Anda di halaman 1dari 26

QURBAN DAN AQIQAH

Mata Kuliah: Materi Fiqih SD/SMP/SMA

Dosen Pengampu: Dr. Qalka Sandi, M.Pd.I

Disusun Oleh Kelompok 8

1. Roy Pernando
2. Surono Lus Priadi
3. Samratul Fa’adah
4. Septin Eltavino

Semester: 3 (Tiga)

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH

YAYASAN PENDIDIKAN LAHAT

2023/2024

1
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Alhamdulillahhirabbil’alamin, Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah


memberikan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis mampu menyelesaikan makalah
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul ”KURBAN DAN AQIKAH”.
Shalawat serta salam semoga selalu tercurah dan terlimpah kepada junjungan kita Nabi besar
Muhammad SAW.

Tak lupa pula penulis menghaturkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak
sebagai pengampu mata kuliah “Fiqih” yang telah memberikan kepercayaan kepada penulis
untuk menyelesaikan makalah yang berjudul “Kurban & Aqikah”.

Meskipun penulis berharap isi dari makalah ini bebas dari kekurangan dan kesalahan,
namun selalu ada yang kurang. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun agar makalah ini dapat lebih baik lagi.

Akhir kata penulis berharap agar makalah ini bermanfaat bagi semua pembaca.

Lahat, 20 November 2023

Kelompok 8

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
BAB I.........................................................................................................................................iii
PENDAHULUAN.....................................................................................................................iii
A. Latar Belakang................................................................................................................iii
B. Rumusan Masalah...........................................................................................................iii
C. Tujuan Penulisan.............................................................................................................iv
BAB II PEMBAHASAN............................................................................................................1
A. Ketentuan Ajaran Islam Tentang Qurban Dan Hikmahnya.............................................1
1. Pengertian Qurban........................................................................................................1
2. Hukum Qurban.............................................................................................................2
3. Waktu Menyembelih Qurban.......................................................................................3
4. Syarat Orang Yang Berqurban.....................................................................................4
5. Macam Macam Binatang Yang Boleh Di Jadikan Qurban..........................................6
6. Sifat Binatang Yang Tidak Boleh DiJadikan Qurban..................................................7
7. Kesunahan dalam menyembelih qurban......................................................................7
8. Cara membagi daging qurban......................................................................................8
9. Hikmah Qurban............................................................................................................9
B. Ketentuan Ajaran Islam Tentang Aqiqah Dan Hikmahnya...........................................11
1. Pengertian Aqiqah......................................................................................................11
2. Hukum Aqiqah...........................................................................................................12
3. Waktu Dan Tata Cara Pelaksanaan Aqiqah...............................................................12
4. Jenis Dan Syarat Hewan Aqiqah................................................................................12
5. Manfaat aqiqah dalam kehidupan sehari-hari :..........................................................13
6. Hikmah Aqiqah..........................................................................................................13
BAB III.....................................................................................................................................15
PENUTUP.................................................................................................................................15
A. Kesimpulan....................................................................................................................15
B. Analisis Pemakalah........................................................................................................15
C. Saran..............................................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................20
ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Qurban dan Aqiqah adalah dua praktik penting dalam Islam yang melibatkan
pengorbanan hewan. Qurban merupakan amalan pengorbanan hewan seperti unta, sapi, dan
kambing pada perayaan Idul Adha sebagai salah satu cara mendekatkan diri kepada Allah dan
meneladani Nabi Ibrahim. Aqiqah, di sisi lain, adalah praktik yang melibatkan pengorbanan
hewan, biasanya domba atau kambing, sebagai cara untuk merayakan kelahiran seorang anak
dan untuk mencari berkah Allah bagi masa depan anak tersebut.

Kedua praktik tersebut memiliki aturan dan pedoman khusus yang harus dipatuhi,
seperti jenis hewan yang boleh dikorbankan dan cara penyembelihannya. Aturan tersebut
didasarkan pada ajaran Al-Qur'an dan Hadits, serta tafsir para ulama sepanjang sejarah.
Amalan Qurban dilakukan pada saat perayaan Idul Adha, sedangkan Aqiqah biasanya
dilakukan pada hari ketujuh setelah kelahiran anak.

Pentingnya praktik-praktik ini terletak pada pentingnya agama dan budaya bagi umat
Islam. Mereka berfungsi sebagai cara untuk mengungkapkan rasa syukur kepada Allah, untuk
mencari berkah untuk masa depan, dan untuk meneladani Nabi Muhammad. Praktik Qurban
dan Aqiqah mempunyai akar sejarah dan dianggap sebagai cara untuk menggantikan tradisi
pra-Islam dengan ritual yang lebih manusiawi dan bermakna.

Kelompok 8 mengambil makalah berjudul “Qurban dan Aqiqah” dengan tujuan untuk
memperluas pemahaman tentang praktik qurban dan aqiqah dalam Islam. Makalah ini
memberikan penjelasan yang jelas dan detail tentang latar belakang, tata cara, hukum, serta
tujuan dari kedua praktik tersebut. Dengan demikian, kelompok 8 dapat memperoleh
pemahaman yang lebih mendalam tentang pentingnya qurban dan aqiqah dalam konteks
keagamaan dan budaya Islam. Selain itu, makalah ini juga memberikan referensi dari berbagai
sumber belajar, termasuk Al-Qur'an, Hadis, dan penjelasan para ulama, sehingga dapat
menjadi sumber pengetahuan yang komprehensif bagi kelompok tersebut.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana cara melakukan qurban dan aqiqah menurut ajaran islam?

iii
2. Bagaimanakah tata cara berqurban yang baik dan benar menurut syariat dan para usul
fiqih ?
3. Bagaimana kah bentuk penjelasan tentang ibadah qurban ?
4. Bagaimanakah tata cara ber aqiqah yang baik dan benar menurut syariat dan para usul
fiqih ?
5. Bagaimana kah hukum melaksanakan aqiqah itu

C. Tujuan Penulisan
1. tujuan dari penyusunan makalah ini adalah agar siswa tahu Bagaimana cara
melakukan qurban dan aqiqah menurut ajaran islam
2. Untuk mengetahui apa yang di maksud dengan qurban
3. Untuk mengetahui hukum berqurban
4. Untuk mengetahui cara pembagian daging qurban yang benar
5. Untuk mengetahui dalil tentang qurban dan hadits nya
6. Untuk mengetahui hewan apa saja yang boleh di jadikan untuk berqurban

iv
BAB II
PEMBAHASAN

A. Ketentuan Ajaran Islam Tentang Qurban Dan Hikmahnya

1. Pengertian Qurban
Qurban bahasa berasal dari bahasa arab, yaitu “al-udhiyah” diambil dari kata “adh-ha”
yang bermakna: permulaan siang setelah terbitnya matahari dan dhuha yang selama ini sering
kita gunakan untuk sebuah nama sholat, yaitu sholat dhuha di saat terbitnya matahari hingga
menjadi putih cemerlang.

Adapun al-udhiyah/qurban menurut syariat adalah sesuatu yang disembelih dari


binatang ternak yang berupa unta, sapi dan kambing untuk mendekatkan diri kepada Allah
yang disembelih pada hari raya Idul Adha dan Hari Tasyrik. Hari Tasyrik adalah hari ke 11,
12, dan 13 Dzulhijah.

)1( ‫) ِإَّنا َأْع َطْيَناَك اْلَك ْو َثَر‬2( ‫) َفَص ِّل ِلَر ِّبَك َو اْنَح ْر‬3( ‫ِإَّن َشاِنَئَك ُهَو اَأْلْبَتُر‬

“Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak. Maka


dirikanlah shalat karena Rabbmu; dan berqurbanlah. Sesungguhnya orang-orang yang
membenci kamu dialah yang terputus” (QS. Al Kautsar: 1-3).

