Anda di halaman 1dari 20

SUMBER AJARAN ISLAM

AL-QURAN
(Memahami Dan Mengamalkan)
MAKALAH
“Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Agama Dosen pengampu
Dedi Junaedi, M.Ag.”

Oleh Kelompok 4 :

M Taufik Radiman (23010109)


Siti Fatimah (23010116)
Lidant Budiyanto (23010154)
Dini Agustin (23010133)
Fadli M Raihan ( 23010240)
Alin Lisnawati (23010248)

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
INSTITUT KEGURUAN DAN ILMUPENDIDIKAN (IKIP)
SILIWANGI
BANDUNG
2023
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah yang masih memberikan kesehatan dan kesempatan-
Nya kepada kita semua, terutama kepada penulis. Sehingga penulis dapat

menyelesaikan makalah ini.


Berikut ini, penulis mempersembahkan sebuah makalah (karya tulis) yang
berjudul “Al Qur’an Sebagai Sumber Ajaran Agama Islam” Penulis mengharapkan
makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca semua, terutama bagi penulis sendiri.
Kepada pembaca yang budiman, jika terdapat kekurangan atau kekeliruan
dalam makalah ini, penulis mohon maaf, karena penulis sendiri dalam tahap belajar.
Dengan demikian, tak lupa penulis ucapkan terimakasih kepada para
pembaca. Semoga Allah memberkahi makalah ini sehinga benar-benar bermanfaat.
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................... i

KATA PENGANTAR ................................................................................................ ii


DAFTAR ISI ................................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang ................................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................... 2
C. Tujuan Penulisan ............................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................ 3
A. Al Qur’an ........................................................................................................ 3
B. Peranan dan Fungsi Al Qur’an ...................................................................... 5
C. Pendekatan Memahami Al Qur’an ............................................................... 8
BAB III PENUTUP ..................................................................................................... 13
A. Kesimpulan ...................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 14
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Berbicara tentang Al Qur’an, takkan pernah ada habisnya. Al Qur’an


mengandung berbagai kisah dari sejarah zaman lampau hingga masa yang akan
datang, termuat juga hukum-hukum islam, rahasia alam semesta, serta masih
banyak lagi.
Al-Qur’an menjadi salah satu mukjizat besar Nabi Muhammad SAW,
sebab turunnya Al Qur’an melalui perantara beliau, Al Qur’an mempunyai
peranan yang sangat penting untuk keberlangsungan umat manusia di Dunia.
Betapa tidak, semua persoalan manusia di dunia sebagian besar dapat ditemukan
jawabannya pada Al Qur’an. Oleh karenannya kemudian Al Qur’an di yakini
sebagai firman Allah yang menjadi sumber hukum Islam pertama sebelum Hadist
serta menjadi sumber ajaran bagi Agama Islam.
Kewajiban manusia untuk mengimani, membaca, menelaah, menghayati,
dan mengamalkan ajaran Al Quran secara keseluruhan, serta mendakwahkannya
(Q.S. Al-'Ashr:1-3). Jika kita memang benar-benar beriman kepada Allah SWT
atau mengaku Muslim. Membacanya saja sudah berpahala, bahkan kata Nabi
Saw satu huruf mengandung 10 pahala, apalagi jika mengamalkannya.
Dikalangan ulama terdapat kesepakatan bahwa sumber ajaran yang utama

adalah Al Qur’an dan As Sunnah. Sedangkan penalaran atau akal pikiran sebagai
alat untuk memahami Al Qur’an dan As Sunnah. Ketentuan ini sesuai dengan
Agama Islam itu sendiri sebagai wahyu dari allah SWT yang penjabarannya
dilakukan oleh nabi Muhammad SAW. Di dalam Al Qur’an (QS an nisa :156)
kita dianjurkan agar menaati Allah dan rosulNya, serta ulil amri(pemimpin).
Ketaatan kepada Allah dan rosulNya ini mengandung konsekuensi ketaatan
ke pada ketentuanNya yang terdapat di dalam Al Qur’an, dan ketentuan nabi
Muhammad SAW yang terdapat di dalam HaditsNya.
B. Rumusan Masalah
1. Apa makna Al Qur’an?
2. Apa makna Agama Islam?
3. Bagaimana peranan dan fungsi Al Qur’an dalam kehidupan?

4. Bagaimana pemahaman dalam pendekatan Al Qur’an?

C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui makna Al Qur’an
2. Mengetahui makna Agama
Islam
3. Mengetahui peranan dan fungsi Al Qur’an
4. Mengetahui pemahaman dalam pendekatan Al Qur’an
BAB II
PEMBAHASAN

A. Al Qur’an

Al Qur’an adalah sumber ajaran Islam yang utama. Al-Qur’an adalah


wahyu Allah yang diturunkan kepada Rasul-Nya, Nabi Muhammad SAW. Al-
Qur’an dijaga dan dipelihara oleh Allah SWT, sesuai dengan firmannya sebagai
berikut:
”Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Qur’an dan sesungguhnya
Kami benar- benar memeliharanya.” (QS 15:9)
”Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al-Qur’an. Kalau sekiranya
Al-Qur’an itu bukan dari sisi Allah, tentulah mereka mendapatkan pertentangan
yang banyak di dalamnya.” (QS 4:82)
Al Qur’an menyajikan tingkat tertinggi dari segi kehidupan manusia.
Sangat mengagumkan bukan saja bagi orang mukmin, melainkan juga bagi orang-
orang kafir. Al Qur’an pertama kali diturunkan pada tanggal 17 Ramadhan
(Nuzulul Qur’an). Wahyu yang perta kali turun tersebut adalah Surat Alaq, ayat
1-5
Pokok-pokok keimanan (tauhid) kepada Allah, keimanan kepada
malaikat, rasul-rasul, kitab-kitab, hari akhir, qodlo qodar, dan sebagainya.
Prinsip-prinsip syari’ah sebagai dasar pijakan manusia dalam hidup agar tidak
salah jalan dan

tetap dalam koridor yang benar bagaima namenjalin hubungan kepada Allah
(hablun minallah, ibadah) dan kepada manusia (hablun minannas, mu’amalah).
Janji atau kabar gembira kepada yang berbuat baik (basyir) dan ancaman
siksa bagi yang berbuat dosa (nadzir). Kisah-kisah sejarah, seperti kisah para
nabi, para kaum masyarakat terdahulu, baik yang berbuat benar maupun yang
durhaka kepada Tuhan. Dasar-dasar dan isyarat-isyarat ilmu pengetahuan antara
lain : astronomi, fisika, kimia, ilmu hukum, ilmu bumi, ekonomi, pertanian,
kesehatan, teknologi, sastra, budaya, sosiologi, psikologi, dan sebagainya.
Keutamaan Al Qur’an ditegaskan dalam Sabda Rasullullah, antara lain:
Sebaik-baik orang di antara kamu, ialah orang yang mempelajari Al
Qur’an dan mengajarkannya
Umatku yang paling mulia adalah Huffaz (penghafal) Al Qur’an (HR.

