Anda di halaman 1dari 7

UTS TEORI AKUNTANSI

Dibuat Oleh:
Elsha Triana Wulandari 1834031067

Dosen:
Mishelei Loen, SE., MM.

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS KRISNADWIPAYANA
2021
DAFTAR ISI
BAB I
“Teori Akuntansi dan Perumusannya”

1.1 Definisi Teori Akuntansi


Teori akuntansi adalah suatu pengertian yang menggunakan spekulasi, metodologi
dan kerangka kerja dalam mempelajari pelaporan keuangan serta bagaimana prinsip
pelaporan keuangan diterapkan dalam industri akuntansi. Menurut Hendriksen, teori
Akuntansi adalah seperangkat prinsip- prinsip yang saling terkait (coherent), yang bersifat
Hipotesis, Konseptual dan Pragmatis yang membentuk rangkaian referensi umum untuk
bidang pengetahuan tertentu (a field of inquiry). Menurut Vernon Kam teori akuntansi adalah
suatu sistem yang komprehensif dimana termasuk postulat dan teori yang berkaitan
dengannya. Dia membagi unsur teori dalam beberapa elemen: postulat dan asumsi dasar,
definisi, tujuan akuntasi, prinsip atau standar, dan prosedur atau metode-metode.
Teori Akuntansi: Suatu konsep definisi dalil yang menyajikan secara sistematis
gambaran fenomena akuntansi yang menjelaskan hubungan antara variabel dengan variabel
lainnya dalam struktur akuntansi dengan maksud dapat menjelaskan dan meramalkan
fenomena yang mungkin muncul.
1.2 Penilaian Hendriksen tentang teori akuntansi sebagai satu susunan prinsip
umum
Hendriksen menilai teori akuntansi sebagai satu susunan prinsip umum akan dapat:
1. Memberikan kerangka acuan yang umum dari mana praktek akuntansi dinilai.
2. Teori akuntansi yang dirumuskan tidak akan mampu mengikuti perkembangan
ekonomi ,sosial,teknologi dan ilmu pengetahuan yang demikian cepat.
1.3 Pernyataan Ahmed Belkoui dan American Accounting Association’s Committe on
Concepts and Standard for External Reports yang senada mengenai teori
akuntansi
Kesimpulan Ahmed Belkaoui yang menyatakan bahwa tidak ada teori akuntansi yang
lengkap apada setiap kurun waktu. Oleh karena itu teori akuntansi harus juga mencakup
semua literatur akuntansi yang memberikan pendekatan yang berbeda-beda satu sama lain.
American Accounting Association’s Committe On Concepts and Standard For External
Reports yang menyebutkan bahwa:
1. Tidak ada teori akuntansi keuangan yang lengkap yang mencakup dan memenuhi
keinginan semua keadaan dan waktu dengan efektif oleh karenanya.
2. Di dalam literatur akuntansi keuangan yang ada bukan teori akuntansi tetapi
kumpulan teori yang dapat dirumuskan mengatasi perbedaan-perbedaan persyaratan
yang diinginkan para pemakai laporan keuangan.
Untuk perumuan teori akuntansi memang tidak dapat hanya mengandalkan teori
akuntansi Ansich harus menggunakan literatur akuntansi dan disiplin ilmu lain yang relevan.
Namun teori akuntansi merupaka instrumen yang sangat penting dalam menyusun dan
memverifikasi prinsip akuntansi yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan untuk
disajikan pada para pemakainya.
Elemen Kerangka Konseptual Menurut Belkaoui (2000: 142) kerangka konseptual
memiliki empat tingkatan, yaitu: Tingkat Pertama, pernyataan konsep akuntansi keuangan
mengenai rumusan tujuan pelaporan keuangan suatu kesatuan bisnis (organisasi bisnis) SFAC
nomor 1. SFAC nomor 4 tujuan pelaporan keuangan perusahaan nonbisnis organisasi nirlaba.
Tingkat Kedua, pernyataan tentang Karakteristik Kualitatif Informasi Akuntansi SFAC
nomor 2. Unsur-unsur laporan keuangan dari perusahaan bisnis, SFAC nomor 3, kemudian
diganti SFAC nomor 6, yang mengatur tentang unsur-unsur laporan keuangan baik untuk
perusahaan bisnis maupun organisasi nirlaba (sektor publik). Tingkat Ketiga, rumusan
