Anda di halaman 1dari 5

Nama : Aisya Rahani Salputri

Nim : 220910201138

Kelas Mata Kuliah : B1 Sistem Administrasi Negara

Dosen Pengampu : M. Hadi Makmur, S.Sos, M.AP

Resume Buku Yang Berjudul “ Teori Sosiologi Dari Sosiologi Klasik Sampai
Perkembangan Terakhir Postmodern Edisi Kedelapan ” dengan Penulis “George Ritzer”
dan Penerbit “ Pustaka Pelajar “ tahun 2012

BAGIAN 2

BAB 7

 FUNGSIONALISME STRUKTURAL ( HAL 401 )


Robert Nisbet menyatakan bahwa fungsionalisme struktural adalah “ tanpa
keraguan apapun, himpunan teori satu-satunya yang paling signifikan didalam ilmu-
ilmu sosial pada abad sekarang ke-20 ini “ (dikutip didalam J. Turner dan Maryanski,
1979:xi). Kingsley Davis (1959) berpendirian bahwa fungsionalisme struktural untuk
segala maksud dan tujuan berisinonim dengan sosiologi. Alvin Gouldner (1970) secara
tersirat mengambil pendirian yang sama ketika menyerang sosiologi barat sebagian
besar melalui analisi kritis atas teori-teori fungsionalisme struktural Talcott Parsons.
Wilbert Moore beragumen bahwa “ fungsionalisme struktural telah menjadi hal yang
memalukan didalam sosiologi teoretis kontemporer “ (1978:321). Nicholas Demerath
dan Richard Peterson (1967) menyatakan bahwa fungsionalisme struktural bukanlah
landasan perlintasan, tetapi mereka mengakui bahwa fungsionalisme kemungkinan
besar berkembang perlahan menjadi teori sosiologi lainnnya. Fungsionalisme
masyarakat adalah pendekatan dominan dikalangan para fungsionalisme struktural
sosiologis (Sztompka, 1974).
 TEORI FUNGSIONAL MENGENAI STATIFIKASI DAN KRITIK –
KRITIKNYA ( HAL 402 )
Statifikasi adalah kebutuhan fungsional, Davis dan Moore menjelaskan bahwa
“ ststifikasi adalah suatu alat yang dikembangkan perlahan-lahan secara tidak sadar dan
harus dilaksanakan setiap masyarakat jika mereka ingin lestari “. Teori fungsional juga
dapat dikritik karena mengamsusikan bahwa karena suatu struktur sosial yang
terstatifikasi ada dimasa silam maka ia harus terus ada dimasa depan. Padahal mungkin
saja bahwa masyarakat masa depan akan diorganisasi dengan cara lain yang tidak
statifikasi.
 FUNGSIONALISME STRUKTURAL TALCOTT PERSONS ( HAL 407 )

Agil adalah suatu fungsi kompleks kegiatan – kegiatan yang diarahkan kepada
pemenuhan suatu kebutuhan atau kebutuhan sisem itu (Rocher, 1975:40;R. Stryker,
2007). Adapun 4 imperatif fungsional menurut Parsons :
1. Adaptasi : suatu sistem harus mengatasi kebutuhan mendesak yang bersifat
situasional eksternal.
2. Pencapaian Tujuan : suatu sistem harus mendefinisikan dan mencapai tujuan
utamanya.
3. Integrasi : suatu sistem harus mengatur antarhubungan bagian-bagian dari
komponennya.
4. Latensi (Pemeliharaan Pola) : suatu sistem harus mrnyrdiakan, memelihara,
memperbarui dan memotivasi pada pola-pola budaya dengan baik.
Fungsionalisme Struktural pada sistem tindakan menurut Parsons :
1. Mempunyai ketertiban dan saling ketergantungan bagian-bagiannya.
2. Cenderung menuju keseimbangan yang terpelihara sendiri.
3. Terlibat dalam suatu proses perubahan yang teratur.
4. Mempunyai dampak pada bentuk yang dapat diambil bagian-bagian
lain.
5. Memelihara batas-batas dengan lingkungannya.
6. Alokasi dan integrasi dalam prosese fundamental yang diperlukan untuk
tercapainya keadaan seimbang suatu sistem.
7. Pengendalian variasi lingkunngan terhadap tendensi pengubahan sistem
dari dalam.
Sistem sosial didasarkan pada suatu pluralitas para aktor individual yang
berinteraksi suatu sama lain didalam suatu situasi suatu aspek fisik atau
lingkungan, para aktor yang termotivasi dalam kaitannya dengan tedensi kearah
“ optimasi kepuasan “ dan relasi mereka dengan situasinya yang dapat
didefinisikan dengan mediasi dalam suatu kerangka simbol-simbol yang
struktur dan dianut bersama secara budaya ( Parsons, 1951:5-6 ).
Pandangan utama Parsons adalah sistem secara keseluruhan, bukan
aktor didalam sistem itu dalam mengendalikan sang aktor bukan menciptakan
dan memelihara sang aktor. Hal ini mencerminkan komitmen Parsons kepada
orientasi fungsi struktural bekenaan dengan isu tersebut.
Organisasi behavioral dari segi teori tindakan sangat mungkin
bermanfaat didalam istilah-istilah behavioristikyang dimodifikasi dan
perumusan, yang kemudian mwnghindari banyak pertanyaan yang sulit dari
intropeksi ataupun empati ( Parsons dan Shils, 1951:64 ).
Agar diferensiasi dapat menghasilkan suatu sistem seimbang dan lebih
berkembang, tiap substruktur diferensi yang baru harus mampu mempunyai
kemampuan adaptif yang meningkat dalam melaksanakan fungsi utamanya
dibandingkan dengan pelaksanaan fungsi itu, proses ini disebut sebagai aspek-
aspek peningkatan mutu adaptif siklus perubahan evolusioner ( Parsons,
1966:22 ).
 FUNGSIONALISME STRUKTURAL ROBERT MERTON ( HAL 427 )

