Anda di halaman 1dari 21

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Akuntansi berkembang sejalan dengan perkembangan masyarakat.
Sejarah perkembangan pemikiran akuntansi dibagi dalam tiga periode: tahun
4000 SM – 1300 M, Tahun 1300 – 1850 M, dan tahun 1850 M sampai
sekarang. Masing-masing periode memberi kontribusi yang berarti bagi ilmu
akuntansi..
Pada periode pertama akuntansi hanyalah bentuk record-keeping yang
sangat sederhana, maksudnya hanyalah bentuk pencatatan dari apa saja yang
terjadi dalam dunia bisnis saat itu. Periode kedua merupakan penyempurnaan
dari periode pertama, dikenal dengan masa lahirnya double-entry book
keeping. Dan pada periode terakhir banyak sekali perkembangan pemikiran
akuntansi yang bukanlagi sekedar masalah debit kiri – kredit kanan, tetapi
sudah masuk ke dalam kehidupan masyarakat.
Perkembangan teknologi yang luar biasa juga berdampak pada
perubahan ilmu akuntansi modern Pengguna akuntansi juga bervariasi, dari
yang sekedar memahami akuntansi sebagai alat hitung menghitung dan
sumber informasi dalam pengambilan keputusan sampai ke pemikiran
bagaimana akuntansi diterapkan sejalan dengan (atau sebagai bentuk
pengamalan) ajaran agama.
Teori akuntansi di kembangkan dan di saring lewat sebuah proses riset
akuntansi. Hasil riset pertama dari akuntan pendidik, dan pihak lain dari
organisasi pembuatan kebijakan, kantor akuntan publik, dan sektor industri
swasta yang ikut berperan penting dalam peran proses riset akuntansi. Standar
dan pernyataan dan ketetapan yang di hasilkan oleh organisasi  pembuat
kebijakan akan di interprestasikan dan di terapkan dalam praktek pada tingkat
organisasi.
Dan dalam perkembangannya teori akuntansi memberikan seperangkat
prinsip yang logis, saling terkait, yang menbentuk kerangka umum, dan dapat
dipakai sebagi acuan untuk menilai dan mengembangkan praktek akuntansi

1
yang dapat berfungsi sebagai pedoman bagi lembaga penyusun standar
akuntansi, memberi kerangka acuan dalam menyelesaikan masalah akuntansi
yang tidak ada standar resminya, meningkatkan pemahaman dan keyakinan
pembaca terhadap informasi yang di sajikan dalam laporan keuangan, dan
agar laporan keuangan dapat diperbandingkan serta dapat memberikan
kerangka acuan dalam menilai prosedur dan praktek akuntansi. Sehingga
Teori akuntansi sangat diperlukan dalam melakukan sesuatu tanpa teori
akuntansi maka akan sedikit kesuliatan memperkirakan apa yang mungkin
terjadi. Berdasar uraian di atas maka dalam makalah ini akan membahas
tentang Pendekatan-Pendekatan Dalam Teori Akuntansi.

B. Rumusan Masalah
Berdasar latar belakang masalah di atas maka dapat ditulis rumusan
masalahnya sebagai berikut:
1. Bagaimana penjelasan tentang definisi teori akuntansi?
2. Bagaimana penjelasan tentang periodisasi teori akuntansi?
3. Bagaimana penjelasan tentang metode perumusan teori akuntansi?
4. Bagaimana penjelasan tentang pendekatan penyusunan teori akuntansi?

C. Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk memahami tentang definisi teori akuntansi
2. Untuk memahami tentang periodisasi teori akuntansi
3. Untuk memahami tentang metode perumusan teori akuntansi
4. Untuk memahami tentang pendekatan penyusunan teori akuntansi

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Teori Akuntansi


Hendriksen (1982) mendefinisikan teori sebagai seperangkat asas hipotesis
konseptual dan pragmatis yang terjalin satu sama lain, yang membentuk suatu
kerangka acuan bidang pengetahuan. Sedangkan Mc. Donald menyatakan suatu
teori harus memiliki tiga elemen yaitu, melukiskan fenomena ke dalam gambar
simbolik, adanya manipulasi atau kombinasi sesuai aturan.dan merubah kembali
menjadi fenomena senyatanya.
Teori adalah susunan konsep, definisi, dan dalam menyajikan pandangan
yang sistematis, fenomena dengan menunjukkan hubungan antara variabel yang
satu dengan yang lain dengan maksud untuk menjelaskan dan meramalkan
fenomena. Menurut Hanry (2009) teori merupakan hasil dari kristalisasi fenomena
emfiris, yang diambil dari berbagai riset, dan sampai pada suatu kesimpulan  yang
bersifat  universal, logis, konsisten, prediksi, dan objektif.
1. Menurut  Vernon kam ( 1986 ) teori adalah suatu system yang menyeluruh,
dimana meliputi asumsi dasar, defenisi, tujuan, prinsip atau standar, dan
prosedur atau metode.
2. Menurut Kenneth S.most ( 1982 ) teori adalah suatu pernyataan yang
sistematis mengenai prinsif yang mendasar seperangkat fenomena.