tentang pengakuan dan pengukuran laporan dan pelaporan keuangan SFAC nomor 5. SFAC
nomor 33, mengatur tentang pelaporan keuangan dengan penyesuaian tingkat harga (tingkat
inflasi). Tingkat Keempat, pelaporan posisi keuangan, pelaporan arus kas dan likuiditas,
pelaporan earnings (dalam hal ini adalah laporan laba rugi).
1.4 Periodisasi Teori Akuntansi Menurut Godfrey dkk
1. Pre-theory period (1492-1800)
Peragalo mengemukakan bahwa tidak ada teori akuntansi yang dirumuskan
sejak Pacioli sampai pada awal abad ke-19. kalaupun ada saran-saran atau
pertanyaan-pertanyaan belum dapat digolongkan sebagai teori atau pernyataan
yang sistematis.
2. General scientific period (1800-1955)
Dalam periode ini sudah ada pengimbangan teori yang penekanannya baru
berupa penjelasan terhadap praktek akuntansi. Di sini sudah ada kerangka
kerja untuk menjelaskan dan mengembangkan praktek akuntansi. Akuntansi
dikembangkan berdasarkan metode empiris yang mengutamakan pengamatan
atas kenyataan sehari-hari atau realitas bukan didasarkan pada logika. Laporan
AAA ”A Tentative Statement of Accounting Principles Affecting Corporate
Reports” pada tahun 1938 serta laporan AICPA tentang A Statement of
Accounting Principle (Sanders, Hatfield dan Moore) merupakan dua contoh
perumusan teori akuntansi berdasarkan metode empiris atau disebut era
general scientific ini.
3. Normative period (1956-1970)
Dalam periode ini perumus teori akuntansi mencoba merumuskan “norma-
norma” atau “praktek akuntansi yang baik”. Kalau dalam periode sebelumnya
menekankan kepada ”APA” yang terjadi dalamperiode ini ”Bagaimana
seharusnya” dilakukan, ”What should be”. Pada periode ini muncul kritik
terhadap konsep ”historical cost” dan pendukung adanya ”conceptual
framework”. Beberapa terbitan laporan pada era ini adalah: An Inquiry into
the Nature of Accounting oleh Goldberg yang diterbitkan pada tahun 1965,
AAA menerbitkan A Statement of Basic Accounting Theory.
4. Specific Scientific Period (1970-sekarang)
Periode ini disebut juga “positive era”. Di sini teori akuntansi tidak cukup
hanya dengan sifat normatif tetapi harus bisa diuji kebenarannya. Norma
dinilai subyektif jadi harus diuji secara positif. Pendekatan normatif dikritik
karena:
 Teori normatif tidak melibatkan pengujian hipotesa.
 Teori normatif didasarkan pada pertimbangan subyektif.
1.5 Metode Perumusan (Konstruksi) Teori Menurut Belkoui dan Godfrey
Belkaoui dan Godfrey mengemukakan dalam literature beberapa metode berikut ini: 
1. Metode Deskriptif (Pragmatic)
Dalam metode ini akuntansi dianggap sebagai seni yang tidak dapat
dirumuskan, maka metode perumusan teori akuntansi harus bersifat
menjelaskan atau descriptive dan menganalisis praktik yang ada dan diterima
sekarang.
2. Psychological Pragmatic
Di sini diamati reaksi dari pemakai laporan keuangan terhadap output
akuntansi laporan keuangan yang disusun dari berbagai aturan, standar, prinsip
atau pedoman. Bidang ini dapat juga disebut behavioral accounting.
3. Metode Normatif (1950-1960)
Disini akuntansi dianggap sebagai norma peraturan yang harus diikuti tidak
peduli apakah berlaku atau dipraktikan sekarang atau tidak.
4. Metode Positif (1970)
Suatu metode yang diawali dari suatu metode ilmiah yang sedang berlaku atau
diterima umum. Berdasarkan teori ini, dirumuskan problem penelitian untk
mengamati perilaku atau fenomena nyata yang tidak ada dalam teori.
1.6 Tiga Hubungan Dalam Struktur Teoritis dan Tiga Kriteria Sumber Yang
Memiliki Wewenang Menentukan Kebenaran Suatu Teori
Menurut Godfrey, dalam mengaitkan antara teori dengan kenyataan, dikenal tiga jenis
hubungan, yaitu:

