Pengantar Teori
Akuntansi dan Sejarah
Bahan Ajar
Pengertian Teori Akuntansi
Sifat Dasar Akuntansi dan Siklus Akuntansi
Perkembangan Ilmu Akuntansi
Sejarah Akuntansi di Indonesia
1.1 Pengertian Teori Akuntansi
Hendriksen dan Van Breda (1992) mengemukakan pendapat bahwa teori
akuntansi adalah ”… penalaran logis dalam bentuk seperangkat prinsip-
prinsip yang luas (a set of broad priciples) yang memberikan rerangka
referensi umum untuk mengevaluasi praktek akuntansi dan memberikan
pedoman dalam mengembangkan praktek dan prosedur akuntansi yang
baru”.
Definisi tersebut dapat dilihat bahwa “teori akuntansi” tidak lepas dari
praktek akuntansi karena tujuan utamanya adalah menjelaskan praktek
akuntansi berjalan dan memberikan dasar bagi pengembangan praktek
tersebut.
Sedangkan Macfoedz (1996) mendefinisikan teori akuntansi sebagai konsep,
standar, mode, hipotesis dan metode yang saling terkait yang diekstraksi
dari disiplin filosofi akademi dan keilmuan untuk menjelaskan dan
memprediksi fenomena bisnis
Asumsi dasar merupakan basis dalam proses keseluruhan teori
akuntansi. Asumsi dasar akan digunakan untuk menyusun konsep
akuntansi. Konsep akuntansi yang baik akan menghasilkan standar yang
baik. Dari standar selanjutnya diturunkan menjadi metode, kemudian
praktik akuntansi yang harus mengacu kepada standar yang dibuat.
Prekripsi akuntansi dikembangkan untuk memecahkan masalah-masalah
khusus, teori yang mendasarinya juga dikembangkan berdasarkan
model-model yang khusus. Secara umum, fungsi utama dari teori
akuntansi adalah untuk memberikan rerangka pengembangan ide-ide
baru dan membantu proses pemilihan akuntansi (Mathews and Perera,
1993). Lebih lanjut mereka mengatakan bahwa teori memiliki
karakteristik sebagai berikut: a) memiliki body of knowledge; b)
konsisten secara internal; c) menjelaskan dan/atau memprediksi
fenomena; d) menyajikan hal-hal yang ideal; e) referen yang ideal untuk
mengarahkan praktek; dan e) membahas masalah dan memberikan
solusi.
Taksonomi Teori Akuntansi Menurut
Suwarjono
SENI
SAINS
TEKNOLOGI
SENI
Keterampilan mengerjakan sesuatu atau
menerapkan suatu konsep/pengetahuan yang
memerlukan perasaan, intuisi, pengalaman, bakat
dan pertimbangan.
Keahlian dan pengalaman untuk memilih
perlakuan terbaik dalam rangka mencapai suatu
tujuan.
Nilai menjadi basis pertimbangan
SAINS
Pengetahuan untuk menjelaskan dan memprediksi
meramalkan gejala alam dan sosial seperti adanya
dengan metoda ilmiah.
Menguji dan menetapkan kebenaran penjelesan
atau pernyataan tentang suatu masalah
TEKNOLOGI
Penggunaan Pengetahuan ilmiah dalam suatu
wilayah negara untuk menyediakan informasi
keuangan dalam rangka mencapai tujuan sosial
dan ekonomik
Pekekayasaan laporan keuangan dalam suatu
masyarakat (negara) dalam rangka pencapai tujuan
negara.
1.2 Sifat Dasar Teori Akuntansi dan
Siklus Akuntansi
Ada beberapa sifat dari teori akuntansi, yaitu:
Merupakan seperangkat prinsip yang logis, saling terkait dan membentuk
kerangka umum.
Berkaitan erat dengan penyusunan kebijakan akuntansi.
Harus mencakup semua literatur akuntansi yang memberikan pendekatan
yang berbeda-beda satu sama lain.
