OLEH:
KELOMPOK 5
NATASYA ANUGRAH
NIM: 742352023006
A.MUHAMMAD SYAFAAT
NIM: 742352023014
2023
i
KATA PENGANTAR
Penulis sangat bersyukur karena dapat merampugkan makalah yang menjadi tugas
dalam mata kuliah Pengantar Studi Islam “Kajian Terhadap Sumber Ajaran Islam
(Al Quran)”. Selain itu, penyusun mengucapkan banyak terima kasih kepada
berbagai pihak yang sudah membantu sampai makalah ini dapat terselesaikan.
Akhir kata, penyusun sangat memahami apabila makalah ini tentu jauh dari kata
sempurna, maka dari itu kami butuh kritik dan sarannya yang bertujuan untuk
memperbaiki karya-karya kami selanjutnya di waktu yang akan datang.
Penulis
i
DAFTAR ISI
A. Latar Belakang
Sumber hukum dalam agama Islam yang paling utama dan pokok dalam
menetapkan hukum dan memecah masalah dalam mencari suatu jawabannya
adalah AAl-Qur’an dan al-Hadis.Sebagai sumber paling utama dalam Islam,
Al Qur`an merupakan sumber pokok dalam berbagai hukum Islam. Al-Qur’an
Sebagai sumber hukum isinya merupakan susunan hukum yang sudah
lengkap.Selain itu juga al-Qur`an memberikan tuntunan bagi manusi
mengenai apa-apa yang seharusnya ia perbuat dan ia tinggalkan dalam
kehidupan kesehariannya.sedangkan al-Hadis merupakan sumber hukum yang
kedua setelah al-Qur’an.Disamping sebagai sumber ajaran Islam yang secara
langsung terkait dengan keharusan mentaati Rasulullah Saw, juga karena
fungsinya sebagai penjelas.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Al Quran dan kedudukan al Quran sebagai sumber ajaran
islam?
2. Apa pokok pokok kandungan Al Quran?
3. Bagaimana sejarah turunnya Al Azbab Al Nuzul, dan Ijaz Al Quran?
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui pengertian Al Quran dan kedudukan Al Quran sebagai sumber
ajaran islam.
2. Mengetahui pokok pokok kandungan Al Quran.
3. Mengetahui sejarah turun nya Al Azbab Al Nuzul,dan Ijaz Al Quran.
1
BAB II PEMBAHASAN
Ditinjau dari bahasa, Al Qur'an berasal dari bahasa arab, yaitu bentuk jamak
dari kata benda (masdar) dari kata kerja qara'a - yaqra'u - qur'anan yang berarti
bacaan atau sesuatu yang dibaca berulang ulang. Konsep pemakaian katatersebut
dapat dijumpai pada salah satu surah al Qur'an yaitu pada surat alQiyamah ayat 17
- 18.Secara istilah, al Qur'an diartikan sebagai kalam Allah swt, yangditurunkan
kepada Nabi Muhammad saw sebagai mukjizat,disampaikandengan jalan
mutawatir dari Allah swt sendiri dengan perant ara malaikat jibril danmambaca al
Qur'an dinilai ibadah kepada Allah swt.Al Qur'an adalah murni wahyu dari Allah
swt, bukan dari hawa
nafsu perkataan Nabi Muhammad saw. Al Qur'an memuat aturan aturan
kehidupanmanusia di dunia. Al Qur'an merupakan petunjuk bagi orangorang yang
berimandan bertaqwa. Di dalam al Qur'an terdapat rahmat yang besar dan
pelajaran bagiorang-orang yang beriman. Al Qur'an merupakan petunjuk yang
dapatmengeluarkan manusia dari kegelapan menuju jalan yang terang.
Imam Syafi’i
Menurut Imam Syafi’I, kedudukan Al-Quran sebagai sumber hukum Islam adalah
menempati yang pertama dan paling pokok. Sehingga setiap mengeluarkan
pendapat-nya, Imam Syafi’I selalu mengikutsertakan nash-nash dari Al-Quran.
