Hubungan Istimewa
Suatu perusahaan baru dapat dikatakan mempunyai hubungan istimewa apabila:
a. perusahaan salah satu negara turut serta dalam manajemen, pengawasan atau modal suatu perusahaan
baik secara langsung maupun tidak langsung pada perusahaan di negara TP;
b. orang atau badan yang sama turut serta dalam manajemen, pengawasan atau modal suatu perusahaan
baik secara langsung maupun tidak langsung kepada perusahaan salah satu negara atau negara TP,
hubungan dagang dan keuangannya diterapkan syarat-syarat yang menyimpang dari yang biasanya
berlaku karena adanya hubungan istimewa tersebut. Setiap laba yang seharusnya diterima oleh salah
satu perusahaan jika hubungan istimewa tersebut tidak ada, dapat ditambahkan pada laba perusahaan
itu dan dapat dikenakan pajak.
Dividen
Dividen yang dibayarkan oleh perusahaan yang berkedudukan di salah satu negara kepada penduduk
negara TP dapat dikenakan pajak di negara TP tersebut. Akan tetapi dividen tersebut dapat dikenakan
pajak di negara tempat kedudukan perusahaan yang membayarkan dividen berdasarkan undang-undang
pajak yang berlaku. Hal ini dapat dilakukan jika penerima dividen merupakan pemegang saham dan pajak
yang dikenakan tidak lebih dari:
10% dari bruto dividen, apabila pemilik saham merupakan perseroan dengan penyertaan langsung
minimal 25% saham.
15% dari jumlah bruto dividen dalam hal lainnya seperti portofolio.
Perusahaan salah satu negara jika memperoleh laba atau penghasilan dari negara TP, maka hanya dapat
dipajaki di negara TP tersebut.
Perusahaan Swiss mempunyai BUT di Indonesia yang memperoleh keuntungan dari Indonesia tempat BUT
tersebut berkedudukan dapat dikenakan pajak yang jumlahnya tidak melebihi 10% dari jumlah keuntungan
setelah dikurangi pajak penghasilan dan pajak lainnya sesuai UU yang berlaku di Indonesia
Bunga
Bunga yang dibayarkan oleh perusahaan salah satu negara kepada penduduk negara TP pada persetujuan
dapat dikenakan pajak di negara TP tersebut. Negara sumber juga dapat mengenakan pajak apabila yang
menerima bunga adalah perusahaan yang memberikan pinjaman dan pajaknya tidak melebihi dari 10%
jumlah bruto bunga. Ketentuan tersebut tidak berlaku jika pemberi pinjaman mempunyai BUT pada negara
lainnya dan dalam tagihan piutang atas bunga tersebut terdapat hubungan efektif dengan BUT.
Istilah "bunga" berarti penghasilan dari semua jenis tagihan piutang, baik yang dijamin dengan hipotek
ataupun tidak, dan baik yang berhak maupun tidak atas bagian laba debitur, dan pada khususnya
penghasilan dari surat-surat berharga pemerintah dan penghasilan dari obligasi atau surat-surat hutang,
termasuk premi dan hadiah-hadiah yang terikat pada surat-surat berharga, obligasi maupun surat-surat
hutang tersebut demikian pula penghasilan yang oleh undang-undang perpajakan dari Negara di mana
penghasilan itu timbul dipersamakan dengan penghasilan dari peminjaman uang.
Royalti
Royalti yang berasal dari salah satu negara kepada penduduk negara TP pada persetujuan dapat dikenakan
pajak di negara TP tersebut. Akan tetapi royalti tersebut dapat juga dikenakan pajak di negara tempat
royalti berasal dan besarnya pajak sesuai dengan UU yang berlaku di negara tersebut dan tidak lebih dari
12,5% dari jumlah bruto royalti. Hal tersebut tentu saja dapat dilakukan apabila penerima royalti pemilik
hak.