Turmudzi), Orang-orang yang mahir dengan Al Qur’an adalah beserta malaikat-


malaikat yang suci dan mulia, sedangkan orang membaca Al Qur’an dan kurang
fasih lidahnya berat dan sulit membetulkannya maka baginya dapat dua pahala
(HR. Muslim).
Sesungguhnya Al Qur’an ini adalah hidangan Allah, maka pelajarilah
hidangan Allah tersebut dengan kemampuanmu (HR. Bukhari-Muslim).
Bacalah Al Qur’an sebab di hari Kiamat nanti akan datang Al Qur’an
sebagai penolong bagai pembacanya (HR. Turmuzi).
Adapun pengertian al qur’an dari segi istilah dapat dikemukakan berbagai
pendapat berikut ini:
Mana’ alqaththan, secara ringkas mengutip pendapat para ulama pada
umumnya yang menyatakan bahwa al quran adalah firman allah yang diturunkan
kepada nabi Muhammad S.A.W dan dinilai ibadah bagi pembacanya. Kemudian Al-
Zarqoniberpendapat bahwa al qur’an adalah lafat yang diturunkan kepada nabi
Muhammad S.A.W mulai dari surat al-fatikhah sampai an-nas. KemudianAl-
Wahhab Al-Khallafberpendapat menurutnya, al qur’an adalah firman allah
S.W.T yang diturunkan kepada hati rosulullah S.A.W.

Dari beberapa kutipan tersebut dapat diketahui bahwa al qur’an adalah


kitab suci yang isinya mengandung firman allah, turunnya bertahap, melalui
malaikat jibril, susunannya dimulai dari surat al-fatikhah dan diakhiri dengan
surat an-nas serta bagi yang membacanya bernilai ibadah, fungsinya antara lain
menjadi hujjah yang kuat atas kerosulan nabi Muhammad SAW.
Berkenaan dengan definisi tersebut maka berkembanglah studi tentang Al
Qur’an baik dari segi kandungan ajarannya, maupun metode penafsirannya. Oleh
sebab itu di kalangan ulama berpendapat bahwa Al Qur’an lah sumber utama
ajaran Agama Islam.
B. Peranan dan Fungsi Al Qur’an

Berikut ini beberapa fungsi al qur’an dan peranannya dari segi kandungan
ajarannya
a) Al-Qur’an sebagai Kalamullah

Kalam (perkataan) Allah SWT yang diwahyukan kepada Nabi


Muhammad SAW melalui Malaikat Jibril dengan lafal dan maknanya. Al-
Qur’an sebagai kitab Allah menempati posisi sebagai sumber pertama dan
utama dari seluruh ajaran Islam dan berfungsi sebagai petunjuk atau pedoman
bagi umat manusia dalam mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.
Sebagai Kalamullah, Al-Qur’an dalam bentuk aslinya berada dalam
induk Al-Kitab (Lauh Mahfuzh) dalam lindungan Tuhan. Lalu diturunkan
kepada Nabi dalam bahasa kaumnya (bahasa Arab).
Wahyu Allah SWT yang diturunkan kepada nabi-nabi-Nya adalah
suatu ilmu yang dikhususkan untuk mereka. Kumpulan wahyu yang
diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW disebut al Qur’an, yang
merupakan pembawa rahmat bagi alam semesta dan petunjuk bagi manusia
dalam hidup dan kehidupannya.
Wahyu turun dalam berbagai cara seperti ; Malaikat Jibril langsung
atau menyerupai manusia, berupa suara atau gemuruh, atau lonceng.
b) Al-Qur’an se bagai Sumber Hukum Islam
Sumber hukum ajaran Islam ada tiga. Yakni; Al Quran, As-Sunnah,

dan Ijtihad. Al-Qur’an adalah firman Allah, dan hadist merupakan sabda
Rasulullah Muhammad SAW.Sedangkan ijtihad didapatkan dari hasil
pemikiran para ulama mujtahid (yang berijtihad), dengan tetap mengacu
kepada Al Quran dan As-Sunnah.
Isi Al Quran meliputi segala hal, mulai soal keimanan atau akidah
hingga fenomena alam. Al Quran mengajari manusia bersikap ilmiah atau
berdasarkan ilmu (Q.S. Al-Isro’:36), mendorong manusia melakukan
penelitian untuk menyibak tabir alam (Q.S.Yunus:101), menaklukkan
angkasa luar (Q.S. Ar-Rahman:33), mengabarkan prediksi ilmiah tentang
rahim ibu
(Q.S. Az-Zumar:6), gaya berat atau gravitasi (Q.S. Ar-Rahman:7), pemuaian
alam semesta (Q.S. Adz-Dzariyat:47, Q.S Al-Anbiya: 104,Q.S Yasin:38),
tentang ruang hampa di angkasa luar (Q.S. Al-An’am:125), tentang
geologi, gerak rotasi, dan revolusi planet bumi (Q.S. An-Naml:88) dan
masih sangat

