PEMBAHASAN
A. Pembahasan Umum
profesi tertentu yang mana dalam hal tersebut ada beberapa ketentuan
2. Dasar Hukum
Internasional
“Pemajakan Atas Penghasilan Yang Diterima Guru dan Periset, Pelajar atau 1
Pemagang, dan Penghasilan Lain-Lain”
3. Tujuan P3B Terhadap Pemajakan atas Penghasilan
berasal;
kebijakan fiskal;
“Pemajakan Atas Penghasilan Yang Diterima Guru dan Periset, Pelajar atau 2
Pemagang, dan Penghasilan Lain-Lain”
Selain tujuan diatas, ada beberapa tujuan lain, yaitu:
e. Non diskriminasi;
4. Fungsi P3B
Berikut ini ada beberapa fungsi dari P3B terhadap pemajakan atas
pengahasilan:
b. Azas Sumber;
“Pemajakan Atas Penghasilan Yang Diterima Guru dan Periset, Pelajar atau 3
Pemagang, dan Penghasilan Lain-Lain”
c. Azas Nasionalitas atau azas kewarganegaraan.
negara Indonesia sendiri, dengan kata lain tidak ada yang bisa
negara
“Pemajakan Atas Penghasilan Yang Diterima Guru dan Periset, Pelajar atau 4
Pemagang, dan Penghasilan Lain-Lain”
7. Pembagian Hak Pemajakan
“Pemajakan Atas Penghasilan Yang Diterima Guru dan Periset, Pelajar atau 5
Pemagang, dan Penghasilan Lain-Lain”
tersebut terdaftar sebagai subjek pajak dalam negeri (residence
state)
9. Model P3B
pajak domisili
sedangkan apabila yang menerima adalah Wajib Pajak luar negeri maka
“Pemajakan Atas Penghasilan Yang Diterima Guru dan Periset, Pelajar atau 6
Pemagang, dan Penghasilan Lain-Lain”
imbalan yang diterima oleh guru dan periset dalam model Indonesia berbeda
imbalan kepada guru dan periset, karena perlakuannya dicakup dalam aturan
Model tidak mengatur sama sekali imbalan yang diterima oleh guru atau
periset. Jadi, misalnya dalam suatu P3B tidak mengatur tentang perlakuan
pajak atas imbalan yang diterima oleh guru maka perlakuannya tunduk
yang dianut adalah P3B dari generasi pertama yang pada dasarnya tercermin
tahun; dan
mengajarnya dilakukan.
“Pemajakan Atas Penghasilan Yang Diterima Guru dan Periset, Pelajar atau 7
Pemagang, dan Penghasilan Lain-Lain”
2. Universitas, akademi, sekolah, atau
Indonesia untuk mengajar, tetapi bukan karena atas undangan salah satu
Indonesia datang lagi untuk mengajar selama satu tahun maka imbalan yang
diterima dari pengajar dalam rangka kedatangan yang kedua tersebut tidak
resident of the other Contracting State and who, at the invitation of the
present in that Contracting State for a period not exceeding two consecutive
years solely for the purpose of teaching, giving lectures or carrying out
“Pemajakan Atas Penghasilan Yang Diterima Guru dan Periset, Pelajar atau 8
Pemagang, dan Penghasilan Lain-Lain”
research at such institution shall be exempt from tax in that Contracting
State on his remuneration for such activity, provided that payment of such
syarat sebagaimana diatur di pasal tersebut maka pada tahun ketiga harus
sebagai Wajib Pajak luar negeri atau Wajib Pajak dalam negeri.
lebih dari 183 hari dalam masa 12 bulan maka orang tersebut dianggap
sebagai Wajib Pajak dalam negeri. Namun demikian, untuk kasus tersebut
Catatan:
Beberapa P3B yang belaku sekarang tidak mengatur tentang guru dan
“Pemajakan Atas Penghasilan Yang Diterima Guru dan Periset, Pelajar atau 9
Pemagang, dan Penghasilan Lain-Lain”
pendidikan dan pengajaran. Jadi, apabila seorang guru besar dari Kanada
“Article 14
Professional Service
character shall be taxable only in that State unless he has a fixed base
income may be taxed in the other Contracting State but only so much
Jadi, sepanjang guru besar tersebut tidak mempunyai fixed base maka
ia tidak dapat dikenakan pajak di Indonesia. Istilah “fixed base” tidak diberi
hal itu tidak perlu. Jadi, seandainya guru yang bersangkutan memberikan
“fixed base”.
