Anda di halaman 1dari 12

JSW: Jurnal Sosiologi Walisongo – Vol 2, No 1 (2018), 39-50

ISSN 2503-3166 (print); ISSN 2503-3182 (online)


DOI: 10.21580/jsw.2018.2.1.2252

Struktur dan Sistem Sosial pada Aras Wacana


dan Praksis

Thohir Yuli Kusmanto,1 Misbah Zulfa Elizabeth2


Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Islam Negeri Walisongo, Semarang
(e-mail: 1thohiryuli@walisongo.ac.id; 2zulfa_elizabeth@walisongo.ac.id)

Abstract

The social phenomenon that became the focus of sociology has diversity in the aspects of social life of
society both as a real and practical reality as well as abstract and utopian reality. The reality is static
and moves dynamically inherent in social processes in the daily life of social setting. The social process
shapes reality as part of the past takes place today and becomes a hope for the future. Among the
social phenomena that become part of the fundamental study of sociology are structure and social
system. Social structure is a process of social interaction that lasts a long time, regularly and form a
pattern. The social system is a functional social interaction of a set of elements in a group or society to
defend the boundaries or unity of its parts. Both in this context are interesting to explain the process of
its formation, relationships, functions, traits and changes in discourse and praxis. Applying literature
study this article will explore the processes of formation, relationships, functions, traits, and changes of
social structure and social system in discourse and praxis. The effort is important to strengthen the
sociology repertoire on the macro and abstract level.

Fenomena sosial yang menjadi fokus kajian sosiologi sangat beragam eksistensinya dalam
berbagai aspek kehidupan sosial masyarakat baik sebagai realitas yang nyata dan praktis maupun
realitas abstrak dan utopis. Realitas tersebut bersifat statis dan bergerak secara dinamis melekat
dalam proses sosial dalam kehidupan sehari-hari masyarakat. Proses sosial membentuk realitas
sebagai bagian masa lalu, berlangsung saat ini, dan menjadi harapan bagi masa depan. Diantara
fenomena sosial yang menjadi bagian kajian mendasar sosiologi adalah struktur dan sistem sosial.
Struktur sosial merupakan proses interaksi sosial yang berlangsung lama, teratur dan membentuk
suatu pola. Sistem sosial merupakan interaksi sosial fungsional seperangkat unsur-unsur dalam
kelompok atau masyarakat untuk mempertahankan batas-batas atau kesatuan bagian-bagiannya.
Keduanya dalam konteks ini menarik untuk dijelaskan proses pembentukannya, relasi, fungsi, sifat
dan perubahannya dalam wacana dan praksis. Upaya tersebut penting untuk memperkuat
khasanah keilmuan sosiologi pada aras makro dan abstrak. Dengan menggunakan kajian literatur
tulisan ini akan mengungkap proses pembentukan struktur dan sistem sosial, relasi, fungsi, sifat,
dan perubahannya dalam aras wacana dan praksis.

Keywords: interaksi sosial; fungsi; sosiologi; wacana; praksis

Copyright © 2018 JSW: Jurnal Sosiologi Walisongo │ 39


Thohir Yuli Kusmanto, Misbah Zulfa Elizabeth

Pendahuluan Dalam konteks ini, struktur sosial merupakan


hubungan fungsional lembaga-lembaga sosial
Struktur sosial merupakan hubungan-
(Abercrombie et al. 2010: 525). Struktur sosial
hubungan yang terus bertahan, teratur dan
dalam studi sosiologi sebagai sebuah konsep
terpola di antara unsur-unsur dalam masya-
yang sangat sering digunakan atau diper-
rakat. Konsep ini mendasari para sosiolog abad
bincangkan. Secara konseptual konsep struktur
19 membandingkan masyarakat dengan mesin
sosial menggunakan pendekatan sosiologis ada
atau organisme (makhluk hidup) (Abercrom-
dua (Abercrombie et al. 2010: 525): 1) Pen-
bie, Hill, dan Turner 2010: 525). Struktur sosial
dekatan fungsionalisme; menjelaskan struktur
merupakan bagian yang esensial dalam studi
sosial sebagai pola-pola (susunan) yang dapat
sosiologi hingga saat ini, persebarannya sangat
dilihat dalam kehidupan sehari-hari. 2) Pen-
dipengaruhi oleh lokus para sosiolognya. Se-
dekatan realisme; menjelaskan bahwa struktur
bagai kajian esensial sosiologi struktur sosial
sosial merupakan prinsip-prinsip yang men-
dipahami pada aras teoretik dan praktis. Bagi
dasari susunan sosial, yang mungkin tidak
kelompok teoretik memposisikan struktur terlihat.
sosial merupakan titik lokus dari komitmen
Perbincangan tentang struktur sosial dalam
teoretik mereka. Sementara itu sebagian prak-
perspektif sosiologis tidak bisa melepaskan
tisi memahami struktur sosial sebagai sebuah
dari sistem sosial. Keduanya merupakan kon-
asumsi latar belakang yang keberadaannya
sep dalam sosiologi untuk memahami dan
sebagai akibat dari adanya proses penelitian
menjelaskan dinamika sosial sebagai pokok
mendalam secara teoritis dan empiris (Kuper
kajian dan pendekatan. Namun demikian
dan Kuper 2000: 1004)..
sistem bukanlah sesuatu yang khas dalam
Struktur sosial dalam makna yang lain ada- sosiologi, tetapi peranti konseptual yang di-
lah setiap pola berulang dari perilaku sosial, terima secara luas dalam ilmu alam dan sosial
baik perilaku-perilaku yang kurang penting (Abercrombie et al. 2010: 526). Sistem sosial
dan atau penting. Smelser (1998) menegaskan merupakan interaksi antar dua aktor sosial
bahwa hampir semua ahli strukturalisme atau lebih yang bersifat stabil dalam ling-
menyatakan bahwa struktur sosial merupakan kungan terbatas. Fokus perhatian sistem sosial
motif dan keinginan yang berada di luar tidak hanya dalam konteks hubungan antar
individu. Namun demikian, struktur sosial ini personal, tetapi juga kelompok, lembaga, ma-
sangat kuat karena menentukan pola perilaku syarakat, dan entitas inter-sosial (Abercrombie
individu sehingga dalam kerangka ini penting et al. 2010: 526). Sistem sosial merupakan
untuk dikaji karena dapat menjelaskan pe- hubungan sosial, kelompok atau masyarakat
nyebab pola perilaku tertentu dalam masya- sebagai seperangkat unsur yang saling ber-
rakat. Pola perilaku sosial yang terorganisasi hubungan yang berfungsi untuk memper-
disebut sebagai institusi sosial oleh sebagian tahankan batas-batas atau kesatuan bagian-
sosiolog, terutama aliran fungsionalisme. bagiannya. Oleh karenanya sistem sosial