Pengertian teori akuntansi menurut Soewardjono mengemukakan,


sebenarnya banyak pengertian yang dapat di lekatkan pada kata teori dari
akuntansi. Beberapa pendapatannya :
1) Teori sebagai lawan praktek, biasanya teori dalam pengertian ini di ibarat
kan dengan apa yang diharapkan atau apa yang seharusnya dilakukan dalam
kehidupan senyatanya. Teori dianggap sebagai desain dan praktik dianggap
sebagai desollen. Teori akuntansi sering diartikan sebagai seperangkat
konsep – konsep yang membahas tentang bagaimana seharusnya praktik
akuntansi berjalan.

3
2) Teori sebagai penjelasan ilmiah, merupakan pernyataan tentang hubungan
antara variabel – variabel alam atau sosial yang dapat di gunakan untuk
menjelaskan dan memprediksi gejala – gejala alam atau sosial.
3) Teori sebagai penalaran logis yang melandasi praktik dalam dunia nyata.
Teori ini berusaha untuk memberikan justifikasi terhadap praktik agar
praktik dapat di pertanggung jawabkan kelayakannya.

Pengertian akuntansi dari pendapat beberapa ahli dapat ditulis


sebagaiberikut:
1) Menurut Amin. W (1997) akuntansi adalah suatu aktivitas jasa
mengidentifikasikan, mengukur, mengkalsifikasikan dan mengikhtisarkan)
kejadian atau transaksi ekonomi yang menghasilkan informasi kuantitatif
terutama yang bersifat keuangan yang digunakan dalam pengambilan
keputusan.
2) Menurut Abubakar A & Wibowo (2004) akuntansi adalah proses
identifikasi, pencatatan dan komunikasi terhadap transaksi ekonomi dari
suatu entitas/perusahaan.
3) Menurut Accounting Principle Board Statement No. 4 akuntansi adalah
suatu kegiatan jasa yang berfungsi untuk memberikan informasi
kuantitatif, umumnya dalam ukuran uang, mengenai suatu badan ekonomi
yang dimaksudkan untuk digunakan dalam pengambilan keputusan
ekonomi, yang digunakan dalam memilih di antara beberapa alternatif.

Secara keseluruhan pengertian teori akuntansi menurut Vernon Kam (1986)


adalah suatu sistem yang komprehensif, dimana termasuk postulat dan teori yang
berkaitan dengannya. Dia membagi unsur teori dalam beberapa elemen, yaitu
postulat atau asumsi dasar, definisi, tujuan akuntansi, prinsip atau standar, dan

prosedur atau metode-metode. Jadi teori akuntansi adalah cabang akuntansi yang
terdiri dari pernyataan yang sistematis tentang prinsif dan metode yang
membedakannya dengan praktek.
Dengan demikian teori akuntansi didefinisikan sebagai sekumpulan
prinsip-prinsip luas yang menyajikan suatu kerangka acuan umum dimana praktek
akuntansi dapat dinilai dan mengarahkan pengembangan praktis dan prosedur

4
baru. Tujuan utama teori akuntansi adalah menyajikan suatu dasar dalam
memprediksi dan menjelaskan perilaku kejadian-kejadian akuntansi. Dari
penjelasan – penjelasan tersebut maka teori akuntansi dapat dirumuskan sebagai
suatu konsep definisi dalil yang menyajikan secara sistematis gambaran fenomena
akuntansi yang menjelaskan hubungan antara variabel dengan variabel lainnya
dalam struktur akuntansi dengan maksud dapat menjelaskan dan meramalkan
fenomena yang mungkin muncul.