banyak lagi.
c) Al-Qur’an sebagai Mukjizat

Dalam Bahasa Arabmuk jizat berasal dari kata ‘ajz yang berarti lemah,
kebalikan dari qudrah(kuasa) sedangkan i’jaz berarti membuktikan
kelemahan. Mu’jizadalah sesuatu yang melemahkan atau membuat yang lain
menjadi lemah, tidak berdaya. Setiap mukzijat biasanya turun untuk
memberikan tantangan bagi situasi zaman itu. Ketika pada zaman Nabi Musa
para tukang sihir sangat berkuasa dan mereka mencapai puncak
kemampuannya dalam ilmu sihir, Nabi Musa datang dengan membawa
mukjizat yang mampu melumpuhkan tipu daya para tukang sihir tersebut.
Rasulullah SAW. pun hadir pada suatu zaman ketika sastra Arab mencapai
puncak ketinggiannya. Beliau datang dengan Al-Quran yang memiliki gaya
bahasa tingkat tinggi yang mampu melumpuhkan seluruh penyair yang ada
pada zaman itu.
Selain keindahan gaya bahasanya, ada petunjuk-petujuk sangat jelas
lainnya yang memperlihatkan bahwa Al-Quran datang dari Allah Swt.
dengan segala kemukjizatannya. Ayat-ayat yang berhubungan
dengan ilmu

pengetahuan misalnya, dapat meyakinkan setiap orang yang mau berpikir


bahwa Al-Quran adalah firman-firman Allah Swt., tidak mungkin ciptaan
manusia apalagi ciptaan Nabi Muhammad saw. yang ummi (QS 7:158) yang
hidup pada awal abad keenam Masehi (571-632 M). Di antara ayat-ayat
tersebut umpamanya: QS 39:6; QS 6:125; QS 23:12,13,14; QS 51:49; QS
41:11-41; QS 21:30-33; QS 51:7,49, dan lain-lain.
Ada pula ayat-ayat yang berhubungan dengan sejarah seperti tentang
kekuasaan di Mesir, Negeri Saba’. Tsamud, ’Aad, Nabi Adam, Nabi Yusuf,
Nabi Dawud, Nabi Sulaiman, Nabi Musa, dan sebagainya. Ayat-ayat ini dapat
memberikan keyakinan kepada kita bahwa Al-Quran adalah wahyu Allah
bukan ciptaan manusia. Ayat-ayat yang berhubungan dengan ramalan-
ramalan khusus yang kemudian dibuktikan oleh sejarah seperti tentang
bangsa Romawi, berpecah-belahnya Kristen, dan lain-lain juga menjadi
bukti lagi

kepada kita bahwa Al-Quran adalah wahyu dari Allah Swt. yang disampaikan
melalui lisan utusan-Nya.
d) Al Quran sebagai Pedoman Hidup

Sebagai pedoman hidup, Al Qur’an banyak mengemukakan pokok -


pokok serta prinsip-prinsip umum pengaturan hidup dalam hubungan antara
manusia dengan Allah dan mahluk lainnya. Di dalamnya terdapat peraturan-
peraturan seperti:beribadah langsung kepada Allah Swt, berkeluarga,
bermasyarakat, berdagang,utang-piutang, kewarisan, pendidikan dan
pengajaran, pidana, dan aspek-aspek kehidupan lainnya yang oleh Allah Swt.
Dijamin dapat berlaku dan dapat sesuai pada setiap tempat dan setiap waktu.
Setiap Muslim diperintahkan untuk melakukan seluruh tata nilai
tersebut dalam kehidupannya. Sikap memilih sebagian dan menolak sebagian
tata nilai itu dipandang Al Quran sebagai bentuk pelanggaran dan dosa.
Melaksanakannya dinilai ibadah, memperjuangkannya dinilai sebagai
perjuangan suci, mati karenanya dinilai sebagai mati syahid, hijrah karena
memperjuangkannya dinilai sebagai pengabdian yang tinggi, dan tidak mau
melaksanakannya dinilai sebagai zalim, fasiq, dan kafir.