“Pemajakan Atas Penghasilan Yang Diterima Guru dan Periset, Pelajar atau 10
Pemagang, dan Penghasilan Lain-Lain”
Dalam P3B dengan Swiss imbalan yang diterima oleh guru tunduk
hubungan kerja dan jasa profesional atau kegiatan bebas yang sejenis
“Pemajakan Atas Penghasilan Yang Diterima Guru dan Periset, Pelajar atau 11
Pemagang, dan Penghasilan Lain-Lain”
Tabel Ringkasan Dari Pasal 20 Tentang Guru Dan Periset
Brunei Darussalam 2 Tahun Tidak diakui oleh pejabat yang berwenang Negara
lainnya
2. Ketentuan ini juga berlaku bagi periset
“Pemajakan Atas Penghasilan Yang Diterima Guru dan Periset, Pelajar atau Pemagang, dan Penghasilan Lain-Lain” 12
Kanada Tida diatur khusus Tidak -
“Pemajakan Atas Penghasilan Yang Diterima Guru dan Periset, Pelajar atau Pemagang, dan Penghasilan Lain-Lain” 13
Universitas, sekolah atau “lembaga pendidikan
Italia 2 Tahun Tidak
yang diakui”
“Pemajakan Atas Penghasilan Yang Diterima Guru dan Periset, Pelajar atau Pemagang, dan Penghasilan Lain-Lain” 14
pembebasan Bebas-Independent Personal Services)
“Pemajakan Atas Penghasilan Yang Diterima Guru dan Periset, Pelajar atau Pemagang, dan Penghasilan Lain-Lain” 15
Tidak ada Tunduk kepada ketentuan Pasal 14 (Kegiatan
Rep. Afrika Selatan -
pembebasan Bebas- Independent Pesonal Sevices)
“Pemajakan Atas Penghasilan Yang Diterima Guru dan Periset, Pelajar atau Pemagang, dan Penghasilan Lain-Lain” 16
Tidak diperlukan undangan dari lembaga yang
Turki 2 Tahun Iya
bersangkutan
“Pemajakan Atas Penghasilan Yang Diterima Guru dan Periset, Pelajar atau Pemagang, dan Penghasilan Lain-Lain” 17
oleh institusi pendidikan yang berwenang
2. Riset yang dilakukan adalah untuk
kepentingan umum
1. Atas undangan dari suatu lembaga pendidikan
Vietnam 2 Tahun Iya 2. Termasuk museum dan lembaga kebudayaan
lainnya
1. Lembaga pendidikan atau riset ilmiah harus
diperlakukan sebagai lembaga nir-laba oleh
pemerintah Negara lainnya
Portugal 2 Tahun Tidak 2. Perlakuan ini juga berlaku terhadap beasiswa
yang diberikan oleh pemerintah, badan
keagamaan sepanjang beasiswa tersebut
dibebaskan dari pajak
1. Atas undangan dari suatu lembaga pendidikan
Meksiko 2 Tahun1 Iya 2. Termasuk “museum dan lembaga kebudayaan
lainnya”
1. Atas undangan pemerintah, universitas,
“Pemajakan Atas Penghasilan Yang Diterima Guru dan Periset, Pelajar atau Pemagang, dan Penghasilan Lain-Lain” 18
akademi, sekolah, museum atau lembaga
kebudayaan, atau
2. Dalam rangka pertukaran kebudayaan
antardua negara
“Pemajakan Atas Penghasilan Yang Diterima Guru dan Periset, Pelajar atau Pemagang, dan Penghasilan Lain-Lain” 19
Catatan:
tidak berlaku dala hal riset yang dilakukan untuk kepentingan orang
“Pemajakan Atas Penghasilan Yang Diterima Guru dan Periset, Pelajar atau 20
Pemagang, dan Penghasilan Lain-Lain”
ilmiah atau lembaga pendidikan, sepanjang beasiswa tersebut
“Article 21
Contracting State solely for the purpose of his education received for
visiting”
2001, yang berbeda dengan OECD Model karena yang disebut belakangan
ini tidak memuat ayat (2). Awal kalimat dari ayat (1) yang berbunyi:
“Pemajakan Atas Penghasilan Yang Diterima Guru dan Periset, Pelajar atau 21
Pemagang, dan Penghasilan Lain-Lain”
Payment which a student or business trainee who is or was immediately
Ayat (2) mengatur bahwa dalam hal pemberian beasiswa atau hibah
yang tidak dicakup di ayat (1), artinya santunan tersebut berasal dari Negara
pelajar atau mahasiswa sama dengan Wajib Pajak lainnya. Hal yang berbeda
Indonesia tetapi dibiayai dari dana yang berasal dari luar Indonesia, pelajar
penghasilan tidak kena pajak (PTKP) maka akan dikenai pajak. Perlakuan
“Pemajakan Atas Penghasilan Yang Diterima Guru dan Periset, Pelajar atau 22
Pemagang, dan Penghasilan Lain-Lain”
Dalam praktik sering terjadi pelajar menerima beasiswa dari salah satu
beasiswa yang diterima oleh pelajar tersebut tidak dikenai pajak di Negara
subjek pajak luar negeri, sehingga tarif pajak yang ditetapkan adalah 20%.
lebih dari 183 hari, terutama apabila studinya masuk dalam kategori S1.
2 UU PPh.
“Pemajakan Atas Penghasilan Yang Diterima Guru dan Periset, Pelajar atau 23
Pemagang, dan Penghasilan Lain-Lain”
Baik OECD maupun UN Model tidak memberikan penjelasan atau
“Pemajakan Atas Penghasilan Yang Diterima Guru dan Periset, Pelajar atau 24
Pemagang, dan Penghasilan Lain-Lain”
Tabel Ringkasan Dari Pasal 21 Tentang Pelajar Dan Pemagang ( Student And Trainees)
“Pemajakan Atas Penghasilan Yang Diterima Guru dan Periset, Pelajar atau Pemagang, dan Penghasilan Lain-Lain”
25
dibebaskan dari pengenaan
pajak jika ia berada di
Negara lain kurang dari 183
hari dalam jangka waktu 12
bulan dan jasa tersebut
berhubungan dengan
kegiatan studi atau pelatihan
Denmark Iya Ketentuan khusus belaku terhadap pemagang perusahaan 20
1. Pembebasan diberikan kepada beasiswa
Mesir Tidak 2. Atas imbalan dari jasa sepanjang hal itu berkaitan dengan 20
kegiatan belajarnya
Imbalan dari jasa yang dilakukan juga dibebaskan
pengenaan pajak sepanjang seorang pemagang berada di
Finlandia Iya 20
Negara lain kurang dari 183 hari dalam jangka waktu 12
bulan
Imbalan dari pemberian jasa yang ada hubungannya dengan
kegiatan belajar yang dilakukan di Negara lain juga tidak
Prancis Iya 20
dikenai pajak sepanjang hal itu diperlukan untuk menambah
sarana baginya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya
Jerman Iya - 20 (2)
Termasuk imbalan atas jasa sepanjang dibayar dari luar
Hungaria Iya 21
Negara di mana kegiatan belajar dilakukan
Pembebasan pajak juga mencakup imbalan dari pekerjaan di
India Iya Negara lain tersebut sepanjang imbalannya tidak melebihi 20
Rp2 juta atau RS2.000 dalam jangka waktu satu tahun
“Pemajakan Atas Penghasilan Yang Diterima Guru dan Periset, Pelajar atau Pemagang, dan Penghasilan Lain-Lain”
26
Italia Iya - 21
Pembebasan pajak juga berlaku atas imbalan pajak di Negara
Jepang Iya lain sepanjang tidak melebihi ¥600.000 atau Rp900.000 20
dalam satu tahun takwim
Imbalan selain dari yang dibebasakan dikenakan oajak di
Yordania Iya Negara sumber sama dengan perlakuan pajak terhadap 21
subjek pajak dalam negeri Negara lain dimaksud
Korea Selatan Iya - 21
Imbalan selain dari yang dibebasakan, dikenakan pajak di
Kuwait Iya Negara sumber sama dengan perlakuan pajak terhadap 21
subjek pajak dalam negeri Negara lain dimaksud
Luksemburg Iya - 20 (2)
Imbalan dari jasa juga dibebaskan di Negara sumber
sepanjang jasa dimaksud ada hubungannya dengan kegiatan
Malaysia Iya 19
studi, riset dan pelatihan serta jumlahnya tidak melebihi
US$2.200 setahun
Perlakuan atas imbalan dari pemberian jasa di nerara sumber
Mongolia Iya merujuk pada ketentuan undang-undang domestik Negara 21
tersebut
Imbalan atas jasa yang dilakukan dinegara sumber juga
Belanda Iya dibebaskan dengan syarat tidak melebihi jumlah tertentu 22
yang akan ditentukan oleh kedua pejabat berwenang
Selandia Baru Iya - 21
Norwegia Iya - 20
1. Tidak dikenakan pajak selama setahun
Pakistan Iya 2. Imbalan atas jasa yang dilakukan di Negara sumber 22
sepanjang tidak melebihi US$1.200 setahun
“Pemajakan Atas Penghasilan Yang Diterima Guru dan Periset, Pelajar atau Pemagang, dan Penghasilan Lain-Lain”