B. Periodisasi Teori Akuntansi


Godfrey dkk (1992) membuat periodisasi teori akuntansi sebagai berikut:
1. Pre-theory period (1492-1800)
Peragalo mengemukakan bahwa tidak ada teori akuntansi yang
dirumuskan sejak Pacioli sampai pada awal abad ke-19. kalaupun ada
saran-saran atau pertanyaan-pertanyaan belum dapat digolongkan sebagai
teori atau pernyataan yang sistematis.
2. General scientific period (1800-1955)
Dalam periode ini sudah ada pengimbangan teori yang penekanannya baru
berupa penjelasan terhadap praktek akuntansi. Di sini sudah ada kerangka
kerja untuk menjelaskan dan mengembangkan praktek akuntansi.
Akuntansi dikembangkan berdasarkan metode empiris yang
mengutamakan pengamatan atas kenyataan sehari-hari atau realitas bukan
didasarkan pada logika. Laporan AAA ”A Tentative Statement of
Accounting Principles Affecting Corporate Reports pada tahun 1938 serta
laporan AICPA tentang A Statement of Accounting Principle (Sanders,
Hatfield dan Moore) merupakan dua contoh perumusan teori akuntansi
berdasarkan metode empiris atau disebut era general scientific ini.
3. Normative period (1956-1970)
 Dalam periode ini perumus teori akuntansi mencoba merumuskan
“norma-norma” atau “praktek akuntansi yang baik”. Kalau dalam periode
sebelumnya menekankan kepada ”APA” yang terjadi dalam periode ini
”Bagaimana seharusnya” dilakukan, ”What should be”. Pada periode ini
muncul kritik terhadap konsep ”historical cost” dan pendukung adanya

5
”conceptual framework”. Beberapa terbitan laporan pada era ini adalah:
An Inquiry into the Nature of Accounting oleh Goldberg yang diterbitkan
pada tahun 1965, AAA menerbitkan A Statement of Basic Accounting
Theory.
4. Specific Scientific Period (1970-sekarang)
Periode ini disebut juga “positive era”. Di sini teori akuntansi tidak cukup
hanya dengan sifat normatif tetapi harus bisa diuji kebenarannya. Norma
dinilai subyektif jadi harus diuji secara positif. Pendekatan normatif
dikritik karena:
(1) teori normatif tidak melibatkan pengujian hipotesa.
(2) teori normatif didasarkan pada pertimbangan subyektif.
Karena teori normatif dianggap merupakan pendapat pribadi yang subyektif
maka tidak bisa diterima begitu saja harus dapat diuji secara empiris agar
memiliki dasar teori yang kuat. Pada periode ini data empiris sudah banyak
tersedia kemudian teknik-teknik statistik dan teknik yang menggunakan disiplin
lain untuk melakukan pengujian sudah demikian banyak sehingga memudahkan
melakukan pengujian.
Tujuan dari pendekatan teori akuntansi positif adalah untuk menerangkan
dan meramalkan praktek akuntansi. Salah satu contoh dalam penggunaan teori
positif ini adalah hipotesa ”bonus plan”. Hipotesa ini menunjukkan bahwa
manajemen yang remunerasinya didasarkan pada bonus maka mereka akan
berusaha memaksimasi pendapatannya melalui pendekatan akuntansi yang dapat
menaikkan laba sehingga bonusnya tinggi. Dalam penyusunan laporan keuangan
manajemen tentu akan memilih standar akuntansi yang dapat menaikkan laba atau
bonus mereka.
Teori ini akan dapat menjelaskan atau memprediksi prilaku manajemen
dalam mana bonus plan diberlakukan. Watts dan Zimmerman pendukung konsep
ini dalam bukunya Positive Accounting Theory menyatakan bahwa keuntungan
pendekatan ini adalah bahwa regulator bisa meramalkan konsekuensi ekonomis
dari berbagai kebijakan atau praktek akuntansi.Menurut Godfrey dkk pada akhir-
akhir ini ada kecenderungan munculnya perbedaan antara Riset Academics dan
Riset Profesional yang sebelumnya dinilai seragam. Riset Academics tetap dalam

6
pendekatan positif yang umumnya menekankan pada peran dan pengaruh
informasi akuntansi sedangkan Profesional agak condong pada pendekatan
normatif yang umumnya menekankan upaya untuk menyeragamkan praktek
akuntansi agar lebih bermanfaat bagi praktisi.

C. Metode Perumusan Teori Akuntansi


Teori akuntansi mampu merumuskan kebenaran nya, sehingga teori ini
secara terus menerus harus dapat diuji dan diverifiksi. Ada 3 kriteria atau pihak
atau sumber yang memiliki wewenang dalam menentukan kebenaran atau suatu
teori, yaitu:
1. Dogmatic ( kebenarannya )
Suatu pernyataan atau teori dapat dikatakan benar jika disampaikan oleh
pihak-pihak yang memang pada dasarnya memiliki wewenang (otoritas)
untuk menyampaikan kebenaran tersebut. Kebenaran atas pernyataan ini
tidak perlu lagi diuji. Keyakinan pada kebenaran ini hanya berdasar pada
kepercayaan, keyakinan, atau iman seseorang.
2. Self Evidence ( bukti diri sendiri )
Kebenaran dari sutu pernyataan atu teori dibuktikan lewat pengetahuan
umum, pengamatan, atau pengalaman. Disini kebenaran dari suatu
pernyataan atau teori akan terbukti dengan sendirinya.
3. Scientific ( ilmiah )
Kebenaran dari suatu pernyataan atau teori dibuktikan lewat metode
ilmiah. Teori dirumuskan, diuji, dan seterusnya berulang secara terus-
menerus.
Scientific method meliputi beberapa tahap, yaitu:
1. Mengidentifikasi masalah yang akan diteliti
2. Membuat hipotesa
3. Mengumpulkan data yang diperlukan untuk pengujian hipotesa
4. Menganalisis dan mengevaluasi data yang terkait dengan hipotesa
5. Menarik kesimpulan

