P3B
Winda Wulandari, SE.,MM
A. ESENSI P3B (TAX TREATY)
• Model UN merupakan model P3B yang didesain secara khusus untuk kebutuhan
negara-negara berkembang (developing countries), seperti Indonesia.
• Model ini memberikan hak pemajakan yang lebih luas kepada negara sumber atas
penghasilan yang timbul dari wilayahnya, karena negara-negara tersebut adalah
pengimpor modal ataupun jasa, sehingga menjadi sumber penghasilan.
• Hal ini dilakukan dengan menambahkan satu kriteria lagi yaitu time test untuk
menetapkan keberadaan secara BUT sehubungan dengan kegiatan pemberian jasa
dinegara itu.
• Model ini menerapkan pemajakan yang berasal dari negara yang memberikan
penghasilan.
• Model UN (1989 dan 1999) baru sekali melakukan penyesuaian yaitu pada th 2001.
• Materi yang dirancang dalam model UN tidak jauh berbeda dengan model OECD.
TIME TEST
• Time Test adalah : Sebuah Batasan waktu untuk menentukan apakah Subjek Pajak tersebut termasuk kategori
SPLN atau SPDN. Lamanya keberadaan tinggal di Indonesia menjadi Point penting untuk menentukan time test
nya.
• Prinsip dasar:
1. Pada umumnya Time Test adalah 183 hari, namun untuk negara-negara yang sudah menandatangani tax treaty
dengan Indonesia time testnya bisa berbeda-beda pada tiap negara.
2. WPLN yang menerima penghasilan dari Indonesia wajib hukumnya untuk dikenakan PPh Pasal 26 dengan tarif
20% . Namun kembali lagi , apabila negara-negara yang sudah menandatangani tax treaty dengan Indonesia
tarifnya akan berbeda pada tiap negara.
Ex:
Tabel berikut adalah Time test P3B Indonesia dengan beberapa negara:
(N/A =Not Available adalah Tidak diatur/tidak ada kesepatakan.
no Negara Konstruksi Instalasi Perakitan Pengawasan Jasa Lainya
Konstruksi
1 Australia 12o hari 120 hari 120 hari 120 hari 120hari/12 bulan
2 Singapura 183 hari 183 hari 183 hari 6 bulan 90 hari/12 bulan
• P3B antara Amerika Serikat dengan negara mitra runding mendasarkan pada model US
(1981).
• Februari 2016 Departemen Keu AS mengumumkan perilisan “U.S. Model Income Tax
Convention” yang baru direvisi.
• Model income tax 2016 ini menggabungkan rekomendasi BEPS (Base Erosion and Profit
Shifting) meurut OECD.
• BEPS adalah strategi perencanaan pajak (tax planning) yang memanfaatkan gap dan
kelemahan-kelemahan yang terdapat dalam peraturan perundang-undangan perpajakan
domestic untuk “menghilangkan” keuntungan ke negara lain yang memiliki tarif pajak
lebih rendah atau bebas pajak.
• Tujuan akhirnya adalah agar perusahaan tidak perlu membayar pajak atau pajak yang
dibayar nilainya sangat kecil terhadap pendapatan perusahaan secara keseluruhan
(OECD, 2013).
4. MODEL INDONESIA
• Model P3B yang dianut oleh Indonesia mengkombinasikan Model UN, Model OECD dan
prinsip-prinsip pokok yang terkandung dalam UU Perpajakan nasional.
• Perpaduan antara dua model Utama (OECD dan un)itu menghasilkan suatu model yang
disebut Model Indonesia yang menjadi dasar berpijak dalam perundingan P3B.
• Hal-hal yang dapat mendorong perkembangan Indonesia menjadi lebih maju, dapat diatur
dalam perjanjian ini, misalnya penghasilan atas guru dan peneliti , yang dalam kedua model
UN dan OECD tidak diatur, namun dalam model Indonesia diatur dalam pasal tersendiri.
• Itulah mengapa Tax Treaty satu negara belum tentu sama dengan tax treaty negara
lainya.
• Karena masing-masing negara membentuk dan mengembangkan modelnya sendiri
yang mana model yang di pakai oleh negara-negara menggabungkan dan
mengembangkan dari kedua model utama yaitu Model OECD dan Model UN.
• Itulah mengapa Tax Treaty satu negara belum tentu sama dengan tax treaty
negara lainya.
• Perbedaan yang mencolok antara Model OECD dan Model UN adalah bahwa
Model OECD menganut Resident Principle.
• Sedangkan Model UN menganut pembagian yang adil antara negara domisili dan
negara sumber.
RUANG LINGKUP P3B, MODEL INDONESIA
NB: point c, fee direktur beberapa negara ada yang tercantum di Pasal 16.