Menurut Imam Syafi’I, Al-Quran dan sunah berada dalam satu martabat, yang
adalah sama-sama berasal dari Allah SWT.
Imam Malik
Menurut Imam Malik, kedudukan Al-Quran sebagai sumber hukum Islam
bukanlah sebagai makhluk, karena kalam Allah SWT sendiri tergolong sebagai
sifat Allah SWT. Imam Malik sangat menentang jika ada orang yang menafsirkan
Al-Quran secara murni tanpa menggunakan atsar.
2
Imam Abu Hanifah
Menurut Imam Abu Hanifah, kedudukan Al-Quran sebagai sumber hukum Islam
menempati posisi yang pertama. Di antara dalil yang menunjukkan pendapat dari
Imam Abu Hanifah bahwa Al-Quran hanya maknanya saja, beliau mengatakan
bahwa diperbolehkan untuk sholat dengan menggunakan bahasa Parsi, meskipun
tidak dalam kondisi madharat. Namun hal ini diperuntukkan bagi mereka yang
pemula dan tidak berlaku secara berkelanjutan. Sementara menurut pandangan
Imam Syafi’I, meski orang tersebut bodoh, maka tidaklah boleh membaca
AlQuran dengan menggunakan bahasa lain selain bahasa Arab.
Ibnu Hambal
Menurut Ibnu Hambal, kedudukan Al-Quran sebagai sumber hukum Islam adalah
yang utama, kemudian dilanjutkan dengan sunah. Selain sebagai sumber,
kedudukan Al-Quran juga adalah tiang agama Islam. Di mana di dalamnya
terkandung kaidah-kaidah yang tidak akan pernah mengalami perubahan sampai
kapan pun. Selain itu, dalam Al-Quran juga terdapat hukum yang sifatnya umum
dan pembahasan tentang akidah.
3
tarhib.
6. Sejarah atau Kisah
Sejarah atau kisah adalah cerita mengenai orang-orang yang terdahulu baik yang
mendapatkan kejayaan akibat taat kepada Allah SWT serta ada juga yang
mengalami kebinasaan akibat tidak taat kepada Allah SWT. Dalam menjalankan
kehidupan sehari-hari sebaiknya kita mengambil pelajaran yang baik-baik dari
sejarah masa lalu.
7. Dorongan Untuk Berpikir
Di dalam al-qur'an banyak ayat-ayat yang mengulas suatu bahasan yang
memerlukan pemikiran menusia untuk mendapatkan manfaat dan juga
membuktikan kebenarannya, terutama mengenai alam semesta. Al-Qur’an
mengandung tiga komponen dasar hukum, sebagai berikut:
• Hukum I’tiqadiah, yakni hukum yang mengatur hubungan rohaniah manusia
dengan Allah SWT dan hal-hal yang berkaitan dengan aqidah/keimanan. Hukum
ini tercermin dalam Rukun Iman. Ilmu yang mempelajarinya disebut Ilmu Tauhid,
Ilmu Ushuluddin atau Ilmu Kalam.
• Hukum Amaliah, yakni hukum yang mengatur secara lahiriah hubungan manusia
dengan Allah SWT, antara manusia sesama manusia, serta manusia dengan
lingkungan sekitar. Hukum amaliah ini tercermin dalam Rukun Islam dan disebut
hukum syara’/syariat. Adapun ilmu yang mempelajarinya disebut Ilmu Fikih.
• Hukum Khuluqiah, yakhi hukum yang berkaitan dengan perilaku normal manusia
dalam kehidupan, baik sebagai makhluk individual atau makhluk soial. Hukum ini
tercermin dalam konsep Ihsan. Adapun Ilmu yang mempelajarinnya disebut Ilmu
Akhlak atau Tasawuf.
