Overview Teori Akuntansi • Teori? 1. Suatu teori adalah suatu sistem deduktif dari pernyataan-pernyataan atau dasar pikiran (premise) atau asumsi atau postulat yang dihipotesiskan atau disetujui. 2. Suatu teori adalah sehimpunan ide yang digunakan untuk menjelaskan observasi- observasi di dunia nyata (induktif). • Suatu teori dapat dibentuk dengan menggunakan pendekatan deduktif dan induktif. • Hendriksen (1970): – Teori adalah sekumpulan prinsip-prinsip pragmatik, konsepsual, dan hipotetis yang koheren dan membentuk rerangka umum (referensi) untuk bidang tertentu. – Teori akuntansi adalah penalaran logis dalam bentuk sekumpulan prinsip yang: 1. Memberi suatu rerangka umum (referensi) untuk mengevaluasi praktik akuntansi 2. Memberi pedoman untuk pengembangan suatu prosedur atau praktik akuntansi yang baru. • Keterterimaan suatu teori tergantung pada: 1. Kemampuan teori dalam menjelaskan dan memprediksi realitas. 2. Sebaik apa suatu teori disusun secara teoritis maupun empiris. 3. Keterterimaan terhadap implikasi-implikasi teori oleh kelompok ilmuwan, profesional, dan masayarakat secara keseluruhan. Sejarah Teori Akuntansi 1. Pra-1400s: Pengembangan praktik akuntansi. 2. 1450 to 1750: Periode pra teori (pengembangan praktik masih berlanjut). 3. 1750 to 1920s: Formalisasi praktik akuntansi. 4. 1800s to 1955: Periode keilmiahan umum/akuntansi pragmatik (penjelasan praktik dan pengembangan rerangka penjelasan) 5. 1956 to 1970s: Periode normatif (Pernyataan praktik yang ideal dan dasar untuk pencapaian praktik). 6. 1970s t0 2000: Teori akuntansi positif (suatu rerangka untuk menjelaskan dan memprediksi perilaku). 7. 2000 to present: Pengembangan campuran (teori regulatoy normatif dan positif). Pragmatic Accounting • Periode 1800an sd. 1955 disebut periode keilmiahan umum. – Penekanan pada penyediaan rerangka keseluruhan untuk menjelaskan mengapa akuntan melakukan pencatatan akuntansi tertentu, berdasarkan pengamatan terhadap praktik. – Analisis empiris mendasarkan pada observasi- observasi di dunia nyata (penalaran induktif), bukannya berdasarkan logika deduktif. Pragmatic Accounting • Fokus utama akuntansi adalah penggunaan kos historis untuk pencatatan transaksi dan aplikasi prinsip akuntansi konservatif. • Metode ilmiah diinterpretasi berdasarkan bukti empirik. Normative Accounting • Periode 1956 sd. 1970 disebut periode normatif karena dalam periode ini teoritisi akuntansi berusaha membentuk “norma-norma” untuk praktik akuntansi terbaik. • Teori normatif menggunakan suatu sudut pandang ideal atau obyektif dan menentukan alat untuk mencapai tujuan yang ditetapkan (penalaran deduktif). • Teori normatif memberikan preskripsi-preskripsi mengenai apa yang “seharusnya” terjadi/dilakukan untuk mencapai tujuan yang dinyatakan. Normative Accounting • Terdapat 2 kelompok yang mendominasi periode normatif: 1. Kelompok pengkritik akuntansi kos historis. 2. Kelompok pendukung “rerangka konsepsual akuntansi”. • Periode akuntansi normatif berakhir tahun 1970 dan diganti era akuntansi positif. • Dua faktor utama yang menyebabkan berakhirnya periode normatif: 1. Ketidakmungkinan untuk menerima setiap teori normatif. 2. Adanya perkembangan pesat aplikasi prinsip ekonomi keuangan, penyediaan data dan metode-metode pengujian. Normative Accounting • Henderson, Peirson, dan Brown (1992) menyampaikan dua kritik utama terhadap teori normatif: 1. Teori normatif tidak memerlukan pengujian hipotesis secara empiris. 2. Teori normatif didasarkan pada nilai pertimbangan- pertimbangan. Positive Accounting • Periode 1970 sd. 2000 disebut periode akuntansi positif. • Teori positif didasarkan pada pendekatan empiris yang membentuk dasar periode keilmiahan umum. • Tujuan teori akuntansi positif adalah untuk menjelaskan dan memprediksi praktik akuntansi. • Contoh-contoh teori akuntansi positif adalah hipotesis program bonus, penjanjian utang, dan kos politik. Positive Accounting • Watts dan Zimmerman (1986) mempertimbangkan bahwa teori positif diberikan karena adanya kebingungan mengenai pemilihan teknik-teknik akuntansi. • Mereka berargumen bahwa teori akuntansi positif membantu untuk memprediksi reaksi investor di pasar saham terhadap tindakan manajemen dan infromasi akuntansi yang dilaporkan. Dengan demikian, regulator dapat memperkirakan konsekuensi ekonomi dari berbagai praktik akuntansi. Positive Accounting • Teori akuntansi positif berkonsentrasi pada teori keagenan (dengan asumsi maksimisasi kekayaan) dan asumsi teori pasar efisien. Kedua hal ini dikritik sebagai suatu pendekatan yang sempit. • Tampaknya penggunaan pendekatan yang sempit oleh teoritis akuntansi positif mengakibatkan munculnya penelitian keperilakuan dalam tahun 1980an. Positive Accounting • Penelitian keperilakuan berhubungan dengan implikasi-implikai sosial secara lebih luas dari angka-angka akuntansi dan tindakan-tindakan para partisipan kunci (seperti pemegang saham, kreditur, dan pemerintah) sebagai reaksi mereka terhadap informasi akuntansi. • Teori akuntansi keperilakuan cenderung berfokus pada pengaruh psikologis dan sosiologis individu-individu ketika menyiapkan dan menggunakan informasi akuntansi. Perkembangan Terakhir • Periode tahun 2000 sd. Sekarang merupakan periode perkembangan campuran antara teori regulatori normatif dan teori positif. • Penelitian akademisi masih menekankan pada area pasar modal, teori kegenan, dan impak keperilakuan, sedangkan para profesional menekankan pada suatu pendekatan yang lebih normatif. Perkembangan Terakhir • Profesi akuntansi berusaha mencari teori normatif untuk menyatukan praktik akuntansi dan membuatnya lebih homogen, sedangkan penelitian akademisi berusaha mencari pemahaman yang lebih baik terhadap peran dan impak dari berbagai bentuk yang berbeda pada informasi akuntansi (teori positif). • Pendekatan normatif bukannya tidak dapat digabungkan dengan pendekatan positif, karena suatu pemahaman terhadap impak informasi akuntansi adalah suatu faktor yang penyusun standar akuntansi mempertimbangkannya dalam mengembangkan priskripsi-prinskripsi (ketentuan) praktik akuntansi. Perkembangan Terakhir • Kebutuhan terhadap sehimpunan tunggal standar akuntansi internasional diakui oleh profesi akuntansi di Indonesia dengan melakukan konergensi terhadap IFRS/IAS (di Australia, dalam tahun 2005). • Standar akuntansi internasional akan mengharmoniskan praktik pelaporan akuntansi di antara negara-negara dan mengurangi perbedaan informasi yang dilaporkan yang mempunyai konsekuensi langsung dari pemilihan teknik akuntansi yang berbeda. Perkembangan Terakhir • Pendekatan ini bertujuan mengeliminasi teknik- teknik dan pengungkapan akuntansi tertentu dari suatu negara atau sekelompok kecil negara yang mempengaruhi daya banding atau integrasi informasi akuntansi, khususnya untuk perusahaan multinasional atau yang terdaftar di pasar modal. • Asumsi yang digunakan adalah bahwa isu teoritis yang sama diterapkan pada apakah standar akuntansi spesifik untuk suatu negara atau dirancang untuk aplikasi global.