Qurban merupakan salah satu ibadah yang asal muasalnya dari kisah Nabi Ibrahim
‘alayhis salam dan Nabi Isma’il ‘alayhis salam, hal ini diabadikan oleh Allah Subahanhu wa
Ta’alaa didalam Al-Qur’an:

‫َفَلَّم ا َبَلَغ َم َعُه الَّسْع َي َقاَل َيا ُبَنَّي ِإِّني َأَر ى ِفي اْلَم َناِم َأِّني َأْذ َبُح َك َفانُظْر َم اَذ ا َتَر ى َقاَل َيا َأَبِت اْفَعْل َم ا ُتْؤ َم ُر َس َتِج ُد ِني ِإن َشاء ا‬
‫ ِإَّن َهَذ ا َلُهَو‬. ‫ َقْد َص َّد ْقَت الُّر ْؤ َيا ِإَّنا َك َذ ِلَك َنْج ِز ي اْلُم ْح ِس ِنيَن‬. ‫ َو َناَدْيَناُه َأْن َيا ِإْبَر اِه يُم‬. ‫ َفَلَّم ا َأْس َلَم ا َو َتَّلُه ِلْلَج ِبيِن‬. ‫ُهَّلل ِم َن الَّص اِبِر يَن‬
‫ َو َفَدْيَناُه ِبِذْبٍح َع ِظ يٍم‬. ‫اْلَباَل ء اْلُمِبيُن‬

“Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim,
Ibrahim berkata: "Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku
menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!" Ia menjawab: "Hai
bapakku.kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku
termasuk orang-orang yang sabar. Tatkala keduanya telah berserah diri dan Ibrahim
membaringkan anaknya atas pelipis(nya), (nyatalah kesabaran keduanya). Dan Kami
panggillah dia: "Hai Ibrahim,. sesungguhnya kamu telah membenarkan mimpi itu
1
sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik.
Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata. Dan Kami tebus anak itu dengan
seekor sembelihan yang besar”. (QS. Ash-Shaaffat 37 : 102-107)

2. Hukum Qurban
Hukum menyembelih qurban menurut madzhab Imam Syafi’i dan jumhur Ulama
adalah sunnah yang sangat diharap dan dikukuhkan. Ibadah Qurban adalah termasuk syiar
agama dan yang memupuk makna kasih sayang dan peduli kepada sesama yang harus
digalakkan.

Dan sunnah disini ada 2 macam :

a. Sunnah ‘Ainiyah, yaitu : Sunnah yang dilakukan oleh setiap orang yang mampu.
b. Sunnah Kifayah, yaitu : Disunnahkan dilakukan oleh sebuah keuarga dengan
menyembelih 1 ekor atau 2 ekor untuk semua keluarga yang ada di dalam rumah.

Hukum Qurban menurut Imam Abu Hanifah adalah wajib bagi yang mampu. Perintah
qurban datang pada tahun ke-2 (dua) Hijriyah. Adapun qurban bagi Nabi Muhammad SAW
adalah wajib, dan ini adalah hukum khusus bagi beliau.

Imam An-Nawawi rahimahullah didalam Al Majmu syarah Al-Muhadzdzab


mengatakan : “Telah kami tuturkan bahwa madzhab kami (syafi’iyah) menyatakan sunnah
muakkad bagi orang yang kaya (makmur) namun tidak wajib, seperti inilah juga pendapat
Aktsarul Ulama (kebanyakan ulama), diantara mereka Sahabat Abu Bakar Ash-Shiddiq, Umar
bin Khaththab, Bilal, Abu Mas’ud al-Badri, Sa’id bin al-Musayyab, ‘Atha’, Aqlamah, al-
Aswad, Malik, Ahmad, Abu Yusuf, Ishaq, Abu Tsaur, al-Muzanni, Daud adl-Dhohiri dan
Ibnul Mandzur. Sedangkan Rabi’iah, al-Laits bin Sa’ad, Abu Hanifah dan al-Auza’i
berpendapat wajib bagi orang kaya kecuali orang yang haji di Mina. Muhammad al-Hasan
(ulama Hanafi) berpendapat wajib bagi muqim (penduduk tetap) di semua wilayah namun
yang masyhur dari Abu Hanifah adalah wajib bagi muqim serta mencapai nishob”.

Terkait dasar pensyariatan Qurban, menurut ulama adalah Al-Qur’an, As-Sunnah dan
Ijma’ul ummah. Diantaranya adalah surah Al Kautsar ayat 2:

‫َو اْنَح ْر ِلَر ِّبَك َفَص ِّل‬

“Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu; dan berkorbanlah”

2
Maksud shalat dalam ayat tersebut adalah shalat ‘Ied (hari raya) dan sembelihlah
(hewan) sembelihan. Diantaranya lagi, adalah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim :

‫ ِبَكْبَشْيِن َأْم َلَح ْيِن َأَقْر َنْيِن َذ َبَح ُهَم ا ِبَيِدِه َو َسَّم ى َو َكَّبَر َو َو َض َع ِر ْج َلُه َع َلى ِص َفاِح ِهَم ا‬- ‫ َص َّلى ُهَّللا َع َلْيِه َو َس َّلَم‬- ‫َض َّحى الَّنِبُّي‬

“Nabi shallallahu ‘alayhi wa Sallam berqurban dengan dua kambing kibasy berwarna
putih lagi panjang tanduknya, beliau menyembelihnya dengan tangan beliau sendiri yang
mulia seraya membaca basmalah, bertakbir dan meletakkan kaki beliau yang berkah diatas
leher keduanya”.

Kapan qurban menjadi wajib dalam madzhab Imam Syafi’i dan jumhur Ulama?

Qurban akan menjadi wajib dengan 2 hal :

a) Dengan bernadzar, seperti : Seseorang berkata : “Aku wajibkan atasku qurban tahun
ini.” Atau “Aku bernadzar qurban tahun ini.” Maka saat itu qurban menjadi wajib bagi
orang tersebut.
b) Dengan menentukan, maksudnya : Jika seseorang mempunyai seekor kambing lalu
berkata : “Kambing ini aku pastikan menjadi qurban.” Maka saat itu qurban dengan
kambing tersebut adalah wajib.

Dalam hal ini sangat berbeda dengan ungkapan seseorang : “Aku mau berkorban
dengan kambing ini.“ Maka dengan ungkapan ini tidak akan menjadi wajib karena dia belum
memastikan dan menentukan. Dan sangat berbeda dengan kalimat yang sebelumnya, yaitu
“Aku jadikan kambing ini kambing qurban.”

3. Waktu Menyembelih Qurban


Adapun waktu yang di perbolehkan melaksanakan penyembelihan qurban hanya di
batasi 4 hari, yaitu pada hari Raya Idul Adha yang bertepatan pada tanggal 10 Dzulhijja dan
Hari Tasyrik yaitu tanggal 11, 12, dan 13 dzulhijjah .

Waktu menyembelih qurban itu di perkirakan di mulai dari : selesai solat idul adha .
Bagi yang tidak melakukan solat hari Raya Idul Adha , ia harus memperkirakan dengan
perkiraan tersebut atau menunggu selesai nya solat idul Adha dan khutbahnya dari masjid
yang ada di daerah tersebut atau sekkitarnya . Dan waktu berakhirnya berqurban saat
terbenamnya matahari di hari tasyrik 13 dzulhijjah.