40 │ JSW: Jurnal Sosiologi Walisongo – Volume 2, Nomor 1, 2018


Struktur dan Sistem Sosial pada Aras Wacana dan Praksis

seiring waktu memiliki kecenderungan untuk Sistem sosial merupakan interdependensi


menuju suatu keseimbangan atau “homeo- fungsional unsur-unsur suatu sistem dalam
stasis” (Abercrombie et al. 2010: 526-527; bentuk gejala-gejala sosial. Struktur sosial
Wenger 2008: 1-10). merupakan aspek statis dari sistem sosial.
Sistem sosial merupakan kesatuan atau Aspek dinamisnya adalah proses sosial yang
keutuhan suatu entitas sosial yang dibangun berupa interaksi sosial (Soekanto 1993: 52-
melalui organisasi relasi dari komponen- 53). A.L. Kroeber dan Talcott Parsons (1958: 1-
komponen. Tidak ada suatu sistem tanpa 2) menegaskan bahwa sistem social “designate
kesatuan dan setiap kesatuan selalu dapat the specifically relational system of interaction
dilihat sebagai sistem. Lawan dari sistem sosial among individuals and collectivities” (sistem
adalah kumpulan atau kerumunan yang me- sosial merupakan sistem interaksi relasional di
rupakan komponen-komponen yang kebetul- antara individu-individu dan kolektifitas).
an berada pada ruang yang sama atau kebetul- Sistem sosial sebagai organisasi sosial
an berdekatan (Muadz 2014:1). Etienne merupakan pola-pola hubungan antar individu
Wenger (2008: 1-10) memberikan banyak dan kelompok-kelompok, yang timbul dalam
ilustrasi mengenai contoh-contoh sistem sosial interaksi sosial (Soekanto 1993: 52). Durk-
dalam berbagai konteksnya. Konteks yang heim merupakan tokoh awal (klasik) yang me-
membentuk sistem sosial bisa jadi merupakan nekankan studi sistem dalam sosiologi secara
konteks struktural formal yang telah ter- eksplisit (nyata), yang meliputi (Turner dan
bentuk, namun bisa jadi merupakan dampak Maryanski 2010: 168): 1) Studi tentang sistem
bentukan konteks struktural-formal. Sebagai sosial dalam sosiologi harus mampu me-
contoh mengenai sistem sosial misalnya, nyingkap derajat (tingkat) integrasi internal
dalam sebuah organisasi, di dalamnya ber- diantara bagian-bagian sistem (konstituen). 2)
kumpul orang-orang dengan tugas dan fungsi Secara teoretik studi tentang sistem sosial
tertentu. Mereka mengerjakan tugas dan mampu mengungkap konsekuensi atau fungsi
fungsi itu adalah untuk mencapai tujuan yang suatu bagian sistem dalam kontribusinya
ditetapkan bersama. Antar peran dalam orga- untuk integrasi keseluruhan sistemik. 3) Ada
nisasi itu saling berkait satu sama lain untuk proses pemisahan dalam menjelaskan ‘sebab-
saling melengkapi dalam rangka untuk men- sebab’ dengan ‘fungsi-fungsi’ bagian dari sis-
capai tujuan organisasi. Namun demikian tem dalam kontribusinya mewujudkan inte-
individu-individu dalam organisasi itu juga grasi keseluruhan sistemik. 4) Kebutuhan akan
memiliki ikatan masing-masing yang tidak integrasi sosial yang beroperasi sebagai me-
berkait dengan tujuan organisasi, namun ber- kanisme selektif bagi keberlangsungan bagian-
kait dengan kepentingan-kepentingan lain, bagian yang mendorong lahirnya integrasi
misalnya kesamaan asal daerah, hobi, atau keutuhan sosial.
afiliasi sosial lain, sehingga membentuk sistem Studi sosiologi tentang sistem sosial dalam
sosial yang lain. perkembangan teori modern sosiologi, men-

JSW: Jurnal Sosiologi Walisongo – Volume 2, Nomor 1, 2018 │ 41


Thohir Yuli Kusmanto, Misbah Zulfa Elizabeth

jelaskannya dalam beberapa aspek. Semua berapa unsur sosial penting yang menentukan
melekat dalam kehidupan masyarakat yang pembentukan struktur sosial tersebut. unsur-
berproses secara sistematis. Dinamikanya unsur tersebut meliputi (Susilo 2010: 28): 1)
mempengaruhi pembentukan masyarakat Hubungan timbal balik satuan atau suatu
dalam sosial dan zaman. Kingsley Davis kelompok dengan satuan atau kelompok
(1959) (dalam Turner dan Maryanski 2010: lainnya. 2) Pola-pola yang abadi dari tingkah
167) memberikan pandangan tentang kajian laku partisipan dalam sebuah sistem sosial
sosiologi atas sistem sosial dalam beberapa dalam kaitannya dengan yang lain. 3) Norma-
realitas sebagai berikut: 1) Penyelidikan sosio- norma yang telah terinstitusionalisasi atau
logis menelaah manusia dalam suatuk konteks kerangka-kerangka pengetahuan yang ter-
sistemik. 2) Penyelidikan sosiologis mencoba struktur yang mendasari tindakan-tindakan
menemukan latar belakang variasi dalam
para pelaku dalam sistem sosial.
sistem yang bisa dijelaskan oleh variasi dalam
bagian-bagian dalam anggotanya (konstituen). Dinamika sistem sosial dalam masyarakat
3) Penyelidikan sosiologis berusaha menemu- berkembang sesuai dengan aspek-aspek sosial
kan mengapa pola-pola sosial tertentu bersifat yang membentuknya, sehingga berkembang
universal. sistem sosial yang beragam. Aspek mendasar
dari sistem sosial yang bisa membedakan
Beberapa dialog akademik yang dipapar-
antara sistem sosial yang satu dengan lainnya
kan di atas menunjukkan arti penting kajian
(Muadz 2014: 1): 1) Memiliki ciri atau ber-
lanjut mengenai struktur sosial dan dan sistem
kaitan dengan komponen-komponen sosial. 2)
sosial. Tidak semata dalam aras wacana,
namun juga dalam aras praksis. Dengan per- Menggambarkan hubungan fungsional antar
timbangan arti penting tersebut maka perlu komponen sosial satu dengan yang lainnya
dilakukan kajian lanjut mengenai struktur dan yang berlansung terus menerus (inter-
sistem sosial dengan batasan: pembentukan subjektivitas). 3) Memiliki identitas tertentu.
struktur dan sistem sosial, relasi, fungsi, sifat, Sistem sosial dalam prosesnya merupakan
dan perubahannya dalam aras wacana dan bagian perkembangan institusi sosial dalam
praksis. Adapun kajian yang dilakukan dalam masyarakat. Perkembangan institusi sosial
rangka mendapatkan penjelasan mengenai menjadi sistem sosial merupakan konsekuensi
hal-hal di atas adalah kajian literatur. dari dinamika kelembagaan, dalam memenuhi
kebutuhan anggotanya. Institusi sosial menjadi
Pembentukan Struktur dan Sistem
sistem sosial dilihat dengan pendekatan sistem
Sosial dalam Masyarakat
harus memenuhi dua prasyarat sebagai
Pembentukan struktur sosial tidak ber- berikut (Muadz 2014: 4): 1) Semua komponen
langsung secara instan dalam suatu masya- telah memiliki relasi intersubjektivitas dengan
rakat. proses evolutif merupakan pembentuk- sesama yang tidak pernah berhenti. 2) Relasi
an struktur sosial yang bertahap. Ada be- intersubjektivitas memiliki pola yang invarian

