Anda di halaman 1dari 8

TEORI AKUNTANSI DAN PERUMUSANNYA

Disusun Oleh Kelompok 2 :

1. Gede Dika Rizaldi (02)


2. I Gusti Ngurah Made Pandu Permana (05)
3. I Kadek Krisnadinata (06)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR

2020
TEORI AKUNTANSI DAN PERUMUSANNYA

1.1 Pengertian Teori Akuntansi


Teori akuntansi adalah adalah cabang akuntansi yang terdiri dari pernyataan sistematik
tentang prinsip dan metodologi yang membedakan dengan praktik. Vernon kam (1986)
menganggap bahwa teori akuntansi adalah suatu sistem yang komprehensif dimana termasuk
postulat dan teori yang berkaitan dengannya. Dia membagi unsur teori dalam beberapa elemen:
postulat dan asumsi dasar, definisi, tujuan akuntasi, prinsip atau standar, dan prosedur atau
metode-metode. Vernon Kam (1986) mengemukakan fungsi dari adanya teori kuntansi sebagai
berikut.
1. Menjadikan pegangan bagi lembaga penyusunan standar akuntansi dalam menyusun
standarnya.
2. Memberikan kerangka rujukan untuk menyelesaikan masalah akuntansi dalam hal tidak
adanya standar resmi.
3. Menentukan batas dalm hal melakukan judgment dalam penyusunan laporan keuangan.
4. Meningkatkan pemahaman dan keyakinan pembaca laporan terhadap informasi yang
disajikan laporan keuangan.
5. Meningkatkan kualitas laporan yang dapat diperbandingkan.
Dari penjelasan maka teori akuntansi dapat kita rumuskan sebagai berikut :
Teori akuntansi adalah suatu konsep definisi dalil yang menyajikan secara sistematis gambaran
fenomena akuntansi yang menjelaskan hubungan antara variabel dengan variabel lainnya dalam
struktur akuntansi dengan maksud dapat menjelaskan dan meramalkan fenomena yang mungkin
muncul.
Sedangkan Hendriksen (1982) mengemukakan kegunaan teori akuntansi sebagai berikut.
1. Memberikan kerangka rujukan sebagai dasar untuk menilai prosedur dan praktik
akuntansi.
2. Memberikan pedoman terhadap praktik dan prosedur akuntansi yang baru.
Teori akuntansi yang dirumuskan tidak akan mampu mengikuti perkembangan ekonomi
,sosial,teknologi dan ilmu pengetahuan yang demikian cepat. Oleh karena itu tepatlah
kesimpulan ahmed belkaoui yang menyatakan bahwa tidak ada teori akuntansi yang lengkap
apada setiap kurun waktu. Oleh karena itu teori akuntansi harus juga mencakup semua literatur
akuntansi yang memberikan pendekatan yang berbeda-beda satu sama lain.
American Accounting Association’s Committe On Concepts and Standard For External Reports
yang menyebutkan bahwa :
1. Tidak ada teori akuntansi keuangan yang lengkap yang mencakup dan memenuhi
keinginan semua keadaan dan waktu dengan efektif oleh karenanya.
2. Di dalam literatur akuntansi keuangan yang ada bukan teori akuntansi tetapi kumpulan
teori yang dapat dirumuskan mengatasi perbedaan-perbedaan persyaratan yang
diinginkan para pemakai laporan keuangan.
Untuk perumusan teori akuntansi memang tidak dapat hanya mengandalkan teori akuntansi
ansich,harus menggunakan literatur akuntansi dan disiplin ilmu lain yang relevan. Namun teori
akuntansi merupaka instrumen yang sangat penting dalam menyusun dan memverifikasi prinsip
akuntansi yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan untuk disajikan pada para
pemakainya.

