NIM : 142190048
Mata kuliah : Perpajakan EA-B
1. Menentukan jumlah upah harian atau rata-rata upah yang diterima dalam sehari
Untuk upah mingguan, dibagi dengan jumlah hari bekerja dalam seminggu
Untuk upah satuan, dikalikan jumlah rata-rata satuan yang dihasilkan dalam sehari
Untuk upah borongan, dibagi dengan jumlah hari dalam menyelesaikan perkerjaan
borongan
2. Tidak ada PPh 21 yang dipotong, jika:
Upah harian atau rata-rata upah harian kurang dari Rp 450.000 dan jumlah kumulatif
dalam satu bulan belum melebihi Rp 4.500.000.
3. PPh 21 harus dipotong sebesar upah harian atau rata-rata upah harian dikurangi
Rp 450.000, lalu dikalikan 5%, jika:
Upah harian atau rata-rata upah harian sudah lebih dari Rp.450.000 tetapi jumlah
kumulatif dalam satu bulan kalender belum melebihi Rp 4.500.000.
4. PPh 21 harus dipotong sebesar upah harian atau rata-rata upah dikurangi PTKP
sehari lalu dikalikan 5%, jika:
Jumlah kumulatif dalam satu bulan kalender sudah lebih dari Rp.4.500.000, tetapi kurang
dari Rp.10.200.000.
5. Berlaku Tarif pada Undang-Undang Pajak Penghasilan Pasal 17 ayat (1) huruf
(a), jika:
Jumlah kumulatif dalam satu bulan kalender sudah lebih dari Rp 10.200.000.
PPh PASAL 26
PPh Pasal 26 adalah pajak penghasilan yang dikenakan atas penghasilan yang diterima
wajib pajak luar negeri dari Indonesia selain bentuk usaha tetap (BUT) di Indonesia.
Wajib Pajak
Hal yang menentukan seorang individu atau perusahaan dikategorikan sebagai wajib
pajak luar negeri adalah:
1. Dividen;
2. Bunga termasuk premium, diskonto, dan imbalan sehubungan dengan jaminan
pengembalian utang.
3. Royalti, sewa, dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta;
4. Imbalan sehubungan dengan jasa, pekerjaan, dan kegiatan;
5. Hadiah dan penghargaan;
6. Pensiun dan pembayaran berkala lainnya;
7. Premi swap dan transaksi lindung nilai lainnya; dan/atau
8. Keuntungan karena pembebasan utang.
20% dan bersifat final dari Penghasilan kena pajak sesudah dikurangi pajak dari
BUT di Indonesia, kecuali penghasilan tersebut ditanamkan kembali di Indonesia dengan
syarat :
1. Penanaman kembali dilakukan atas seluruh penghasilan kena pajak setelah
dikurangi PPh dalam bentuk penyertaan modal pada perusahaan yang didirikan dan
berkedudukan di Indonesia sebagai pendiri atau peserta Pendiri, dan;
2. Dilakukan dalam tahun berjalan atau selambat-lambatnya tahun pajak berikutnya
dari tahun pajak diterima atau diperoleh penghasilan tersebut;
3. Perusahaan baru yang didirikan dan berkedudukan di Indonesia sebagaimana
dimaksud pada angka, harus secara aktif melakukan kegiatan usaha sesuai dengan akte
pendiriannya paling lama 1 tahun sejak perusahaan tersebut didirikan.
4. Tidak melakukan pengalihan atas penanaman kembali tersebut sekurang-
kurangnya 2 tahun sesudah perusahaan tempat penanaman dilakukan, mulai berproduksi
komersiil.
Rumus: PPh Pasal 26 = (Penghasilan Bruto x Perkiraan penghasilan neto) x 20%
Contoh :
Mike adalah karyawan asing pada perusahaan PT Dira Consult. Mike bertempat tinggal kurang
dari 183 hari. Mike sudah beristri, dan mempunyai seorang anak. Dalam bulan April 2018, Mike
memperoleh gaji US$5.000 sebulan. Kurs yang berlaku adalah Rp13.500,- per US$ 1.
Penetapan Tarif :
PPh Pasal 26 atas gaji Mike bulan April 2018 adalah Rp11.500.000
Sifat Pemotongan
1. Pemotongan ata penghasilan kantor pusat dari usaha atau kegiatan, penjualan barang atas
pemberian jasa di Indonesia yang sejenis dengan yang dijalankan atau dilakukan BUT di
Indonesia.
2. Pemotongan atas pengecualian sebagaimana tersebut dalam PPh Pasal 26 yang diterima
atau diperoleh kantor pusat, sepanjang terdapat hubungan efektif antara BUT dengan
harta atau kegiatan yang memberikan penghasilan dimaksud.
3. Pemotongan atas penghasilan yang diterima atau diperoleh orang pribadi atau badan luar
negeri yang berubah status menjadi Wajib Pajak dalam negeri arau BUT.
Pemotong Pajak