AL-QURAN
(Memahami Dan Mengamalkan)
MAKALAH
“Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Agama Dosen pengampu
Dedi Junaedi, M.Ag.”
Oleh Kelompok 4 :
Segala puji bagi Allah yang masih memberikan kesehatan dan kesempatan-
Nya kepada kita semua, terutama kepada penulis. Sehingga penulis dapat
A. Latar Belakang
adalah Al Qur’an dan As Sunnah. Sedangkan penalaran atau akal pikiran sebagai
alat untuk memahami Al Qur’an dan As Sunnah. Ketentuan ini sesuai dengan
Agama Islam itu sendiri sebagai wahyu dari allah SWT yang penjabarannya
dilakukan oleh nabi Muhammad SAW. Di dalam Al Qur’an (QS an nisa :156)
kita dianjurkan agar menaati Allah dan rosulNya, serta ulil amri(pemimpin).
Ketaatan kepada Allah dan rosulNya ini mengandung konsekuensi ketaatan
ke pada ketentuanNya yang terdapat di dalam Al Qur’an, dan ketentuan nabi
Muhammad SAW yang terdapat di dalam HaditsNya.
B. Rumusan Masalah
1. Apa makna Al Qur’an?
2. Apa makna Agama Islam?
3. Bagaimana peranan dan fungsi Al Qur’an dalam kehidupan?
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui makna Al Qur’an
2. Mengetahui makna Agama
Islam
3. Mengetahui peranan dan fungsi Al Qur’an
4. Mengetahui pemahaman dalam pendekatan Al Qur’an
BAB II
PEMBAHASAN
A. Al Qur’an
tetap dalam koridor yang benar bagaima namenjalin hubungan kepada Allah
(hablun minallah, ibadah) dan kepada manusia (hablun minannas, mu’amalah).
Janji atau kabar gembira kepada yang berbuat baik (basyir) dan ancaman
siksa bagi yang berbuat dosa (nadzir). Kisah-kisah sejarah, seperti kisah para
nabi, para kaum masyarakat terdahulu, baik yang berbuat benar maupun yang
durhaka kepada Tuhan. Dasar-dasar dan isyarat-isyarat ilmu pengetahuan antara
lain : astronomi, fisika, kimia, ilmu hukum, ilmu bumi, ekonomi, pertanian,
kesehatan, teknologi, sastra, budaya, sosiologi, psikologi, dan sebagainya.
Keutamaan Al Qur’an ditegaskan dalam Sabda Rasullullah, antara lain:
Sebaik-baik orang di antara kamu, ialah orang yang mempelajari Al
Qur’an dan mengajarkannya
Umatku yang paling mulia adalah Huffaz (penghafal) Al Qur’an (HR.
Berikut ini beberapa fungsi al qur’an dan peranannya dari segi kandungan
ajarannya
a) Al-Qur’an sebagai Kalamullah
dan Ijtihad. Al-Qur’an adalah firman Allah, dan hadist merupakan sabda
Rasulullah Muhammad SAW.Sedangkan ijtihad didapatkan dari hasil
pemikiran para ulama mujtahid (yang berijtihad), dengan tetap mengacu
kepada Al Quran dan As-Sunnah.
Isi Al Quran meliputi segala hal, mulai soal keimanan atau akidah
hingga fenomena alam. Al Quran mengajari manusia bersikap ilmiah atau
berdasarkan ilmu (Q.S. Al-Isro’:36), mendorong manusia melakukan
penelitian untuk menyibak tabir alam (Q.S.Yunus:101), menaklukkan
angkasa luar (Q.S. Ar-Rahman:33), mengabarkan prediksi ilmiah tentang
rahim ibu
(Q.S. Az-Zumar:6), gaya berat atau gravitasi (Q.S. Ar-Rahman:7), pemuaian
alam semesta (Q.S. Adz-Dzariyat:47, Q.S Al-Anbiya: 104,Q.S Yasin:38),
tentang ruang hampa di angkasa luar (Q.S. Al-An’am:125), tentang
geologi, gerak rotasi, dan revolusi planet bumi (Q.S. An-Naml:88) dan
masih sangat
banyak lagi.
c) Al-Qur’an sebagai Mukjizat
Dalam Bahasa Arabmuk jizat berasal dari kata ‘ajz yang berarti lemah,
kebalikan dari qudrah(kuasa) sedangkan i’jaz berarti membuktikan
kelemahan. Mu’jizadalah sesuatu yang melemahkan atau membuat yang lain
menjadi lemah, tidak berdaya. Setiap mukzijat biasanya turun untuk
memberikan tantangan bagi situasi zaman itu. Ketika pada zaman Nabi Musa
para tukang sihir sangat berkuasa dan mereka mencapai puncak
kemampuannya dalam ilmu sihir, Nabi Musa datang dengan membawa
mukjizat yang mampu melumpuhkan tipu daya para tukang sihir tersebut.
Rasulullah SAW. pun hadir pada suatu zaman ketika sastra Arab mencapai
puncak ketinggiannya. Beliau datang dengan Al-Quran yang memiliki gaya
bahasa tingkat tinggi yang mampu melumpuhkan seluruh penyair yang ada
pada zaman itu.