1.2 Periodisasi Teori Akuntansi


Godfrey dkk (1992) membuat periodisasi teori akuntansi sebagai berikut:
1. Pre-theory period (1492-1800)
Peragalo mengemukakan bahwa tidak ada teori akuntansi yang dirumuskan sejak
Pacioli sampai pada awal abad ke-19. kalaupun ada saran-saran atau pertanyaan-
pertanyaan belum dapat digolongkan sebagai teori atau pernyataan yang sistematis.
2. General scientific period (1800-1955)
Dalam periode ini sudah ada pengimbangan teori yang penekanannya baru berupa
penjelasan terhadap praktek akuntansi. Di sini sudah ada kerangka kerja untuk
menjelaskan dan mengembangkan praktek akuntansi. Akuntansi dikembangkan
berdasarkan metode empiris yang mengutamakan pengamatan atas kenyataan sehari-
hari atau realitas bukan didasarkan pada logika. Laporan AAA ”A Tentative Statement
of Accounting Principles Affecting Corporate Reports pada tahun 1938 serta laporan
AICPA tentang A Statement of Accounting Principle (Sanders, Hatfield dan Moore)
merupakan dua contoh perumusan teori akuntansi berdasarkan metode empiris atau
disebut era general scientific ini.
3. Normative period (1956-1970)
Dalam periode ini perumus teori akuntansi mencoba merumuskan “norma-norma”
atau “praktek akuntansi yang baik”. Kalau dalam periode sebelumnya menekankan
kepada ”APA” yang terjadi dalamperiode ini ”Bagaimana seharusnya” dilakukan,
”What should be”. Pada periode ini muncul kritik terhadap konsep ”historical cost”
dan pendukung adanya ”conceptual framework”. Beberapa terbitan laporan pada era
ini adalah: An Inquiry into the Nature of Accounting oleh Goldberg yang diterbitkan
pada tahun 1965, AAA menerbitkan A Statement of Basic Accounting Theory.
4. Specific Scientific Period (1970-sekarang)
Periode ini disebut juga “positive era”. Di sini teori akuntansi tidak cukup hanya
dengan sifat normatif tetapi harus bisa diuji kebenarannya. Norma dinilai subyektif
jadi harus diuji secara positif. Pendekatan normatif dikritik karena:
I. Teori normatif tidak melibatkan pengujian hipotesa.
II. Teori normatif didasarkan pada pertimbangan subyektif.
Karena teori normatif dianggap merupakan pendapat pribadi yang subyektif maka tidak bisa
diterima begitu saja harus dapat diuji secara empiris agar memiliki dasar teori yang kuat. Pada
periode ini data empiris sudah banyak tersedia kemudian teknik-teknik statistik dan teknik yang
menggunakan disiplin lain untuk melakukan pengujian sudah demikian banyak sehingga
memudahkan melakukan pengujian. Tujuan dari pendekatan teori akuntansi positif adalah untuk
menerangkan dan meramalkan praktek akuntansi. Salah satu contoh dalam penggunaan teori
positif ini adalah hipotesa ”bonus plan”. Hipotesa ini menunjukkan bahwa manajemen yang
remunerasinya didasarkan pada bonus maka mereka akan berusaha memaksimasi pendapatannya
melalui pendekatan akuntansi yang dapat menaikkan laba sehingga bonusnya tinggi. Dalam
penyusunan laporan keuangan manajemen tentu akan memilih standar akuntansi yang dapat
menaikkan laba atau bonus mereka. Teori ini akan dapat menjelaskan atau memprediksi prilaku
manajemen dalam mana bonus plan diberlakukan.
Watts dan Zimmerman pendukung konsep ini dalam bukunya Positive Accounting Theory
menyatakan bahwa keuntungan pendekatan ini adalah bahwa regulator bisa meramalkan
konsekuensi ekonomis dari berbagai kebijakan atau praktek akuntansi.
Menurut Godfrey dkk pada akhir-akhir ini ada kecenderungan munculnya perbedaan antara Riset
Academics dan Riset Profesional yang sebelumnya dinilai seragam. Riset Academics tetap dalam
pendekatan positif yang umumnya menekankan pada peran dan pengaruh informasi akuntansi
sedangkan Profesional agak condong pada pendekatan normatif yang umumnya menekankan
upaya untuk menyeragamkan praktek akuntansi agar lebih bermanfaat bagi praktisi.