 Syntactic: Teori dirumuskan dengan garis logis. Hubungan itu dirumuskan


dalam bentuk aturan seperti aturan bahasa, aturan matematik, dan lain
sebagainya.
 Semantic: Teori menghubungkan konsep dasar dari suatu teori ke objek
nyata.hubungan ini dituangkan dalam bentuk aturan yang sesuai atau definisi
operasional. Semantic menyangkut hubungan kata, tanda, atau symbol dari
kenyataan sehingga teori itu lebih mudah dipahami, realistic, dan berarti.
 Pragmatic: Tidak semua teori memiliki aspek pragmatis. Disini pragmatis itu
berkaitan dengan pengaruh kata-kata, simbol terhadap manusia. Akuntansi
dianggap memiliki kemampuan mempengaruhi perilaku manusia.
            Teori harus mampu merumuskan kebenaran. Oleh karena itu, teori harus selalu diuji.
Ada 3 kriteria atau pihak atau sumber yang memiliki wewenang dalam mennetukan
kebenaran atas suatu teori, yaitu:

 Dogmatic: Kebenaran dikatakan benar karena disampaikan oleh ahli yang


memenang memiliki wewenang untuk menyampaikan kebenaran dan ini tidak
perlu diuji lagi. Keyakinan pada kebenaran ini hanya berdasar pada
kepercayaan, keyakinan, atau iman seseorang. Misalnya keyakinan beragama,
charisma seseorang, jabatan, dan lain sebagainya.
 Self evidence: Kebenaran disampaikan dari suatu teori yang dibuktikan oleh
pengetahuan umum, pengamatan, atau pengalaman.
 Scientific: Kebenaran disampaikan dari suatu teori yg dibuktikan lewat
metode ilmiah. Teori dirumuskan, diuji, dan seterusnya berulang secara terus-
menerus.
1.7 Pendekatan Dalam Perumusan Teori Menurut Belkaoui
Beberapa pendekatan dalam perumusan teori akuntansi menurut Belkaoui adalah
sebagai berikut:

 Pendekatan informal terbagi atas:


1. Pragmatis, praktis, dan non teoritis: Dalam metode ini perumusan teori
akuntansi didasarkan atas keadaan dan praktik di lapangan. Yang menjadi
pertimbangan adalah hal-hal apa yang berguna untuk menyelesaikan persoalan
secara praktis.
2. Pendekatan otoriter: Dalam metode ini yang merumuskan teori akuntansi
adalah organisasi profesi yang mengeluarkan pernyataan-pernyataan yang
mengatur praktek akuntansi.