27
Imbalan untuk jasa yang dilakukan di Negara sumber tidak
dikenakan pajak sepanjang tidak melebihi jumlah sebagai
Filipina Iya berikut 21
1. Pelajar: US$1.800 setiap tahun kalender;
2. Pemagang: US$3.600 dalam satu tahun kalender.
Polandia Iya - 20 (2)
Beasiswa atau grant yang tidak berasal dari luar Negara
tempat kegiatan dilakukan dikenakan pajak sebagaimana
RRC Iya 21
yang berlaku bagi subjek pajak dalam negeri dari Negara
sumber
Beasiswa atau grant yang tidak berasal dari luar Negara
tempat kegiatan dilakukan dikenakan pajak sebagaimana
Korea Utara Iya 21
yang berlaku bagi subjek pajak dalam negeri dari Negara
sumber
Rumania Iya - 22
Federasi Rusia Iya - 19 (2)
Beasiswa atau grant yang tidak berasal dari luar Negara
tempat kegiatan dilakukan dikenakan pajak sebagaimana
Seychelles Iya 21
yang berlaku bagi subjek pajak dalam negeri dari Negara
sumber
Pembebasan pajak diber-lakukan atas:
1. Grants atau santunan lainnya
Singapura Iya 20
2. Imbalan atas jasa yang berkaitan dengan kegiatan
studinya sepanjang tidak melebihi US$2.200
Imbalan atas jasa yang dilakukan di Negara sumber juga
Slovakia Iya dibebaskan dengan syarat tidak melebihi jumlah tertentu
yang akan ditentukan oleh kedua pejabat yang berwenang
Rep. Afrika Selatan Iya - 20
“Pemajakan Atas Penghasilan Yang Diterima Guru dan Periset, Pelajar atau Pemagang, dan Penghasilan Lain-Lain”
28
Spanyol Iya - 21
Sri lanka Iya - 21
Beasiswa atau grant yang tidak berasal dari luar Negara
tempat kegiatan dilakukan dikenakan pajak sebagaimana
Sudan Iya 21
yang berlaku bagi subjek pajak dalam negeri dari Negara
sumber
Swedia Iya - 20
1. Pemagang dan pelajar: imblan yang diterimanya tidak
dikenakan pajak di Negara tempat pelatihan dilakukan
2. Pemagang tidak dikenakan pajak atas gaji yang
Swiss Tidak 20
diterimanya sepanjang berada di Negara lain kurang dari
12 bulan, dan gajinya berkaitan dengan tugas belajar
serta jumlahnya tidak melebihi 18.000 fanncs Swiss
Beasiswa atau grant yang tidak berasal dari luar Negara
tempat kegiatan dilakukan dikenakan pajak sebagaimana
Syria Iya 21
yang berlaku bagi subjek pajak dalam negeri dari Negara
sumber
Taiwan Iya - 20 (2)
Thailad (P3B sudah
Iya - 20
revisi)
Imbalan atas jasa yang dilakukan dibebaskan pajak
Tunisia Iya 20
sepanjang tidak melebihi US$3.000 setahun
Imbalan yang diterima oleh pelajar atau pemagang dari
pekerjaan di Negara sumber dalam rangka memperoleh
Turki Iya 20 (1)
pengalaman dan keahlian, tidak dikenakan pajak sepanjang
dilakukan kurang dari 183 hari dalam satu tahun kalender
Uni Emirat Arab Iya 1. Pelajar & pemagang dibebaskaan dari pengenaan pajak 17
atas gaji yang diterimanya sepanjang tidak melebihi
“Pemajakan Atas Penghasilan Yang Diterima Guru dan Periset, Pelajar atau Pemagang, dan Penghasilan Lain-Lain”
29
jangka waktu 183 hari dalam satu tahun pajak
2. Penerima grant dalam rangka program kerja sama
anatarpemerintah tidak dikenakan pajak selama masa
grant dimaksud
Beasiswa, grant atau imbalan yang tidak berasal dari luar
Negara tempat kegiatan dilakukan dikenakan pajak
Ukraina Iya 21
sebagaimana yang berlaku bagi subjek pajak dalam negeri
dari Negara sumber
Imbalan yang diterima oleh pelajar dari jasa yang
dilakukannya untuk menambah sumber pembiayaan
Inggris Iya 20
sepanjang tidak melebihi 500 poundsterling atau jumlah
rupiah dengan nilai yang sama dalam satu tahun pajak
Imbalan yang diterima oleh pelajar dibebaskan pajak
Amerika Serikat Tidak 19
sepanjang tidak melebihi US$2.000 setahun
Uzbekistan Iya - 20
Venezuela Iya -
Beasiswa, grant atau imbalan yang tidak berasal dari luar
Negara tempat kegiatan dilakukan dikenakan pajak
vietnam Iya 20
sebagaimana yang berlaku bagi subjek pajak dalam negeri
dari Negara sumber
Portugal Iya - 21
Beasiswa atau hibah yang diterima oleh pelajar atau
pemagang yang tidak memenuhi syarat untuk dibebaskan
Meksico Iya 21
perlakuan pajaknya harus sama dengan subjek pajak dalam
negeri dalam hal pembebasan yang diberikan
Bangladesh Iya Dibebasakan dari pengenaan pajak di Negara tempat belajr: 21
1. Pelajar: imbalan dari pemberian jasa untuk menambah
kebutuhan dalam rangka studi;
“Pemajakan Atas Penghasilan Yang Diterima Guru dan Periset, Pelajar atau Pemagang, dan Penghasilan Lain-Lain”
30
2. Penerima grants, beasiswa: beasiswa yang diterimanya
Beasiswa, grant atau imbalan yang tidak berasal dari luar
Negara tempat kegiatan dilakukan dikenakan pajak
Qatar Iya 21
sebagaimana yang berlaku bagi subjek pajak dalam negeri
dari Negara sumber
“Pemajakan Atas Penghasilan Yang Diterima Guru dan Periset, Pelajar atau Pemagang, dan Penghasilan Lain-Lain”
31
Catatan
1. P3B dengan Aljazair mengatur bahwa penghasilan yang dieperoleh
pelajar dan pemagang di negara tempat belajar sebesar US$700
setahun. Jumlah tersebut akan disesuaikan dari waktu ke waktu.
2. P3B dengan Brunei Darusalam mengatur bahwa santunan yang
diterima oleh pelajar dan pemagang dibebasakan pajak di Negara
tempat studi dilakukan. Pembebasan pajak tersebut berlaku untuk
tunjangan yang berasal dari luar Negara tempat belajar, beasiswa atau
hibah yang diberikan oleh pemerintah, dan imbalan dari jasa yang
dilakukan sepanjang jumlahnya tidak melebihi penghasilan tidak kena
pajak berdasarkan ketentuan undang-undang domestik Negara tempat
belajar. Perlakukan tersebut juga diberikan kepada pemagang dalam
rangka pelatihan untuk meningkatkan keterampilannya di Negara
lainnya. Pembebasan pajak ini berlaku untuk jangka waktu 4 tahun
atas: 1. Santunan yang berasal dari luar negeri, dan 2. Imbalan dari
pemberian jasa sepanjang tidak melebihi penghasilan tidak kena
pajak, sesuai dengan ketentuan undang-undang domestik Negara
sumber.
*PTKP untuk tahun pajak 2004 dan sebelumnya adalah Rp2.880.000
setahun untuk yang belum menikah, dan sejak 1 januari 2005 jumlah
tersebut disesuaikan menjadi Rp12.000.000
3. P3B dengan Republik Cheska mengatur bahwa imbalan yang
diperoleh seorang pelajar dibebaskan dari pengenaan pajak bila ia
berada di Negara sumber kurang dari 183 hari dalam jangka waktu 12
bulan dan jasa yang dilakukan harus berkaitan dengan proses
studinya.
4. P3B dengan Denmark menentukan bahwa imbalan dari pemberian
jasa di Negara sumber dibebaskan dari pengenaan pajak sepanjang
pemberian jasa tersebut berkaitan dengan proses studinya
5. P3B dengan Mesir membebaskan pengenaan pajak atas beasiswa
yang diterimanya tanpa mensyaratkan sumber dananya. Pembebasan
“Pemajakan Atas Penghasilan Yang Diterima Guru dan Periset, Pelajar atau
Pemagang, dan Penghasilan Lain-Lain” 32
pajak ini juga berlaku bagi imbalan yang diterima atas jasa yang
dilakukan dengan syarat bahwa jasa trsebut berkaitan dengan proses
studinya atau diperlukan untuk menopang kebutuhan hidupnya selama
masa studi
6. P3B dengan Finlandia mengatur secra khusus yang menyangkut
pemagang dibidang kehutanan juga dibebasakan dari pengenaan pajak
di Negara sumber bila berada di Negara tersebut kurang dari 183 hari
dalam 1 tahun kalender.
7. P3B dengan Prancis mengatur bahwa imbalan dari pemberian jasa
tidak dikenakan pajak di Negara sumber dengan syarat bahwa jasa
dimaksud berkaitan dengan proses studinya atas hal diperlukan untuk
membantu kebutuhannya untuk studi atau pelatihan yang sedang
dijalaninya.
8. P3B dengan India mengatur bahwa imbalan dari jasa tidak dikenakan
pajak sepanjang jumlahnya tidak melebihi Rp 2 juta atau Rp. 20.000
setahun dan jasa dimaksud berkaitan langsung dengan proses
studinya.
9. Berdasarkan P3B dengan Jepang pembebasan pajak yang diberikan
kepada pelajar/mahasiswa, penerima hibah atau beasiswa, dan
pemagang untuk jangka waktu lima tahun, atas imbalan dalam
hubungan kerja yang dibayar oleh pemberi kerja di Negara domisili,
hibah atau beasiswa, dan atas imbalan dari pemberian jasa selain yang
sudah disebutkan sepanjang imbalannya tidak melebihi 600.000 yen
atau 900.000 rupiah dalam satu tahun kalender. Pembebasan pajak
tersebut juga berlaku kepada pemagang yang berada di Negara sumber
sepanjang tidak melebihi 1.800.000 yen dalam hal pemberi kerja
berdomisili di Jepang atau 2.700.000 rupiah dalam hal Indonesia.
10. Berdasarkan P3B dengan Kuwait mengatur bahwa pembebasan
pajak juga diberikan atas hibah dan beasiswa sebagaimana berlaku
berdasarkan undang-undang domestik Negara sumber.
“Pemajakan Atas Penghasilan Yang Diterima Guru dan Periset, Pelajar atau
Pemagang, dan Penghasilan Lain-Lain” 33
11. P3B dengan Malaysia mengatur bahwa imbalan dari jasa tidak
dikenakan sepanjang jasa tersebut dilakukan berkaitan dengan
studinya dan jumlahnya tidak melebihi US$2.200 setahun. Hibah dan
beasiswa juga tidak dikenakan pajak.