Sebaik baik waktu menyembelih hewan qurban adalah setelah solat idul Adha dan
khutbah di hari idul adha .
3
Sabda Rasulullah SAW :

‫َم ْن َذ َبَح َقْبَل الَّص اَل ِة َفِإَّنَم ا َذ َبَح ِلَنْفِسِه َو َم ْن َذ َبَح َبْع َد الَّص اَل ِة َفَقْد َتَّم ُنُس ُك ُه َو َأَص اَب ُس َّنَة اْلُم ْس ِلِم يَن‬

Artinya :“Barangsiapa menyembelih qurban sebelum sholat Idul Adh-ha (10


Zulhijjah) maka sesungguhnya ia menyembelih untuk dirinya sendiri. Dan barangsiapa
menyembelih qurban sesudah sholat Idul Adh-ha dan dua khutbahnya, maka sesungguhnya ia
telah menyempurnakan ibadahnya (berqurban) dan telah sesuai dengan sunnah (ketentuan)
Islam.” (HR. Bukhari).

Waktu menyembelih qurban adalah sejak terbitnya matahari pada Yaumun Nahr (10
Dzulhijjah) dan telah berlalu terbitnya dengan kadar shalat dua raka’at serta dua khutbah yang
ringan, atau setelah masuk waktu shalat ‘Dluha dengan kadar shalat dua raka’at beserta
khutbahnya yang sedang (ringan). Hal ini berdasarkan riwayat dari Al Barra’ bin ‘Asib
radliyallahu ‘anh, ia berkata :

: ‫ َفَقاَل‬،‫َخ َطَبَنا َر ُسوُل ِهَّللا َص َّلى ُهللا َع َلْيِه َو َس َّلَم َيْو َم الَّنْح ِر َبْع َد الَّص َالِة‬
‫ َفِتْلَك َش اُة َلْح ٍم‬،‫ َو َم ْن َنَس َك َقْبَل الَّص َالِة‬، ‫ َفَقْد َأَص اَب الُّنُسَك‬،‫ َو َنَس َك ُنْسَك َنا‬،‫«َم ْن َص َّلى َص َالَتَنا‬

“Rasulullah Shallallahu ‘alayhi wa Sallam berkhutbah kepada kami pada yaumun


Nahr (hari raya qurban) setelah shaalt, beliau bersabda : “barangsiapa yang shalat seumpama
kami shalat dan menyembelih seumpama kami menyembelih (yaitu setelah shalat), maka
sungguh ia telah benar, dan barangsiapa yang menyembelih sebelum shalat maka itu daging
kambing biasa (bukan qurban)”. (HR. Al Bukhari)

Jika seseorang menyembelih sebelum waktunya, atau sudah kelewat waktunya,


misalnya : menyembelih di malam hari raya raya idul adha atau menyembelih setelah
terbenamnya matahari tanggal 13 hari tasryik maka semblihan itu tidak menjadi qurban dan
menjadi sedekah biasa. Maka hendaknya bagi panitia qurban untuk memperhatikan masalah
ini

4. Syarat Orang Yang Berqurban


a. Seorang muslim atau muslimah

4
b. Usia baligh
Baligh ada 3 tanda , yaitu :
 Keluar air mani (Bagi anak laki laki da perempuan) pada usia 9 tahun
 Keluar Darah haid pada usia 9 tahun (bagi anak perempuan)
c. Berakal
Maka orang gila tidak diminta untuk melakukan qurban, akan tetapi sunnah bagi
walinya untuk berqurban atas nama orang gila tersebut.
d. Mampu
Mampu disini adalah punya kelebihan dari makanan pokok, pakaian dan tempat
tinggal untuk dirinya di hari raya idul adha dan hari tasyrik .
e. Orang yang bermukim.
Musafir tidaklah wajib untuk berqurban. Syarat ini dikenakan bagi yang menyatakan
bahwa berqurban itu wajib. Karena qurban tidak diambil dari seluruh harta atau
dilakukan setiap saat, namun dilakukan dengan hewan tertentu dan waktu tertentu.
Sedangkan musafir tidak berada di setiap tempat dan tidak berada pada pelaksanaan
qurban. Seandainya kita mewajibkan pada musafir, maka ia harus membawa hewan
qurbannya saat ia bersafar. Dan tentu ini adalah suatu kesulitan atau bisa jadi pula ia
harus meninggalkan safar sehingga jadilah ada dampak jelek untuk dirinya.

Namun bagi yang tidak mengatakan wajib, tidak berlaku syarat ini. Karena kalau
disyaratkan, maka itu jadi beban. Artinya, boleh saja qurban dilakukan oleh seorang musafir
semisal ketika berhaji dia meninggalkan negerinya, namun pun ia ikut menunaikan udhiyah
atau qurban. Bahkan ada hadist yang mendukung hal ini,

‫ َقْبَل َأْن َتْدُخ َل َم َّك َة َو ْهَى‬، ‫َع ْن َعاِئَشَة – رضى هللا عنها – َأَّن الَّنِبَّى – صلى هللا عليه وسلم – َد َخ َل َع َلْيَها َو َح اَض ْت ِبَس ِر َف‬
‫َتْبِك ى‬

‫ َفاْقِض ى َم ا َيْقِض ى اْلَح اُّج َغْيَر َأْن َال َتُطوِفى‬، ‫ َقاَل « ِإَّن َهَذ ا َأْم ٌر َكَتَبُه ُهَّللا َع َلى َبَناِت آَد َم‬. ‫ َقاَلْت َنَعْم‬. » ‫َفَقاَل « َم ا َلِك َأَنِفْس ِت‬
‫ُأ‬
‫ َفُقْلُت َم ا َهَذ ا َقاُلوا َض َّحى َر ُسوُل ِهَّللا – صلى هللا عليه وسلم – َع ْن َأْز َو اِج ِه ِباْلَبَقِر‬، ‫ َفَلَّم ا ُكَّنا ِبِم ًنى ِتيُت ِبَلْح ِم َبَقٍر‬. » ‫ِباْلَبْيِت‬

Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, ia berkata, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah
menemuinya dan ia dalam keadaan haid di Sarif sebelum ia memasuki Makkah dan ia dalam
keadaan menangis. Lalu beliau berkata pada ‘Aisyah, “Ada apa engkau, apakah engkau
sedang haid?” ‘Aisyah menjawab, “Iya.” Beliau bersabda, “Ini adalah sesuatu yang telah
ditetapkan oleh Allah pada wanita. Lakukanlah seperti yang dilakukan orang yang berhaji
selain melakukan thowaf di Baitul Haram.” Ketika kami sedang di Mina, aku pernah diberi

5
daging sapi. Lalu aku berkata, “Apa ini?” Mereka (para sahabat) berkata, “Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam berqurban untuk istri-istrinya dengan sapi.”

5. Macam Macam Binatang Yang Boleh Di Jadikan Qurban


a. Unta , di perkirakan umurnya 5-6 tahun
b. Sapi atau kerbau , di perkirakan umurnya 2 tahun keatas
c. Kambing atau domba dengan berbagai macam macam jenisnya , di perkirakan
umurnya 1-2 tahun

]34 :‫َو ِلُك ِّل ُأَّمٍة َجَع ْلَنا َم ْنَس ًك ا ِلَيْذ ُك ُروا اْس َم ِهَّللا َع َلى َم ا َر َز َقُهْم ِم ْن َبِهيَم ِة اَأْلْنَع اِم } [الحج‬

Dan bagi tiap-tiap umat telah Aku syariatkan Mansak, supaya mereka menyebut nama
Allah terhadap binatang ternak yang telah direzkikan Allah kepada mereka (Al-Hajj; 34)

Oleh karena itu, yang sah menjadi hewan kurban hanyalah unta, sapi, kambing dan
domba. Kerbau, banteng, kijang, jerapah, ayam, kelinci, merpati dan semua hewan yang tidak
termasuk keempat macam ini tidak sah dijadikan sebagai hewan kurban. Hewan peranakan
hasil persilangan silang antara hewan yang sah dijadikan berkurban dengan hewan yang
tidak sah dijadikan berkurban juga tidak boleh dijadikan hewan kurban, karena persilangan
tersebut membuat keturunannya tidak tercakup dalam definisi asal hewan induknya
sebagaimana keturunan hasil persilangan antara kuda dengan keledai disebut Bighal, dan
tidak disebut kuda atau disebut keledai.

