Internasional
Penerapan Persetujuan
Penghindaran Pajak Perganda
(P3B)
Penghasilan Dari Harta Tak Gerak
Pemajakan atas penghasilan dari harta tak gerak (immovable property) diatur dalam pasal
yang mengatur mengenai penghasilan dari harta tak gerak (income from immovable property,
yang kadang-kadang sebagai judul pasalnya dipakai istilah income from real property). Pasal ini
ada hubungannya dengan pasal yang mengatur mengenai keuntungan dari pemindahtanganan
harta (capital gains).
Dalam pengertian penghasilan dari harta tak gerak, meliputi penghasilan yang diterima dari
penggunaan secara langsung, penyewaan, atau penggunaan harta tak gerak dalam bentuk apa
pun. Ketentuan tersebut berlaku pula terhadap penghasilan perusahaan dan terhadap
penghasilan harta tak gerak yang digunakan dalam melaksanakan pekerjaan bebas. Termasuk
pula dalam pengertian penghasilan dari harta tak gerak adalah penghasilan dari
pertanian/perkebunan atau kehutanan.
Penghasilan Dari Harta Tak Gerak
Keuntungan dari harta tidak bergerak dapat dikenakan pajak di negara sumber
penghasilan, termasuk keuntungan atau pemindahtanganan yang diperoleh suatu
bentuk usaha tetap atau suatu tempat usaha tetap. Sedangkan keuntungan dari
pemindahtanganan kapal-kapal dan pesawat udara yang dioperasikan dalam jalur
lalu lintas internasional atau harta bergerak yang ada hubungannya dengan
pengoperasian kapal-kapal dan pesawat udara, hanya akan dikenakan pajak di
negara tempat manajemen dari perusahaan yang mengoperasikannya berada.
Perkapalan dan Pengangkutan Udara
Perlakuan perpajakan atas penghasilan yang berasal dari pengangkutan laut dan
pengangkutan udara (shipping and air transport) yang diatur dalam perjanjian perpajakan,
hanyalah yang menyangkut lalu lintas internasional, sedangkan untuk lalu lintas domestik tidak
diatur.
Perlakuan perpajakan atas penghasilan yang berasal dari pengangkutan laut dan
pengangkutan udara (shipping and air transport) dalam lalu lintas internasional (international
traffic), yang diperoleh perusahaan pelayaran atau penerbangan yang berkedudukan di negara
mitra (dalam kapasitasnya sebagai negara domisili, atau sebaliknya berkedudukan di Indonesia
apabila Indonesia sebagai negara domisili) adalah sebagai berikut.
a. Penghasilan yang berasal dari jalur lalu lintas internasional (international traffic) hanya akan
dikenakan pajak di negara tempat perusahaan pelayaran atau penerbangan yang
bersangkutan berkedudukan (negara domisili);
b. Ketentuan tersebut pada butir a berlaku juga terhadap penghasilan yang diterima atau
diperoleh oleh suatu perusahaan dari negara mitra (dalam kapasitasnya sebagai negara
domisili, atau sebaliknya berkedudukan di Indonesia apabila Indonesia sebagai negara
domisili) karena keikutsertaannya dalam gabungan-gabungan (participation in pools) dalam
bentuk apa pun dari perusahaan yang berusaha di bidang pengangkutan laut dan
pengangkutan udara, dalam kegiatan usaha bersama (joint business) atau dalam suatu
perwakilan perusahaan internasional.
Perkapalan dan Pengangkutan Udara
Dalam pengertian kegiatan pengangkutan laut dan pengangkutan udara, biasanya termasuk
kegiatan-kegiatan tambahan, yang sedikit banyak kegiatan tersebut berhubungan dengan
kegiatan pengangkutan orang dan barang. Dalam Pasal 8 dari Model Tax Convention on
Income and on Capital, September 1992 Condensed Version, terbitan OECD 1993, dinyatakan
bahwa dalam cakupan kegiatan pengangkutan laut dan udara dalam lalu lintas internasional,
termasuk kegiatan-kegiatan:
a. Penjualan tiket penumpang atas nama perusahaan lain;
b. Pengoperasian bus penjemputan yang menghubungkan pelabuhan udara dengan suatu
kota;
c. Advertensi dan propaganda komersial;
d. Pengangkutan barang-barang dengan truk yang menghubungkan suatu depot dengan
pelabuhan atau lapangan terbang.
Laba yang berasal dari pengoperasian pesawat udara dalam jalur lalu lintas internasional
dapat dikenakan pajak di negara domisili di mana tempat pimpinan perusahaan yang
sebenarnya berkedudukan, kecuali jika kegiatan tersebut sifatnya teratur, labanya dikenai
pajak di negara Indonesia dalam bentuk BUT. Laba yang dapat dikenai pajak di negara
Indonesia ditentukan berdasarkan alokasi laba yang pantas dari laba bersih secara
keseluruhan yang diperoleh dari pengoperasian kapal tersebut.