42 │ JSW: Jurnal Sosiologi Walisongo – Volume 2, Nomor 1, 2018


Struktur dan Sistem Sosial pada Aras Wacana dan Praksis

dengan organisasi tertentu yang terus me- “homeostasis” dan bersifat fungsional sehingga
nerus dikonservasi, dan tidak pernah berubah. hadir dalam rangka memenuhi sejumlah
Dalam perspektif sirkularitas, sistem me- maksud atau tujuan (Abercrombie et al. 2010:
miliki mekanisme untuk memberikan infor- 256). Dinamika sistem sosial ditentukan oleh
masi pada dirinya dalam bentuk feedback loop, cara-cara yang digunakan dalam mencapai
negatif maupun positif, sehingga mampu sejumlah tujuannya. Setiap sistem sosial me-
mengoreksi diri agar ia selalu berada dalam miliki tujuannya sendiri-sendiri sehingga cara
keseimbangan (balancing feedback) (Muadz mencapainya pun berkembang sesuai tujuan-
2014: 73). Sistem memiliki otonomi penuh nya tersebut.
karena mekanisme kerjanya dalam bentuk Pelestarian batas (boundary maintenance);
interkoneksi komponen yang terus menerus di merupakan konsep dalam fungsionalisme
dalam batasan (boundary) tertentu melahir- Parsons (Kroeber dan Parsons 1958) yang
kan struktur tertentu dan struktur tersebut menjelaskan bahwa suatu sistem sosial
selanjutnya mempengaruhi dan membatasi bersifat memelihara batas dalam kaitannya
perilaku dan pola-pola hubungan antar dengan lingkungannya untuk melestarikan
komponen (Muadz 2014: 74). keteraturan atau pola tertentu. Diantara upaya
Pembentukan sistem sosial akan mencipta- mewujudkan kondisi tersebut, sistem sosial
kan suatu pola yang bersifat sistemik. Proses- kadang-kadang melakukan proses pertukaran
nya ditentukan dinamika individu (aktor) sumber daya dengan melintasi perbatasan
dalam kehidupan masyarakat. Pola-pola sis- dengan sistem yang lain (Abercrombie et al.
tem sosial berkembang secara dinamis di- 2010: 49). Kondisi tersebut menjadi proses
tentukan posisi individu dalam hubungannya yang tidak bisa dihindari dalam masyarakat
sebagai komponen sistem dalam masyarakat. yang terbuka. Diantara satu sistem ber-
Berdasarkan pola hubungan tersebut terbagi singgungan dan berkaitan membentuk sistem
meliputi (Soekanto 1993: 53): 1) Pola hubung- yang lebih luas. Kebutuhan melintas batas
an interpersonal; pola interaksi antar individu suatu sistem, diperlukan untuk memper-
dan peranannya dalam menciptakan ketertib- tahankan eksistensi dan kebutuhan elemen-
an sosial mikro. 2) Pola kelompok; hubungan elemen sistem yang terus berubah dan
interpersonal dalam suatu kelompok atau bertambah.
organisasi sehingga mampu menciptakan ke- Pembentukan sistem sosial sebagai proses
tertiban sosial mikro dan makro. 3) Pola tertib standarisasi perilaku dalam ruang dan waktu,
sosial; interaksi secara komprehensif organi- yang mencakup rekonstruksi terus menerus
sasi sosial, komunitas, dan masyarakat se- dalam konteks potensial aktivitas sosial sehari-
hingga menciptakan ketertiban sosial makro. hari (Giddens 2009: 180). Konteks waktu
Sistem sosial memiliki kecenderungan me- (temporalitas) merekonstruksi sistem sosial
nuju keseimbangan atau memiliki sifat melalui tiga cara, yang meliputi (Giddens 2009:

JSW: Jurnal Sosiologi Walisongo – Volume 2, Nomor 1, 2018 │ 43


Thohir Yuli Kusmanto, Misbah Zulfa Elizabeth

180-181): 1) Dalam jalinan interaksi langsung, menerus ciri keutuhan dirinya sebagai identi-
yang secara potensial dicapai atau dihadirkan tas eksistensialnya. Setiap tekanan baik inter-
oleh para pelaku, sebagai reproduksi sosial nal dan eksternal bisa dikelola untuk men-
dalam pengertiannya yang paling mendasar. 2) dukung perbaikan dan penguatan sistem se-
Dalam reproduksi anggota sistem sosial, hingga tidak mengganggu dan atau merusak
sebagai makhluk dengan rentang waktu yang elemen-elemen sistem sosial itu sebagai satu
terbatas, yang tentunya ditanamkan ke dalam kesatuan dalam struktur sosial yang ada.
reproduksi biologis. 3) Dalam reproduksi Kesatuan (unity) dalam sistem sosial sangat
institusi, yang diendapkan dalam durasi ditentukan oleh pilihan individual, yang sifat-
panjang (long duration) waktu historis. nya bisa berubah-ubah. Sebagai akibatnya
unity menjadi suatu identitas yang belum
Sifat-sifat Dasar Struktur dan Sistem
permanen. Kesatuan (unity) akan tercapai apa-
Sosial
bila individu telah menjadikan sistem sosial
Pemikiran tentang struktur sosial diantara- tersebut sebagai visi hidup. Untuk me-
nya dilihat sebagai sesuatu yang memiliki wujudkannya maka masih memerlukan suatu
rumusan abstrak (tidak nampak). Perspektif perjuangan tersendiri secara terus menerus.
ini telah mengesampingkan atau menolak Pilihan individu atas suatu sistem sosial
eksistensi kebebasan dan kreativitas manusia. mengandung dua dimensi (Muadz 2014: 53-
Sifat-sifat individual kurang terakomodasi 54): 1) Pilihan rasional terkait dengan pilihan
karena segala tindakan manusia (individu) atas alat-alat atau instrumen dalam rangka
ditentukan oleh struktur sosial tempat mereka tujuan-tujuan tertentu. Pilihan rasional me-
berada dan berkembang (Abercrombie et al. refleksikan nilai-nilai instrumental dan eks-
2010: 525). Individu harus beradaptasi agar trinsik serta menghindari resiko. 2) Pilihan
bisa diterima menjadi bagian dari struktur emosional berkaitan dengan ketertarikan, ke-
sosial yang ada. Dalam proses ini maka harus gembiraan, kegairahan, dan tantangan serta
ada upaya menekan kehendak diri untuk suatu kepuasan. Sifat dari pilihan emosional adalah
kebebasan karena tuntutan dari struktur sosial intrinsik. Dalam praktiknya pilihan emosional
adalah bahwa individu tunduk terhadap menekankan kebijaksanaan (kearifan), atas
struktur sosial. dasar etika dan cara melihat konsekuensi-
Pada sisi yang lain keberadaan struktur konsekuensi perbuatan dalam konteks ke-
sosial berkaitan erat dengan sistem sosial. bersamaan.
Sistem sosial dalam perspektif sosiologis Sifat-sifat dasar dalam pembentukan sistem
memiliki prinsip otonomi. Sistem sosial dalam sosial sangat ditentukan oleh perbedaan-per-
idealitasnya memiliki mekanisme organisasi bedaan tujuan masing-masing individu atau
tertentu, yang memungkinkannya mampu elemen dalam proses pembentukan sistem
membangun dan mengkonservasi secara terus sosial. Sifat dasar dari sistem sosial menurut