Harus dapat memberikan penjelasan mengenai praktik akuntansi,
menjawab dan menjelaskan semua fenomena yang melatarbelakangi
penerapan suatu metode dalam praktik akuntansi.
Harus dapat menjelaskan mengapa perusahaan lebih cenderung
menggunakan metode LiFO daripada FIFO dalam menilai persediaannya.
Harus bisa memprediksi atau bahkan menemukan gejala akuntansi yang
belum diketahui.
Sangat penting dalam menyusun dan memverifikasi prinsip akuntansi.
Tujuan, Konsep Dasar, Sifat dan
Keterbatasan Laporan Keuangan
Tujuan Laporan Keuangan:
• Memberikan informasi keuangan yang dapat
dipercaya mengenai posisi keuangan perusahaan
• Memberikan informasi keuangan yang dapat
dipercaya mengenai hasil usaha perusahaan
selama periode akuntansi
Continued..
• Memberikan informasi keuangan yang dapat membantu pihak-
pihak yang berkepentingan untuk menilai kondisi dan potensi
perusahaan.
• Memberikan informasi penting lainnya yang relevan dengan
kebutuhan pihak-pihak yang berkepentingan
Syarat-syarat Laporan Keuangan yang
Bermanfaat
Relevan
Jelasdan dapat dimengerti
Dapat diuji kebenarannya
Netral
Tepat waktu
Dapat diperbandingkan
Lengkap
Konsep Dasar Akuntansi
Kesatuan usaha
Harga perolehan
Obyektif
Going concern
Unit pengukuran
Periode akuntansi
Continued..
Matching
Konsisten
Materialitas
Konservatisme
Realisasi
Sifat dan Keterbatasan Laporan
Keuangan
Laporan keuangan bersifat historis
Laporan keuangan bersifat umum
Proses penyusunan laporan keuangan tidak luput dari
penggunaan taksiran
Akuntansi hanya melaporkan informasi yang material
Laporan keuangan bersifat konservatif
Laporan keuangan disusun dengan menggunakan
istilah-istilah teknis
Adanya berbagai alternatif metode akuntansi
Proses / Siklus Akuntansi
• Bukti Transaski
• Tahap pencatatan transaksi ke dalam jurnal
• Posting ke buku besar
• Neraca saldo
• Ayat jurnal penyesuaian
• Neraca lajur
• Laporan keuangan
• Jurnal penutup
• Neraca saldo penutup
1.3 Perkembangan Ilmu Akuntansi
Godfrey dkk (1992) membuat periodisasi teori
akuntansi sebagai berikut:
Pre-theory period (1492-1800)
General scientific period (1800-1955)
Normative period (1956-1970)
Specific Scientific Period (1970-sekarang)
1. Pre-theory period (1492-1800)
Para ahli akan sepakat bila dikatakan praktek akuntansi dalam arti
pencatatan kejadian yang berhubungan dengan bisnis sudah
dimulai sejak lama. Terbukti dari penemuan seperti yang
dikemukakan Ernest Stevelinck dalam artikel berjudul
“Accounting in Ancient Time (The Accounting Historians
Journal Volume 12 No. 1, 1985): “Mesir memiliki sejarah
akuntansi yang panjang. Ribuan bukti catatan akuntansi
dalam kulit kayu (papyri) yang ditemukan lebih 15 abad yang
lalu dan menjelaskan bahwa akuntansi itu telah ada lebih
daripada 3000 tahun yang lalu dengan beberapa tingkat
kejelasannya”
SEJARAH PERKEMBANGAN AKUNTANSI
Richard Mattersich (1987) dalam artikelnya Prehistoric Accounting and
The Problem of Representation:On Recent Archeological Evidence of
The Middle East from 8000 BC to 3000 BC mengemukakan : “
Penelitian arkeologi akhir-akhir ini menghasilkan pandangan
revolusioner tentang penemuan perhitungan, gambaran, dan idiografi
tulisan. Penemuan ini adalah sistem pemrosesan data dalam clay token
(sejenis koin yang terbuat dari tanah liat) yang sederhana dan kompleks
dari berbagai bentuk telah terkumpul dalam sebuah amplop tanah liat
(clay envelope) untuk mengungkapkan secara simbolis nilai aset dan
transaksi ekonomis. Nominal dari koin telah ditemukan oleh arkeolog
sepanjang Fertle Crescent dengan berlapis-lapis yang merupakan benda
yang dikeluarkan antara tahun 8000-3100 SM. Setelah itu baru
ditemukan tablet dari tanah liat.”