Jika tempat pimpinan perusahaan yang sebenarnya dari perusahaan pelayaran laut atau
pelayaran sungai berada di atas kapal atau perahu, maka hal itu dianggap berada di negara di
mana pelabuhan pangkalan dari kapal laut atau perahu tersebut berada, atau bila tidak
mempunyai pelabuhan pangkalan, ia dianggap berada di negara di mana perusahaan yang
mengoperasikan kapal laut atau perahu tersebut berkedudukan.
Ketentuan-ketentuan tersebut di atas juga berlaku bagi laba yang diperoleh dari keikutsertaan
suatu gabungan perusahaan, suatu usaha kerjasama atau suatu keagenan usaha
internasional.
Apabila tidak ada P3B, maka menurut Undang-Undang PPh, dikenakan PPh Pasal 15, dengan
tarif efektif sebesar 2,64% x penghasilan bruto.
Pekerjaan Bebas
Penghasilan yang diterima oleh seorang penduduk salah satu negara (dalam hal ini
kedudukan negara itu sebagai negara domisili) sehubungan dengan pemberian jasa
profesional atau pekerjaan bebas hanya akan dikenakan pajak di negara itu, kecuali apabila
jasa profesional atau pekerjaan bebas tersebut dilakukan di negara mitranya (dalam hal ini
kedudukan negara tersebut sebagai negara sumber) serta dipenuhi kriteria diantaranya:
a. Yang bersangkutan mempunyai tempat usaha tetap (fixed base) di negara mitranya (sebagai
negara sumber) yang tersedia baginya secara teratur untuk melaksanakan kegiatannya; atau
b. Ia berada di negara mitranya (sebagai negara sumber) melebihi jangka waktu (time test)
yang disepakati dalam perjanjian perpajakan.
Dalam hal orang tersebut memberikan jasa profesional atau melakukan pekerjaan bebasnya
di negara sumber dan kedua atau salah satu dari kriteria tersebut di atas terpenuhi, negara
sumber dapat mengenakan pajak atas penghasilan yang diterima atau diperoleh sehubungan
dengan pemberian jasa profesional atau pekerjaan bebas yang bersangkutan. Namun
demikian, besarnya penghasilan yang dapat dikenakan hanya sebesar penghasilan yang
berasal (attributable) dari tempat usaha tetap (fixed base). Jangka waktu keberadaan
seseorang di negara sumber (time test) merupakan salah satu kriteria untuk menentukan
dapat tidaknya negara sumber mengenakan pajak atas penghasilan yang diterima atau
diperoleh sehubungan dengan pemberian jasa profesional atau pekerjaan bebas,
Pekerjaan Dalam Hubungan Kerja
Berbeda dari pemberian jasa oleh independent personal yang dilakukan untuk dan atas
namanya sendiri, jasa yang diberikan oleh orang pribadi yang dimaksud di sini merupakan jasa
yang dilakukan untuk dan atas nama pihak lain yang memiliki hubungan kerja dengannya.
Di sini diatur bahwa negara tempat orang pribadi tersebut bekerja dapat mengenakan
pajak atas penghasilan yang diterimanya. Namun untuk mengenakan pajak tersebut ada
beberapa syarat kumulatif yang terlebih dahulu harus dipenuhi yaitu:
Orang pribadi yang bersangkutan berada di negara lain melebihi time test yang telah
disepakati;
Penghasilan yang diterima oleh orang pribadi tersebut dibayarkan oleh pemberi kerjanya
Penghasilan tersebut tidak dibebankan kepada BUT.
Penghasilan Para Direktur
Penghasilan yang diterima oleh direktur dalam kapasitasnya yang murni sebagai seorang
direktur dapat dikenai pajak di negara domisili perusahaannya tanpa memandang jangka
waktu keberadaannya di sana.
Bila diperhatikan, prinsip ini berbeda dari prinsip pemajakan atas penghasilan orang
pribadi lain yang menggunakan syarat jangka waktu keberadaan sebagai alat menentukan
aspek pemajakan.
Namun demikian, apabila pekerjaan yang dilakukan tidak lagi murni sebagai seorang
direktur maka pemajakan atas penghasilan tersebut tidak lagi mengikuti ketentuan ini.
Penemuan aspek pemajakannya disesuaikan dengan jenis kegiatan (pekerjaan) yang
dilakukan oleh direktur tersebut. Jika direktur tersebut melakukan tugas-tugas manajerial
misalnya, maka aspek pemajakannya mengacu pada klausul dependen personal services.
