Analisis akuntansi merupakan proses evaluasi sejauh mana angka akuntansi perusahaan
mencerminkan realitas ekonomi. Analisis akuntansi mencakup sejumlah pekerjaan yang berbeda
Analisis akuntansi merupakan persyaratan terpenting bagi analisisi keuangan yang efektif. Hal ini
disebabkan oleh kualitas analisis keuangan, dan kesimpulan yang dibuat, bergantung pada
kualitan informasi akuntansi yang digunakan, bahan mentah dari analisis ini.
Kemampuan Analisis Akuntansi adalah hal terpenting yang harus dimiliki seorang analisis
akuntan. setidaknya ada dua alasan mengapa seorang harus memiliki kemampuan analisis
akuntansi, yaitu :
1. Akuntansi akrual Memperbaiki akuntansi kas dengan mencerminkan aktivitas usaha pada
waktu yang lebih cepat
2. Laporan keuangan di buat untuk berbagai jenis pemakai dan kebutuhan akan informasi.
Distorsi Akuntansi
Distorsi akuntansi merupakan penyimpangan dari informasi yang dilaporkan pada laporan
keuangan terhadap realitas usaha sebenarnya. Distorsi ini timbul dari sifat akuntansi akrual-yang
meliputi standar, kesalahan estimasi, keseimbangan antara relevan, dan andal, serta kebebasan
dalam aplikasinya.
Pertama,
Comparability Problem, adalah masalah yang timbul dari penerapan akuntansi yang
berbeda. Artinya, perusahaan yang berbeda menerapkan akuntansi yang berbeda untuk transaksi atau
peristiwa yang sama.Masalh juga bisa muncul ketika perusahaan mengubah akuntansinya yang berakibat
pada TIMBULNYA KESULITAN PERBANDINGAN SEMENTARA
Kedua,
Distorsi akuntansi yaitu penyimpangan informasi akuntansi dari ekonomi yang
Melakukan analisis terhadap laba tidak hanya dapat dilakukan dengan hanya sekedar melihat
angka dari laba yang dilaporkan. Proses pelaporan angka tersebut merupakan proses yang
panjang, melibatkan berbagai metode, asumsi dan estimasi dalam sebuah pemisahan batas (cutoff) periode akuntansi yang lazim disebut dengan tahun takwim (financial year)
Menurut White, Sondhi dan Fried (1998, 956), Indikator Kualitas Laba yang baik adalah
1.
2.
peningkatan)
3.
Cadangan Piutang Tak Tertagih (Bad Debts) relatif tinggi terhadap piutang dan kerugian
Menggunakan metode penyusutan dipercepat (accelerated methods) dan umur yang singkat.
5.
Penghapusan yang cepat terhadap Goodwill dan Aktiva tidak berwujud lainnya.
6.
Kapitalisasi yang minimal terhadap bunga dan biaya overhead.(Wajib dihapuskan konsep
7.
Kapitalisasi yang minimal terhadap biaya piranti lunak komputer (Computer Shofware)
8.
9.
bunga)
Mengukur dengan menggunakan skala: baik atau tinggi dan buruk atau rendah, yang perlu
diingat bahawa seberapa baik dan seberapa buruk adalah hal yang sulit dilakukan, apalagi jika harus
dikuantifikasi dalam angka-angka.
2.
Perubahan kualitas laba dari waktu ke waktu: lebih baik atau lebih buruk, dimana juga perlu
diingat bahwa seberapa banyak menjadi lebih baik atau buruk tidak dapat ditentukan dengan pasti.
Karakteristik Kualitas Laba
Laba bersih (net earnings) adalah merupakan titik awal dalam melakukan penilaian terhadap
kualitas laba. Tujuan analisis yang berbeda, akan menyebabkan pertimbangan-pertimbangan yang
berbeda mengenai karakteristik dari suatu laba.
Karakteristik yang dapat dipertimbangkan dalam menilai kualitas laba sebuah perusahaan adalah
dijelaskan sebagai berikut, disesuaikan dengan konsep Siegel (1991, 1-15).
Perusahaan dengan atau dalam Industri beresiko tinggi, indikator-indikator yang menunjukkan
perusahaan dengan resiko tinggi adalah:
1.
Glamour, dalam pertumbuhan laba. Pertumbuhan laba meningkat drastis, dan resiko untuk
mengalami penurunan.
2.
Menyolok (highly visible) dari mata publik dan pengaturan pemerintah. Misalnya
4.
dalam industrinya.
5.
Perusahaan dalam jenis industri dengan karakteristik resiko tinggi, atau dalam industri yang
7.
8.
9.
Perusahaan yang mempunyai transaksi-transaksi dalam skala atau proporsi besar dengan
Perusahan yang dipimpin oleh individu yang sangat berkuasa dan mempunyai peranan yang
sangat dominan, dimana jika individu yang bersangkutan mengalami sesuatu maka perusahaan akan
menjadi lemah.
12. Perusahaan yang memasuki bisnis yang tidak berkaitan dengan bsinisnya, atau tidak
mempunyai kemampuan dalam bisnis tersebut.
dengan PABU (GAAP) terutama melalui Standar Akuntansi Keuangan (SAK). Seperti SFAS yang
dikeluarkan oleh FASB ( di USA), dan PSAK (di Indonesia ) yang dikeluarkan oleh IAI (Ikatan Akuntan
Indonesia), kini oleh DSAK (Dewan Standar Akuntansi Indonesia).
Penerapan kebijakan akuntansi yang melenceng jauh dari standar adalah kurang realistis dan
seharusnya menimbulkan tanda tanya bagi analis, kecuali memang tidak terdapat standar yang memadai
atau belum diatur secara khusus.
Perusahaan juga hendaknya menggunakan metode dalam akuntansi yang mendekati substansi
ekonomi dari transaksi atau peristiwa yang dialami oleh perusahaan. Pemilihan metode yang kurang tepat
merupakan indikasi kualitas laba yang buruk.
Kewajaran dalam estimasi akuntansi (accounting estimates), sebab estimasi-estimasi merupakan
suatu hal yang tidak bisa dihindarkan sebab pelaporan yang terbagi dalam periode-periode dan adanya
hal-hal yang tidak bisa dipastikan dalam kaitannya dengan masa mendatang