 Pendekatan Teoritis Terbagi Atas:


1. Deduktif: Perumusan dimulai dari perumusan dalil dasar akuntansi (postulat
dan prinsip akuntansi) dan selanjutnya diambil kesimpulan logis tentang teori
akuntansi mengenai hal yang dipersoalkan. Pendekatan ini dilakukan dalam
penyusunan struktur akuntansi dimana dirumuskan dulu tujuan laporan
keuangan, rumuskan postulat, kemudian prinsip, dan akhirnya lebih khusus
menyusun teknik atau standar akuntansi.
2. Induktif: Penyusunan teori akuntansi didasarkan pada beberapa observasi dan
pengukuran khusus dan akhirnya dari berbagai sampel dirumuskan fenomena
yang seragam atau berulang (informasi akuntansi) dan diambil kesimpulan
umum (postulat dan prinsip akuntansi). Tahapan yang dilalui adalah:
o Mengumpulkan semua observasi
o Menganalisis golongan observasi
o Penarikan kesimpulan umum
o Pengujian kesimpulan umum

 Etik
Dalam pendekatan perumusan akunansi ini digunakan konsep kewajaran, keadilan,
pemilikan dan kebenaran. Menurut D.R. Scottkriteria yang harus digunakan dalam
perumusan teori akuntansi adalah keadilan dengan memperlakukan pihak yang
berkaitan secara adil.

 Sosiologis
Yang menjadi perhatian utama dalam perumusan teori akuntansi adalah dampak
social dari teknik akuntansi. Jadi yang menjadi perhatian bukan pemakai langsung,
tetapi juga masyarakat secra keseluruhan.

 Makro Ekonomi
Pendekatan ekonomi dalam perumusan teori akuntansi menekankan pada control
perilaku indikator makro ekonomi yang menghasilkan perumusan teori akuntansi.
Dengan demikian, pemilihan teknik akuntansi didasarkan pada dampaknya pada
ekonomi nasional. Dapat disimpulkan bahawa teknik dan kebijakan akuntansi harus
dapat menggambarkan realitas ekonomi dan pilihan terhadap teknik akuntansi harus
tergantung pada konsekuensi ekonomi.
1.8 Perumusan Teori Akuntansi di Indonesia
Sampai saat ini Indonesia masih belum berupaya secara intensif untuk merumuskan
teori atau standar akuntansinya sendiri. Kita masih tetap menggunakan teori atau standar
akuntansi Amerika atau yang terakhir dari IASC (International Accounting Standard
Committee) sebagai dasar pengembangan akuntansi di tanah air. Standar akuntansi keuangan
maupun pernyataan standar pemeriksaaan masih mengadopsi atau menterjemahkan standar
serat pedoman dari Amerika atau IASC dengan berbagai modifikasi minor. Upaya yang baru
dilakukan oleh profesi akuntansi adalah perumusan prinsip akuntansi Indonesia namun belum
menyentuh dasar teori akuntansinya.
Standar akuntansi di Indonesia saat ini belum menggunakan secara penuh (full
adoption) standar akuntansi internasional atau International Financial Reporting Standard
(IFRS). Standar akuntansi di Indonesia yang berlaku saat ini mengacu pada US GAAP
(United Stated Generally Accepted Accounting Standard), namun pada beberapa pasal sudah
mengadopsi IFRS yang sifatnya harmonisasi. Adopsi yang dilakukan Indonesia saat ini
sifatnya belum menyeluruh, baru sebagian (harmonisasi).
Era globalisasi saat ini menuntut adanya suatu sistem akuntansi internasional yang
dapat diberlakukan secara internasional di setiap negara, atau diperlukan adanya harmonisasi
terhadap standar akuntansi internasional, dengan tujuan agar dapat menghasilkan informasi
keuangan yang dapat diperbandingkan, mempermudah dalam melakukan analisis kompetitif
dan hubungan baik dengan pelanggan, supplier, investor, dan kreditor.
Namun proses harmonisasi ini memiliki hambatan antaralain nasionalisme dan
budaya tiap-tiap negara, perbedaan sistem pemerintahan pada tiaptiap negara, perbedaan
kepentingan antara perusahaan multinasional dengan perusahaan nasional yang sangat
mempengaruhi proses harmonisasi antar negara, serta tingginya biaya untuk merubah prinsip
akuntansi.
 

Anda mungkin juga menyukai