12. P3B dengan Belanda mengatur bahwa jumlah imbalan dari jasa yang
dilakukan oleh pelajar/mahasiswa ditentukan berdasarkan pejabat
ayang berwenang kedua Negara dan perlakuan ini berlaku untuk
jangka waktu tiga tahun.
13. P3B dengan Pakistan memberikan pembebasan pajak atas: 1 hibah,
beasiswa atau penghargaan yang diberikan oleh pemerintah, atau
institusi ilmiah, pendidikan kebudayaan atau organisasi ang tidak
dikenakan pajak, dan 2. Dan imbalan dari pemberian jasa yang
jumlahnya tidak melebihi US$ 1.200 setahun.
14. P3B dengan Filipina membedakan pelajar/mahasiswa menjadi tiga
kelompok berdasarkan santunan yang dibebaskan dari pengenaan
pajak, yaitu:
a. Mahasiswa di universitas atau institusi pendidikan lainnya adalah
US$1.800 setahun di samping santunan yang diterima dari luar
Negara tempat studi dilakukan.
b. Pemagang yang bermaksud untuk memperoleh keahlian teknik
dan pengalaman usaha, jumlahnya US$3.600 setahun disamping
kiriman dari luar, dan
c. Mahasiswa dan periset yang menerima hibah atau beasiswa dari
organisasi nirlaba atau dalam rangka program kerja sama teknik
anatara dua Negara dibebaskan pajak selama dua tahun termasuk
imbalan dari jasa yang dilakukan dalam rangka studinya
15. P3B dengan Singapura mengandung ketentuan yang mirip dengan
P3B Filipina ,yaitu pembebasan atas pengenaan pajak mencakup
kiriman dari luar negeri, hibah, beasiswa, dan imbalan atas jasa yang
tidak melebihi US$2.200
“Pemajakan Atas Penghasilan Yang Diterima Guru dan Periset, Pelajar atau
Pemagang, dan Penghasilan Lain-Lain” 34
16. P3B dengan Slovakia dan Sudan mengatur bahwa perlakuan pajak
atas hibah dan beasiswa berbeda dengan kiriman dari luar negeri,
sehingga dapat dikenakan pajak sesuai dengan ketentuan undang-
undang domestik, sesuai perlakuan yang diterapkan terhadap subjek
pajaknya sendiri.
17. P3B dengan Swiss membebaskan pengenaan pajak atas kiriman tanpa
melihat asal dari kiriman dimaksud, pemagang yang menjalani
pelatihan untuk memperoleh keahlian teknik dan profesiaonalitas
tidak dikenakan pajak di Negara sumber selama 12 bulan atas imbalan
yang diterimanya sepanjang imbalan tersebut tidak melebihi 18.000
Swiss Francs dan imbalan dimaksud berkaitan langsung dengan
pelatihannya.
18. P3B dengan Inggris mengatur bahwa berdasarkan pembebasan pajak
atas imbalan dari pemberian jasa oleh pelajar atau mahasiswa menjadi
tiga kelompok, yaitu : mahasiswa biasa; penerima hibah, santunan
atau penghargaan dalam hubungannya dengan studi atau riset; dan
karyawan yang berada di Negara lain untuk tujuan memperoleh
pengalaman teknik, profesionalitas atau kewiraswastaan.
a. Imbalan yang diterima oleh mahasiswa dari pemberian jasa tidak
dikenakan pajak bila jumlahnya tidak melebihi 500 poundsterling,
selama satu tahun pajak.
b. Imbalan dari pemberian jasa tidak dikenakan pajak bila dilakukan
oleh penerima hibah, penghargaan dari pemerintah atau intitusi –
intitusi lain dalam rangka kerja sama teknik antardua Negara,
tidak dikenakan pajak dinegara sumber.
c. Imbalan yang diterima oleh pemagang dari pemberian jasa
sepanjang jasa yang diberikan berkaitan langsung dengan
kegiatan magangnya dan jumlahnya tidak melebihi 500
poundsterling.
“Pemajakan Atas Penghasilan Yang Diterima Guru dan Periset, Pelajar atau
Pemagang, dan Penghasilan Lain-Lain” 35
19. P3B dengan Amerika Serikat mengatur bahwa:
a. Pelajar yang studi di Negara lain atau penerima grants tidak
dikenakan pajak atas santunan yang dikirim dari luar dan imbalan
atas jasa yang dilakukannya sepanjang tidak melebihi US$2.000
setahun. Perlakukan ini berlaku selama lima tahun.
b. Pemagang tidak dikenakan pajak selama 12 bulan sepanjang
imbalan yang diterima selama masa tersebut tidak lebih dari
US$7.500
D. Pemajakan atas Penghasilan Lain-Lain (Pasal 22)
Ketentuan yang mengatur “Penghasilan Lain-lain” (other income)
menentukan hak pemajakan atas penghasilan-penghasilan yang tidak
dicakup oleh pasal 20.
