Anda di halaman 1dari 13

PAJAK

PENGHASILAN
PASAL 26
Dosen Pengampu :
Dr. Dra. Zulaikha, Ak., M.Si
Grace Tarigan Bhetara Athaillah A. Nabilla Putri K.
(40011422650029) (40011422650030) (40011422650031)

ANGGOTA KELOMPOK
PPh Pasal 26
Pajak yang dikenakan atas penghasilan yang
bersumber dari Indonesia yang diterima atau
diperoleh Wajib Pajak luar negeri selain bentuk
usaha tetap (BUT).

Penghasilan yang dipotong PPh Pasal 26


Dividen Hadiah dan penghargaan
Bunga termasuk premium, diskonto, Pensiun dan pembayaran berkala
dan imbalan sehubungan dengan lainnya
jaminan pengembalian utang Premi swap dan transaksi lindung
Royalti, sewa, dan penghasilan lain nilai lainnya
sehubungan dengan penggunaan Keuntungan karena pembebasan
harta utang
Imbalan sehubungan dengan jasa,
pekerjaan, dan kegiatan.
PEMOTONG PAJAK
PENGHASILAN PASAL 26
01 Badan Pemerintah 04 Bentuk Usaha Tetap

02 Subjek Pajak dalam


Negeri
05 Perwakilan perusahaan
luar negeri lainnya yang
melakukan pembayaran
03 Penyelenggara
kepada Wajib Pajak luar
kegiatan negeri selain bentuk
usaha tetap
TARIF DAN PERHITUNGAN PAJAK
PENGHASILAN PASAL 26
1. Tarif 20% dari penghasilan bruto
Tarif yang dikenakan adalah 20% 2. Tarif 20% dari penghasilan neto
untuk setiap jenis penghasilan 3. Tarif 20% dari penghasilan kena
pajak setelah dikurangi Pajak
yang dikenakan PPh Pasal 26 atau
Penghasilan
sesuai dengan persetujuan
penghindaran pajak berganda
(PJB) antarnegara atau tax treaty
PERHITUNGAN PPH PASAL 26
## 1 PPh Pasal 26 = 20% x Penghasilan Bruto

Perhtiungan tersebut untuk penghasilan yang


bersumber dari modal dalam bentuk
a. Dividen
b. Bunga, termasuk premium, diskonto, premi swap,
dan imbalan karena pinjaman pengembalian uang
c. Royalti, sewa, dan penghasilan lain sehubungan
dengan penggunaan harta
d. Imbalan sehubungan dengan jasa, perkerjaan,
dan kegiatan
e. Hadiah dan penghargaan
f. Pensiun dan pembayaran berkala lainnya
## 1 PPh Pasal 26 = 20% x Penghasilan Bruto

Contoh
Jane adalah atlit dari Singapura. Dalam bulan Mei
2016, ia mengikuti perlombaan lari maraton di
Indonesia dan merebut hadiah uang sebesar US$
20.000. kurs untuk US $1 pada saat itu adalah Rp
13.000

PPh Pasal 26 yang dipotong oleh penyelenggara


kegiatan di Indonesia adalah :
20% x US$20.000 x Rp13.000 = Rp52.000.000
## 2 PPh Pasal 26 = 20% x Penghasilan Bruto
Perkiraan Neto = Perkiraan penghasilan neto x Penghasilan bruto

Perhitungan tersebut diterapkan untuk:


a. Penghasilan dari penjualan harta di Indonesia
b. Premi asuransi dan reasuransi yang dibayarkan
kepada perusahaan asuransi luar negeri
## 3 PPh Pasal 26 = 20% x (Penghasilan Kena Pajak - PPh Terutang)

Diterapkan pada BUT di Indonesia yang penghasilan atau bagian labanya tidak
ditanamkan kembali di Indonesia. Jika penghasilan setelah dikurangi pajak
tersebut ditanamkan kembali di Indonesia, atas penghasilan tersebut tidak
dipotong PPh pasal 26.
SIFAT PEMOTONGAN/PEMUNGUTAN PPH PASAL 26
pada prinsipnya, pemotongan pajak atas penghasilan
WP LN adalah bersifat final, tetapi ada penghasilan yg
tidak bersifat final, antara lain :
a. penghasilan kantor pusat atau b. penghasilan berupa dividen: bunga,
kegiatan, penjualan barang, termasuk premium, diskonto, premi swap
pemberian jasa di indonesia yg dan imbalan sehubungan dengan
dijalankn oleh BUT di indonesia. penggunaan harta;imbalan sehubungan

dengan jasa, pekerjaan, dan kegiatan;


c. penghasilan WP orang pribadi / hadiah dr penghargaan; pensiun dan
badan LN yg berubah status menjadi pembayaran berkala lainnya; premi
WP DN atau BUT. asuransi dan reasuransi yg dibayarkan
kpd perusahaan luar negeri; PKP sesudah
dikurangi pajak dr suatu BUT di Indonesia,
kecuali jk penghasilan tsb ditanamkan
kembali di Indonesia.
a. penghasilan bersumber dr modal
dlm bntuk dividen, bunga termasuk

PENYETORAN
diskonto, premi swap dan imbalan
sehubungan dengan penggunaan
harta;imbalan sehubungan dengan

& PELAPORAN
jasa, pekerjaan, dan kegiatan; hadiah
dr penghargaan; pensiun dan
pembayaran berkala lainnya.

PPH PS 26 b. penghasilan dr penjualan


harta di indonesia.

c. premi asuransi dan reasuransi yg


dibayarkan kpd perusahaan asuransi
LN
a. pajak penghasilan ps 26 yg telah dipotong harus disetorkan
selambat-lambatnya tanggal 10 bulan takwim berikunya
setelah bulan saat terutangnya pajak.

b. pemotong pph pasal 26 diwajibkan untuk menyampaikan KETENTUAN YG


Surat Pemberitahuan Masa selambatnya-lambatnya 20 hari
setelah masa pajak berakhir. BERKAITAN
c. pemotong PPh PS 26 harus memberikan tanda bukti DENGAN
pemotongan PPh Pasal 26 kpd orang pribadi atau badan yg
PENYETORAN &
PELAPORAN
dibebani membayar PPh yg dipotong.

PPH PS 26
d. pemotongan PPh pasal 26 atas penghasilan berupa PKP
sesudah dikurangi pajak dr semua BUT di Indonesi, terutang dan
harus dibayar lunas selambat-lambatnya tanggal 25 bulan
ketiga setelah tahun pajak berakhir, sebelum SPT disampaikan.
namun apabila BUT meminta perpanjangan jangka waktu
penyampaian SPT tahunan, pemotongan PPh pasal 26
didasarkan pada perhitungan sementara, dan harus dibayar
lunas pada saat surat permohonan perpanjangandisampaikan,
tetapi tidak melampaui tanggal 25 bulan ketiga setelah tahun
pajak atau bagian tahun pajak brakhir.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai