Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

HAKEKAT AL QUR’AN SEBAGAI SUMBER AGAMA ISLAM

Diajukan untuk Memenuhi Tugas

Mata Kuliah: Metodologi Studi Islam

Dosen Pengampu: Dr. Anwar Sanusi, M. Ag

Di susun oleh:

Ade Amelia NIM 2285110066

Nurul Anisah NIM 2285110071

INSITUT AGAMA ISLAM NEGERI SYEKH NURJATI CIREBON


FAKULTAS USHULUDDIN DAN ADAB

PROGRAM STUDI SEJARAH PERADABAN ISLAM

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat allah swt. Yang mana telah memberikan kita
nikmat yang tak terhingga serta atas rahmat dan karunia-Nya sehingga kami bisa
menyelesaikan makalah Metodologi Studi Islam yang berjudul “Hakekat Al-
Qur’an Sebagai Sumber Agama Islam”.

Pada kesempatan kali ini kami ingin mengucapkan terimakasih sebesar-


besarnya kepada pak Anwar Sanusi, M.Ag sebagai dosen pengampu di mata
kuliah metodologi studi islam yang telah memberikan tugas kepada kami. Dan
kami juga berterimakasih kepada pihak yang telah terlibat sehingga makalah ini
bisa selesai tepak waktu.

Dan kami juga menyadari kalau makalah ini jauh dari kata sempurna,
banyak sekali kesalahan dan kekurangannya. Oleh karena itu, kami mengharap
kritik dan sarannya yang membangun untuk perbaikan-perbaikan agar ke
depannya dapat tercipta kesempurnaan dalam makalah ini. Kami berharap
makalah ini dapat memberikan manfaat khususnya kepada kami dan umumnya
kepada kita semua.

Cirebon, 09
September 2022

Tim
penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................................

DAFTAR ISI ...................................................................................................................

BAB 1................................................................................................................................

PENDAHULUAN...........................................................................................................

A. Latar Belakang .........................................................................................................


B. Rumusan Masalah.....................................................................................................
C. Tujuan Penulisa.........................................................................................................

BAB 2................................................................................................................................

PEMBAHASAN...............................................................................................................

A. Fungsi Al-Qur’an......................................................................................................

B. Al-Qur’an sebagai firman Allah swt........................................................................

C. ‘Ulum al-Qur’an ......................................................................................................

BAB 3..............................................................................................................................

KESIMPULAN .............................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Al-Qur’an merupakan sumber hukum dalam islam. Kata sumber
dalam artian ini hanya dapat digunakan untuk Al-Qur’an maupun sunnah,
karena memang keduanya merupakan wadah yang dapat ditimba hukum
syara’, tetapi tidak mungkin kata ini digunakan untuk ijma’ dan qiyas
karena memang keduanya merupakan wadah yang dapat ditimba norma
hukum. Ijma’ dan qiyas juga termasuk cara dalam menemukan hukum.
Sedangkan dalil adalah bukti yang melengkapi atau memberi petunjuk
dalam Al-Qur’an untuk menemukan hukum Allah, yaitu larangan atau
perintah.
Apabila terdapat suatu kejadian, maka pertama kali yang harus
dicari sumber hukum dalam Al-Qur’an seperti macam-macam hukum
dibawah ini yang terkandung dalam Al-Qur’an, yaitu:
1. Hukum-hukum akidah (keimanan) yang berhubungan dengan hal-hal yang
harus dipercaya oleh setiap mukallaf mengenai malaikat-Nya, kitab-Nya,
para rasul-Nya, dan hari kiamat (akidah/keyakinan).
2. Hukum-hukum Allah yang berhubungan dengan hal-hal yang harus
dijadikan perhiasan oleh setiap mukallaf berupa hal-hal keutamaan dan
menghindarkan diri dari kehinaan (akhlak).
3. Hukum-hukum amaliah yang berhubungan dengan Tindakan setiap
mukallaf, meliputi masalah ucapan perbuatan akad (contract) dan
pembelanjaan pengelolaan harta benda, ibadah, muamalah dan lain-lain1.
Tugas para ulama pada setiap masa itu untuk mengeksplorasi dalil-
dalil dan mengelolanya dengan tepat, agar menemukan kepastian hukum
terhadap permasalahan yang muncul ada pada zaman mereka. Untuk
mengetahui permasalahan berdasarkan dalil itu sendiri kita membutuhkan

1
Abdul Latif, Al-qur’an sebagai sumber hukum utama, STAI Binamadani, Tangerang, 4 Nomor 1
Maret 2017, hal. 62-63

4
pedoman yang tepat, yakni alqur’an. Karena alqur’an ini telah mencakup
semua permasalahan yang ada dalam kehidupan, seperti dalam pernyataan
Allah swt QS. Al-Nahl/16:89.

Terjemahan
“Dan kami turunkan kepadamu al-kitab (al-qur’an) untuk
menjelaskan segala sesuatu”2.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa fungsi al-Qur’an bagi kehidupan manusia?
2. Apakah manusia dapat membuat surat yang semisal al-
Qur’an?
3. Bagaimanakah definisi ‘ulum al-Qur’an?

C. TUJUAN PENULISAN
1. Mengetahui fungsi al-Qur’an bagi kehidupan manusia
2. Meyakinkan manusia bahwa kitab al-Qur’an adalah benar-
benar firman allah swt, dan bukan hasil karangan Nabi
Muhammad Saw.
3. Mengetahui pengertian ulum al-Qur’an dan tafsir

2
Ahmad Syaripudin, Al-Qur’an sebagai sumber agama islam, NUKHBATUL ‘ULUM: Jurnal Bidang
Kajian Islam, 2 (1), 132-139

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Fungsi al-qur’an

Fungsi al-qur’an secara global adalah sebagai asas islam, pada dasarnya
terdapat asas di setiap ilmu dengan manusia pada zaman dahulu, sekarang dan
yang akan datang.

Dalam sudut isi atau substansinya fungsi al-qur’an adalah:

a. Al-huda (petunjuk). Ada tiga kategori posisi al-qur’an sebagai petujuk.


Pertama, petunjuk bagi manusia secara umum. Kedua, alqur’an adalah
petunjuk bagi orang orang yang bertakwa. Ketiga, petunjuk bagi orang yang
beriman.
b. Al-furqan (pemisah). Ini adalah pemisah untuk membedakan dan bahkan
memisahkan antara yang hak dan yang batil, atau antara yang salah dengan
yang benar.
c. Al-syifa (obat). Dikatakan bahwa al-qur’an ini obat bagi penyakit-penyakit
yang ada di dalam dada. Mungkin penyakit yangdimaksud ini adalah
penyakit psikologi.
d. Al-maulizah (nasihat). Al-qur’an ini berfungsi sebagai nasihat bagi orang
yang bertakwa.

Demikian fungsi al-qur’an yang di ambil dari nama-nama yang difirmankan


allah swt di al-qur’an.

6
B. Al-Qur’an sebagai firman Allah swt.

Sebagai wahyu, al-qur’an ini bukan ciptaan maupun pemikiran Nabi


Muhammad saw. Oleh sebab itu bagi orang yang memiliki pemikiran di atas tidak
lah benar dan tidak dapat di pertanggungjawabkan.

Perdebatan tentang otentitas al-qur’an sebagai firman allah swt, telah


terjadi bahkan Ketika al-qur’an diturunkan. Sehingga allah swt menurunkan
sebuah ayat yang berisi “ dan jika kamu(tetap) dalam keraguan tentang al-qur’an
yangkami wahyukan kepada hamba kami (Muhammad), buatlah satu surat (saja)
yang semisal al-qur’an itu dan ajaklah penolong—penolongmu selain allah swt,
jika kamu memang orang-orang yang benar” (QS. Al-baqarah [2]: 23)

Selain adanya tantangan ada pula sebuah ancaman berupa kepastian bahwa
manusia tidak akan pernah mampu menciptakan al-qur’an. Allah swt berfirman “
maka jika kamu tidak dapat membuat(nya) dan pasti kamu tidak akan dapat
membuat(nya), peliharalah dirimu dari neraka yang bahan bakar nya adalah
manusia dan batu yang di sediakan bagi orang-orang kafir.” (QS.al-baqarah[2]:
24)

Setelah ada nya perdebatan yang terjadi ada juga orang yang meragukan
otentisitas al-qur’an karena sudah diintervensi oleh manusia sebagai sahabat nabi
Muhammad saw, namun allah menjamin bahwasanya al-qur’an ini sudah di
pelihara dengan sebaik-baiknya seperti dalam surat al-hijr ayat 9 , “ sesungguhnya
kami-lah yang menurunkan al-qur’an, dan sesungguhnya kami benar-benar
memeliharanya.” (QS. Al-hijr[5] : 9)

Demikianlah pembahasan diatas sebagai al-qur’an adalah firman allah swt.


Berdasarkan subtansinya, al-qur’an bukanlah ciptaan nabi Muhammad saw; ia di
pelihara oleh allah swt dan di wahyukannya.

7
C. ‘Ulum al-Qur’an

Dilihat dari sejarah dan proses pewahyuan, al-Qur’an tidak diturunkan


secara sekaligus, tetapi melalui tahapan-tahapan tertentu secara periodik,
sedikit demi sedikit dan ayat demi ayat. Tenggat waktu pewahyuan
berlangsung selama kurang lebih 23 tahun yang secara geografis terbagi dua
fase. Pertama, Ketika Nabi Muhammad Saw berada dikota mekah sebelum
berhijrah ke Madinah, yaitu selama 13 tahun. Kedua, Ketika Nabi Muhammad
Saw berada dikota Madinah selama 10 tahun.

a. Pengertian ‘ulum al-Qur’an

Pengertian ‘ulum dan al-Qur’an jika digabung menjadi ‘ulum al-Qur’an,


maknanya secara etimologi adalah segala ilmu yang berhubungan dengan al-
Qur’an. Dengan pengertian ‘ulum al-Qur’an secara etimologi, maka akan tercakup
di dalamnya berbagai disiplin ilmu yang berhubungan dengan al-Qur’an, seperti
‘ilmu tafsir al-Qur’an, ‘ilmu qirat, ‘ilmu rasm al-Qur’an, ‘ilmu I’jaz al-Qur’an,
‘ilmu Asbab al-Nuzul, ‘ilmu Nasikh wa al-mansukh, ‘ilmu I’rab al-Qur’an, ‘ilmu
Gharib al-Qur’an, ‘ulum al-din, ‘ilmu lughah dan lain-lain. Ilmu tersebut
merupakan sarana dan cara untuk memahami al-Qur’an. ‘ulum al-Qur’an sering
disebut juga ushul al-tafsir (dasar-dasar tafsir), karena membahas beberapa
masalah yang harus dikuasai seorang mufassir sebagai sandaran dalam
menafsirkan al-Qur’an.

‘Ulum al-Qur’an ini semakin berkembangnya waktu maka semakin


kompleks dan global. ‘Ulum al-Qur’an ada karena berkembangnya masalah yang
berhubungan dengan al-Qur’an baik dari sisi riwayah maupun dirayahnya. Hal ini
tidak terlepas dari fungsi al-Qur’an sebagai pedoman hidup umat islam.

Karena sebagai pedoman hidup al-Qur’an tidak bertambah tapi dari segi
sarana yang dapat membantu memahami al-Qur’an semakin hari semakin
berkembang. Contoh, Ketika al-Qur’an masih berada dikalangan bangsa arab al-
Qur’an ini masih berupa tulisan yang tidak dilengkapi syakkal padahal bagi yang

8
bukan non arab syakkal ini sangat dibutuhkan untuk membantu dan memahami al-
Qur’an supaya tidak keliru.

Tujuan mempelajari ‘Ulumu Qur’an adalah sebagai berikut:

1. Memperoleh keahlian dalam mengistinbatkan hukum syara’ baik


mengenai keyakinan atau itikad, amalan, budi pekerti maupun lain-lain.
2. Memudahkan umat islam dalam membaca dan memahami kandungan al-
Qur’an.
3. Mengurangi perbedaan pemahaman yang prinsipil.
4. Menggali kandungan yang terdapat dalam al-Qur’an.
5. Menguatkan keimanan dan solidaritas terhadap ajaran al-Qur’an.
6. Menjelaskan kelebihan al-Qur’an sebagai wahyu allah swt. dibandingkan
dengan kitab suci lainnya.
7. Mempersenjatai diri dari serangan yang melemahkan al-Qur’an dari waktu
ke waktu.

b. Ulum al-qur’an dan tafsir

Tafsir secara etimologi berasal dari kata al-fasr, yang berarti ‘menyingkap
sesuatu yang tertutup’. Adapun secara terminologi, tafsir adalah penjelasan
makna-makna al-quran. Demikian disarikan dari kitab ushul fit tafsir karya ibn
utsaimin.