Pasal 26 UU PPh mengatur pengenaan pajak atas penghasilan yang
diperoleh Wajib Pajak luar negeri, melalui pemotongan pajak (withholding),
cakupan dari pasal 26 tersebut cukup luas karena mencakup penghasilan
dari modal atau harta dan juga penghasilan dari kegiatan usaha dan dari
pekerjaan, yaitu:
1. Dividen
2. Bunga termasuk premi,diskon,premi swap, dan imbalan untuk jaminan
pengembalian utang
3. Royalty, sewa, dan penghasilan dari penggunaan harta;
4. Imbalan dari pemberian jasa, hubungan kerja, dan kegiatan-kegiatan
lain;
5. Hadiah dan penghargaan
6. Pensiun dan anuitas
Dalam hal penerima penghasilan yang dicakup oleh pasal 26 adalah
wajib pajak dari Negara yang mempunyai P3B dengan Indonesia maka
perlakuan pajaknya tunduk kepada ketentuan yang mengatur penghasilan
dimaksud, dan bergantung pada kelompok penghasilan sesuai dengan
pengelompokan P3B, seperti disajikan dalam tabel berikut:
Jenis Penghasilan Ketentuan dalam P3B
“Pemajakan Atas Penghasilan Yang Diterima Guru dan Periset, Pelajar atau
Pemagang, dan Penghasilan Lain-Lain” 36
Dividen Pasal 30 (Dividen)
Imbalan untuk kegiatan-kegiatan lain Pasal 17 (Artis dan Atlet) atau pasal
21 (penghasilan lain-lain)
“Pemajakan Atas Penghasilan Yang Diterima Guru dan Periset, Pelajar atau
Pemagang, dan Penghasilan Lain-Lain” 37
OECD UN
1. Items of income of a resident of a
1. Items of income of a resident of a Contracting
Contracting State, wherever arising,
State, wherever arising, not dealt with in the
not dealt with in the foregoing
foregoing Articles of this Convention shall be
Articles of this Convention shall be
taxable ony in that State
taxable ony in that State
2. The provisions of paragraph 1 shall 2. The provisions of paragraph 1 shall not
not apply to income, other than apply to income, other than income from
income from immovable property as immovable property as defined in paragraph
defined in paragraph 2 of Article 6,if 2 of Article 6,if the recipient of such income,
the recipient of such income, being a being a resident of a Contracting State,
resident of a Contracting State, carries on business in the other Contracting
carries on business in the other State through a permanent establishment
Contracting State through a situated therein, or performs in that other
permanent establishment situated State independent personal services from a
therein and the right or property in fixed base situated therein, and the right or
respect of which the income is paid property in respect of which the income is
is effectively connected with such paid is effectively connected with such
permanent establishment. In such permanent establishment. In such case the
case the provisions of Article 7 shall provisions of Article 7 or Article 14, as the
apply case may be, shall apply.
3. Notwithstanding the provisions of paragraph
1 and 2, items of income of a resident of a
Contracting State not dealt with in the
forogoing articles of this Convention and
arising in the other Contracting State may
also be taxed in that other State
“Pemajakan Atas Penghasilan Yang Diterima Guru dan Periset, Pelajar atau
Pemagang, dan Penghasilan Lain-Lain” 38
Ayat (3) dari UN Model membatalkan ketentuan ayat (1) yaitu Negara
sumber dapat mengenakan penghasilan selain penghasilan yang diatur di
pasal-pasal sebelumnya, yang timbul di Negara tersebut. Dari sudut pandang
pengenaan pajak berganda, pencegahannya dapat dilakukan melalui
mekanisme pasal 23 (Pencegahan Pengenaan Pajak Berganda), namun dari
sudut pandang hak pemajakan UN Model tidak secara tegas menentukan
Negara yang mempunyai hak pemajakan atas penghasilan lain-lain
dimaksud.
MI menggunakan OECD Model untuk penghasilan lain-lain dengan
catatan bahwa hak pemajakan atas penghasilan berupa hadiah undian dan
penghargaan tetap diberikan kepada Negara sumber.
“Pemajakan Atas Penghasilan Yang Diterima Guru dan Periset, Pelajar atau
Pemagang, dan Penghasilan Lain-Lain” 39
Tabel Ringkasan Dari Pasal 22 Tentang Penghasilan Lain-Lain
2. Aljazair UN Model 21
3. Austria UN Model 22
4. Belgia UN Model 21
5. Brunei Darussalam Hak Pemajakan diberikan kepada Negara sumber, dan tidak mengatur 23
penghasilan lain-lain yang mempunyai hubungan efektif dengan BUT
(permanent establishment proviso).
6. Bulgaria UN Model 21
7. Kanada Hak Pemajakan diberikan kepada Negara sumber, dan tidak mengatur 21
penghasilan lain-lain yang mempunyai hubungan efektif dengan BUT
(permanent establishment proviso).
8. Republik Cheska Hak Pemajakan diberikan kepada Negara sumber, dan tidak mengatur 21
penghasilan lain-lain yang mempunyai hubungan efektif dengan BUT
“Pemajakan Atas Penghasilan Yang Diterima Guru dan Periset, Pelajar atau Pemagang, dan Penghasilan Lain-Lain”
40
(permanent establishment proviso).