Capital Gain
Keuntungan penduduk salah satu negara dari pengalihan atau pemindahtanganan harta tak gerak terletak di
negara TP dalam persetujuan dapat dikenakan pajak di negara TP tersebut. Keuntungan pemindahtanganan
harta gerak yang merupakan bagian kekayaan suatu BUT negara TP yang berkedudukan di salah satu
negara dan juga dari harta gerak yang merupakan bagian dari suatu tempat usaha yang tersedia bagi
penduduk negara TP dalam rangka melakukan pekerjaan bebas di suatu negara dapat dikenakan pajak di
negara tersebut. Termasuk keuntungan yang diperoleh dari pemindahtanganan BUT atau tempat usaha.
Keuntungan atas pemindahtanganan kapal laut atau pesawat udara yang diterima oleh penduduk dari salah
satu negara persetujuan yang digunakan dalam jalur lalu lintas internasioanal dan juga harta gerak
merupakan bagian dari operasi kapal laut atau pesawat udara hanya akan dikenakan pajak di negara
tersebut.
Keuntungan dari pemindahtangangan harta lainnya hanya akan dikenakan pajak di negara pihak yang
mengalihkan berkedudukan.
Penghasilan Direktur
Penghasilan direktur dan manajer tingkat atas yang merupakan penduduk salah satu negara atas
kedudukannya dalam dewan direksi perusahaan yang berada di negara TP dapat dikenakan pajak di negara
TP tersebut
Pensiun
Penduduk salah satu negara yang memperoleh pensiun dan Tunjangan Hari Tua dari negara TP atas
pekerjaannya di masa lampau akan dikenakan pajak di negara TP tersebut.
Pejabat Pemerintah
Imbalan atau pengghasilan selain pensiun yang diterima oleh penduduk salah satu negara atas jabatannya
pada pemerintahan negara TP akan dikenakan pajak di negara tersebut. Akan dikenakan pajak di negara TP
apabila orang tersebut:
a. warga negara dari negara TP
b. tidak menjadi penduduk negara TP semata-mata hanya untuk memberikan jasa tersebut.
1. Laba usaha dari BUT Tarif umum (Pasal 17 UU No. 17 Tahun 2000) dari
penghasilan kena pajak
2. Bunga 10%
3. Royalti 12,5%
4. Dividen portofolio 15%
5. Penyertaan langsung 10%
6. Pajak atas laba setelah pajak pada BUT (Branch 10%
Profit Tax)
7. Penghasilan dari harta tak gerak Dikenakan pajak di mana harta tak gerak tersebut
terletak
8. Penghasilan dari harta gerak
a. Sewa 20%
b. Penjualan Khusus untuk pengalihan kapal dan pesawat dan harta
lainnya dikenakan pajak di negara domisili.
Keuntungan karena pengalihan harta BUT dikenakan
pajak di negara sumber.
9. Laba dari pengoperasian kapal laut dan pesawat Pajak hanya dikenakan di negara domisili. Dikenakan
udara pajak di tempat pengoperasian dengan tarif tidak lebih
dari 50%
10. Penghasilan dari pekerjaan bebas Tarif umum dari penghasilan kena pajak, sepanjang:
a. Berada di Indonesia melebihi 183 hari dalam 12
bulan, atau
b. Mempunyai tempat tetap dalam menjalankan
kegiatan.
Apabila kedua syarat di atas tidak terpenuhi, maka tidak
dipajaki di Indonesia
11. Penghasilan dari pekerjaan dalam hubungan kerja Tarif umum dari penghasilan kena pajak, sepanjang:
a. Berada di Indonesia melebihi 183 hari dalam masa
12 bulan, atau
b. Balas jasa dibayarkan oleh majikan di Indonesia,
atau
c. Balas jasa tersebut menjadi beban BUT yang
dimiliki oleh majikan itu di negara Indonesia
Apabila ketiga syarat di atas tidak terpenuhi, maka tidak
dipajaki di Indonesia
12. Penghasilan Direktur Tarif umum dari penghasilan kena pajak
13. Penghasilan Artis dan Olahragawan Tarif umum dari penghasilan bruto
14. Penghasilan Guru Tarif umum dari penghasilan kena pajak, sepanjang
kunjungannya di Indonesia lebih dari 12 bulan dan
penghasilan yang diterima lebih dari 18.000 frank
Swiss.
15. Penghasilan Pelajar Jika menerima penghasilan dari Indonesia