44 │ JSW: Jurnal Sosiologi Walisongo – Volume 2, Nomor 1, 2018


Struktur dan Sistem Sosial pada Aras Wacana dan Praksis

perbedaan tujuannya meliputi (Muadz 2014: Dalam proses perubahan masyarakat dari
54): 1) Bersifat reaktif; bahwa sistem sosial masyarakat tradisional hingga masyarakat in-
pembentukannya atau bertindak dalam rangka dustri, secara teoretik struktur sosial meng-
untuk mempertahankan diri (self maintaning). alami proses fragmentasi dan diferensiasi
Dalam kondisi ini sistem memiliki struktur (Kuper dan Kuper 2000: 1004). Dalam masya-
internal yang mampu memberikan reaksi ter- rakat tradisional diferensiasi dilakukan secara
hadap perubahan-perubahan eksternal untuk sederhana, in-group dan out-group, namun
menjaga stabilitasnya menghadapi perbedaan dalam masyarakat industri differensiasi tidak
atau perubahan di lingkungannya. 2) Bersifat hanya berbasis asal kelompok, namun kekuat-
an, kekuasaan, dan kapital, serta jenis kelamin
responsif; bahwa sistem sosial pembentuk-
(Rudjansyah 1997: 44-54).
annya atau bertindak dalam rangka mencapai
tujuan yang telah ditetapkan (goal seeking). Dinamika sosial sebagai perilaku seringkali
Sifat ini menunjuk pada kapasitas sistem me- memiliki pertentangan dengan intuisi dan
respons dengan cara yang berbeda perubahan- daya nalar biasa. Akibatnya gejala sosial dalam
perubahan kondisi yang berlangsung pada kompleksitasnya memiliki dan atau berada di
lingkungan yang sama atau berbeda, sehingga luar atau melampaui analisa metode ilmiah
konvensional. Selama ini metode konvensional
menghasilkan keadaan-keadaan tertentu. 3)
menggunakan prinsip kausalitas biasa yang
Bersifat generatif; bahwa sistem sosial pem-
bersifat mekanis sebagaimana ilmu alam me-
bentukannya atau bertindak dalam rangka
mahami gejala alam (Muadz 2014: 53-54).
mencapai tujuan yang bisa berubah sesuai
pilihan bebas yang dimiliki (purposeful). Pendekatan modern konvensional dalam
analisa sistemnya meyakini bahwa setiap
Dalam konteks struktur sosial di dalam
sistem yang kompleks, perilaku keseluruhan
masyarakat, dinamika individu (agent) dalam
sistem dapat dimengerti sepenuhnya dengan
kehidupannya dibatasi oleh struktur sosial
mengamati sifat bagian-bagiannya. Proses ini
yang ada. Perkembangan masyarakat yang se-
dilakukan dengan memecah bagian-bagian
makin kompleks, mengakibatkan individu
dari sebuah sistem sosial ke unsur-unsur ter-
harus berhadap-hadapan dengan banyaknya
kecilnya dan mengamati sifat, ciri dan perilaku
struktur sosial. Keragaman atau perbedaan
dari bagian-bagian tersebut. Kemudian me-
struktur sosial mengakibatkan individu berada
rekonstruksi sifat dan ciri-ciri dari bagian-
dalam situasi tertekan dan tersiksa dalam
bagian tersebut berdasarkan hasil peng-
kehidupan sosialnya. Gejala tersebut sebagai
amatan (Muadz 2014: 54).
konsekuensi dari adanya kontradiksi tuntutan
struktur sosial. Dalam masyarakat industri Pendekatan teori sistem menjelaskan gejala
sistem sosial secara berbeda atau bertentangan
secara teoretik struktur sosial mengalami
dengan pendekatan modern konvensional.
fragmentasi dan diferensiasi (Kuper dan Kuper
Teori sistem menjelaskan bahwa dalam ber-
2000: 1004).