9. Denmark UN Model 22
10. Mesir Negara sumber juga diberikan hak pemajakan apabila undang-undang 22
domestiknya mengenakan pajak atas penghasilan dimaksud.
11. Finlandia Negara sumber diberi hak pemajakan atas penghasilan yang bersumber di 21
Negara tersebut mengandung ketentuan “permanent establishment proviso”.
13. Jerman Memakai prinsip MI, dengan tambahan penghasilan dari penyewaan harta. 21
14. Hungaria Negara sumber juga diberikan hak pemajakan apabila undang-undang 22
domestiknya mengenakan pajak atas penghasilan dimaksud.
16. Italia Negara sumber juga diberikan hak pemajakan apabila undang-undang 22
domestiknya mengenakan pajak atas penghasilan dimaksud.
20. Kuwait Hak pemajakan atas penghasilan lain-lain yang timbul di Negara sumber 22
“Pemajakan Atas Penghasilan Yang Diterima Guru dan Periset, Pelajar atau Pemagang, dan Penghasilan Lain-Lain”
41
dikenakan pajak di Negara domisili.
21. Luksemburg Negara sumber juga diberi hak pemajakan, tetapi tidak mengatur “permanent 21
establishment proviso”
22. Malaysia Negara sumber juga diberi hak pemajakan, tetapi tidak mengatur “permanent 21
establishment proviso”
23. Mongolia Negara sumber juga diberi hak pemajakan, tetapi tidak mengatur “permanent 22
establishment proviso”
25. Selandia Baru Negara sumber juga diberi hak pemajakan, tetapi tidak mengatur “permanent 22
establishment proviso”
29. Filipina Negara sumber juga diberi hak pemajakan, tetapi tidak mengatur “permanent 21
establishment proviso”
30. Polandia Negara sumber juga diberi hak pemajakan, tetapi tidak mengatur “permanent 21
establishment proviso”
“Pemajakan Atas Penghasilan Yang Diterima Guru dan Periset, Pelajar atau Pemagang, dan Penghasilan Lain-Lain”
42
31. Rumania Negara sumber juga diberi hak pemajakan, tetapi tidak mengatur “permanent 23
establishment proviso”
32. Federasi Rusia Negara sumber juga diberi hak pemajakan, tetapi tidak mengatur “permanent 20
establishment proviso”
34. Singapura Dikenakan pajak di masing-masing Negara sesuai dengan ketentuan undang- 20
undang domestiknya.
36. Rep. Afrika Selatan Negara sumber juga diberi hak pemajakan, tetapi tidak mengatur “permanent 21
establishment proviso”.
37. Spanyol Negara sumber juga diberi hak pemajakan, tetapi tidak mengatur “permanent 22
establishment proviso”.
38. Sri Lanka Merujuk pada ketentuan undang-undang domestic masing-masing negara, dan 22
tidak mengatur “permanent establishment proviso”.
39. Sudan MI 22
40. Swedia Negara sumber juga diberi hak pemajakan, tetapi tidak mengatur “permanent 22
establishment proviso”.
“Pemajakan Atas Penghasilan Yang Diterima Guru dan Periset, Pelajar atau Pemagang, dan Penghasilan Lain-Lain”
43
41. Swiss Tidak diatur -
44. Thailand Negara sumber juga diberi hak pemajakan, tetapi tidak mengatur “permanent 22
establishment proviso”.
45. Tunisia Ketentuan khusus: pemajakan di negara sumber dan tidak ada “permanent 21
establishment proviso”.
46. Turki Negara sumber juga diberi hak pemajakan, tetapi tidak mengatur “permanent 21
establishment proviso”.
48. Ukraina Hak pemajakan ada di negara domisili, kecuali pengalihan properti, hadiah, -
dan undian
53. Vietnam Negara sumber juga diberi hak pemajakan, tetapi tidak mengatur “permanent 22
“Pemajakan Atas Penghasilan Yang Diterima Guru dan Periset, Pelajar atau Pemagang, dan Penghasilan Lain-Lain”
44
establishment proviso”.
54. RRC Negara sumber juga diberi hak pemajakan, tetapi tidak mengatur “permanent 22
establishment proviso”.
55. Portugal OECD Model: hak pemajakan di negara domisili kecuali hadiah undian dan 22
penghargaan. Mencakup “Fixed base proviso”, di samping “permanent
establishment proviso”.
56. Meksiko Negara sumber juga diberi hak pemajakan, tetapi tidak mengatur “permanent 22
establishment proviso”.
57. Bangladesh OECD Model: hak pemajakan di negara domisili kecuali hadiah undian dan 22
penghargaan. Mencakup “Fixed base proviso”, di samping “permanent
establishment proviso”.
“Pemajakan Atas Penghasilan Yang Diterima Guru dan Periset, Pelajar atau Pemagang, dan Penghasilan Lain-Lain”
45