Anda di halaman 1dari 3

EKA NISAUL YUHA

PPH 26 210810301232

PENGERTIAN
OBJEK PPH 26
PPh pasal 26 adalah pajak penghasilan yang dipotong
dari badan usaha apa pun di Indonesia yang melakukan 1. Dividen
transaksi pembayaran (gaji, bunga, dividen, royalti dan
sejenisnya) kepada Wajib Pajak Luar Negeri. 2. Bunga termasuk premium, diskonto, dan imbalan

3. Royalti, sewa, dan penghasilan lain sehubungan dengan


SUBJEK PPH 26 penggunaan harta
1. Pengoperasian Usaha di Indonesia Seorang individu yang tidak bertempat
tinggal di Indonesia, individu yang tinggal di Indonesia tidak lebih dari 183 hari 4. Imbalan sehubungan dengan jasa, pekerjaan, dan kegiatan
dalam setahun/12 bulan, dan perusahaan yang tidak didirikan atau berada di
Indonesia, yang mengoperasikan usahanya melalui bentuk usaha tetap di 5. Imbalan dan penghargaan
Indonesia.
2. Memperoleh Penghasilan dari Indonesia Seorang individu yang tidak bertempat 6. Pensiun dan pembayaran berkala lainnya
tinggal di Indonesia, individu yang tinggal di Indonesia tidak lebih dari 183 hari
dalam setahun/12 bulan, dan perusahaan yang tidak didirikan atau berada di 7. Premi swap dan transaksi lindung nilai lainnya
Indonesia, yang dapat menerima atau memperoleh penghasilan dari Indonesia tidak
melalui menjalankan usaha melalui suatu bentuk usaha tetap di Indonesia. 8. Keuntungan karena pembebasan utang
PPH 26
• Contoh Perhitungan Pph 26

PT ABC memiliki perwakilan di luar negeri dan mengasuransikan bangunan bertingkat ke perusahaan asuransi di
luar negeri dengan membayar jumlah premi pada tahun 1995 sebesar Rp1 miliar. Dengan demikian,
penghitungan PPh Pasal 26-nya adalah sebagai berikut.
• Perkiraan penghasilan = 50% x Rp1.000.000.000 = Rp500.000.000,-
• PPh Pasal 26 = 20% x Rp500.000.000 = Rp100.000.000 (10% x Rp1.000.000.000)

• Sering kali untuk memudahkan proses, PT ABC bisa saja ikut asuransi melalui perusahaan yang ada di
Indonesia, misal PT XYZ, dengan membayar jumlah premi yang sama sebesar Rp1 miliar. PT XYZ
mengikutkan (reasuransi) perusahaan tersebut ke perusahaan asuransi di luar negeri, misalnya PT KLM,
dengan membayar premi sebesar Rp500 juta. Maka, ketentuan PPh Pasal 26-nya adalah:
• Perkiraan penghasilan neto = 10% x Rp500.000.000 = Rp50.000.000
• PPh Pasal 26 PT ABC = 20% x Rp50.000.000 = Rp10.000.000 (2% x Rp500.000.000)
KASUS PPH 26
Karyawan Bergaji Mepet UMR Bisa Bebas Pajak

Sri Mulyani menjelaskan karyawan dengan gaji Rp 5 juta/bulan


yang belum memiliki tanggungan, pajak yang dibayar sebesar Rp
300 ribu/tahun atau Rp 25 ribu/bulan (0,5% dari penghasilan).
Karyawan dengan gaji Rp 5 juta bahkan bisa bebas pajak jika
sudah berkeluarga dan memiliki 1 anak. Aturan pajak ini tidak
berubah.

"Kalau Anda sudah punya istri dan tanggungan 1 anak, gaji Rp 5


Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menaikkan tarif
juta per bulan TIDAK KENA PAJAK," tuturnya.
pajak orang kaya. Penghasilan di atas Rp 5 miliar/tahun jadi
dikenakan tarif sebesar 35%, dari sebelumnya 30% untuk
Masyarakat berpenghasilan sampai dengan Rp 4,5 juta/bulan juga
penghasilan di atas Rp 500 juta/tahun. Hal itu tertuang dalam
Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2021 tentang Harmonisasi tetap tidak membayar pajak sama sekali dengan mekanisme PTKP
Peraturan Perpajakan (HPP). Aturan kemudian diperjelas dalam (Penghasilan Tidak Kena Pajak).
Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 55 Tahun 2022 tentang
Penyesuaian Pengaturan di Bidang PPh.

Anda mungkin juga menyukai