SEJARAH PERKEMBANGAN AKUNTANSI
DALAM BERBAGAI LITERATUR AKUNTANSI KONVENSIONAL,
BANYAK DITULIS AKUNTANSI LAHIR DARI SEORANG PENDETA
ITALI YAITU LUCA PACIOLI DENGAN BUKUNYA SUMMA DE
ARITHMATICA, GEOMETRICA PROPORTIONI ET
PROPORTIONALITA YANG DITERBITKAN TAHUN 1949 DI VENICE.
Orang yang pertama kali “menulis” (bukan menerbitkan seperti Pacioli) tentang
double entry adalah Benedetto Cotrugli pada tahun 1458, 36 tahun sebelum
terbitnya buku Pacioli. Namun, buku Benedetto Cotrugli ini baru terbit pada
tahun 1573 atau 89 tahun setelah buku Pacioli terbit.
Praktik akuntansi di Indonesia dapat ditelusur pada era penjajahan Belanda sekitar 17 (ADB 2003)
atau sekitar tahun 1642 (Soemarso 1995). Jejak yang jelas berkaitan dengan praktik akuntansi di
Indonesia dapat ditemui pada tahun 1747, yaitu praktik pembukuan yang dilaksanakan Amphioen
Sociteyt yang berkedudukan di Jakarta (Soemarso 1995). Pada era ini Belanda mengenalkan sistem
pembukuan berpasangan (double-entry bookkeeping) sebagaimana yang dikembangkan oleh Luca
Pacioli. Perusahaan VOC milik Belanda-yang merupakan organisasi komersial utama selama masa
penjajahan-memainkan peranan penting dalam praktik bisnis di Indonesia selama era ini (Diga dan
Yunus 1997).
Pengiriman Van Schagen merupakan titik tolak berdirinya Jawatan Akuntan Negara-Government
Accountant Dienst yang terbentuk pada tahun 1915 (Soermarso 1995). Akuntan publik yang
pertama adalah Frese & Hogeweg yang mendirikan kantor di Indonesia pada tahun 1918. Pendirian
kantor ini diikuti kantor akuntan yang lain yaitu kantor akuntan H.Y.Voerens pada tahun 1920 dan
pendirian Jawatan Akuntan Pajak-Belasting Accountant Dienst (Soemarso 1995).
Sejarah Perkembangan Akuntansi di
Indonesia - lanjutan
Pada era penjajahan, tidak ada orang Indonesia yang bekerja sebagai
akuntan publik. Orang Indonesa pertama yang bekerja di bidang akuntansi
adalah JD Massie, yang diangkat sebagai pemegang buku pada Jawatan
Akuntan Pajak pada tanggal 21 September 1929 (Soemarso 1995).
Kesempatan bagi akuntan lokal (Indonesia) mulai muncul pada tahun 1942-
1945, dengan mundurnya Belanda dari Indonesia. Pada tahun 1947 hanya
ada satu orang akuntan yang berbangsa Indonesia yaitu Prof. Dr. Abutari
(Soermarso 1995). Praktik akuntansi model Belanda masih digunakan
selama era setelah kemerdekaan (1950an). Pendidikan dan pelatihan
akuntansi masih didominasi oleh sistem akuntansi model Belanda.
Nasionalisasi atas perusahaan yang dimiliki Belanda dan pindahnya orang
orang Belanda dari Indonesia pada tahun 1958 menyebabkan kelangkaan
akuntan dan tenaga ahli (Diga dan Yunus 1997)