedekah
(uang) setara dengan harga daging kepada orang-orang yang membutuhkan.
7. Waktu Pelaksanaan: Aqiqah biasanya dilaksanakan pada hari ketujuh setelah
kelahiran anak. Namun, jika ada alasan tertentu, aqiqah dapat ditunda hingga
kemampuan keluarga yang melaksanakan.
8. Penyebutan Nama Anak: Pada saat aqiqah, biasanya juga disebutkan nama anak
dan doa-doa untuk anak tersebut.

Penting untuk mengikuti syarat-syarat dan rukun-rukun aqiqah dengan seksama agar
ibadah ini sah dan diterima oleh Allah SWT. Aqiqah juga adalah kesempatan untuk
bersyukur atas kelahiran anak dan memberikan berkah kepada keluarga dan orang-orang
yang membutuhkan dalam masyarakat.

E. Tata cara pelaksanaan Qurban dan Aqiqah

a. Tata cara pelaksanaan Qurban

Tata cara pelaksanaan qurban dalam Islam adalah langkah-langkah yang harus
diikuti dengan cermat untuk memastikan bahwa ibadah ini dilakukan dengan benar.
Berikut adalah tata cara umum pelaksanaan qurban:

1. Persiapan:

• Sebelum pelaksanaan qurban, pastikan bahwa hewan yang akan digunakan telah
memenuhi syarat-syarat yang telah ditentukan, seperti jenis, usia, dan kesehatan
yang sesuai.
• Persiapkan tempat yang bersih dan sesuai untuk penyembelihan hewan, seperti
tempat penjualan hewan qurban.

10
2. Niat (Ikhlas):

• Sebelum penyembelihan, seseorang harus membuat niat yang ikhlas bahwa


penyembelihan hewan tersebut adalah untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.

3. Penyembelihan:

• Penyembelihan hewan qurban harus dilakukan oleh seseorang yang memiliki


keterampilan dalam menyembelih dan tahu cara yang benar.
• Ketika akan menyembelih, seseorang sebaiknya mengucapkan niat dengan
menyebut nama Allah, misalnya, "Bismillahi Allahu Akbar" (Dengan nama Allah,
Allah Maha Besar).
• Hewan harus disembelih dengan cepat dan tanpa memberikan penderitaan yang
berlebihan kepada hewan.

4. Pembagian Daging:

• Setelah penyembelihan, daging hewan qurban harus dibagi menjadi tiga bagian:
o Satu bagian untuk keluarga yang melaksanakan qurban.
o Satu bagian untuk diberikan kepada kerabat dan teman-teman.
o Satu bagian untuk disumbangkan kepada orang-orang yang membutuhkan
dalam masyarakat.

5. Pemberian Sedekah:

• Selain membagi daging, disunahkan memberikan sedekah (uang) setara dengan


harga daging kepada orang-orang yang membutuhkan.

6. Konsumsi Daging:

• Daging qurban dapat digunakan untuk dimasak dan dimakan oleh keluarga yang
melaksanakan ibadah tersebut.

11
7. Penyucian dan Kebersihan:

• Setelah penyembelihan, pastikan untuk membersihkan tempat penyembelihan


dengan baik dan membuang sisa-sisa hewan dengan benar.

8. Pelaksanaan pada Waktu yang Tepat:

• Qurban biasanya dilakukan pada Hari Raya Idul Adha, yang jatuh pada tanggal 10
Dzulhijjah dalam kalender Islam. Namun, penyembelihan bisa juga dilakukan
dalam tiga hari Tasyriq (11-13 Dzulhijjah).

9. Kepedulian Sosial:

• Penting untuk membagikan daging qurban kepada orang-orang yang


membutuhkan, seperti fakir miskin, yatim piatu, dan kaum dhuafa.

10. Ketaatan kepada Sunnah Nabi:

• Selama pelaksanaan qurban, selalu ingat untuk mengikuti tuntunan dan contoh
Nabi Ibrahim AS dan Nabi Muhammad SAW.

Penting untuk diingat bahwa pelaksanaan qurban adalah tindakan ibadah yang harus
dilakukan dengan penuh kesadaran, keikhlasan, dan ketaatan kepada Allah SWT. Dengan
mengikuti tata cara yang benar, ibadah ini akan diterima dan memberikan manfaat
spiritual dan sosial.

b. Tata cara pelaksanaan Aqiqah

Tata cara pelaksanaan aqiqah dalam Islam adalah langkah-langkah yang harus
diikuti untuk menjalankan ibadah ini dengan benar. Berikut adalah tata cara umum
pelaksanaan aqiqah:

12
1. Niat (Ikhlas):

• Sebelum melakukan aqiqah, niatkan ibadah ini dengan sungguh-sungguh sebagai


bentuk syukur kepada Allah SWT atas kelahiran anak.

2. Penyelenggaraan pada Hari Ke-7:

• Aqiqah biasanya dilakukan pada hari ketujuh setelah kelahiran anak. Ini adalah
sunnah yang disunnahkan oleh Nabi Muhammad SAW.

3. Pemilihan Hewan:

• Pilihlah hewan yang akan digunakan sebagai aqiqah. Biasanya, kambing atau
domba adalah hewan yang paling umum digunakan. Pastikan hewan tersebut
memenuhi syarat-syarat tertentu, seperti sehat, tidak cacat, dan cukup umur
(biasanya satu tahun atau lebih).