)263 /17( ‫صحيح البخاري‬

‫َع ْن اْلَبَر اِء َقاَل َص َّلى َر ُسوُل ِهَّللا َص َّلى ُهَّللا َع َلْيِه َو َس َّلَم َذ اَت َيْو ٍم َفَقاَل َم ْن َص َّلى َص اَل َتَنا َو اْسَتْقَبَل ِقْبَلَتَنا َفاَل َيْذ َبْح َح َّتى َيْنَص ِر َف‬
‫َفَقاَم َأُبو ُبْر َد َة ْبُن ِنَياٍر َفَقاَل َيا َر ُسوَل ِهَّللا َفَع ْلُت َفَقاَل ُهَو َش ْي ٌء َعَّج ْلَتُه َقاَل َفِإَّن ِع ْنِد ي َج َذ َع ًة ِهَي َخْيٌر ِم ْن ُمِس َّنَتْيِن آْذ َبُح َها َقاَل‬
‫َنَعْم ُثَّم اَل َتْج ِزي َعْن َأَح ٍد َبْعَدَك‬

“Dari Al Bara` dia berkata; “Pada suatu hari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam
mengerjakan shalat, setelah itu beliau bersabda: “Barangsiapa mengerjakan shalat seperti
shalat kami, dan menghadap kiblat kami, hendaknya tidak menyembelih binatang kurban
sehingga selesai mengerjakan shalat.” Lalu Abu Burdah bin Niyar berdiri dan berkata;
“Wahai Rasulullah, padahal aku telah melakukannya.” Beliau bersabda: “Itu adalah ibadah
yang kamu kerjakan dengan tergesa-gesa.” Abu Burdah berkata; “Sesungguhnya aku masih
memiki Jadza’ah dan dia lebih baik daripada dua Musinnah, apakah aku juga harus
6
menyembelihnya untuk berkurban? Beliau bersabda: “Ya, namun hal itu tidak sah untuk
orang lain setelahmu.” (H.R.Bukhari)”

6. Sifat Binatang Yang Tidak Boleh DiJadikan Qurban


a. Bermata sebelah / buta
b. Pincang
c. Yang amat kurus, karena penyakit
d. Berpenyakit yang parah

‫ "َأْر َبٌع اَل َتُج وُز ِفي‬- : ‫ َفَقاَل‬- ‫ صلى هللا عليه وسلم‬- ‫ َقاَم ِفيَنا َر ُس وُل ِهَّللَا‬: ‫َو َع ِن َاْلَبَر اِء بِن َعاِز ٍب َر ِض َي ُهَّللَا َع ْنُهَم ا َقاَل‬
‫ َو اْلَعْر َج اُء َاْلَبِّيُن َظْلُعَه َو اْلَك ِس يَر ُة َاَّلِتي اَل ُتْنِقي‬,‫ َو اْلَمِر يَض ُة َاْلَبِّيُن َم َر ُضَها‬,‫ َاْلَعْو َر اُء َاْلَبِّيُن َع َو ُر َها‬:‫"َالَّضَح اَيا‬

( ‫ َو اْبُن ِح َّبان‬, ‫ َو َص َّح َح ُه َالِّتْر ِمِذُّي‬.‫) َر َو اُه َاْلَخ ْم َس ة‬

Dari Al Bara' bin 'Azib radhiyallahu 'anhuma, ia berkata, "Rasulullah shallallahu


'alaihi wa sallam pernah berdiri di tengah-tengah kami dan berkata, "Ada empat cacat yang
tidak dibolehkan pada hewan kurban: (1) buta sebelah dan jelas sekali kebutaannya, (2) sakit
dan tampak jelas sakitnya, (3) pincang dan tampak jelas pincangnya, (4) sangat kurus sampai-
sampai seolah tidak berdaging dan bersum-sum.” ( Dikeluarkan oleh yang lima (empat
penulis kitab sunan ditambah dengan Imam Ahmad). Dishahihkan oleh Tirmidzi dan Ibnu
Hibban )

7. Kesunahan dalam menyembelih qurban


a. Dalam keadaan bersuci
b. Menghadap qiblat
c. Kesunnahan lain saat menyembelih qurban, hendaknya : Mulai awal bulan Dzulhijah
tanggal 1 hingga saat menyembelih qurban agar tidak memotong / mencabut rambut
atau kukunya, seperti yang disabdakan Nabi SAW :

‫ِإَذ ا َر َأْيُتْم ِهَالَل ِذ ى اْلِح َّج ِة َو َأَر اَد َأَح ُد ُك ْم َأْن ُيَضِّح َى َفْلُيْم ِس ْك َعْن َشْع ِر ِه َو َأْظَفاِر ِه‬

(‫)رواه مسلم‬

“Jika masuk bulan Dzulhijah dan salah seorang dari kalian ingin menyembelih qurban,
maka hendaklah ia tidak memotong sedikitpun dari rambut dan kukunya.” (H.R. Muslim)

d. Jika bisa, menyembelih sendiri bagi yang mampu.


7
e. Mempertajam kembali pisaunya
f. Mempercepat cara penyembelihan
g. Membaca Bismillah dan Takbir (seperti yang telah disebutkan) sebelum membaca
doa.
h. Di depan warga, agar semakin banyak yang mendo’akannya.
i. Untuk qurban yang sunnah (bukan nadzar) disunnahkan bagi yang nadzar untuk
mengambil bagian dari daging qurban biarpun hanya sedikit.

8. Cara membagi daging qurban


Pemilik hewan kurban berhak mendapatkannya dan memakannya. Hal ini berdasarkan
perintah dari Allah Ta’ala sendiri:

‫َفُك ُلوا ِم ْنَها َو َأْطِع ُم وا اْلَباِئَس اْلَفِقيَر‬

“.. Maka makanlah sebahagian daripadanya dan (sebahagian lagi) berikanlah untuk
dimakan orang-orang yang sengsara dan fakir.” (QS. Al Hajj (22): 28)

Ayat ini menunjukkan bahwa pemilik hewan kurban berhak memakannya, lalu
dibagikan untuk orang sengsara dan faqir, mereka adalah pihak yang lebih utama untuk
mendapatkannya. Selain mereka pun boleh mendapatkannya, walau bukan prioritas.

Syaikh Sayyid Sabiq Rahimahullah memaparkan cara pembagian sebagai berikut:

‫ وله كذلك أن يهدي أو يتصدق بما‬،‫ بال تحديد‬،‫للمهدي أن يأكل من هديه الذي يباح له االكل منه أي مقدار يشاء أن يأكله‬
‫ ويتصدق بالثلث‬،‫ ويهدي الثلث‬،‫ فيأكل الثلث‬،‫ يقسمه أثالثا‬:‫وقيل‬. ‫ ويتصدق بالنصف‬،‫ يأكل النصف‬:‫ وقيل‬.‫يراه‬.

“Si pemilik hewan kurban dibolehkan makan bagian yang dibolehkan baginya sesuai
keinginannya tanpa batas. Dia pun boleh menghadiahkan atau menyedekahkan sesuka
hatinya. Ada pula yang mengatakan dia boleh memakannya setengah dan menyedekahkan
setengah. Dan dikatakan: dibagi tiga bagian, untuknya adalah sepertiga, dihadiahkan
sepertiga, dan disedekahkan sepertiga.