JSW: Jurnal Sosiologi Walisongo – Volume 2, Nomor 1, 2018 │ 45


Thohir Yuli Kusmanto, Misbah Zulfa Elizabeth

bagai level sistem, sistem mekanik hingga men, dan keterampilan serta terkait dengan
biologis ternyata memiliki ciri-ciri dan sifat sistem pengambilan keputusan. 4) Sistem
dasar yang menyeluruh yang justru tidak organismik; yaitu sistem yang terkait dengan
ditemukan dalam bagian-bagiannya. Kese- aspek-aspek yang memberi energi bagi
luruhan merupakan hasil dari interaksi bagian- manusia. Perannya untuk membantu manusia
bagian yang memiliki sifat atau ciri-ciri yang beradaptasi terhadap perubahan di ling-
lebih dari sekedar totalitas dari bagian- kungannya. (Turner dan Maryanski 2010: 127,
bagiannya. Ada unsur lain yang muncul dalam 140)
interaksi, dan ketika dianalisa berdasarkan Keempat sistem tersebut dalam kehidupan
bagian-bagian sistem ada sifat-sifat sistem yang manusia saling berelasi satu dengan lainnya
hilang atau rusak. Pendekatan sistem meng- untuk mempertegas kontribusinya masing-
kritik pendekatan analitis modern konven- masing dan terhadap satu dengan lainnya.
sional bersifat reduksionis (Muadz 2014: 55). Parson memberikan gambaran pola hubungan
Dalam pendekatan teori sistem, Parson tersebut dengan “Hierarki Sibernetik Kendali”
menjelaskan bahwa organisasi manusia di- pada Gambar 1 (Turner dan Maryanski 2010:
bangun di atas relasi empat sistem yang ber- 142).
beda-beda namun saling terkait dan mem-
Merujuk pada kerangka pikir Parson
butuhkan. Sistem sosial terstruktur di dalam-
tersebut maka bisa dipahami bahwa sistem
nya. Dinamikanya sangat ditentukan struktur
dalam kehidupan manusia merupakan dina-
yang membangun sistem tersebut. Elemen-
mika atau sirkulasi atas pergerakan informasi
elemen struktural berkembang sesuai dengan
dan pemanfaatan energi. Informasi sebagai
tingkat keterkaitannya satu dengan yang lain-
unsur yang dinamis berperan menghubung-
nya. perubahan yang terjadi di luar sistem ikut
kan antar sistem, yang didukung oleh keter-
serta mempengaruhi struktur sistem sosial
sediaan energi penggeraknya. Pembacaan pola
tersebut berkembang. Keempat sistem ter-
hubungan sistem sosial dalam kerangka pe-
sebut meliputi: 1) Sistem budaya; yaitu sistem
mikiran parsonian tersebut, memberikan
yang terkait dengan simbol-simbol budaya
berupa ide, keyakinan, dogma, teknologi, pemahaman bahwa sistem sosial memiliki
bahasa, dan komponen-komponen simbolik gradasi tingkatan sesuai peran dan fungsinya.
lainnya. 2) Sistem sosial; yaitu sistem yang ter- Sistem sosial memiliki beberapa tingkatan
kait dengan penginstitusian sosial, pem- berdasarkan kebutuhannya dalam rangka
bentukan hubungan sosial yang stabil dan untuk kelangsungan hidup dan saling keter-
pola interaksi sosial individu atau kelompok gantungannya secara sistemik dalam jaringan
dalam masyarakat, merupakan fokus kajian kehidupan, yaitu (Turner dan Maryanski 2010:
sosiologis. 3) Sistem kepribadian; yaitu sistem 100): 1) Tingkatan biologis. 2) Tingkatan
yang terkait dengan komponen-komponen ke- psikologis. 3) Tingkatan sosial. 4) Tingkatan
pribadian diantaranya motif, kognisi, komit- budaya (bersifat simbolik).

46 │ JSW: Jurnal Sosiologi Walisongo – Volume 2, Nomor 1, 2018


Struktur dan Sistem Sosial pada Aras Wacana dan Praksis

Dimensi struktural dalam institusi dan sis- tersebut maka dimensi struktural merupakan
tem sosial menunjuk pada unsur-unsur per- dimensi yang bersifat statis. Struktur dalam
mulaan suatu lembaga dan sistem sosial yang sistem-sistem sosial diperlakukan sebagai
dianggap bebas dari skala rendah dan fluktuasi kerangka acuan tindakan yang terkandung
jangka pendek dalam hubungan sistem ter- dalam pola-pola budaya normatif terlembaga
sebut dengan situasi eksternalnya (Hamilton (Hamilton 1990: 187).
1990: 186). Berdasarkan pada karakteristik

Gambar 1.
“Hierarki Sibernetik Kendali

Dimensi fungsional menunjuk pada peran aspek kerangka acuan yang mengandung cara-
lembaga dan sistem sosial sebagai penengah cara penyesuaian sistematis beroperasi dalam
atau mediasi atas kekonstanan relatif suatu suatu hubungan yang berubah diantara se-
struktur dari lembaga dan sistem sosial de- perangkat pola-pola struktur terlembaga ter-
ngan relatifitas situasi atau kondisi lingkungan tentu dalam suatu sistem dengan seperangkat
yang bersifat eksternal terhadap suatu le- sistem-sistem lingkungan tertentu yang
mbaga dan sistem sosial (Hamilton 1990: 186- relevan (Hamilton 1990: 187).
187). Merujuk proposisi fungsional tersebut,
Perubahan Struktur dan Sistem Sosial
maka suatu lembaga dan sistem sosial me-
miliki sifat dinamis. Dimensi fungsional dari Perubahan struktur sosial berlangsung
lembaga dan sistem sosial merupakan aspek- pada aras kultur normatif (sistem nilai ter-