4
meskipun pada hakikatnya priode pertama dan kedua dalam pembagian
tersebut adalah kumpulan dari ayatayat Makiyyah dan periode ketiga adalah
ayat-ayat Madaniyyah.
a. Periode pertama
Diketahui bahwa Muhammad SAW pada awal turunnya wahyu
pertama itu belum dilantik menjdi Rasul. Dengan wahyu pertama itu
beliau baru merupakan seorang nabi yang tidak ditugaskan untuk
menyampaikan wahyu-wahyu yang diterimanya, dengan adanya
firman Allah dalam surat Al-Mudatsir ayat 1-2
ٰۤي اَُّيَها اۡل ُم َّد ِّث
ُر قُۡم َفاَۡن ِّذ
ۡر
Artinya : “Wahai yang berselimut. Bangkit dan beri peringatan”.
Periode ini berlangsung sekitar 4-5 tahun dan telah menimbulakan
bermacam-macam reaksi dikalangan masyarakat Arab ketika itu.
Reaksi-reaksi tersebut nyata dalam tiga hal yaitu:
1) Segolongan kecil dari mereka menerima dengan baik ajaran ajaran
Al-Qur‟an.
2) Sebagian besar dari masyarakat tersebut menolak ajaran Al-Qur‟an
karena kebodohan mereka, keteguhan mereka 6 M. Quraish
Shihab, Sejarah dan Ulum Al-Qur‟an,14. 22 mempertahankan adat
istiadat dan tradisi nenk moyang, dan karena adanya
maksudmaksdu tertentu dari satu golongan seperti yang
digambarkan oleh Abu Sufyan : “Kalau sekirannya Bani Hasyim
memperoleh kemuliaan Nubuwwah, kemudian apa lagi yang
tinggal untuk kami.”
3) Dakwah Al-Qur‟an mulai melebar melampaui perbatasan Makkah
menuju daerah-daerah sekitarnya.
b. Periode kedua
Periode kedua dari sejarah turunya AlQur‟an berlangsung selama 8-9
tahun, dimana terjadi pertarungan hebat antara gerakan Islam dan Jahiliah.
Gerakan oposisi terhadap Islam menggunakan segala cara dan sistem
untuk menghalangi kemajuan dakwah Islamiah. Dimulai dari fitnah,
intimidasi dan penganiayaan, yang mengakibatkan para penganut ajaran
Al-Qur‟an ketika itu terpaksa berhijrah ke Habsyah dan pada akhirnya
mereka semua termasuk Rasulullah SAW berhijrah ke Madinah.
Pada masa tersebut, ayat- ayat Al-Qur‟an disuatu pihak silih berganti
turun menerangkan kewajiban prinsipil penganutnya sesuai dengan
kondisi dakwah ketika itu. Seperti yang terdapat dalam firman Allah surat
An-Nahl ayat 125 :
اُد ُْع ِّا لى ََس ِّيْل ِّ َر ِّب َك ِّباْلِّح ْك َم ِّة َو اْلَم ْو ِّع َظِّة اْلَح ََس َة ِّة
َََََََََض َو َج اِّد ْلُهْم ََََََََََسِّباَََََْلَّلتِّْي ِّهَي اَْح ََََس ُ اَََََْلَِّّن َر َّبَك
َََََُم َََََْهََََََت َََََْي َََََُه ََََََْع ََََََل ََََََع
َ َّ ْ َََََِّي َََََِّل َو َو ا ُم َََََِّبا ِّد ْ ُهَو اَْع لَُم ِّبَم
5
sebaikbaiknya”.
c. Priode ketiga
Selama masa priode ketiga ini, dakwah Al-Qur‟an telah dapat
mewujudkan suatu prestasi besar karena penganut-penganutnya telah
dapat hidup bebas melaksanakan ajaranajaran agama di Yasrib ( yang
kemudian diberi nama Al-Madinah Al-Munawarah ). Periode ini
berlangsung selama sepuluh tahun, dan timbul bermacam-macam pristiwa,
problem, dan persoalan, seperti: prinsipprinsip apakah yang diterapkan
dalam masyarakat demi mencapai kebahagiaan. Bagaimanakah sikap
terhadap orang-orang munafik, Ahli Kitab, orang-orang kafir dan lain-lain
yang semua itu diterangkan AlQur‟an dengan cara yang berbeda-beda.
Banyak ayat-ayat yang ditunjukan kepada orang-orang munafik, ahli
kitab dan orang-orang musyrik. Ayat-ayat tersebut mengajak mereka ke
jalan yang benar, sesuai dengan sikap mereka terhadap dakwah. Adapun
salah satu ayat yang ditunjukan kepada ahli kitab ialah terkandung di
dalam surat Ali Imran ayat 64 :” Wahai ahli kitab ( golongan yahudi dan
nasrani ), marilah kita menuju ke satu kata sepakat diantara kita yaitu kita
tidak menyembah 24 kecuali Allah, tidak mempersekutukan-Nya dengan
sesuatu apapun tidak pula mengangkat sebagian dari kita Tuhan yang
bukan Allah.
Maka bila mereka berpaling katakanlah : “ saksikanlah bahwa kami
orangorang muslim.”
6
Ijaz al-Quran mengacu pada keajaiban bahasa, struktur, dan konten
AlQuran yang dianggap sebagai bukti bahwa kitab ini merupakan wahyu
ilahi.
Beberapa contoh dari ijaz al-Quran meliputi:
1. Kesempurnaan Bahasa: Bahasa Al-Quran dianggap sebagai yang paling
indah dalam sastra Arab. Kualitas bahasa yang luar biasa ini dianggap
sebagai bukti bahwa Al-Quran bukan karya manusia.
2. Prediksi Ilmiah: Al-Quran mengandung ayat-ayat yang menyinggung
berbagai aspek ilmiah, termasuk perkembangan janin, pergerakan bumi,
dan fenomena alam lainnya yang sesuai dengan penemuan ilmiah terkini.
3. Tidak Dapat Ditiru: Al-Quran merupakan tantangan bagi siapa pun untuk
menciptakan sesuatu yang serupa dengan bahasa, gaya, dan kedalaman
maknanya.
4. Kesinambungan Tema: Al-Quran memiliki kesinambungan tema dan
pesan sepanjang kitab, meskipun diturunkan dalam berbagai waktu dan
situasi.
Ijaz al-Quran merupakan salah satu bukti utama dalam keyakinan umat
Islam bahwa Al-Quran adalah wahyu ilahi yang luar biasa. Banyak sarjana
dan cendekiawan Muslim telah mempelajari aspek ini dalam upaya untuk
memahami keajaiban Al-Quran.
7
BAB III PENUTUP
A. Simpulan
1. Al Quran adalah kitab suci dalam agama Islam yang dianggap sebagai
wahyu Allah kepada Nabi Muhammad. Kedudukannya dalam ajaran Islam
sangat penting, karena Al Quran dianggap sebagai pedoman utama bagi umat
Islam dalam menjalani kehidupan dan memahami ajaran agama islam.
2. Al Quran memiliki berbagai pokok-pokok kandungan, termasuk
hukumhukum, moralitas, cerita-cerita tentang para nabi, panduan kehidupan
seharihari, dan banyak lagi. Ini merupakan panduan lengkap bagi umat Islam
dalam berbagai aspek kehidupan mereka.
3. Al Quran sebagai wahyu Allah yang diberikan kepada Nabi Muhammad
selama periode sekitar 23 tahun. Sejarah turunnya Al Quran dan asbab al
nuzul (sebab-sebab turunnya ayat-ayat) membantu memahami konteks di
balik setiap ayat. Ijaz Al Quran mengacu pada sifat unik Al Quran dalam
keindahan bahasanya dan ketidakmungkinan untuk ditiru oleh manusia.
B. Saran
Demikian makalah ini kami buat. Semoga apa yang kami diskusikan dapat
menambah rasa syukur kita kepada Allah dan menambah pengetahuan kami.
Adapun dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan yang masih
perlu kami sempurnakan. Untuk itu kritik dan saran sangat kami harapkan demi
8
kesempurnaan makalah ini dan kami ucapan terima kasih.
DAFTAR PUSTAKA
Ridwan, M., Umar, M. H., & Ghafar, A. (2021). Sumber-Sumber Hukum Islam
dan Implementasinya. Borneo: Journal of Islamic Studies, 1(2), 28-41.