UNIVERSITAS BENGKULU
2021
A. PENGERTIAN TEORI STRUKTURAL DAN FUNGSIONAL
Teori struktural fungsional ini awalnya berangkat dari pemikiran Emile Durkheim, dimana
pemikiran Durkheim ini dipengaruhi oleh Auguste Comte dan Herbert Spencer. Comte dengan
pemikirannya mengenai analogi organismik kemudian dikembangkan lagi oleh Herbert Spencer
dengan membandingkan dan mencari kesamaan antara masyarakat dengan organisme, hingga
akhirnya berkembang menjadi apa yang disebut dengan requisite functionalism, dimana ini
menjadi panduan bagi analisa substantif Spencer dan penggerak analisa fungsional. Dipengaruhi
oleh kedua orang ini, studi Durkheim tertanam kuat terminology organismik tersebut.
Selain dari Durkheim, teori struktural fungsional ini juga dipengaruhi oleh pemikiran Max
Weber. Secara umum, dua aspek dari studi Weber yang mempunyai pengaruh kuat adalah :
Pemikiran Weber mengenai tindakan sosial ini berguna dalam perkembangan pemikiran
Parsons dalam menjelaskan mengenai tindakan aktor dalam menginterpretasikan keadaan.
Teori fungsional dan struktural adalah salah satu teori komunikasi yang masuk dalam
kelompok teori umum atau general theories (Littlejohn, 1999), ciri utama teori ini adalah adanya
kepercayaan pandangan tentang berfungsinya secara nyata struktur yang berada di luar diri
pengamat.
Teori Durkheim Menurut Emile Durkheim tentang Fungsional Struktural ialah bila mana
suatu Sistem mengalamai Fluktuasi yang keras misalnya saja ekonomi, maka hal itu akan
berimbas pada seluruh sistem yang ada, misalnya Politik dan Sosial pun mengalami perubahan.
Fungsionalisme Durkheim ini tetap bertahan dan dikembangkan lagi oleh dua orang ahli
antropologi abad ke-20, yaitu Bronislaw Malinowski dan A.R. Radcliffe-Brown. Malinowski dan
Brown dipengaruhi oleh ahli-ahli sosiologi yang melihat masyarakat sebagai organisme hidup,
dan keduanya menyumbangkan buah pikiran mereka tentang hakikat, analisa fungsional yang
dibangun di atas model organis.
The Structure of Social Action pada tahun 1937. Dalam karyanya ini Parson
membangun teori sosiologinya melalui “analytical realism”, maksudnya adalah teori
sosiologi harus menggunakan konsep-konsep tertentu yang memadai dalam melingkupi
dunia luar. Konsep-konsep ini tidak bertanggungjawab pada fenomena konkrit, tapi
kepada elemen-elemen di dallamnya yang secara analitis dapat dipisahkan dari elemen-
elemen lainnya. Oleh karenanya, teori harus melibatkan perkembangan dari konsep-
konsep yang diringkas dari kenyataan empiric, tentunya dengan segala keanekaragaman
dan kebingungan-kebingungan yang menyertainya.
Dengan cara ini, konsep akan mengisolasi fenomena yang melekat erat pada
hubungan kompleks yang membangun realita sosial. Keunikan realism analitik Parson ini
terletak pada penekanan tentang bagaimana konsep abstrak ini dipakai dalam analisis
sosiologi. Sehingga yang di dapat adalah organisasi konsep dalam bentuk sistem analisa
yang mencakup persoalan dunia tanpa terganggu oleh detail empiris.
Pokok-pokok para ahli yang telah banyak merumuskan dan mendiskusikan hal ini telah
menuangkan berbagai ide dan gagasan dalam mencari paradigma tentang teori ini, sebut saja
George Ritzer (1980), Margaret M.Poloma (1987), dan Turner (1986). Drs. Soetomo (1995)
mengatakan apabila ditelusuri dari paradigma yang digunakan, maka teori ini dikembangkan dari
paradigma fakta social. Tampilnya paradigma ini merupakan usaha sosiologi sebagai cabang
ilmu pengetahuan yang baru lahir agar mempunyai kedudukkan sebagai cabang ilmu yang
berdiri sendiri.
