Anda di halaman 1dari 14

PAJAK PENGHASILAN PASAL 26

(162214048) XENA CORPIONELA TRIPUTRI


(172214022) IRENIUS ANDHIKA ARDIYANTA
(172214050) WISNU DWI SAPUTRA
(172214076) STEFANUS ANDIKA
WAJIB PAJAK PPh PASAL 26
◦Pemotongan PPh Pasal 26 :
Wajib pajak luar negri (orang pribadi maupun badan) selain
Bentuk Usaha Tetap yang menerima atau memperoleh
penghasilan.
OBJEK PAJAK PENGHASILAN PASAL 26
◦ Penghasilan yang dipotong PPh pasal 26 adalah :
1. a. dividen;
b. bunga termasuk premium, diskonto, dan imbalan sehubungan dengan jaminan pengembalian utang;
c. royalti, sewa, dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta;
d. imbalan sehubungan dengan jasa, pekerjaan, dan kegiatan;
e. hadiah dan penghargaan;
f. pensiun dan pembayaran berkala lainnya;
g. premi swap dan transaksi lindung nilai lainnya; dan atau
h. keuntungan karena pembebasan utang.
2. Penghasilan dari penjualan atau pengalihan harta di Indonesia yang berupa :
a. perhiasan mewah,
b. berlian,
c. emas,
d. intan,
e. jam tangan mewah,
f. barang antik,
g. lukisan,
h. mobil,
i. motor,
j. kapal pesiar,
k. pesawat terbang ringan.
Dengan nilai Rp 10.000.000,00 ke atas untuk setiap jenis transaksinya.
3. Premi asuransi yang dibayarkan kepada perusahaan asuransi luar negeri.

4. Penjualan atau pengalihan saham perusahaan antara (conduit company atau special purpose
company) yang didirikan atau berkedudukan di negara yang memberikan perlindungan
pajak yang mempunyai hubungan istimewa dengan badan yang didirikan atau
berkedudukan di Indonesia atau bentuk usaha tetap di Indonesia.

5. Penghasilan Kena Pajak sesudah dikurangi pajak dari suatu bentuk usaha tetap di
Indonesia dikenai pajak sebesar 20%, kecuali penghasilan tersebut ditanamkan kembali
di Indonesia, yang ketentuannya diatur lebih lanjut dengan atau berdasarkan Peraturan
Menteri Keuangan.
TARIF PAJAK dan PENERAPANNYA
◦ Besarnya PPh pasal 26 dibedakan atas kelompok objek PPh pasal 26 seperti berikut:
1. Atas penghasilan yang berupa : (obyek pajak penghasilan POINT 1)

PPh Pasal 26 = Penghasilan Bruto x 20%

2. Atas penghasilan yang berupa :


a. Penghasilan dari penjualan harta di Indonesia,
b. Premi asuransi yang dibayarkan kepada perusahaan asuransi luar negeri,
dipotong PPh pasal 26 sebesar 20% dari perkiraan penghasilan neto.

PPh Pasal 26 = (Penghasilan Bruto x Perkiraan Penghasilan Netto) x 20%


Besarnya perkiraan penghasilan neto untuk premi asuransi dan premi reasuransi
yang dibayarkan pada perusahaan asuransi luar negeri sebagai berikut:
a. Atas premi yang dibayar tertanggung kepada perusahaan asuransi di luar negeri, baik
secara langsung maupun melalui pialang sebesar 50% dari jumlah premi yang
dibayar.
b. Atas premi yang dibayar oleh perusahaan asuransi yang berkedudukan di Indonesia
kepada perusahaan asuransi di luar negeri, baik secara langsung maupun pialang
sebesar 10% dari jumlah premi yang dibayar.
c. Atas premi yang dibayar oleh perusahaan reasuransi yang berkedudukan di
Indonesia kepada perusahaan asuransi di luar negeri, baik secara langsung maupun
melalui pialang sebesar 5% dari jumlah premi yang dibayar.
3. Atas penghasilan yang berupa penjualan atau pengalihan saham
dipotong PPh Pasal 26 sebesar 20% dari perkiraan penghasilan
neto.

PPh Pasal 26 = (Penghasilan Bruto x Perkiraan Penghasilan Netto) x 20%

Besarnya penghasilan neto adalah 25% dari harga jual.


4. Atas Penghasilan Kena Pajak sesudah dikurangi pajak dari suatu bentuk usaha tetap di
Indonesia dikenai pajak sebesar 20%, kecuali penghasilan tersebut ditanankam kembali
di Indonesia.
Penanaman kembali tersebut harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
◦ Penanaman kembali dilakukan atas seluruh Penghasilan Kena Pajak setelah
dikurangi Pajak Penghasilan dalam bentuk penyertaan modal pada perusahaan
yang baru didirikan dan berkedudukan di Indonesia sebagai pendiri atau peserta
pendiri.
◦ Perusahaan baru yang didirikan dan berkedudukan di Indonesia, harus secara aktif
melakukan kegiatan usaha sesuai akta pendiriannya, paling lama 1 tahun sejak
perusahaan tersebut didirikan.
lanjutan
◦ Penanaman kembali dilakukan dalam tahun pajak berjalan atau
paling lama tahun pajak berikutnya dari tahun pajak diterima atau
diperolehnya penghasilan tersebut.
◦ Tidak melakukan pengalihan atas penanaman kembali tersebut
paling singkat dalam jangka waktu 2 tahun sesudah perushaan
baru tersebut telah produksi komersial.

PPh Pasal 26 = (PKP – PPh Terutang) x 20%


CONTOH PERHITUNGAN
PEMOTONGAN PPH PASAL 26
◦ Mike adalah karyawan asing pada perusahaan PT. Dira Consult. Mike bertempat tinggal
kurang dari 183 hari. Mike sudah beristri dan mepunyai seorang anak. Dalam bulan April
2017. Mike memperoleh gaji US$ 5,000 sebulan. Kurs yang berlaku adalah Rp 13.500,00
per US$ 1.

Perhitungan PPh Pasal 26 :


Perhitungan bruto berupa gaji sebulan :
5.000 x Rp 13.500,00 = Rp 67.500.000,00
Penerapan tarif :
20% x Rp 67.500.000.00 = Rp 13.500.000,00
PPh Pasal 26 atas gaji Mike bulan April 2017 adalah Rp 13.500.000,00
SIFAT PEMOTONGAN
Pemotongan PPh Pasal 26 bersifat final, kecuali :
1. Pemotongan atas penghasilan kantor pusat dari usaha atau kegiatan, penjualan barang atau pemberian
jasa di Indonesia yang sejenis dengan yang dijalankan atau dilakukan BUT di Indonesia.

2. Pemotongan atas penghasilan sebagaimana tersebut dalam PPh Pasal 26 yang diterima atau diperoleh
kantor pusat, sepanjang terdapat hubungan efektif antara BUT dengan harta atau kegiatan yang
memberikan penghasilan dimaksud.

3. Pemotongan atas penghasilan yang diterima atau diperoleh orang pribadi atau badan luar negeri yang
berubah status menjadi Wajib Pajak dalam negeri atau BUT.
PEMOTONGAN PAJAK
Pemotongan pajak berdasarkan ketentusn Pasal 26 wajib dilakukan oleh :
1. Badan Pemerintah
2. Subjek pajak dalam negeri
3. Penyelenggara kegiatan
4. Bentuk usaha tetap
5. Perwakilan perusahaan luar negeri lainnya
6. Pembeli yang dtunjukan sebagai pemotong PPh Pasal 26
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai