Subjek pph 26
Perorangan yang tidak tinggal di Indonesia, perorangan yang
bertempat tinggal tidak lebih dari 183 hari selama satu tahun atau
12 bulan di Indonesia, serta perusahaan yang tidak berdiri dan
berada di Indonesia yang menjalankan usaha dengan BUT di
Indonesia.
Perorangan yang tidak tinggal di Indonesia, perorangan
bertempat tinggal tidak lebih dari 183 hari selama satu tahun atau
12 bulan di Indonesia, serta perusahaan yang tidak berdiri dan
berada di Indonesia, tidak memiliki pendapatan dari Indonesia
melalui BUT di Indonesia.
Dari uraian di atas diperoleh kesimpulan bahwa pengusaha yang tidak berdiri
atau tidak ada di Indonesia dan tidak menjalankan usaha dengan dasar BUT
maka tetap masuk ke kategori subjek PPh 26.
Untuk mengetahui bagaimana cara menghitung PPH Pasal 26 ini dengan benar
maka Anda memerlukan contoh agar dapat menganalisisnya. Dengan melihat
contoh perhitungannya Anda dapat dengan mudah untuk mempraktekkannya
secara langsung. Berikut ini contoh dari perhitungan PPH Pasal 26 :
Max yang adalah Warga Negara Spanyol memiliki 25% saham PT XYZ.
Tahun ini Max menjual seluruh sahamnya senilai Rp5 miliar kepada
Gery, seorang Warga Negara Argentina. Asumsikan tidak ada P3B antara
Indonesia dan Argentina serta Spanyol sehubungan dengan transaksi
tersebut maka besarnya:
PPh Pasal 26 = 20% x 25% x Rp5.000.000.000 = Rp 250.000.000 (dan
bersifat final).
PT Merak memiliki perwakilan di luar negeri dan mengasuransikan
bangunan bertingkat ke perusahaan asuransi di luar negeri dengan
membayar jumlah premi pada tahun 1995 sebesar Rp1 miliar. Dengan
demikian, penghitungan PPh Pasal 26-nya adalah sebagai berikut.
o Perkiraan penghasilan = 50% x Rp1.000.000.000 =
Rp500.000.000,-
o PPh Pasal 26 = 20% x Rp500.000.000 = Rp100.000.000 (10% x
Rp1.000.000.000)
Sering kali untuk memudahkan proses, PT Merak bisa saja ikut
asuransi melalui perusahaan yang ada di Indonesia, misal PT XYZ,
dengan membayar jumlah premi yang sama sebesar Rp1 miliar. PT
XYZ mengikutkan (reasuransi) perusahaan tersebut ke perusahaan
asuransi di luar negeri, misalnya PT KLM, dengan membayar
premi sebesar Rp500 juta. Maka ketentuan PPh Pasal 26-nya
adalah:
o Perkiraan penghasilan neto = 10% x Rp500.000.000 =
Rp50.000.000
o PPh Pasal 26 PT ABC = 20% x Rp50.000.000 = Rp10.000.000
(2% x Rp500.000.000)
https://www.mas-software.com/blog/perbedaan-pph-21-dan-pph-26
https://www.pajak.com/pajak/definisi-tarif-dan-ketentuan-perhitungan-pph-
pasal-26/
https://www.gadjian.com/blog/2021/12/09/perhitungan-pph-pasal-26-wna/