8
a. Jika korban wajib karena nadzar : Maka semua dari daging korban harus dibagikan
kepada fakir miskin. Dan jika orang yang berkorban atau orang yang wajib
dinafkahinya ikut makan, maka wajib baginya untuk menggantinya sesuai dengan
yang dimakannya.
b. Adapun jika korban sunnah : Maka tidak disyaratkan sesuatu apapun dalam
pembagiannya, asalkan ada bagian uintuk orang fakir miskin, seberapaun bagian
tersebut. Dan dianjurkan untuk bisa membagi menjadi 3 bagian. 1/3 untuk keluarga,
1/3 untuk dihidangkan tamu, 1/3 untuk dibagikan kepada fakir miskin. Dan semakin
banyak yang dikeluarkan tentu semakin besar pahalanya.

9. Hikmah Qurban
a. Kebaikan dari setiap helai bulu hewan kurban
Dari Zaid ibn Arqam, ia berkata atau mereka berkata: “Wahai Rasulullah SAW,
apakah qurban itu?” Rasulullah menjawab: “Qurban adalah sunnahnya bapak kalian,
Nabi Ibrahim.” Mereka menjawab: “Apa keutamaan yang kami akan peroleh dengan
qurban itu?” Rasulullah menjawab: “Setiap satu helai rambutnya adalah satu
kebaikan.”Mereka menjawab: “Kalau bulu-bulunya?”Rasulullah menjawab: “Setiap
satu helai bulunya juga satu kebaikan.” [HR. Ahmad dan ibn Majah]
b. Berkurban adalah ciri keislaman seseorang
Dari Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda: “Siapa yang mendapati dirinya dalam
keadaan lapang, lalu ia tidak berqurban, maka janganlah ia mendekati tempat shalat
Ied kami.” [HR. Ahmad dan Ibnu Majah]
c. Ibadah kurban adalah salah satu ibadah yang paling baik
Amalan anak cucu Adam pada hari raya qurban yang lebih disukai Allah melebihi dari
mengucurkan darah (menyembelih hewan qurban), sesungguhnya pada hari kiamat
nanti hewan-hewan tersebut akan datang lengkap dengan tanduk-tanduknya, kuku-
kukunya, dan bulu- bulunya. Sesungguhnya
darahnya akan sampai kepada Allah –sebagai qurban– di manapun hewan itu
disembelih sebelum darahnya sampai ke tanah, maka ikhlaskanlah menyembelihnya.”
[HR. Ibn Majah dan Tirmidzi. Tirmidzi menyatakan: Hadits ini adalah hasan gharib]
d. Berkurban adalah ibadah yang paling utama
‫َفَص ِّل ِلَر ِّبَك َو اْنَح ْر‬

“Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu; dan berkurbanlah.” [Qur’an Surat Al


Kautsar : 2]

9
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah ra sebagaimana dalam Majmu’ Fatawa (16/531-532)
ketika menafsirkan ayat kedua surat Al-Kautsar menguraikan : “Allah Subhanahu wa Ta’ala
memerintahkan beliau untuk mengumpulkan dua ibadah yang agung ini yaitu shalat dan
menyembelih qurban yang menunjukkan sikap taqarrub, tawadhu’, merasa butuh kepada
Allah Subhanahu wa Ta’ala, husnuzhan, keyakinan yang kuat dan ketenangan hati kepada
Allah Subhanahu wa Ta’ala, janji, perintah, serta keutamaan-Nya.”

‫ُقۡل ِاَّن َص اَل ِتۡى َو ُنُس ِك ۡى َو َم ۡح َياَى َو َمَم اِتۡى ِهّٰلِل َر ِّب اۡل ٰع َلِم ۡي َۙن‬

“Katakanlah: sesungguhnya shalatku, sembelihanku (kurban), hidupku dan matiku


hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam.” [Qur’an Surat Al An’am : 162]

Beliau juga menegaskan: “Ibadah harta benda yang paling mulia adalah menyembelih
qurban, sedangkan ibadah badan yang paling utama adalah shalat…”

e. Berkurban adalah sebagian dari syiar agama Islam

‫ۙ َو ِلُك ِّل ُاَّمٍة َجَع ْلَنا َم ْنَس ًك ا ِّلَيْذ ُك ُروا اْس َم ِهّٰللا َع ٰل ى َم ا َر َز َقُهْم ِّم ْۢن َبِهْيَم ِة اَاْلْنَع اِۗم َفِاٰل ُهُك ْم ِاٰل ٌه َّواِح ٌد َفَلٓٗه َاْس ِلُم ْو ۗا َو َبِّش ِر اْلُم ْخ ِبِتْيَن‬

“Dan bagi tiap-tiap umat telah Kami syariatkan penyembelihan (kurban), supaya
mereka menyebut nama Allah terhadap binatang ternak yang telah direzekikan Allah kepada
mereka, maka Tuhanmu ialah Tuhan Yang Maha Esa, karena itu berserah dirilah kamu
kepada-Nya. Dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang tunduk patuh (kepada
Allah)” [Qur’an Surat Al Hajj : 34]

f. Mengenang ujian kecintaan dari Allah kepada Nabi Ibrahim


‫َفَلَّم ا َبَلَغ َم َع ُه الَّسۡع َى َقاَل ٰيُبَنَّى ِاِّنۤۡى َاٰر ى ِفى اۡل َم َناِم َاِّنۤۡى َاۡذ َبُحَك َفاْنُظۡر َم اَذ ا َتٰر ىؕ‌ َقاَل ٰۤي َاَبِت اۡف َع ۡل َم ا ُتۡؤ َم ُر‌ َس َتِج ُد ِنۤۡى ِاۡن‬
‫َش ٓاَء ُهّٰللا ِم َن الّٰص ِبِرۡي َن‬
‫ۤا‬
‫َفَلَّم َاۡس َلَم ا َو َتَّلٗه ِلۡل َج ِبۡي ۚ‌ِن‬

‫َو َناَد ۡي ٰن ُه َاۡن ّٰۤي ِاۡب ٰر ِهۡي ُۙم‬

‫َقۡد َص َّد ۡق َت الُّر ۡء َيا‌ۚ‌ ِاَّنا َك ٰذ ِلَك َنۡج ِز ى اۡل ُم ۡح ِس ِنۡي َن‬

‫ِاَّن ٰهَذ ا َلُهَو اۡل َبٰٓلُؤا اۡل ُم ِبۡي ُن‬

‫َو َفَد ۡي ٰن ُه ِبِذ ۡب ٍح َع ِظ ۡي ٍم‬

10
“Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim,
Ibrahim berkata: “Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku
menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!” Ia menjawab: “Hai bapakku,
kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk
orang-orang yang sabar”. Tatkala keduanya telah berserah diri dan Ibrahim membaringkan
anaknya atas pelipis(nya), (nyatalah kesabaran keduanya). Dan Kami panggillah dia: “Hai
Ibrahim, sesungguhnya kamu telah membenarkan mimpi itu sesungguhnya demikianlah Kami
memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. Sesungguhnya ini benar-benar suatu
ujian yang nyata. Dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar.” [Qur’an
Surat Ash Shaffat : 102 – 107]

B. Ketentuan Ajaran Islam Tentang Aqiqah Dan Hikmahnya

1. Pengertian Aqiqah
Aqiqah menurut Bahasa artinya memotong. Pada asalnya ialah rambut yang tumbuh
dikepala bayi ketika bayi tersebut keluar dari Rahim ibunya, karena itu rambut tersebut harus
dipotong (dicukur). Adapun menurut istilah hokum syara’ aqiqah adalah penyembelihan
hewan tertentu untuk kepentingan anak, pada saat mencukur dan pemberian nama anak itu.

Secara umum Aqiqah adalah menyembelih binatang pada hari ketujuh, keempat belas
dan kedua puluh satu dari kelahiran anak. Aqiqah di barengi dengan pemberian nama dan
pemotongan rambut anak tersebut. Menyembelih hewan aqiqah hukumnya sunnah muakad
bagi orang tua yang dianugerahi anak. Hukumnya menjadi wajib,jika aqiqah itu di niatkan
sebagai nazar.