JSW: Jurnal Sosiologi Walisongo – Volume 2, Nomor 1, 2018 │ 47


Thohir Yuli Kusmanto, Misbah Zulfa Elizabeth

penting) suatu sistem sosial tertinggi, yang merupakan perubahan dalam sistem sosial
diikuti oleh perubahan pada sub sistem yang yang berlangsung pada satu sub sistem atau
ada dan dalam peranan sosial. Perubahan lebih tetapi tidak menimbulkan perubahan
struktural sebagai fenomena perubahan fun- secara keseluruhan. 4) Evolusi; merupakan
damental dalam unit tertentu yang me- perubahan dalam sistem sosial yang ber-
mungkinkan timbulnya perubahan pada unit langsung sepanjang waktu, pelan-pelan dan
yang lain, dan atau perubahan tingkat tertentu melekat dalam dinamika sehari-hari. Perubah-
memungkinkan terjadinya perubahan pada an jenis ini seringkali terjadi tidak terasakan
tingkat yang lainnya (Leuer 1989: 113). Pada oleh aktor-aktor dalam sistem.
masyarakat yang belum maju kebudayaannya, Diferensiasi struktural merupakan proses
perubahan struktural terjadi lebih banyak perubahan pada subsistem tetapi tidak meng-
dipengaruhi oleh faktor-faktor eksternal atau ubah struktur sistem sosial secara keseluruh-
di luar kebudayaan tersebut. Faktor eksternal an. Dalam diferensiasi struktur nilai-nilai
mempengaruhi suatu struktur sosial sebagai sudah mapan atau mendasar dan telah meng-
konsekuensi dari pola relasi yang berlangsung
akar kuat dalam kehidupan suatu masyarakat
diantara struktur sosial yang ada. Adanya
dianggap tetap tidak berubah. Namun
beberapa aspek yang dominan dari suatu
demikian bukan berarti tidak ada sama sekali
struktur sosial tertentu akan mempengaruhi
perubahan pada nilai dasar budaya
elemen-elemen struktur sosial lainnya.
masyarakat. perubahan terjadi dalam nilai
pengaruh suatu struktur atas struktur sosial
tetapi tidak pada pola budayanya (Leuer 1989:
lainnya bisa bersifat lunak yang bersifat
113-114).
persuasif, dan atau bersifat menekan sehingga
struktur sosial yang lain harus menerimanya. Perubahan yang bersifat umum dari struk-
tur dan sistem sosial berupa diferensiasi. Per-
Perubahan sistem sosial dalam pandangan
ubahan ini merupakan bagian dari upaya
Parson terkait dengan struktur sosialnya.
adaptasi atas kondisi di dalam dan di luar
Bentuk-bentuk perubahannya dikembangkan
struktur dan sistem sosial. faktor yang mem-
Parson berdasarkan ruang lingkup dan sifat-
sifatnya. Ada empat bentuk-bentuk perubahan pengaruhinya ada dua; kesadaran sendiri
sistem yang meliputi (Leuer 1989: 112-113): karena melihat potensi internal dan eksternal
1) Proses penyeimbangan sistem; berlangsung memerlukan perubahan, agar eksistensinya
di dalam sistem itu sendiri. Proses ini masih bisa bertahan. Tekanan dari luar yang
dilakukan sebagai adaptasi di antara elemen- memposisikan suatu struktur dan sistem sosial
elemen yang berubah. 2) Perubahan struktural tidak berdaya, sehingga perubahan dilakukan
dalam sistem sosial; bentuk-bentuk perubahan untuk memperkuat daya tahan dalam rangka
bersifat fundamental sehingga akan mem- mempertahan posisi peran dan fungsi struktur
berikan yang mendasar dan luas pengaruhnya dan sistem sosial di masyarakat. Dalam
pada sistem sosial. 3) Diferensiasi struktural; perspektif Parsonian ada beberapa aspek yang