1.3 Metode Perumusan Teori


Merumuskan teori akuntansi atau dengan kata lain melakukan penelitian akuntansi harus memiliki
metode. Belkaoui dan Godfrey mengemukakan dalam literature dikena beberapa metode berikut ini.
1. Metode Deskriptif (Pragmatic)
Dalam metode ini akuntansi dianggap sebagai seni yang tidak dapat dirumuskan, maka metode
perumusan teori akuntansi harus bersifat menjelaskan atau descriptive dan menganalisis praktik
yang ada dan diterima sekarang.
2. Psychological Pragmatic
Di sini diamati reaksi dari pemakai laporan keuangan terhadap output akuntansi laporan keuangan
yang disusun dari berbagai aturan, standar, prinsip atau pedoman. Bidang ini dapat juga disebut
behavioral accounting.
3. Metode Normatif (1950-1960)
Disini akuntansi dianggap sebagai norma peraturan yang harus diikuti tidak peduli apakah
berlaku atau dipraktikan sekarang atau tidak.
4. Metode Positive (1970)
Suatu metode yang diawali dari suatu metode ilmiah yang sedang berlaku atau diterima umum.
Berdasarkan teori ini, dirumuskan problem penelitian untk mengamati perilaku atau fenmena
nyata yang tidak ada dalam teori.
1.4Pendekatan Dalam Perumusan Teori
Menurut Godfrey, dalam mengaitkan antara teori dengan kenyataan , dikenal tiga jenis hubungan, yaitu
1. Syntactic
Teori dirumuskan dengan garis logis. Hubungan itu dirumuskan dalam bentuk aturan seperti
aturan bahasa, aturan matematik, dan lain sebagainya.
2. Semantic
Teori menghubungkan konsep dasar dari suatu teori ke objek nyata.hubungan ini dituangkan
dalam bentuk aturan yang sesuai atau definisi operasional. Semantic menyangkut hubungan kata,
tanda, atau symbol dari kenyataan sehingga teori itu lebih mudah dipahami, realistic, dan berarti.
3. Pragmatic
Tidak semua teori memiliki aspek pragmatis. Disini pragmatis itu berkaitan dengan pengaruh
kata-kata, symbol terhadap manusia. Akuntansi dianggap memiliki kemampuan mempengaruhi
perilaku manusia.
Teori harus mampu merumuskan kebenaran. Oleh karena itu teori harus selalu diuji. Ada 3 kriteria atau
pihak atau sumber yang memiliki wewenang dalam mennetukan kebenaran atas suatu teori, yaitu:
1. Dogmatic
Kebenaran dikatakan benar karena disampaikan oleh ahli yang memenang memiliki wewenang
untuk menyampaikan kebenaran dan ini tidak perlu diuji lagi. Keyakinan pada kebenaran ini
hanya berdasar pada kepercayaan, keyakinan, atau iman seseorang. Misalnya keyakinan
beragama, charisma seseorang, jabatan, dan lain sebagainya.
2. Self evidence
Kebenaran disampaikan dari suatu teori yang dibuktikan oleh pengetahuan umum, pengamatan,
atau pengalaman.
3. Scientific
Kebenaran disampaikan dari suatu teori yg dibuktikan lewat metode ilmiah. Teori dirumuskan,
diuji, dan seterusnya berulang secara terus-menerus.

1.5Perumusan Teori Akuntansi


Dalam literature dikenal beberapa pendekatan dalam menrumuskan teori akuntansi. Masing-masing
penulis memberikan metode yang diikutinya. Beberapa pendekatan dalam perumusan teori akuntansi
menurut Belkaoui adalah sebagai berikut :
1. Pendekatan informal terbagi atas
I. Pragmatis, praktis, dan non teoritis
Dalam metode ini perumusan teori akuntansi didasarkan atas keadaan dan praktik di
lapangan. Yang menjadi pertimbangan adalah hal-hal apa yang berguna untuk
menyelesaikan persoalan secara praktis.
II. Pendekatan otoriter
Dalam metode ini yang merumuskan teori akuntansi adalah organisasi profesi yang
mengeluarkan pernyataan-pernyataan yang mengatur praktek akuntansi.
2. Pendekatan Teoritis terbagi atas :
I. Deduktif
Perumusan dimulai dari perumusan dalil dasar akuntansi (postulat dan prinsip akuntansi)
dan selanjutnya diambil kesimpulan logis tentang teori akuntansi mengenai hal yang
dipersoalkan. Pendekatan ini dilakukan dalam penyusunan struktur akuntansi dimana
dirumuskan dulu tujuan laporan keuangan, rumuskan postulat, kemudian prinsip, dan
akhirnya lebih khusus menyusun teknik atau standar akuntansi.
II. Induktif
Penyusunan teori akuntansi didasarkan pada beberapa observasi dan pengukuran khusus
dan akhirnya dari berbagai sampel dirumuskan fenomena yang seragam atau berulang
(informasi akuntansi) dan diambil kesimpulan umum (postulat dan prinsip akuntansi).
Tahapan yang dilalui adalah:
i. Mengumpulkan semua observasi
ii. Menganalisis golongan observasi
iii. Penarikan kesimpulan umum
iv. Pengujian kesimpulan umum
3. Etik
Dalam pendekatan perumusan akunansi ini digunakan konsep kewajaran, keadilan, pemilikan dan
kebenaran. Menurut D.R. Scottkriteria yang harus digunakan dalam perumusan teori akuntansi
adalah keadilan dengan memperlakukan pihak yang berkaitan secara adil
4. Sosiologis
Yang menjadi perhatian utama dalam perumusan teori akuntansi adalah dampak social dari teknik
akuntansi. Jadi yang menjadi perhatian bukan pemakai langsung, tetapi juga masyarakat secra
keseluruhan.
5. Makro Ekonomi
Pendekatan ekonomi dalam perumusan teori akuntansi menekankan pada control perilaku
indikator makro ekonomi yang menghasilkan perumusan teori akuntansi. Dengan demikian,
pemilihan teknik akuntansi didasarkan pada dampaknya pada ekonomi nasional. Dapat
disimpulkan bahawa teknik dan kebijakan akuntansi harus dapat menggambarkan realitas ekonomi
dan pilihan terhadap teknik akuntansi harus tergantung pada konsekuensi ekonomi. Dari literature
lain kita mengenal pendekatan komunikatif dalam perumusan teori akuntansi. Pendekatan ini
dikembangkan oleh Bedfourd dan Baldouni yang menganggap akuntansi adalah sebagai suatu
system yang terpadu dalam proses komunikasi. Disini dirumuskan informasi apa yang perlu dan
disajikan oleh perusahaan kepada para pembaca agar mereka dapat menggunakannya dalam proses
pengambilan keputusan. Banyak lagi pendekatan yang perlu dikemukakan disini antara lain
behavioural approach, yang menekankan pada aspek perilaku yang ditimbulkan oleh informasi
akuntansi, pragmatic, nontheoritical approach, theory of account approach yang melihat akuntansi
dari aspek hubungan antara perkiraan yang dibangun dari dasar teori double entry.