Hadist Nabi Muhammad SAW menyebutkan:

‫كل غالم مرتهن بعقيقته تذبح عنه يوم سابعه ويحلق ويتصدق بوزن شعره فضة أو ما يعادلها ويسمى‬

Artinya:”Dari samurah,sesungguhnya Rasullulah SAW telah bersabda:”Tiap-tiap anak


laki-laki tergadai dengan aqiqahnya. Disembelih aqiqah itu untuknya pada hari
ketujuh,dicukur rambutnya,dan diberi nama”(HR. Ahmad dan Imam Empat)

Pada zaman Nabi Muhammad yang pertama kali diaqiqahkan adalah dua orang
saudara kembar yaitu cucu Nabi Muhammad SAW. dari perkawinan fatimah dengan ali bin
abi thalib. Yang bernama Hasan dan Husein.

11
2. Hukum Aqiqah
Aqiqah hukumnya sunah muakkad yaitu sunah yang sangat dianjurkan bagi orang tua
atau orang yang mempunyai kewajiban menanggung nafkah si anak. Aqiqah dilaksanakan 1
kali dalam seumur hidup. Apabila disaat kecil belum melaksanakan aqiqah karena belum
kuasa, maka aqiqah dapat dilaksanakan setelah dewasa, karena saat itu dia sudah dapat
dikatakan mampu dalam melaksanakan aqiqah.

3. Waktu Dan Tata Cara Pelaksanaan Aqiqah


Waktu pelaksanaan aqiqah sudah diatur dalam islam, jadi tidak semua waktu dapat
dilaksanakannya aqiqah. Aqiqah sebaiknya dilaksanakan pada hari ketujuh setelah kelahiran
anak sekaligus memberi nama anak pada anak. Jika hari ketujuh telah berlalu, maka
hendaklah menyembelih pada hari keempat belas. Dan jika hari keempat belas terlewat juga,
maka hendaklah pada hari yang kedua puluh satu.

Hal ini sebagaimana telah disebutkan dalam hadist Rasulullah SAW “Aqiqah
disembelih pada hari ketujuh,keempat belas, dan kedua puluh satu”. (HR. Tirmidzi)

Adapun syarat dan tata cara pemotongan hewan yang sah sebagai aqiqah juga sama
dengan syarat hewan yang sah sebagai qurban. Jumlahnya sesuai dengan hadist Rasulullah
saw. yang diriwayatkan oleh Tirmidzi dan Ibnu Majah adalah untuk laki-laki dua ekor,
sedangkan untuk anak perempuan satu ekor.

Tata cara pemotongan hewan aqiqah.

a. Membaca basmalah
b. Membaca shalawat kepada Nbi Muhammd saw.,
c. Membaca takbir
d. Membaca doa aqiqah
e. Hewan aqiqah dihadapkan kearah kiblat
f. Menggunakan alat pemotong yang tajam, agar cepat mati.

4. Jenis Dan Syarat Hewan Aqiqah


a. jenis hewan yang sah untuk Aqiqah adalah sebagai berikut :
1) Unta yang telah berumur 5 tahun
2) Sapi yang telah berumur 2 tahun
3) Kambing yang sudah berumur 1 tahun
4) Domba atau biri-biri yang sudah berumur satu taun atau telah lepas giginya,
sesudah berumur 6 bulan atau di sebut dhan.
b. Syaratnya :
12
Hewan yang dalam keadaan baik, yaitu matanya tidak buta sebelah, tidak pincang
kakinya, tidak berpenyakit, tidak kurus, tidak terlalu tua, tidak dalam keadaan hamil atau baru
melahirkan , sebagaimana hadits Rasulullah SAW yang artinya “bahwasanya Rasulullah Saw,
memerintahkan orang-orang agar menyembelih aqiqah untuk anak laki-laki dua ekor kambing
yang umurnya sama, dan untuk anak perempuan seekor kambing (HR. Tirmidzi).

5. Manfaat aqiqah dalam kehidupan sehari-hari :


Manfaat yang di timbulkan karena adanya pelaksanaan aqiqah, di ataranya sebagai
berikut :

a. Merupakan perwujudan Rasa syukur kepada Allah SWT, atas kehadiran seorang anak
dan keselamatannnya mulai dari masih dalam kandungan sampai lahir ke dunia ini.
b. Diharapkan akan menambah erat jalinan kasih saying, sikap hormat seorang anak
kepada kedua orangtua nya. Karena ia telah mengetahiu bahwa kehirannya di dunia ini
di harpkan dan di Sykuri dengan menyembelih hewan aqiqah
c. Menyuburkan hubungan yang baik sesame tetangga maupun saudara dengan ikut
merasakan kegembiraan atas lahirnya seorang anak dank arena merasa mendapat
bagian dari daging aqiqah tersebut.
d. Menumbuhkan dan meningkatkan kesadaran dalam beragama, bermasyarakat, serta
menanmkan rasa persatuan, toleransi dn tolong menolong sesame anggota masyarakat.
Dengan aqiqah berarti salah satu syariat Islam telah di laksanakan .
e. Sebagai pelajaran bagi orang tua, beahwa harus bertanggung jawab dalam
membesarkan anak.
f. Mengorganisasikan pembagian daging aqiqah
Pembagian daging aqiqah berbeda dengan pembagian dagig qurban. Pembagian
daging aqiqah di bagikan kepada fakir miskin setelah di masak terlebih dahulu

6. Hikmah Aqiqah
a. Menghidupkan sunah Nabi Muhammad Shallallahu alahi wa sallam dalam meneladani
Nabiyyullah Ibrahim alaihissalam tatkala Allah Subhanahu wa Ta’ala menebus putra
Ibrahim yang tercinta Ismail alaihissalam.
b. Dalam akikah ini mengandung unsur perlindungan dari syaitan yang dapat
mengganggu anak yang terlahir itu, dan ini sesuai dengan makna hadis, yang artinya:
“Setiap anak itu tergadai dengan akikahnya.”. Sehingga Anak yang telah ditunaikan
akikahnya insya Allah lebih terlindung dari gangguan syaithan yang sering
mengganggu anak-anak. Hal inilah yang dimaksud oleh Al Imam Ibunu Al Qayyim Al
Jauziyah "bahwa lepasnya dia dari syaithan tergadai oleh akikahnya".
13
c. Akikah merupakan tebusan hutang anak untuk memberikan syafaat bagi kedua orang
tuanya kelak pada hari perhitungan. Sebagaimana Imam Ahmad mengatakan: "Dia
tergadai dari memberikan Syafaat bagi kedua orang tuanya (dengan akikahnya)".
d. Merupakan bentuk taqarrub (pendekatan diri) kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala
sekaligus sebagai wujud rasa syukur atas karunia yang dianugerahkan Allah
Subhanahu wa Ta'ala dengan lahirnya sang anak.
e. Akikah sebagai sarana menampakkan rasa gembira dalam melaksanakan syari'at Islam
& bertambahnya keturunan mukmin yang akan memperbanyak umat Rasulullah SAW
pada hari kiamat.

14
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Qurban adalah menyembelih hewan pada hari raya idul adha yakni tanggal 10
dzulhijjahdan hari tasyrik,yakni tanggal 11,12 dan 13 dzulhijjah. Ibadah berqurban adalah
tujuan kita untuk mendekatkan diri kepada ALLAH SWT.