4. Penyembelihan:

• Penyembelihan hewan aqiqah harus dilakukan oleh seseorang yang memiliki


keterampilan dalam menyembelih dan tahu cara yang benar.
• Sebelum menyembelih, ucapkan niat dengan menyebut nama Allah, misalnya,
"Bismillahi Allahu Akbar" (Dengan nama Allah, Allah Maha Besar).
• Hewan harus disembelih dengan cepat dan tanpa memberikan penderitaan yang
berlebihan kepada hewan.

5. Pembagian Daging:

• Daging hewan aqiqah harus dibagi menjadi tiga bagian:


o Satu bagian untuk keluarga yang melaksanakan aqiqah.
o Satu bagian untuk diberikan kepada kerabat dan teman-teman.
o Satu bagian untuk disumbangkan kepada orang-orang yang membutuhkan
dalam masyarakat.

13
6. Pemberian Sedekah:

• Selain membagi daging, disunahkan memberikan sedekah (uang) setara dengan


harga daging kepada orang-orang yang membutuhkan.

7. Pemotongan Rambut Bayi:

• Setelah penyembelihan, adalah sunnah (disunahkan) untuk mencukur rambut bayi


tersebut. Namun, pemotongan rambut bukanlah rukun aqiqah dan dapat diabaikan
jika ada alasan tertentu.

8. Pemberian Nama:

• Pada saat aqiqah, biasanya juga disebutkan nama anak dan doa-doa untuk anak
tersebut.

9. Kebersihan dan Penyucian:

• Setelah penyembelihan, pastikan untuk membersihkan tempat penyembelihan


dengan baik dan membuang sisa-sisa hewan dengan benar.

10. Kepedulian Sosial:

• Penting untuk membagikan daging aqiqah kepada orang-orang yang


membutuhkan, seperti fakir miskin, yatim piatu, dan kaum dhuafa.

11. Konsumsi Daging:

• Daging aqiqah dapat digunakan untuk dimasak dan dimakan oleh keluarga yang
melaksanakan ibadah tersebut.

Dengan mengikuti tata cara yang benar, ibadah aqiqah akan menjadi tindakan syukur
kepada Allah SWT atas kelahiran anak dan memberikan berkah kepada keluarga serta
orang-orang yang membutuhkan dalam masyarakat. 5

5 Publistik Islam Teknik Dakwah dan Leadership, (Bandung: CV. Diponegoro, 1981
14
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Dalam Islam, qurban dan aqiqah adalah dua bentuk ibadah yang dilakukan untuk tujuan
yang berbeda:

1. Qurban: Qurban adalah praktik penyembelihan hewan yang dilakukan selama


Hari Raya Idul Adha sebagai bentuk ketaatan kepada Allah dan mengikuti jejak
Nabi Ibrahim. Daging qurban dibagi-bagikan kepada yang membutuhkan, dan
praktik ini mengajarkan nilai-nilai ketaatan, pengorbanan, dan berbagi dalam
Islam.
2. Aqiqah: Aqiqah adalah tradisi Islam yang dilakukan pada hari ketujuh setelah
kelahiran anak. Ini melibatkan penyembelihan hewan sebagai bentuk syukur
kepada Allah atas kelahiran anak, pemberian nama, dan amal kebajikan dengan
membagikan dagingnya kepada keluarga, teman-teman, dan orang-orang yang
membutuhkan.

Kedua ibadah ini memiliki syarat-syarat dan rukun-rukun yang harus diikuti, serta
memberikan peluang untuk beribadah kepada Allah dan berbagi dengan sesama. Mereka
juga mengandung nilai-nilai sosial, seperti kepedulian sosial, penguatan ikatan keluarga,
dan berbagi berkah dengan masyarakat. Melalui qurban dan aqiqah, umat Islam dapat
menghidupkan nilai-nilai keagamaan dan kemanusiaan dalam kehidupan sehari-hari
mereka.

15
B. Saran
Pastikan penyembelihan hewan qurban dilakukan sesuai dengan tata cara yang benar, oleh
seseorang yang berkompeten dalam menyembelih dan mengucapkan niat dengan menyebut nama
Allah SWT.Selain membagi daging, pertimbangkan memberikan sedekah (uang) setara dengan
harga daging kepada orang-orang yang membutuhkan dalam masyarakat.Pastikan penyembelihan
hewan aqiqah dilakukan dengan benar, dengan menyebut nama Allah dan mengikuti tata cara yang
sesuai.Setelah penyembelihan, bagikan daging aqiqah kepada keluarga, teman-teman, dan yang
membutuhkan di masyarakat.Seperti dalam qurban, pertimbangkan untuk memberikan sedekah
(uang) setara dengan harga daging kepada orang-orang yang membutuhkan.

16
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, Hukum Qurban, Aqiqah dan Sembelihan, (Bandung: Sinar Baru Algesindo,
2011)Ya’qub, H,
Publistik Islam Teknik Dakwah dan Leadership, (Bandung: CV. Diponegoro, 1981
Wikipedia, Fikih, http://id.wikipedia.org/wiki/Fikih, diakses 25 September 2018

iii

Anda mungkin juga menyukai