Namun apabila direktur tersebut bekerja sebagai konsultan pada perusahaan, maka aspek
pemajakannya dalam hal ini akan mengacu pada klausul independent personal services.
Seniman dan Olahragawan
Penghasilan dari seniman dan olahragawan akan dikenakan pajak di negara di mana
kegiatan sebagai seniman dan olahragawan tersebut dilakukan, tetapi penghasilan dari
kegiatan sebagai seniman dan olahragawan tersebut akan dibebaskan pajak apabila kegiatan
tersebut disponsori/dibiayai oleh pemerintah atau lembaga pemerintah.
Penghasilan yang diperoleh penduduk asing sebagai artis seperti artis teater, film, radio
atau televisi dan pemain musik atau sebagai olahragawan, dari kegiatan-kegiatan
perseorangan mereka yang dilakukan di Negara Indonesia dapat dikenakan pajak di Negara
Indonesia Apabila penghasilan tersebut diterima bukan oleh artis atau atlet itu sendiri tetapi
oleh orang atau badan lain, maka penghasilan tersebut dapat dikenakan pajak di negara
dimana kegiatan-kegiatan seniman atau olahragawan itu dilakukan.
Pensiunan Sehubungan Dengan Jabatan Dalam
Pemerintahan
Pensiun dan imbalan sejenis lainnya yang dibayarkan kepada penduduk asing akibat
suatu hubungan kerja masa lalu, hanya akandikenakan pajak di negara domisili. Pensiun yang
dibayar atau pembayaran-pembayaran lainnya dalam rangka program umum yang menjadi
bagian dari tunjangan sosial dari salah satu negara atau bagian ketatanegaraannya hanya
dikenai pajak di negara domisili.
Pada umumnya, penghasilan berupa pensiun dikenai pajak di negara tempat di mana
pekerjaan itu dahulunya dilakukan. Namun sebagian besar tax treaty mengatur bahwa
penghasilan tersebut dikenai pajak di negara di mana yang bersangkutan menjadi penduduk
pada saat pensiun.
Dosen, Guru, dan Peneliti
BUT di negara lain, atau melakukan pekerjaan bebas dengan suatu tempat tertentu di
negara lain, dan hak atau kekayaan sehubungan dengan mana pendapatan itu dibayar
mempunyai hubungan efektif dengan pendirian tetap atau tempat tertentu itu.
Jenis-jenis penghasilan dari penduduk salah satu negara yang tidak dicakup dalam pasal-
pasal terdahulu dari persetujuan ini, dan berasal dari negara lainnya dapat juga dikenai pajak
di negara Indonesia, tergantung negosiasi.
Jasa yang Dilakukan di Luar Indonesia
Penghasilan yang diperoleh dari kegiatan pemberian jasa professional (“Independent Personal
Service”) akan dikenakan pajak oleh negara domisili subyek pajak, kecuali :
a) Bila kegiatan pemberian jasa dilakukan melalui BUT (PE), dan pengenaan pajak terbatas
pada penghasilan yang diperoleh dari negara sumber.
b) Bilamana subyek pajak orang pribadi berada dinegara sumber lebih dari 120 hari dalam
jangka waktu 12 bulan.
Yang dimaksud dengan “independent personal service”, pada umumnya adalah pemberian
jasa yang berkaitan dengan keahlian tertentu, seperti ilmuwan, kegiatan pengajaran, dokter,
ahli hukum, akuntan, arsitek.
c) Penghasilan yang tidak dikenakan pajak dinegara sumber, yaitu Penghasilan-penghasilan
yang akan dikenakan pajak oleh negara tempat kedudukan subyek adalah:
– Royalty yang diperoleh dari harta tak berwujud;
– Keuntungan yang diperoleh dari pengalihan saham dan surat berharga;
– Penghasilan pension dari sector swasta;
– Penghasilan diperoleh para mahasiswa yang sedang menyelesaikan
– pendidikan.
Dividen yang Dibayar atau Terutang Ke Luar Negeri
Melalui Custodian
Dividen merupakan penghasilan yang diterima oleh pemegang saham dari suatu
perusahaan. Tak sedikit negara yang mengenakan pajak atas penghasilan berupa dividen ini.
Indonesia pun mengenakan pajak atas dividen baik yang diterima oleh Wajib Pajak dalam
negeri maupun Wajib Pajak luar negeri.
Klausul dividends, sebagaimana namanya, memang merupakan aturan mengenai
pengenaan pajak atas penghasilan berupa dividen. Dalam klausul ini dinyatakan bahwa negara
tempat dividen berasal juga berhak mengenakan pajak atas dividen tersebut. Pada setiap tax
treaty, besar tarif tersebut berbeda-beda namun umumnya lebih kecil dari tarif pajak domestik
bagi dividen yang berlaku di kedua negara.