Apabila kita berqurban(menyembelih hewan) pada hari tasyrik yang bertepatan pada
tanggal 13 dzulhijjah setelah terbenamnya matahari,maka itu tidak termasuk berqurban. Akan
tetapi,hanya sedekah biasa. Firman ALLAH SWT , yang menjelaskan tentang qurban terdapat
pada surah Al-kautsar 1-3. Bagi orang yang mampu,berqurban hukumnya wajib hewan untuk
berqurban juga hanya boleh hewan sapi,kerbau,unta,dan kambing. Kita tidak boleh berqurban
selain hewan itu. Hewan tersebut juga harus cukup umurnya,tidak boleh cacat ,harus dalam
keadaan yang baik dan sehat. Berqurban juga mengenang peristiwa monumental kepatuhan
Nabi Ibrahim a.s dan Nabi Islmail a .s, yang menjalankan perintah ALLAH SWT. Salah satu
manfaat berqurban yaitu memberikan kesenangan kepada fakir dan miskin dengan
memberikan daging qurban, walaupun tidak terlalu banyak.

Aqiqah adalah menyembelih hewan (kambing) pada hari ke tujuh,14,ataupun 21


setelah kelahiran anak. Hukum aqiqah adalah sunah muakkad,bagi orang tua yang telah
dianugerahi seorang anak.

Jadi, orang tua harus melakukan aqiqah, sebagai rasa syukur yang telah di anugerahi
seorang anak. Hewan (kambing) untuk anak seorang laki-laki, maka kambingnya harus 2, dan
untuk anak seorang perempuan ,maka hewan(kambing) yang harus dikeluarkan 1 .

B. Analisis Pemakalah

Samrotul Fa’adah

Qurban dan aqiqah merupakan dua amalan dalam agama Islam yang melibatkan
penyembelihan hewan ternak, namun memiliki perbedaan dalam hal arti, waktu pelaksanaan,
aturan pembagian daging, dan tujuan.

Perbedaan antara Qurban dan Aqiqah

1. Arti Qurban dan Aqiqah :

15
 Aqiqah adalah penyembelihan ternak sebagai pernyataan syukur orang tua atas
lahirnya seorang anak, dilakukan pada hari ketujuh kelahiran anak.
 Qurban adalah penyembelihan hewan seperti domba, kambing, sapi, atau unta yang
dilaksanakan setiap Idul Adha dan hari tasyrik (11, 12, dan 13 Zulhijah).
2. Waktu Pelaksanaan :
 Qurban dilaksanakan pada waktu-waktu tertentu, seperti pada Idul Adha atau pada 10
Dzulhijah dan tiga hari tasyrik, yakni 11, 12, dan 13 Zulhijah.
 Aqiqah tidak mempunyai batasan waktu yang khusus, tetapi waktu terbaik
dilakukannya adalah pada hari ketujuh kelahiran anak.
3. Aturan Pembagian Daging :
 Daging hasil qurban harus dibagikan kepada sesama muslim lainnya, sementara
pembagiannya hasil aqiqah hukumnya sunnah.
4. Tujuan :
 Tujuan qurban adalah untuk memperingati pengorbanan Nabi Ismail dan Nabi Ibrahim
serta untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan umat Islam kepada Allah .
 Aqiqah memiliki tujuan sebagai ungkapan rasa syukur karena kelahiran seorang anak
dengan berbagi dengan sesama. Meskipun demikian, meskipun keduanya melibatkan
penyembelihan hewan ternak, qurban dan aqiqah memiliki perbedaan dalam hal arti,
waktu pelaksanaan, aturan pembagian daging, dan tujuan.

Roy pernando

Latar Belakang dan Pentingnya Qurban dan Aqiqah:

Makalah ini dimulai dengan memberikan latar belakang tentang qurban dan
aqiqah dalam konteks keagamaan Islam. Qurban dan aqiqah adalah dua bentuk ibadah
yang dilakukan oleh umat Islam sebagai ungkapan syukur dan ketaatan kepada Allah
SWT. Qurban merujuk pada pengorbanan hewan pada hari raya Idul Adha sebagai
bentuk empati terhadap orang yang membutuhkan, sedangkan aqiqah adalah
penyembelihan hewan untuk merayakan kelahiran seorang bayi. Analisis tentang
pentingnya praktik ini mencakup aspek spiritual, sosial, dan kemanusiaan.

Aspek Hukum dan Syariat dalam Qurban dan Aqiqah:

Salah satu fokus utama makalah adalah membahas aspek hukum dan syariat
yang terkait dengan qurban dan aqiqah. Analisis mendalam mengenai dalil-dalil dari Al-
Qur'an dan Hadis yang mengatur praktik ini akan memperkuat pemahaman tentang
keabsahan dan keutamaan melaksanakan qurban dan aqiqah. Penjelasan terinci
tentang tata cara pelaksanaan, jenis hewan yang diperbolehkan, serta pembagian
daging kepada fakir miskin menjadi bagian integral dalam analisis hukum.

Filosofi dan Makna Mendalam di Balik Qurban dan Aqiqah:

Makalah ini juga mencakup analisis filosofi dan makna mendalam di balik
pelaksanaan qurban dan aqiqah. Qurban mengajarkan umat Islam tentang
pengorbanan dan kesediaan untuk berbagi rezeki dengan sesama, sementara aqiqah
16
menunjukkan rasa syukur atas anugerah kelahiran. Analisis ini merinci bagaimana
praktik ini memperkuat nilai-nilai kebersamaan, kepedulian, dan pengabdian kepada
Allah serta sesama.

Dampak Sosial dan Ekonomi Pelaksanaan Qurban dan Aqiqah:

Sebuah aspek yang menarik untuk dianalisis adalah dampak sosial dan ekonomi
dari pelaksanaan qurban dan aqiqah dalam masyarakat. Praktik ini tidak hanya
memperkuat ikatan sosial antarumat Islam melalui berbagi daging qurban, tetapi juga
memiliki dampak ekonomi positif melalui dukungan terhadap peternakan dan petani
lokal. Analisis ini dapat membahas bagaimana pelaksanaan qurban dan aqiqah dapat
menjadi instrumen untuk mengentaskan kemiskinan dan memperkuat solidaritas sosial.

Tantangan dan Solusi dalam Melaksanakan Qurban dan Aqiqah:

Terakhir, makalah ini dapat mengulas tantangan yang mungkin dihadapi oleh
umat Islam dalam melaksanakan qurban dan aqiqah, seperti masalah logistik,
ketersediaan hewan kurban, atau aspek ekonomi. Analisis ini juga sebaiknya
menyertakan solusi dan rekomendasi untuk mengatasi kendala tersebut, memastikan
bahwa pelaksanaan qurban dan aqiqah dapat berjalan lancar dan memberikan manfaat
maksimal bagi masyarakat.

Melalui analisis yang komprehensif terhadap qurban dan aqiqah, makalah ini
diharapkan dapat memberikan pemahaman yang mendalam tentang praktik keagamaan
ini serta implikasinya dalam konteks sosial dan ekonomi.

Surono Lus Priadi

Aspek Keagamaan dalam Aqiqah dan Qurban:

Analisis makalah ini mengarah pada pemahaman mendalam tentang aspek


keagamaan dalam pelaksanaan aqiqah dan qurban. Aqiqah, sebagai sunnah yang
berkaitan dengan kelahiran seorang anak, menekankan pentingnya rasa syukur dan
pengabdian kepada Allah SWT. Di sisi lain, qurban, yang dilakukan selama hari raya
Idul Adha, menjadi wujud pengorbanan dan ketaatan kepada Tuhan. Analisis ini
membahas hubungan erat antara praktik aqiqah dan qurban dengan ajaran-ajaran Islam,
menggali makna spiritual dan nilai-nilai keagamaan yang terkandung di dalamnya.

Peran Sosial Aqiqah dan Qurban dalam Masyarakat:

Fokus selanjutnya dari analisis ini adalah peran sosial aqiqah dan qurban dalam
konteks masyarakat. Aqiqah membawa dampak positif melalui perayaan kelahiran yang
mempererat hubungan antaranggota keluarga dan lingkungan sekitar. Sementara itu,
qurban memberikan kontribusi signifikan terhadap kesejahteraan sosial dengan
redistribusi daging kepada fakir miskin. Dalam analisis ini, ditekankan bagaimana
praktik aqiqah dan qurban memainkan peran penting dalam membangun solidaritas
sosial dan merawat keberagaman masyarakat Islam.

Keterkaitan Antara Aqiqah dan Qurban dengan Etika dan Kemanusiaan:


17
Etika dan kemanusiaan juga menjadi aspek yang dianalisis secara mendalam
dalam makalah ini. Analisis mengungkap bagaimana pelaksanaan aqiqah dan qurban
mendorong umat Islam untuk mengembangkan sikap empati, kepedulian, dan
keberbagian. Dalam konteks etika, praktik ini mengajarkan nilai-nilai seperti kejujuran,
integritas, dan tanggung jawab terhadap sesama manusia. Dengan demikian, analisis ini
memberikan pemahaman tentang bagaimana aqiqah dan qurban memperkaya dimensi
etika dan kemanusiaan dalam kehidupan sehari-hari umat Islam.

Konteks Ekonomi dari Aqiqah dan Qurban:

Sebuah aspek krusial yang dianalisis dalam makalah ini adalah dampak ekonomi
dari aqiqah dan qurban. Aqiqah memberikan kontribusi pada perekonomian lokal
melalui permintaan terhadap layanan penyembelihan hewan dan produk pertanian.
Sementara itu, qurban menciptakan siklus ekonomi yang positif dengan membantu
peternak dan petani dalam memasok hewan kurban. Dengan membahas dampak
ekonomi dari dua praktik ini, analisis ini memberikan pandangan tentang bagaimana
aqiqah dan qurban dapat berperan dalam mendukung keberlanjutan ekonomi
masyarakat.

Tantangan dan Peluang dalam Pelaksanaan Aqiqah dan Qurban:

Analisis makalah ini turut mengeksplorasi tantangan dan peluang yang mungkin
dihadapi umat Islam dalam pelaksanaan aqiqah dan qurban. Tantangan tersebut
melibatkan faktor logistik, perubahan sosial, dan aspek ekonomi. Di sisi lain, peluang
muncul dalam bentuk inovasi dalam pelaksanaan, pemberdayaan ekonomi lokal, dan
peningkatan pemahaman masyarakat terhadap nilai-nilai keagamaan yang terkandung
dalam praktik aqiqah dan qurban. Analisis ini memberikan perspektif yang
komprehensif tentang dinamika kompleks yang melibatkan aspek-aspek tersebut.

Septin Eltavino

Konteks Sosial dan Nilai Kemanusiaan:

Makalah ini menggambarkan dengan cermat konteks sosial di mana praktik


aqiqah dan qurban dilakukan di tengah masyarakat. Analisis mendalam mengungkapkan
bagaimana nilai-nilai kemanusiaan tercermin dalam pelaksanaan aqiqah dan qurban.
Aqiqah, sebagai ungkapan kebahagiaan atas kelahiran seorang anak, memberikan
kontribusi pada harmoni keluarga dan memperkuat ikatan antaranggota masyarakat.
Sementara itu, qurban mengajarkan solidaritas sosial dan kepedulian terhadap sesama
melalui pembagian daging kepada fakir miskin. Dengan demikian, makalah ini
memberikan pemahaman tentang bagaimana praktik-praktik ini memainkan peran
penting dalam pembentukan nilai-nilai kemanusiaan di tengah masyarakat.

Pengaruh Modernisasi dan Tantangan Tradisional:

Analisis makalah ini mendokumentasikan dampak modernisasi terhadap


pelaksanaan aqiqah dan qurban di masyarakat. Penelitian ini membahas sejauh mana
perubahan sosial, ekonomi, dan budaya mempengaruhi tradisi-tradisi ini. Tantangan

18
yang dihadapi mencakup adaptasi terhadap perubahan pola konsumsi, transformasi
dalam pemahaman nilai-nilai agama, dan aspek logistik dalam pelaksanaan. Analisis ini
memberikan wawasan mendalam tentang bagaimana masyarakat menavigasi antara
tradisi dan modernitas dalam konteks praktik keagamaan seperti aqiqah dan qurban.

Partisipasi Masyarakat dan Keterlibatan Komunitas:

Makalah ini memberikan analisis tentang sejauh mana masyarakat terlibat dan
berpartisipasi dalam pelaksanaan aqiqah dan qurban. Dikaji pula bagaimana komunitas
lokal mendukung dan melibatkan diri dalam pelaksanaan praktik ini, baik melalui
organisasi sosial, lembaga keagamaan, atau kegiatan gotong royong. Analisis ini
memperlihatkan peran aktif masyarakat dalam menjaga dan meneruskan tradisi
keagamaan, serta memberikan gambaran tentang bagaimana keterlibatan komunitas
dapat memperkuat makna dan nilai-nilai yang terkandung dalam aqiqah dan qurban.

Peran Pemerintah dan Kebijakan Publik:

Analisis makalah ini mencakup peran pemerintah dan kebijakan publik


dalam mengelola pelaksanaan aqiqah dan qurban di masyarakat. Penelitian ini
dapat membahas regulasi yang ada, insentif atau bantuan yang diberikan oleh
pemerintah, serta bagaimana kebijakan tersebut memengaruhi partisipasi
masyarakat. Analisis ini dapat memberikan wawasan tentang kerjasama antara
pemerintah dan masyarakat dalam menjaga dan melestarikan praktik aqiqah dan
qurban.

Implikasi Ekonomi dan Dampak Sosial:

Dalam melihat praktik aqiqah dan qurban di tengah masyarakat, makalah ini
memberikan analisis mendalam tentang implikasi ekonomi dan dampak sosial dari
pelaksanaan kedua praktik ini. Dibahas bagaimana praktik ini dapat membantu
perekonomian lokal melalui kegiatan usaha penyembelihan hewan dan dampak
distribusi daging terhadap fakir miskin. Analisis ini memberikan pandangan yang
holistik tentang kontribusi aqiqah dan qurban dalam meningkatkan kesejahteraan
masyarakat secara ekonomi dan sosial.

19
A. Saran
Demikian makalah ketentuan ajaran islam tentang qurban dan aqiqah yang kami
buat,mungkin inilah yang diwacanakan pada penulisan kelompok ini,meskipun penulisan ini
masih jauh dari kata sempurna,minimal kita mengimplementasikan tulisan ini. Masih banyak
kesalahan dari penulisan kelompok kami,karena kami manusia yang adalah tempat dan dosa.

Semoga makalah tentang qurban dan aqiqah yang telah kami buat,semoga dapat
bermanfaat bagi pembaca. Kedepannya kami akan lebih fokus dan details dalam menjelaskan
tentang makalah tersebut dengan sumber-sumber yang lebih banyak dan tentunya dapat
dipertanggung jawabkan

Mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam makalah ini,tentunya masih
banyak kekurangan dan kelemahannya,karena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya
rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah ini.

20
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Wahab Khallaf. 1973. Ilmu Ushul Fiqih. Beirut : Dar Al-Kalam.

Sayid Sabiq. 1983. Fiqhu Sunnah. Jilid I,II,III, cet IV. Beirut : Dar al fikr.

Sulaiman Rasyid. 2004. Fiqh Islam. Bandung : Sinar baru Algensindo. Cet ke-47.

Rasyid, Sulaiman. 2012. Fiqih Islam. Sinar Baru Algensindio : Bandung

Asyhadi, Muhamad Sokhih. Fiqih Ibadah Versi Madzhab Syafi'.

21

Anda mungkin juga menyukai