Pada saat ini ilmu al-quran dan tafsir memilik pembahasan yang khusus yakni
ilmu al-qur’an adalah ilmu yang berhubungan dengan al-qur’an, teks atau nash itu
sendiri, sedangkan tafsir lebih berisi tentang makna dari alqur’an atau nash itu
sendiri3

Dalam surat al-baqarah ayat 23 allah swt berfirman:

“ dan jika kamu(tetap) dalam keraguan tentang al-qur’an yangkami wahyukan


kepada hamba kami (Muhammad), buatlah satu surat (saja) yang semisal al-

3
“memahami dasar-dasar tafsir al-qur’an | republika online”
https://iqra.republika.co.id/berita/pnp5xy458/memahamidasar-dasaralqur’an/
kamis,15september2022/11.37

9
qur’an itu dan ajaklah penolong—penolongmu selain allah swt, jika kamu
memang orang-orang yang benar” (QS. Al-baqarah [2]: 23)

Tafsir ayat ini ada Ketika zaman nabi Muhammad saw bahwasannya ada
banyak orang yang meragukan dan menentang atas kebenaran Rasulullah saw.
Dan keshahihan apa yang di bawa beliau yakni kitab al-qur’an (firman allah swt )
sehingga kaum tersebut menolak dakwah serta menuduhnya berdusta, dan
kebimbangan terhadap wahyu yang allah turunkan, apakah itu benar atau sebuah
kebohongan belaka?

Padahal kita juga semua tahu bawasan nya beliau adalah seorang manusia
biasa seperti kita dan bukan dari jenis makhluk yang lain dan kita juga sudah
mengenal nabi Muhammad saw, dari beliau lahir hingga wafatnya dari kitab al-
qur’an , kitab kuning dan buku-buku kisah perjalanan nabi , nabi tidak menulis
dan tidak pula membaca. Kemudan nabi membawa sebuah kitab suci yang berasal
dari sisi allah swt dan berkata bawasan nya beliau tidak membuat-buat nya dan
melakukan kedustaan. Setelah itu Allah swt memberikan sebuah tantangan kepada
mereka yang sudah berdusta kepada nabi Muhammad saw dengan membuat satu
surat seperti yang ada di Al-Qur’an jika memang mereka bisa, maka apa yang
mereka pikirkan tentang al-qur’an itu benar. Jikalau tidak bisa maka mereka harus
masuk islam dan mengikuti ajaran nabi. Dan ada satu orang yang dapat membuat
satu ayat alqur’an ia adalah musailamah al-kadzab, ia berhasil membuat satu ayat
al-qur’an namun tidak seindah al-qur’an yang sebenarnya, bahkan suratnya pun
mirip seperti surat al-fill. Sesungguhnya tidak ada yang bisa menyaingi indahnya
kalam allah swt. meskipun ia seorang penyair atau pakar-pakar bidang Bahasa4.

4
Syaikh Abdurrahman bin Nashir As-Saidi, Tafsir al-Qur’an, KSA:Dar Ibn al-Jauzi,1426 H.

10
BAB III

KESIMPULAN

Dari pembahasan ini dapat ditarik kesimpulan:

1. Fungsi al-Qur’an secara global adalah sebagai asas dan sumber agama
islam, padanya terdapat asas setiap ilmu dengan Bahasa manusia pada
zaman dahulu, sekarang, dan akan datang.
2. Kita dapat memahami pula fungsi al-Qur’an secara terperinci, yaitu
sebagai al-huda (petunjuk), al-furqan (pemisah), al-syifa (obat), dan al-
mau’izah (nasihat).
3. Meyakini bahwa al-Qur’an sebagai firman Allah swt, bukan pemikirian
dan ciptaan Nabi Muhammad Saw. Oleh karena itu, mereka yang
mengatakan bahwa al-Qur’an itu pikiran dan ciptaan Nabi Muhammad
Saw tidak benar dan tidak dapat dipertanggungjawabkan.
4. Dan Meyakini bahwa kitab al-Qur’an adalah benar-benar firman allah swt,
dan bukan hasil karangan Nabi Muhammad Saw.

11
DAFTAR PUSTAKA

Syaikh Abdurrahman bin Nashir As-Saidi, Tafsir al-Qur’an, KSA:Dar Ibn


al-Jauzi,1426 H.
Abdul Latif, Al-qur’an sebagai sumber hukum utama, STAI Binamadani,
Tangerang, 4 Nomor 1 Maret 2017, hal. 62-63
Ahmad Syaripudin, Al-Qur’an sebagai sumber agama islam,
NUKHBATUL ‘ULUM: Jurnal Bidang Kajian Islam, 2 (1), 132-139

“memahami dasar-dasar tafsir al-qur’an | republika online”


https://iqra.republika.co.id/berita/pnp5xy458/memahamidasar-dasaralqur’an/
kamis, di akses pada 15september2022/ pukul 11.37

12

Anda mungkin juga menyukai