Secara garis besar fakta sosial yang menjadi pusat perhatian sosiologi terdiri atas dua tipe
yaitu struktur sosial dan pranata sosial. Menurut teori fungsional structural, struktur sosial dan
pranata sosial tersebut berada dalam suatu system social yang berdiri atas bagian-bagian atau
elemen-elemen yang saling berkaitan dan menyatu dalam keseimbangan.
Robert K. Merton, sebagai seorang yang mungkin dianggap lebih dari ahli teori lainnya
telah mengembangkan pernyataan mendasar dan jelas tentang teori-teori fungsionalisme, (ia)
adalah seorang pendukung yang mengajukan tuntutan lebih terbatas bagi perspektif ini.
Mengakui bahwa pendekatan ini (fungsional-struktural) telah membawa kemajuan bagi
pengetahuan sosiologis.
Merton telah mengutip tiga postulat yang ia kutip dari analisa fungsional dan
disempurnakannya, diantaranya ialah :
2. postulat kedua, yaitu fungionalisme universal yang menganggap bahwa seluruh bentuk
sosial dan kebudayaan yang sudah baku memiliki fungsi-fungsi positif. Terhadap postulat
ini dikatakan bahwa sebetulnya disamping fungsi positif dari sistem sosial terdapat juga
dwifungsi. Beberapa perilaku sosial dapat dikategorikan kedalam bentuk atau sifat
disfungsi ini. Dengan demikian dalam analisis keduanya harus dipertimbangkan.
Talcott Parsons dalam menguraikan teori ini menjadi sub-sistem yang berkaitan menjelaskan
bahwa diantara hubungan fungsional-struktural cenderung memiliki empat tekanan yang berbeda
dan terorganisir secara simbolis :
Walaupun fungsionalisme struktural memiliki banyak pemuka yang tidak selalu harus
merupakan ahli-ahli pemikir teori, akan tetapi paham ini benar-benar berpendapat bahwa
sosiologi adalah merupakan suatu studi tentang struktur-struktur social sebagai unit-unit yang
terbentuk atas bagian-bagian yang saling tergantung.
Teori fungsional struktural bukan hal yang baru lagi didalam dunia sosiologi modern,
teori ini pun telah berkembang secara meluas dan merata. Sehingga tak ayal banyak Negara yang
menggunakan teori ini di dalam menjalankan pemerintahannya baik itu mengatur suatu pola
interaksi maupun relasi diantara masyarakat. Dalam kesempatan ini setidaknya pemakalah dapat
mengambil keseimpulan bahwa secara singkat dan sederhana teori sosial ini merupakan seperti
rantai sosiologi manusia, dimana didalam hubungannya terdapat suatu keterkaitan dan saling
berhubungan. Juga adanya saling ketergantungan, layaknya suatu jasad maka apabila salah satu
bagian tubuh jasad tersebut ada yang sakit ataupun melemah sangat ber-implikasi pula pada
bagian yang lain.
Contoh Teori Struktural Fungsional
Contoh kajian yang dikemukanakan dalam teori struktural fungsional, antara lain sebagai
berikut;
Membayar Pajak
Bagian kehidupan yang dapat diberikan penjelasan mengenai teori struktural fungsional
ini misalnya saja adalah memabayar pajak yang dilakukan masyarakat, sejatinya pajak yang
dikelurakan tersebut untuk kepentingan bersama, baik pembangunan infratruktur ataupun
ekonomi. Masyarakat yang rajin dalam membayar pajak secara tidak langsun telah memikirkan
kebersamaan dalam hidupanya.
Pendidikan
Pendidikan yang dilakukan pemerintah dalam berbagai jenis lembaga pendidikan adalah
bagian daripada teori struktural fungsional, contoh ini bisa dikemukanakan karena masyarakat
yang ingin hidup denga ketenangan terhadap bentuk perubahan sosial harus memiliki pendidikan
tinggi, adanya pemerintah memberikan fasilitas maka masyarakat mengisi serta mendorong
suksesi kehidupan dengan masuk dalam lembaga pendidikan tertentu.
Lowongan Kerja
Contoh lainnya, mengenai gambaran dalam teori struktural fungsional ini adalah
lowongan kerja yang di dorong pemerintah sebagai cara mengatasi pengangguran dan solusinya
di indonesia secara tidak langsung kondisi ini dilakukan dengan terus memberikan pelayanan
pada investor yang membagun perusahaannya di Indonesia.