1.6Perumusan Teori Akuntansi di Indonesia


Sampai saat ini Indonesia masih belum berupaya secara intensif untuk merumuskan teori atau standar
akuntansinya sendiri. Kita masih tetap menggunakan teori atau standar akuntansi Amerika atau yang
terakhir dari IASC (International Accounting Standard Committee) sebagai dasar pengembangan
akuntansi di tanah air. Standar akuntansi keuangan maupun pernyataan standar pemeriksaaan masih
mengadopsi atau menterjemahkan standar serat pedoman dari Amerika atau IASC dengan berbagai
modifikasi minor. Upaya yang baru dilakukan oleh profesi akuntansi adalah perumusan prinsip
akuntansi Indonesia namun belum menyentuh dasar teori akuntansinya. Standar akuntansi di Indonesia
saat ini belum menggunakan secara penuh (full adoption) standar akuntansi internasional atau
International Financial Reporting Standard (IFRS). Standar akuntansi di Indonesia yang berlaku saat
ini mengacu pada US GAAP (United Stated Generally Accepted Accounting Standard), namun pada
beberapa pasal sudah mengadopsi IFRS yang sifatnya harmonisasi. Adopsi yang dilakukan Indonesia
saat ini sifatnya belum menyeluruh, baru sebagian (harmonisasi). Era globalisasi saat ini menuntut
adanya suatu sistem akuntansi internasional yang dapat diberlakukan secara internasional di setiap
negara, atau diperlukan adanya harmonisasi terhadap standar akuntansi internasional, dengan tujuan
agar dapat menghasilkan informasi keuangan yang dapat diperbandingkan, mempermudah dalam
melakukan analisis kompetitif dan hubungan baik dengan pelanggan, supplier, investor, dan kreditor.
Namun proses harmonisasi ini memiliki hambatan antaralain nasionalisme dan budaya tiap-tiap
negara, perbedaan sistem pemerintahan pada tiaptiap negara, perbedaan kepentingan antara
perusahaan multinasional dengan perusahaan nasional yang sangat mempengaruhi proses harmonisasi
antar negara, serta tingginya biaya untuk merubah prinsip akuntansi.
KESIMPULAN

Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa :


Teori akuntansi adalah suatu konsep definisi dalil yang menyajikan secara sistematis gambaran fenomena
akuntansi yang menjelaskan hubungan antara variabel dengan variabel lainnya dalam struktur akuntansi
dengan maksud dapat menjelaskan dan meramalkan fenomena yang mungkin muncul. Dalam
merumuskan teori akuntansi, ada beberapa metode yang dapat dipergunakan yaitu metode deskriptif
(pragmatic), psichological pragmatic, metode normatif dan metode positive. Dalam Merumuskan Teori
Akuntansi, di Indonesia menggunakan Standar Akuntansi. Standar akuntansi di Indonesia saat ini belum
menggunakan secara penuh (full adoption) standar akuntansi internasional atau International Financial
Reporting Standard (IFRS). Standar akuntansi di Indonesia yang berlaku saat ini mengacu pada US
GAAP (United Stated Generally Accepted Accounting Standard), namun pada beberapa pasal sudah
mengadopsi IFRS yang sifatnya harmonisasi. Adopsi yang dilakukan Indonesia saat ini sifatnya belum
menyeluruh, baru sebagian (harmonisasi).

Anda mungkin juga menyukai