e) Al-Quran sebagai Korektor


Sebagai korektor, Al-Quran banyak mengungkapkan persoalan-
persoalan yang dibahas oleh kitab-kitab suci sebelumnya, semacam Taurat
dan Injil yang dinilai tidak lagi sesuai dengan ajaran yang telah diturunkan
oleh Allah Swt. Ketidaksesuaian tersebut menyangkut sejarah orang-orang
tertentu, hukum-hukum, prinsip-prinsip ketuhanan, dan sebagainya.
Ada beberapa contoh koreksian yang diungkapkan oleh Al-Quran
terhadap kitab-kitab terdahulu tersebut, antara lain:
1) Tentang ajaran Trinitas (QS 5:73)

2) Tentang Nabi Isa (QS 3:49,59; QS 5:72,76)

3) Tentang peristiwa penyaliban Nabi Isa (4:157-


158) 4) Tentang Nabi Luth (QS 29:28-30; QS 7:80-
84)
5) Tentang Nabi Harun (QS 20:90-94)
6) Tentang Nabi Sulaiman (QS 2:102; QS 27:15-44) dan sebagainya.

C. Pendekatan Memahami Al Qur’an

Dalam upaya menggali dan memahami maksud dari ayat-ayat Al Qur’an,


terdapat dua term atau istilah, yakni Tafsir dan Takwil. Imam al-Alusi
berpendapat, bahwa menurutnya tafsir adalah pejelasan makna Al Qur’an yang
zahir (nyata), sedangkan takwil adalah penjelasan para ulama dari ayat yang
maknanya tersirat, serta rahasia-rahasia ketuhanan yang terkandung dalam ayat
Al Qur’an. Da pat juga dipahami bahwa Takwil mempunyai beberapa arti yang
mendalam, yaitu berupa pengertian-pengertian tersirat yang di istinbathkan
(diproses) dari ayat-ayat Al Qur’an, yang memerlukan perenungan dan pemikiran
serta merupakan sarana membuka tabir. Apabila mendapati ayat yang
mempunyai kemungkinan beberapa pengertian, para mufassir menentukan
pengertian yang lebih kuat, lebih jelas dan gamblang. Namun, hal tersebut
sifatnya tidak pasti, sebab kalau makna atau arti tersebut dipastikan berarti
mufasir tersebut telah

menguasai Al Qur’an, sedangkan hal tesebut tidak dibenarkan sebagaimana


dijelaskan dalam Al Qur;an (Q.S Ali Imran : 7).
Secara garis besar istilah antara tafsir dengan takwil tidak terdapat
perbedaan yang mendasar, kedua-duannya mempunyai semangat untuk menggali,
mengkaji dan memahami maksud dari ayat-ayat Al Qur’an guna dijadikan sebagai
pedoman dan rujukan umat Islam tatkala mengalami berbagai macam persoalan
dalam kehidupan di dunia.
Sebagai upaya untuk menjelaskan maksud dari ayat Al Qur’an, obyek
yang dijadikan kajian dalam menafsirkan Al Qur’an adalah kalam Allah, maka
dalam konteks ini tidak perlu diragukan dan diperdebatkan kembali mengenai
kemuliaannya. Kandungannya meliputi aqidah-aqidah yang benar, hukum-
hukum syara’ dan lain-lain. Tujuan akhirnya adalah dapat diperolehnya tali
yang amat kuat dan tidak akan putus serta akan memperoleh kebahagiaan
baik di dunia

ataupun di akhirat. Dan oleh karenanya, ilmu tafsir merupakan pokok dari segala
ilmu agama, sebab ia diambil dari Al Qur’an, maka ia menjadi ilmu yang sangat
dibutuhkan oleh manusia.
Metodologi tafsir adalah ilmu tentang metode menafisirkan Al
Qur’an dan pembahasan ilmiah tentang metode-metode penafsiran Al Qur’an,
pembahasan yang berkaitan dengan cara penerapan metode terhadap ayat-ayat Al
Qur’an disebut Metodik, sedangkan cara menyajikan atau memformulasikan
tafsir tersebut dinamakan teknik atau seni penafsiran. Metode penafsiran Al
Qur’an, secara garis besar dibagi dalam empat macam metode, namun hal tersebut
tergantung pada sudut pandang tertentu :
1) Metode Penafsiran ditinjau dari sumber penafsirannya.
2) Metode penafsiran ditinjau dari cara penjelasannya.
3) Motede penafsiran ditinjau dari keleluasan
penjelasan.
4) Metode penafsiran ditinjau dari aspek sasaran dan sistematika ayat-ayat yang
ditafsirkan.
Ayat-ayat Al Qur’an yang sangat banyak ini sejatinya dapat menjawab
semua persoalan yang terjadi pada masyarakat. Namun kesan yang ada pada saat
ini seakan-akan ayat Al Qur’an masih mengandung misteri, sehingga belum
mampu menjawab semua persoalan yang ada. Kesan dan pemahaman yang keliru
ini adalah akibat dari ”miskin”nya cara, metode dan pendekatan dalam
memahami dan menafsirkan ayat Al Qur’an. Metodologi tafsir Al Qur’an adalah
salah satu cara untuk mengkaji, memahami dan menguak lebih jauh maksud dan
kandungan dari ayat-ayat Al Qur’an. Metode tafsir yang adapun sangat
beragam model,
bentuk dan pendekatannya.
suatu hal yang sangat penting bagi kita untuk mengetahui dan memahami
macam-macam metode tafsir ayat Al Qur’an yang ada dengan berbagai macam
pendekatannya, jika hal ini telah kita ketahui, maka ayat-ayat Al Qur’an semakin
hidup dan mampu untuk menjawab segala persoalan masyarakat yang
berkembang begitu cepat. Hal ini semakin mempertegas bahwa Al Qur’an adalah
wahyu Allah yang menjadi rujukan dan sumber utama ajaran semua umat Islam.

D. Ulumul Qur’an
Secara etimologi, kata Ulumul Qur’an berasal dari bahasa Arab yang
terdiri dari dua kata, yaitu “ulum” dan “Al-Qur’an”. Kata ulum adalah bentuk
jama’ dari kata “ilmu” yang berarti ilmu-ilmu. Kata ulum yang disandarkan
kepada kata Al Qur’an telah memberikan pengertian bahwa ilmu ini merupakan
kumpulan sejumlah ilmu yang berhubungan dengan Al Qur’an, baik dari segi
keberadaanya sebagai Al Qur’an maupun dari segi pemahaman terhadap
petunjuk yang terkandung di dalamnya.
Ulumul Qur’an menurut Assuyuthi dalam kitab itmamu al-Dirayah :
“Ilmu yang membahas tentang keadaan Al-Qur’an dari segi turunya,
sanadnya, adabnya makna-maknanya, baik yang berhubungan lafadz-lafadznya
maupun yang berhubungan dengan hukum-hukumnya, dan sebagainya”.
Ulumul Qur’an merupakan suatu ilmu yang mempunyai ruang lingkup
pembahasan yang luas. Ulumul Qur’an meliputi semua ilmu yang ada kaitanya
dengan Al-Qur’an, baik berupa ilmu-ilmu agama, seperti ilmu tafsir maupun ilmu-
ilmu bahasa Arab. Disamping itu, masih banyak lagi ilmu-ilmu yang tercakup di
dalamnya.
Secara garis besar Ilmu alQur’an terbagi dua pokok bahasan yaitu :
a) Ilmu yang berhubungan dengan riwayat semata-mata, seperti ilmu yang
membahas tentang macam-macam qira’at, tempat turun ayat-ayat Al-Qur’an,
waktu-waktu turunnya dan sebab-sebabnya.
b) Ilmu yang berhubungan dengan dirayah, yakni ilmu yang diperoleh dengan
jalan penelaahan secara mendalam seperti memahami lafadz yang ghorib
(asing) serta mengetahui makna ayat-ayat yang berhubungan dengan hukum.
Pertumbuhan dan perkembangan Ulumul Qur’an menjelma menjadi suatu

disiplin ilmu melalui proses secara bertahap dan sesuai dengan kebutuhan dan
kesempatan untuk membenahi Al Qur’an dari segi keberadaanya dan segi
pemahamanya.
E. Tafsir Al-Qur'an

Tafsir Al Qur’an Adalah ilmu pengetahuan untuk memahami dan

menafsirkan yang bersangkutan dengan Al Qur'an dan isinya. Berfungsi sebagai


mubayyin, menjelaskan tentang arti dan kandungan Al Qur’an, khususnya
menyangkut ayat-ayat yang tidak dipahami dan samar artinya. Tafsir berasal dari
kata al-fusru yang mempunyai arti al-ibanah wa al-kasyf (menjelaskan dan
menyingkap sesuatu). Menurut pengertian terminologi, seperti dinukil oleh Al-
Hafizh As-Suyuthi dari Al-Imam Az-Zarkasyi ialah ilmu untuk memahami kitab
Allah SWT yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW, menjelaskan
makna- maknanya, menyimpulkan hikmah dan hukum-hukumnya.
1) Perkembangan ilmu Tafsir

Ilmu tafsir Al Qur'an terus mengalami perkembangan sesuai dengan


tuntutan zaman. Perkembangan ini merupakan suatu keharusan agar Al
Qur'an dapat bermakna bagi umat Islam. Pada perkembangan terbaru mulai
diadopsi metode-metode baru guna memenuhi tujuan tersebut. Dengan
mengambil
beberapa metode dalam ilmu filsafat yang digunakan untuk membaca teks Al
Qur'an maka dihasilkanlah cara-cara baru dalam memaknai Al Qur'an. Di
antara metode-metode tersebut yang cukup populer antara lain adalah Metode
Tafsir Hermeneutika dan Metode Tafsir Semiotika.
2) Ilmu yang terkait dengan Ilmu Tafsir
Lughat (fitologi), yaitu ilmu untuk mengetahui setiap arti kata
AlQur'an. Mujahid rah.a., berkata, "Barangsiapa beriman kepada Allah dan
hari akhirat, ia tidak layak berkomentar tentang ayat-ayat Al Qur'an tanpa
mengetahui ilmu lughat. Sedikit pengetahuan tentang ilmu lughat tidak cukup
karena kadangkala satu kata mengandung berbagai arti. Jadi hanya
mengetahui satu atau dua arti, tidaklah cukup. Dapat terjadi, yang dimaksud
kata tersebut adalah arti yang berbeda.
Nahwu (tata bahasa). Sangat penting mengetahui ilmu nahwu, karena
sedikit saja i'rab (bacaan akhir kata) berubah akan mengubah arti kata
tersebut. Sedangkan pengetahuan tentang i'rab hanya di dapat dalam ilmu
nahwu.

Sharaf (perubahan bentuk kata) sama halnya dengan ilmu nahwu,


ilmu sharaf pun juga penting, karena sedikit saja beda hurufnya maka akaan
dapat mengubah arti, karenanya ilmu sharaf dan ilmu nahwu sangat berkaitan
erat.
Asbabun Nuzul adalah sebuah ilmu yang menerangkan tentang latar
belakang turunnya suatu ayat. Atau bisa juga keterangan yang menjelaskan
tentang keadaan atau kejadian pada saat suatu ayat diturunkan, meski tidak
ada kaitan langsung dengan turunnya ayat. Tetapi ada konsideran dan benang
merah antara keduanya. Seringkali peristiwa yang terkait dengan turunnya
suatu ayat bukan hanya satu, bisa saja ada beberapa peristiwa sekaligus yang
menyertai turunnya suatu ayat. Atau bisa juga ada ayat-ayat tertentu yang
turun beberapa kali, dengan motivasi kejadian yang berbeda. Dan masih
banyak lagi ilmu-ilmu yang lainnya.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Al Qur’an adalah sumber ajaran Islam yang utama. Al-Qur’an adalah

wahyu Allah yang diturunkan kepada Rasul-Nya, Nabi Muhammad SAW. Al


Qur’an menyajikan tingkat tertinggi dari segi kehidupan manusia. Sangat
mengagumkan bukan saja bagi orang mukmin, melainkan juga bagi orang-orang
kafir. Al Qur’an pertama kali diturunkan pada tanggal 17 Ramadhan (Nuzulul
Qur’an). Wahyu yang perta kali turun tersebut adalah Surat Alaq, ayat 1-5.
Didalam al qur’an di jelaskan bahwa islam meru pakan nama bagi
agamaa allah yang disampaikan oleh para nabi dan juga rosulullah SAW (QS al
maidah : 3) islam merupakan hakekat agama allah (QS ali imron : 19).
Fungsi atau peranan Al Quran yang sangat penting untuk dipahami
seorang Muslim, Yakni Al Qur’an berfungsi sebagai mukjizat bagi Rasulullah
Muhammad saw, sebagai Kalamullah,sebagai Sumber Hukum Islam, sebagai
pedoman hidup bagi setiap Muslim, serta sebagai korekter atau penyempurna
terhadap kitab-kitab yang pernah Allah Swt. bernilai abadi atau berlaku
sepanjang zaman.
Sedangkan pendekatan untuk memahami al qur’an yakni dengan ulumul
qur’an dan tafsir al qur’an yang didalamnya berisi tentang sumber utama ajaran
agama islam.
DAFTAR PUSTAKA

Al-Khallaf Al-Wahhab, Ilmu Ushul Al-Fiqh Jakarta: Al-Majelis


Al-A’la Al- Indonesia Li Al Da’wah Al-Islamiyah, 1972

Al-Qaththan Manna’, Mabahits Fi ‘Ulum Al-Qur’anMesir: Mensyurat


Al-‘Ashr Al Hadis T.T

Al-Wahhab Al-Khallaf, Ilmu Ushul Al-Fiqh(Jakarta: Al-Majelis Al-A’la


Al- Indonesia Li Al Da’wah Al-Islamiyah, 1972) H

Al-Zarqoni, Manahil Al-Arfan Fi ‘Ulum Al-Qur’an (Mesir: Isa Al-


Baby, T.T.,) Hal.21

Al-Zarqoni, Manahil Al-Arfan Fi ‘Ulum Al-Qur’anMesir: Isa Al-Baby,


T.T

Dr. Kaelany HD., MA , Islam Agama Universal (Edisi Revisi),


(MIDADA RAHMA PRESS, 2009), Hal.131-150

Kaelany HD , Islam Agama Universal (Edisi Revisi), Midada Rahma


Press, 2009

Manna’ Al-Qaththan, Mabahits Fi ‘Ulum Al-Qur’an (Mesir:


Mensyurat Al-‘Ashr Al
Hadis T.T) Hal.21

Nata Abuddin, Metodologi Studi Islam, Jakarta: PT. Raja Grafindo


Persada, 2004

Anda mungkin juga menyukai