Selain keindahan gaya bahasanya, ada petunjuk-petujuk sangat jelas
lainnya yang memperlihatkan bahwa Al-Quran datang dari Allah Swt.
dengan segala kemukjizatannya. Ayat-ayat yang berhubungan
dengan ilmu
kepada kita bahwa Al-Quran adalah wahyu dari Allah Swt. yang disampaikan
melalui lisan utusan-Nya.
d) Al Quran sebagai Pedoman Hidup
ataupun di akhirat. Dan oleh karenanya, ilmu tafsir merupakan pokok dari segala
ilmu agama, sebab ia diambil dari Al Qur’an, maka ia menjadi ilmu yang sangat
dibutuhkan oleh manusia.
Metodologi tafsir adalah ilmu tentang metode menafisirkan Al
Qur’an dan pembahasan ilmiah tentang metode-metode penafsiran Al Qur’an,
pembahasan yang berkaitan dengan cara penerapan metode terhadap ayat-ayat Al
Qur’an disebut Metodik, sedangkan cara menyajikan atau memformulasikan
tafsir tersebut dinamakan teknik atau seni penafsiran. Metode penafsiran Al
Qur’an, secara garis besar dibagi dalam empat macam metode, namun hal tersebut
tergantung pada sudut pandang tertentu :
1) Metode Penafsiran ditinjau dari sumber penafsirannya.
2) Metode penafsiran ditinjau dari cara penjelasannya.
3) Motede penafsiran ditinjau dari keleluasan
penjelasan.
4) Metode penafsiran ditinjau dari aspek sasaran dan sistematika ayat-ayat yang
ditafsirkan.
Ayat-ayat Al Qur’an yang sangat banyak ini sejatinya dapat menjawab
semua persoalan yang terjadi pada masyarakat. Namun kesan yang ada pada saat
ini seakan-akan ayat Al Qur’an masih mengandung misteri, sehingga belum
mampu menjawab semua persoalan yang ada. Kesan dan pemahaman yang keliru
ini adalah akibat dari ”miskin”nya cara, metode dan pendekatan dalam
memahami dan menafsirkan ayat Al Qur’an. Metodologi tafsir Al Qur’an adalah
salah satu cara untuk mengkaji, memahami dan menguak lebih jauh maksud dan
kandungan dari ayat-ayat Al Qur’an. Metode tafsir yang adapun sangat
beragam model,
bentuk dan pendekatannya.
suatu hal yang sangat penting bagi kita untuk mengetahui dan memahami
macam-macam metode tafsir ayat Al Qur’an yang ada dengan berbagai macam
pendekatannya, jika hal ini telah kita ketahui, maka ayat-ayat Al Qur’an semakin
hidup dan mampu untuk menjawab segala persoalan masyarakat yang
berkembang begitu cepat. Hal ini semakin mempertegas bahwa Al Qur’an adalah
wahyu Allah yang menjadi rujukan dan sumber utama ajaran semua umat Islam.
D. Ulumul Qur’an
Secara etimologi, kata Ulumul Qur’an berasal dari bahasa Arab yang
terdiri dari dua kata, yaitu “ulum” dan “Al-Qur’an”. Kata ulum adalah bentuk
jama’ dari kata “ilmu” yang berarti ilmu-ilmu. Kata ulum yang disandarkan
kepada kata Al Qur’an telah memberikan pengertian bahwa ilmu ini merupakan
kumpulan sejumlah ilmu yang berhubungan dengan Al Qur’an, baik dari segi
keberadaanya sebagai Al Qur’an maupun dari segi pemahaman terhadap
petunjuk yang terkandung di dalamnya.
Ulumul Qur’an menurut Assuyuthi dalam kitab itmamu al-Dirayah :
“Ilmu yang membahas tentang keadaan Al-Qur’an dari segi turunya,
sanadnya, adabnya makna-maknanya, baik yang berhubungan lafadz-lafadznya
maupun yang berhubungan dengan hukum-hukumnya, dan sebagainya”.
Ulumul Qur’an merupakan suatu ilmu yang mempunyai ruang lingkup
pembahasan yang luas. Ulumul Qur’an meliputi semua ilmu yang ada kaitanya
dengan Al-Qur’an, baik berupa ilmu-ilmu agama, seperti ilmu tafsir maupun ilmu-
ilmu bahasa Arab. Disamping itu, masih banyak lagi ilmu-ilmu yang tercakup di
dalamnya.
Secara garis besar Ilmu alQur’an terbagi dua pokok bahasan yaitu :
a) Ilmu yang berhubungan dengan riwayat semata-mata, seperti ilmu yang
membahas tentang macam-macam qira’at, tempat turun ayat-ayat Al-Qur’an,
waktu-waktu turunnya dan sebab-sebabnya.
b) Ilmu yang berhubungan dengan dirayah, yakni ilmu yang diperoleh dengan
jalan penelaahan secara mendalam seperti memahami lafadz yang ghorib
(asing) serta mengetahui makna ayat-ayat yang berhubungan dengan hukum.
Pertumbuhan dan perkembangan Ulumul Qur’an menjelma menjadi suatu
disiplin ilmu melalui proses secara bertahap dan sesuai dengan kebutuhan dan
kesempatan untuk membenahi Al Qur’an dari segi keberadaanya dan segi
pemahamanya.
E. Tafsir Al-Qur'an
A. Kesimpulan