Anda di halaman 1dari 3

NAMA : AYU ASTIA NINGRAT

KELAS : AKUNTANSI(A)
NIM : 181831511
MATKUL : PERPAJAKAN LANJUTAN

”PPH PASAL 26 DAN PPN JASA LN”

1. Pengertian Pajak Penghasilan Pasal 26 (PPh Pasal 26)

Menurut Undang-Undang Nomor 36 tahun 2008, PPh Pasal 26 adalah pajak penghasilan


yang dikenakan atas penghasilan yang diterima wajib pajak luar negeri dari Indonesia selain
bentuk usaha tetap (BUT) di Indonesia.

Hal yang menentukan seorang individu atau perusahaan dikategorikan sebagai wajib pajak
luar negeri adalah:

 seorang individu yang tidak bertempat tinggal di Indonesia, individu yang tinggal di


Indonesia tidak lebih dari 183 hari dalam setahun/12 bulan, dan perusahaan yang
tidak didirikan atau berada di Indonesia, yang mengoperasikan usahanya melalui
bentuk usaha tetap di Indonesia.
 seorang individu yang tidak bertempat tinggal di Indonesia, individu yang tinggal di
Indonesia tidak lebih dari 183 hari dalam setahun/12 bulan, dan perusahaan yang
tidak didirikan atau berada di Indonesia, yang dapat menerima atau memperoleh
penghasilan dari Indonesia tidak melalui menjalankan usaha melalui suatu bentuk
usaha tetap di Indonesia.

2. Tarif untuk Pajak Penghasilan Pasal 26 (PPh Pasal 26)

Tarif 20% (final) atas jumlah bruto yang dikenakan atas:

1. Dividen
2. Bunga, termasuk premium, diskonto, insentif yang terkait dengan jaminan
pembayaran pinjaman
3. Royalti, sewa, dan pendapatan lain yang terkait dengan penggunaan aset
4. Insentif yang berkaitan dengan jasa, pekerjaan, dan kegiatan
5. Hadiah dan penghargaan
6. Pensiun dan pembayaran berkala
7. Premi swap dan transaksi lindung lainnya
8. Perolehan keuntungan dari penghapusan utang

Tarif 20% (final) dari laba bersih yang diharapkan dari:

1. Pendapatan dari penjualan aset di Indonesia.


2. Premi asuransi, premi reasuransi yang dibayarkan langsung maupun melalui pialang
kepada perusahaan asuransi di luar negeri.
Tarif 20% (final) dari laba bersih yang diharapkan selama penjualan atau pengalihan saham
perusahaan antara perusahaan media atau perusahaan tujuan khusus yang didirikan atau
bertempat di negara yang memberikan perlindungan pajak yang memiliki hubungan khusus
untuk suatu entitas atau bentuk usaha tetap (BUT) didirikan di Indonesia.

Tarif 20% yang dipungut dari penghasilan kena pajak setelah dikurangi dengan pajak, suatu
bentuk usaha tetap (BUT) di Indonesia, kecuali penghasilan tersebut ditanamkan kembali di
Indonesia.

Tingkat berdasarkan tax treaty (perjanjian pajak) yang dikenal sebagai JGI Penghindaran


Pajak berganda (P3B) antara Indonesia dan negara-negara lain yang berada dalam perjanjian,
mungkin berbeda satu sama lain. Tarif mereka biasanya mengurangi tingkat dari tarif biasa
20%, dan beberapa mungkin memiliki tarif 0%.

3. PPN Jasa Luar Negeri

Pajak Pertambahan Nilai memiliki sejumlah objek seperti PPN pada impor/ekspor Barang
Kena Pajak (BKP), pemanfaatan Jasa Kena Pajak (JKP) dari luar dan dalam daerah pabean
atau PPN atas JKP dari luar daerah pabean atau PPN jasa luar negeri.

4. Dasar Hukum PPN Jasa Luar Negeri

Di era teknologi, pemanfaatkan jasa luar negeri menjadi hal yang sering terjadi. Contoh
pemanfaatan jasa luar negeri misalnya: PT A mendatangkan tenaga ahli komputer dari
Tiongkok untuk memberikan pelatihan kepada para staf IT-nya. Nah, pengenaan PPN jasa
luar negeri memiliki dasar hukum yang tercantum dalam:

 Pasal 4 ayat 1 huruf d dan e UU PPN


 PMK-40/pmk.03/2010
 PP No 1 Tahun 2012
 SE-147/PJ/2010

Namun, transaksi JKP dari luar negeri memiliki batasan yang diatur dalam pasal 4 ayat 1 SE-
147/PJ/2010 yang menyatakan bahwa PPN akan dikenakan atas jasa luar negeri yang
memiliki kriteria sebagai berikut:

 Diserahkan oleh orang pribadi atau badan yang bertempat tinggal di luar daerah
pabean.
 Pemberian jasa luar negeri dapat  dilakukan di dalam maupun di luar daerah pabean,
sepanjang kegiatan pemanfaatan jasa tidak menyebabkan orang pribadi/ badan yang
bertempat tinggal di luar daerah pabean menjadi subjek pajak dalam negeri.
 Kegiatan pemanfaatan jasa luar negeri dilakukan di dalam daerah pabean.
 JKP dari luar negeri dimanfaatkan oleh siapapun dalam daerah pabean.

5. Waktu Terutang PPN Jasa Luar Negeri

Terutangnya PPN jasa luar negeri dapat terjadi saat pemanfaatan JKP dari luar daerah pabean
dimulai, atau dalam proses pembayaran, dimana pembayaran diterima sebelum penyerahan
jasa luar negeri.
Waktu terutang PPN jasa luar negeri juga terjadi saat pembayaran dilakukan sebelum
dimulainya pemanfaatan JKP dari luar daerah pabean.

Apa yang dimaksud dengan saat pemanfaatan? Kriterianya meliputi beberapa hal di bawah
ini:

 Saat jasa luar negeri secara nyata digunakan oleh pihak-pihak yang
memanfaatkannya.
 Pada saat jasa luar negeri dinyatakan sebagai utang oleh pihak yang
memanfaatkannya.
 Pada saat penggantian jasa kena pajak ditagih oleh pihak yang menyerahkan.
 Saat harga perolehan jasa kena pajak dibayar baik sebagian/seluruhnya oleh pengguna
 Saat ditandatanganinya kontrak dan perjanjian yang telah ditetapkan oleh Direktur
Jenderal Pajak.

PPN yang terutang atas penggunaan jasa luar negeri harus disetor paling lama tanggal 15
bulan berikutnya setelah saat terutangnya pajak.

6. Cara menghitung PPN Jasa Luar Negeri

Berikut ini cara yang bisa Anda pilih untuk menghitung PPN atas pemanfaatan Jasa Luar
Negeri.

1. 10% x jumlah yang seharusnya dibayarkan kepada pihak yang menyerahkan jasa luar
negeri.
2. 10/110 x jumlah yang seharusnya dibayarkan kepada pihak yang menyerahkan jasa
luar negeri, dalam hal jumlah yang dibayarkan sudah termasuk PPN

Kedua cara ini dapat dilakukan sesuai dengan kesepakatan antara pihak pemberi jasa luar
negeri dan pihak penerima.

Contoh Kasus Penghitungan PPN Jasa Luar Negeri

Perusahaan A ingin membayar jasa tenaga ahli dari Tiongkok yang telah memberikan
pelatihan IT di kantornya. Harga yang ditawarkan Rp 500.000.000.

Tenaga ahli yang dimaksud menginginkan jumlah yang diterimanya adalah jumlah bersih
termasuk potongan PPN. Maka perusahaan dapat menggunakan rumus kedua ( 10/110 x Rp
500.000.000) untuk menentukan jumlah PPN yang harus dibayar atas jasa staf ahli tersebut.

Anda mungkin juga menyukai