48 │ JSW: Jurnal Sosiologi Walisongo – Volume 2, Nomor 1, 2018


Struktur dan Sistem Sosial pada Aras Wacana dan Praksis

bisa digunakan untuk menjelaskan terjadinya konsep, proses pembentukan, sifat, fungsi dan
diferensiasi struktural pada suatu masyarakat perubahannya dalam masyarakat merupakan
(institusi sosial) yang meliputi (Leuer 1989: aspek mendasar untuk mampu menjelaskan
114-115): 1) Kegagalan dalam pencapaian beragam fenomena sosiologis. Perkembangan
tujuan. 2) Terjadinya masalah hubungan pada keduanya pada beberapa aspek mengalami
batas pencapaian tujuan dengan subsistem elaborasi seiring dengan perkembangan ma-
lainnya. 3) Adanya upaya penyeimbangan atas syarakat dan upaya-upaya akademik sosiolog
kegagalan pencapaian tujuan dalam hubung- memahami kompleksitas masyarakat. Banyak
annya dengan subsistem lainnya, artinya sosiolog mengembangkan keduanya pada aras
antara unsur-unsur fasilitas dan ganjaran wacana dan praksis dalam beragam aktivitas
dengan unsur-unsur normatif sistem yang di- akademik; penelitian, diseminasi melalui dis-
harapkan. kusi atau seminar dan penulisan karya ilmiah
Perubahan struktur sosial dipengaruhi dalam berbagai jurnal sosiologi. Pengembang-
faktor internal (endogen) dan faktor eksternal an wacana dan praksis tentang struktur dan
(eksogen) dari suatu sistem sosial. Faktor sistem sosial merupakan kerja akademik yang
internal terjadi akibat adanya ketegangan- lama dan membutuhkan energi pemikiran.
ketegangan internal dalam menyeimbangkan Berdasarkan kajian di atas dapat disimpul-
in put dan out put di antara sub sistem sosial kan bahwa pembentukan struktur sosial tidak
yang membangun suatu struktur sosial. berlangsung secara instan dalam suatu masya-
Ketegangan internal merupakan suatu kondisi rakat. proses evolutif merupakan pembentuk-
dalam hubungan antar sub sistem mengalami an struktur sosial yang bertahap. Struktur
tekanan untuk berubah dan cara berubahnya sosial memiliki hubungan timbal balik dengan
menyebabkan ketidakseimbangan sistem. individu sehingga perubahan struktur sosial
Faktor eksternal terjadi akibat dari relasi yang dapat disebabkan oleh perubahan individual
tidak bisa dielakkan dengan sistem sosial dalam masyarakat, dan perubahan individu
lainnya. Beberapa aspek eksternal meliputi; dapat diakibatkan oleh perubahan struktur
organisme, kepribadian dan kultur (Leuer sosial.
1989: 140). Keberadaan struktur dan sistem sosial pada
aras praksis dipengaruhi oleh faktor internal
Kesimpulan
dan eksternal suatu masyarakat. Komitmen
Penggunaan analisis struktur dan sistem internal masyarakat dalam mempertahan dan
sosial dalam memahami dinamika masyarakat atau merubah keduanya sangat menentukan.
secara sosiologis akan selalu relevan. Kedua- Perubahan sosial dari masyarakat luar telah
nya merupakan aspek mendasar dari dina- menekan struktur dan sistem sosial untuk
mika sosial masyarakat dalam konteks kapan berubah secara evolutif dan atau revolutif.
pun dan dimana pun. Pemahaman atas

JSW: Jurnal Sosiologi Walisongo – Volume 2, Nomor 1, 2018 │ 49


Thohir Yuli Kusmanto, Misbah Zulfa Elizabeth

Struktur sosial memiliki kaitan erat dengan Hamilton, Peter, ed. 1990. Talcot Parsons dan
sistem sosial. Dilihat dari perspektif sosiologis Pemikirannya Sebuah Pengantar. Yogya-
sistem sosial memiliki prinsip otonomi. Sistem karta: Tiara Wacana.
sosial dalam idealitasnya memiliki mekanisme Kroeber, A. L. dan Talcott Parsons. 1958. “The
organisasi tertentu, yang memungkinkannya Concept of Culture and of Social System.”
mampu membangun dan mengkonservasi The American Sociological Review 23:
582–3.
secara terus menerus ciri keutuhan dirinya
sebagai identitas eksistensialnya. Setiap tekan- Kuper, Adam dan Jesica Kuper. 2000. Ensi-
an baik yang bersifat internal maupun klopedi Ilmu-ilmu Sosial. terj. M. Haris.
Jakarta: RajaGrafindo Persada.
eksternal akan dapat dikelola secara sistemik
dan otonom untuk mendukung perbaikan dan Leuer, Robert H. 1989. Perspektif tentang
penguatan sistem sehingga tidak mengganggu Perubahan Sosial. terj. Alimandan.
Jakarta: Bina Aksara.
dan atau merusak elemen-elemen sistem
sosial itu sebagai satu kesatuan dalam struktur Muadz, M. Husn. 2014. Anatomi Sistem Sosial.
sosial yang ada. Mataram: Institut Pembelajaran Gelar
Hidup.
Perubahan struktur sosial berlangsung
Rudjansyah, Tony. 1997. “Kaomu, Papara dan
pada aras kultur normatif (sistem nilai ter-
Walaka: Satu Kajian Mengenai Struktur
penting) suatu sistem sosial tertinggi, yang Sosial dan Ideologi Kekuasaan di Ke-
diikuti oleh perubahan pada sub sistem yang sultanan Wolio.” Jurnal Antropologi
ada dan dalam peranan sosial. Perubahan Indonesia 51.
struktural sebagai fenomena perubahan fun- Smelser, Neil J. 1998. “Social Structure.” dalam
damental dalam unit tertentu yang me- Handbook of Sociology, ed. S. J. Smelser.
mungkinkan timbulnya perubahan pada unit Beverly Hills, CA: Sage.
yang lain, dan atau perubahan tingkat tertentu Soekanto, Soerjono. 1993. Beberapa Teori
memungkinkan terjadinya perubahan pada Sosiologi tentang Struktur Masyarakat.
tingkat yang lainnya.[] Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Susilo, Edy. 2010. Dinamika Struktur Sosial
Daftar Pustaka dalam Ekosistem Pesisir. Malang: UB
Press.
Abercrombie, Nicholas, Stephen Hill, dan
Turner, Jonathan H. dan Alexandra Maryanski.
Bryan S. Turner. 2010. Kamus Sosiologi.
2010. Fungsionalisme. ed. Anwar Effendi.
terj. Desi Noviyani. Yogyakarta: Pustaka
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Pelajar.
Wenger, Etienne. 2008. “Learning Social
Giddens, Anthony. 2009. Problematika Utama
System.” in V9N5 Cover 4, Sept 2008.
dalam Teori Sosial. terj. Daryatna. Yogya-
karta: Pustaka Pelajar.

50 │ JSW: Jurnal Sosiologi Walisongo – Volume 2, Nomor 1, 2018

Anda mungkin juga menyukai