Merton menjelaskan bahwa analisis fungsional struktural berfokus pada


kelompok-kelompok, organisasi-organisasi, masyarakat-masyarakat dan kebudayaan-
kebudayaan dan setiap objek yang dapat ditundukkan kepada analisis fungsional
struktural harus menggambarkan suatu item yang distandarkan (terpola dan berulang).
Analisis Merton (1968) atas hubungan antara kebudayaan, struktur dan anomi.
Merton mendefinisikan kebudayaan sebagai sekumpulan nilai-nilai normatif
teorganisir yang mengatur perilaku lazim bagi para anggota suatu masyarakat dan
struktur sosial sebagai sekumpulan hubungan-hubungan sosial terorganisir dengan
berbagai cara menyiratkan para anggota masyarakat. Anomi terjadi bila ada pemisahan
tajam antara norma-norma dan tujuan budaya serta kemampuan para anggota kelompok
terstruktur secara sosial untuk bertindak selaras dengannya (Merton,1968:216).
Fungsionalisme struktural tidak membahas sejarah secara memadai yaitu pada
dasarnya ahistoris. Alvin Gouldner berargumen bahwa Parsons sebagai wakil utama
fungsionalisme struktural, cenderung terlalu menekankan hubungan yang harmonis.
Irving Louis Horowitz berbendapat bahwa kaum fungsionalis struktural cenderung
melihat konflik sebagai hal yang pasti bersifat merusak dan terjadi diluar kerangka kerja
masyarakat. Kritik substantif terdapat 2 dasar yaitu membahas tentang fungsionalisme
struktural dengan sejumlah isu dan aspek-aspek penting dunia sosial yang terfokus agak
sempit, sedangkan yang kedua fungsionalisme struktural cendrung fokus pada
struktural bekerja untuk mendukung status quo dan para elite dominan (Huaco,1986).
 KESIMPULAN (HAL 465)
Fungsionalisme struktural adalah teori yang dominan didalam sosiologi. Teori
konflik penantangnya utama dan alternatif yang mungkin untuk menggantikan posisi
itu. Fungsionalis struktural mengembangkan serangkaian perhatian berskala bsar
didalam sistem-sistem, subsistem-subsistem, hubungan-hubungan dikalangan
subsistem-susbsistem dan sistem-sistem, keseimbangan dan perubahan yang teratur.
Tiga karya fungsionalis struktural yaitu Davis dan Moore, Parsons dan Merton. Teori
fungsional struktural Talcott Persons memiliki 4 sistem imperatif fungsional, yaitu
sistem tindakan, pencapaian tujuan, integrasi dan latensi (AGIL). Penerapan paradigma
fungsional merton kepada isu hubungan struktur sosial dan kebudayaan kepada anomi
kebudayaan.
Fungsionalisme struktural adalah ahistoris, tidak mampu membahas konflik dan
perubahan sangat konservatif, sibuk dengan paksaan-paksaan masyarakat pada aktor,
serta menerima legitimasi-legitimasi elite, teleologis dan tautologis. Kritik-kritik
terhadap fungsionalisme struktural menyebabkan munculnya usaha untuk
menanggapinya pengembangan suatu orientasi yang dikenal sebagai
neofungsionalisme.
Ralf Dahrendorf menawarkan teori konflik berskala besar yang sejajar dengan
teori ketertiban berskala besar yang diajukan fungsionalisme struktural dan cenderung
fokus pada otoritas, posisi-posisi, asosiasi-asosiasi yang dikoordinasi secara imperatif,
kepentingan-kepentingan, kelompk-kelompok kepentingan, kelompok-kelompok
konflik mencerminkan orientasi tersebut. Dahrendorf juga dapat dikritik karena puas
dengan teori-teori alternatif ketertiban dan konflik ketimbang mengupayakan suatu
integrasi teoretis dari keduanya. Randall Collins untuk mengembangkan teori konflik
yang lebih integratif khususnya yang menggabungkan perhatian mikro dan makro.

Anda mungkin juga menyukai