Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

Al-quran sebagai sumber agama islam

DOSEN PENGAMPU
Nurniswah

DI SUSUN OLEH:
KELOMPOK 2
Ikhsan Tri Hartanto (2223210126)
Hanif Tuflihun Ngaban (2223210147)

PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI FATMAWATI
SOEKARNO BENGKULU
2022
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur ke hadirat Allah SWT karena atas taufik dan
rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang “Alquran sebagai Sumber
Hukum Islam” ini. Shalawat serta salam senantiasa kita sanjungkan kepada
junjungan kita, Nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat, serta semua umatnya
hingga kini. Dan Semoga kita termasuk dari golongan yang kelak mendapatkan
syafaatnya.
Dalam kesempatan ini, kami ingin mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah berkenan membantu pada tahap penyusunan hingga
selesainya makalah ini. Harapan kami semoga makalah yang telah tersusun ini
dapat bermanfaat sebagai salah satu rujukan maupun pedoman bagi para pembaca,
menambah wawasan serta pengalaman, sehingga nantinya saya dapat
memperbaiki bentuk ataupun isi makalah ini menjadi lebih baik lagi.
Kami sadar bahwa kami ini tentunya tidak lepas dari banyaknya
kekurangan, baik dari aspek kualitas maupun kuantitas dari bahan penelitian yang
dipaparkan. Semua ini murni didasari oleh keterbatasan yang dimiliki kami. Oleh
sebab itu, kami membutuhkan kritik dan saran kepada segenap pembaca yang
bersifat membangun untuk lebih meningkatkan kualitas di kemudian hari.

Jakarta, 17 Agustus 1945


Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................ i
DAFTAR ISI....................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Alquran................................................................................ 2
B. Keutamaan Alquran.............................................................................. 3
C. Fungsi Alquran...................................................................................... 3
D. Pokok-pokok Kandungan dalam Alquran............................................. 4
E. Komponen Dasar Hukum Alquran....................................................... 5
F. Contoh Pengambilan Hukum dari Alquran........................................... 6
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan........................................................................................... 8
B. Saran..................................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sumber ajaran Islam ialah segala sesuatu yang dijadikan dasar, acuan,
atau pedoman syariat Islam. Ajaran Islam adalah pengembangan agama Islam.
Agama Islam bersumber dari Alquran yang memuat wahyu Allah dan al-Hadis
yang memuat Sunah Rasulullah. Mempelajari agama Islam merupakan fardu
’ain , yakni kewajiban pribadi setiap muslim dan muslimah, sedang mengkaji
ajaran Islam terutama yang dikembangkan oleh akal pikiran manusia,
diwajibkan kepada masyarakat atau kelompok masyarakat.
Pada umumnya para ulama fikih sependapat bahwa sumber utama
hukum Islam adalah Alquran dan hadist. Dalam sabdanya Rasulullah SAW
bersabda, “ Aku tinggalkan bagi kalian dua hal yang karenanya kalian tidak
akan tersesat selamanya, selama kalian berpegang pada keduanya, yaitu Kitab
Allah dan sunahku.” Dan di samping itu pula para ulama fikih menjadikan
ijtihad sebagai salah satu dasar hukum Islam, setelah Alquran dan hadist.
Berijtihad adalah berusaha sungguh-sungguh dengan memperguna kan
seluruh kemampuan akal pikiran, pengetahuan dan pengalaman manusia yang
memenuhi syarat untuk mengkaji dan memahami wahyu dan sunah serta
mengalirkan ajaran, termasuk ajaran mengenai hukum (fikih) Islam dari
keduanya.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan dalam makalah ini
adalah:
1. Apa pengertian Alquran?
2. Apa saja keutamaan Alquran?
3. Apa fungsi Alquran?
4. Apa saja pokok-pokok kandungan dalam Alquran?
5. Apa saja komponen dasar hukum Alquran?
6. Bagaimana contoh pengambilan hukum dari Alquran?

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Alquran
Secara etimologi Alquran berasal dari kata qara’a, yaqra’u,
qiraa’atan, atau qur’anan yang berarti mengumpulkan (al-jam’u) dan
menghimpun (al-dlammu). Sebagaimana firman Allah dalam Q.S. 75: 17-18:
“Sesungguhnya atas tanggungan Kamilah mengumpulkannya dan
‘membacanya’. Jika Kami telah selesai membacakannya, maka ikutilah
‘bacaan’ itu”.
Sedangkan secara terminologi (syariat), Alquran adalah mukjizat
terbesar Nabi Muhammad Saw, bahkan terbesar pula dibandingkan mukjizat
para nabi sebelumnya. Alquran membenarkan kitab-kitab sebelumnya dan
menjelaskan hukum-hukum yang telah ditetapkan sebelumnya. Seperti dalam
ayat yang artinya:
“Tidak mungkin Alquran ini dibuat oleh selain Allah. Akan tetapi ia
membenarkan kitab-kitab yang sebelumnya dan menjelaskan hukum-hukum
yang ditetapkannya. Tidak ada keraguan di dalamnya dari Tuhan semesta
alam” (Q.S. Yunus: 37).
“Dan apa yang telah Kami wahyukan kepadamu yaitu Alquran itulah
yang benar, membenarkan kitab-kitab sebelumnya Sesungguhnya Allah benar-
benar Mengetahui lagi Maha Melihat (keadaan) hamba-hambanya.” (Q.S.
Faathir: 31)
Ayat-ayat Alquran yang diturunkan selama lebih kurang 23 tahun itu
dapat dibedakan antara ayat-ayat yang diturunkan ketika Nabi Muhammad
masih tinggal di Mekah (sebelum hijrah) dengan ayat yang turun setelah Nabi
Muhammad hijrah (pindah) ke Madinah. Ayat-ayat yang turun ketika Nabi
Muhammad masih berdiam di Mekkah di sebut ayat-ayat Makkiyah,
sedangkan ayat-ayat yang turun sesudah Nabi Muhammad pindah ke Madinah
dinamakan ayat-ayat Madaniyah. Ciri-cirinya adalah:
1. Ayat-ayat Makiyah pada umumnya pendek-pendek, merupakan 19/30 dari
seluruh isi Alquran, terdiri dari 86 surat, 4.780 ayat. Sedangkan ayat-ayat

2
3

Madaniyah pada umumnya panjang-panjang, merupakan 11/30 dari


seluruh isi Alquran, terdiri dari 28 surat, 1456 ayat.
2. Ayat-ayat Makkiyah dimulai dengan kata-kata yaa ayyuhannaas (hai
manusia) sedang ayat–ayat Madaniyah dimulai dengan kata-kata yaa
ayyuhallaziina aamanu (hai orang-orang yang beriman).
3. Pada umumnya ayat-ayat Makkiyah berisi tentang tauhid yakni keyakinan
pada Kemaha Esaan Allah, hari Kiamat, akhlak dan kisah-kisah umat
manusia di masa lalu, sedang ayat-ayat Madaniya memuat soal-soal
hukum, keadilan, masyarakat dan sebagainya.

B. Keutamaan Alquran
Keutamaan Alquran ditegaskan dalam Sabda Rasulullah, antara lain:
1. Sebaik-baik orang di antara kamu, ialah orang yang mempelajari Alquran
dan mengajarkannya
2. Umatku yang paling mulia adalah Huffaz (penghafal) Alquran (HR.
Turmuzi)
3. Orang-orang yang mahir dengan Alquran adalah beserta malaikat-malaikat
yang suci dan mulia, sedangkan orang membaca Alquran dan kurang fasih
lidahnya berat dan sulit membetulkannya maka baginya dapat dua pahala
(HR. Muslim).
4. Sesungguhnya Alquran ini adalah hidangan Allah, maka pelajarilah
hidangan Allah tersebut dengan kemampuanmu (HR. Bukhari-Muslim).
5. Bacalah Alquran sebab di hari Kiamat nanti akan datang Alquran sebagai
penolong bagai pembacanya (HR. Turmuzi).

C. Fungsi Alquran
Fungsi Alquran antara lain adalah:
1. Menerangkan dan menjelaskan (QS. An-Nahl: 89; Ad-Dukhaan: 4-5)
2. Alquran kebenaran mutlak (Al-Haq) (QS. Al-Baqarah: 91, 76)
3. Pembenar (membenarkan kitab-kitab sebelumnya) (QS. Al-Baqarah:
41, 91, 97; Ali Imran: 3; Al-Maa’idah: 48; Al-An’aam: 92; Yunus: 37;
Faathir: 31; Al-Ahqaaf: 1; Yusuf: 30)
4

4. Sebagai Furqon (pembeda antara hak dan yang batil, baik dan buruk)
5. Sebagai obat penyakit (jiwa) (QS. Yunus: 57; Al-Israa’: 82; Fushshilat:
44)
6. Sebagai pemberi kabar gembira
7. Sebagai hidayah atau petunjuk (QS. Al-Baqarah: 1, 97, 185; Ali Imran:
138; Al-A’raaf: 52, 203)
8. Sebagai peringatan
9. Sebagai cahaya petunjuk (QS. Asy Syuura: 52)
10. Sebagai pedoman hidup (QS. Al Jaatsiyah: 20)
11. Sebagai pelajaran
Alquranul karim tidaklah diturunkan sekaligus kepada Rasulullah saw.
namun diturunkan secara berangsung-angsur. Alquran yang memuat 30 juz
ayat itu disampaikan kepada Nabi Muhammad dengan memakan waktu antara
20, 23 dan 25 tahun. Perbedaan waktu ini terjadi disebabkan perbedaan
mengenai penetapan masa tinggal Rasulullah di Makkah dan Madinah. Dan
berdasarkan hitungan para peneliti sejarah, didapati bahwa lamanya turun
Alquran lebih dekat kepada pendapat yang menyatakan selama 23 tahun.
Turunnya Alquran dengan berangsur-angsur memiliki makna dan
tujuan tersendiri. Persoalan keberangsuran ini pernah menjadi pertanyaan
orang kafir. Hal ini dapat dilihat dalam firman Allah,
‫وقال اللذين كفروا لو ال أنزل عليه القرأن جملة واحدة‬
Berkatalah orang-orang yang kafir: "Mengapa Alquran itu tidak
diturunkan kepadanya sekali turun saja?"
Lalu Allah menjawab dalam ayat sama ...‫كذالك ليثبت به فؤادك ورتلناه ترتيال‬
…demikian itu supaya Kami perkuat hatimu dengannya dan Kami
membacanya secara tartil (teratur dan benar).

D. Pokok-pokok Kandungan dalam Alquran


Pokok-pokok kandungan dalam Alquran antara lain:
1. Petunjuk mengenai akidah yang harus diyakini oleh manusia. Petunjuk
akidah ini berintikan keimanan akan keesaan Tuhan dan kepercayaan
kepastian adanya hari kebangkitan, perhitungan serta pembalasan kelak.
5

2. Petunjuk mengenai syariah yaitu jalan yang harus diikuti manusia dalam
berhubungan dengan Allah dan dengan sesama insan demi kebahagiaan
hidup manusia di dunia ini dan di akhirat kelak.
3. Petunjuk tentang akhlak, mengenai yang baik dan buruk yang harus
diindahkan oleh manusia dalam kehidupan, baik kehidupan individual
maupun kehidupan sosial.
4. Kisah-kisah umat manusia di zaman lampau. Sebagai contoh kisah kaum
Saba yang tidak mensyukuri karunia yang diberikan Allah, sehingga Allah
menghukum mereka dengan mendatangkan banjir besar serta mengganti
kebun yang rusak itu dengan kebun lain yang ditumbuhi pohon-pohon
yang berbuah pahit rasanya.
5. Berita tentang zaman yang akan datang. Yakni zaman kehidupan akhir
manusia yang disebut kehidupan akhirat. Kehidupan akhirat dimulai
dengan peniupan sangkakala (trompet) oleh malaikat Israil. “ Apabila
sangkakala pertama ditiupkan, diangkatlah bumi dan gunung-gunung, lalu
keduanya dibenturkan sekali bentur. Pada hari itulah terjadilah kiamat dan
terbelahlah langit...”. (Qs al-Haqqah: 13-16).
6. Benih dan Prinsip-prinsip ilmu pengetahuan.
7. Hukum yang berlaku bagi alam semesta.

E. Komponen Dasar Hukum Alquran


Alquran mengandung tiga komponen dasar hukum, sebagai berikut:
1. Hukum I’tiqadiah, yakni hukum yang mengatur hubungan rohaniah
manusia dengan Allah SWT dan hal-hal yang berkaitan dengan
akidah/keimanan. Hukum ini tercermin dalam Rukun Iman. Ilmu yang
mempelajarinya disebut Ilmu Tauhid, Ilmu Ushuluddin, atau Ilmu Kalam.
2. Hukum Amaliah, yakni hukum yang mengatur secara lahiriah hubungan
manusia dengan Allah SWT, antara manusia dengan sesama manusia, serta
manusia dengan lingkungan sekitar. Hukum amaliah ini tercermin dalam
Rukun Islam dan disebut hukum syara/syariat. Adapun ilmu yang
mempelajarinya disebut Ilmu Fikih.
6

3. Hukum Khuluqiah, yakni hukum yang berkaitan dengan perilaku normal


manusia dalam kehidupan, baik sebagai makhluk individual atau makhluk
sosial. Hukum ini tercermin dalam konsep Ihsan. Adapun ilmu yang
mempelajarinya disebut ilmu akhlak atau tasawuf.
Sedangkan khusus hukum syara dapat dibagi menjadi dua kelompok,
yakni:
1. Hukum ibadah, yaitu hukum yang mengatur hubungan manusia dengan
Allah SWT, misalnya salat, puasa, zakat, dan haji
2. Hukum muamalat, yaitu hukum yang mengatur manusia dengan sesama
manusia dan alam sekitarnya. Termasuk ke dalam hukum muamalat adalah
sebagai berikut:
a. Hukum munakahat (pernikahan).
b. Hukum faraid (waris).
c. Hukum jinayat (pidana).
d. Hukum hudud (hukuman).
e. Hukum jual-beli dan perjanjian.
f. Hukum tata Negara/kepemerintahan
g. Hukum makanan dan penyembelihan.
h. Hukum aqdiyah (pengadilan).
i. Hukum jihad (peperangan).
j. Hukum dauliyah (antarbangsa).

F. Contoh Pengambilan Hukum dari Alquran


Alquran yang diturunkan secara mutawatir, dari segi turunnya
berkualitas qath’I (pasti benar). Akan tetapi, hukum-hukum yang dikandung
Alquran adakalanya bersifat qath’I dan adakalanya bersifat zhanni (relatif
benar).
Ayat yang bersifat qath’I adalah lafal-lafal yang mengandung
pengertian tunggal dan tidak bisa dipahami makna lain darinya, ayat-ayat
seperti waris, hudud, dan kafarat. Contoh firman Allah dalam surat an-Nisa’,4:
11:
7

‫ُيوِص يُك ُم ُهَّللا ِفي َأْو الِد ُك ْم ِللَّذ َك ِر ِم ْثُل َح ِّظ األْنَثَيْيِن َفِإْن ُك َّن ِنَس اًء َفْو َق اْثَنَتْيِن َفَلُهَّن ُثُلَثا‬
‫َم ا َتَر َك َو ِإْن َكاَنْت َو اِح َد ًة َفَلَها الِّنْص ف‬
”Allah mensyariatkan bagimu tentang (pembagian pusaka untuk) anak-
anakmu. Yaitu: bagian seorang anak lelaki sama dengan bagian dua orang
anak perempuan; dan jika anak itu semuanya perempuan lebih dari dua, maka
bagi mereka dua pertiga dari harta yang ditinggalkan; jika anak perempuan itu
seorang saja, maka ia memperoleh separuh harta.”
Contoh lain adalah surat an-Nur,24: 2:

‫الَّز اِنَيُة َو الَّز اِني َفاْج ِلُد وا ُك َّل َو اِح ٍد ِم ْنُهَم ا ِم اَئَة َج ْلَد ٍة‬
“Perempuan yang berzina dan laki-laki yang berzina, maka deralah
tiap-tiap seorang dari keduanya seratus kali dera.”
Dalam kaffarah sumpah, Allah berfirman:

‫َفِص َياُم َثالَثِة َأَّياٍم‬


…maka kafaratnya puasa selama tiga hari…(Q.S. al-maidah, 5: 89)
Bilangan-bilangan dalam ketiga ayat di atas, bagian waris, seratus kali
dera bagi orang yang melakukan zina, dan puasa tiga hari bagi yang
melakukan kafarat sumpah, menurut ulama ushul fiqh, mengandung hukum
yang qath’I dan bisa dipahami dengan pengertian lain.
Adapun ayat-ayat yang mengandung hukum zhanni adalah lafal-lafal
yang dalam Alquran, mengandung pengertian lebih dari satu dan
memungkinkan untuk ditakwilkan, misalnya, masalah quru’ dan tangan.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Alquran adalah mukjizat terbesar Nabi Muhammad Saw, bahkan
terbesar pula dibandingkan mukjizat para nabi sebelumnya. Alquran
membenarkan kitab-kitab sebelumnya dan menjelaskan hukum-hukum yang
telah ditetapkan sebelumnya.
Hadits disebut juga As-Sunah. Sunah secara bahasa berarti "adat-
istiadat" atau "kebiasaan" (traditions). Sunah adalah segala perkataan,
perbuatan, dan penetapan/persetujuan serta kebiasaan Nabi Muhammad Saw.
Penetapan (taqrir) adalah persetujuan atau diamnya Nabi Saw terhadap
perkataan dan perilaku sahabat.
Kesepakatan seluruh ulama mujtahid pada satu masa setelah zaman
Rasulullah atas sebuah perkara dalam agama.” Dan ijma’ yang dapat
dipertanggung jawabkan adalah yang terjadi di zaman sahabat, tabiin (setelah
sahabat), dan tabi’ut tabiin (setelah tabiin). Karena setelah zaman mereka para
ulama telah berpencar dan jumlahnya banyak, dan perselisihan semakin
banyak, sehingga tak dapat dipastikan bahwa semua ulama telah bersepakat.

B. Saran
Saran dari penulis adalah marilah kita menjadikan Alquran dan Al-
hadist sebagai pedoman dalam kehidupan sehari-hari kita yang merupakan
sumber hukum agama Islam dan sekaligus pembawa kita ke dalam kehidupan
yang bahagia baik itu di dunia dan akhirat kelak nanti.

8
DAFTAR PUSTAKA

Endang Saifuddin Anshari, Kuliah Al-Islam, Pustaka Bandung, 1978.

Drs. Nasruddin Razak, Dienul Islam, Maarif Bandung, 1989

Zainab Al-Ghazali, Menuju Kebangkitan Baru, Gema Insani Press Jakarta, 1995

H. Djarnawi Hadikukusam, “Ijtihad”, dalam Amrullah Achmad dkk. (Editor),


Perspektif Ketegangan Kreatif dalam Islam, PLP2M Yogyakarta, 1985

Anda mungkin juga menyukai