7
Merumuskan teori akuntansi atau dengan kata lain melakukan penelitian
akuntansi harus memiliki metode. Belkaoui dan Godfrey mengemukakan dalam
literature digunakan beberapa metode yaitu:
1. Metode Deskriptif (Pragmatic)
Dalam metode ini akuntansi dianggap sebagai seni yang tidak dapat
dirumuskan, maka metode perumusan teori akuntansi harus bersifat
menjelaskan atau descriptive dan menganalisis praktik yang ada dan
diterima sekarang.
2. Metode Psychological Pragmatic
Di sini diamati reaksi dari pemakai laporan keuangan terhadap output
akuntansi laporan keuangan yang disusun dari berbagai aturan, standar,
prinsip atau pedoman. Bidang ini dapat juga disebut behavioral
accounting.
3. Metode Normatif (1950-1960)
Disini akuntansi dianggap sebagai norma peraturan yang harus diikuti
tidak peduli apakah berlaku atau dipraktikan sekarang atau tidak.
4. Metode Positive (1970)
Suatu metode yang diawali dari suatu metode ilmiah yang sedang berlaku
atau diterima umum. Berdasarkan teori ini, dirumuskan problem penelitian
untk mengamati perilaku atau fenmena nyata yang tidak ada dalam teori.

D. Pendekatan Penyusunan Teori Akuntansi


Mengenai berbagai pendekatan dalam penyusunan teori akuntansi ini
akan di uraikan pada metodologi dan berbagai pendekatan dalam perumusan teori
akuntansi menurut belkaoui :
1. Pendekatan informal terbagi atas :
a. Pragmatis, praktis, dan non teoritis
Dalam metode ini perumusan teori akuntansi didasarkan atas keadaan dan
praktik di lapangan. Yang menjadi pertimbangan adalah hal-hal apa yang
berguna untuk menyelesaikan persoalan secara praktis

8
b. Pendekatan otoriter
Dalam metode ini yang merumuskan teori akuntansi adalah organisasi
profesi yang mengeluarkan pernyataan-pernyataan yang mengatur praktek
akuntansi.

2. Pendekatan Teoritis terbagi atas :


a. Pendekatan deduktif
Pendekatan deduktif dalam penyusunan teori akuntansi di mulai dengan
dalil – dalil dan konsep – konsep dasar kemudian di tarik kesimpulan
berupa prosedur dan tehnik – tehnik akuntansi.Pendekatan deduktif dalam
penyusunan teori manapun di awali dengan dalil dasar dan diteruskan
dengan pengambilan kesimpulan logis mengenai subjek yang
dipertimbangkan. Jika kita mengamsumsikan pada titik ini bahwa dalil
dasar mengenai lingkungan akuntansi terdiri atas baik tujuan maupun
rumus, langkah yang digunakan untuk memperoleh pendekatan deduktif
akan meliputi :
a) Menentukan tujuan dari laporan keuangan
b) Memilih postulat dari akuntansi
c) Menghasilkan prinsip dari akuntansi
d) Mengembangkan teknik dari akuntansi
Semua itu berdasarkan pada suatu formula yang benar dari tujuan
akuntansi. Menurut popper, pengujian teori dapat di laksanakan dalam 4
pokok :
a) Terdapat perbandingan logis di antara masing – masing kesimpulan,
dimana konsistenan internal dari system uji  
b) Terdapat investigasi dari bentuk logis teori dengan objek untuk
menentukan apakah teori memilki karakter teori empiris atau sains.
c) Terdapat perbandingan dengan teori lain, terutama dengan sasaran
untuk menentukan apakah teori itu dapat dikatakan merupakan
kemajuan ilmiah jika ia dapat melewati ujian yang kita berikan
d) Terdapat ujian dari teori dengan cara penerapan empiris dari
kesimpulan yang dapat diambil dari teori.

9
Pendekatan ini dilakukan dalam penyusunan struktur akuntansi di mana
dirumuskan dahulu tujuan laporan keuangan, rumusan postulat, kemudian
prinsip, dan akhirnya lebih khusus menyusun teknik akuntansi.

b. Pendekatan induktif
Pendekatan yang dimulai dari pengamatan empiris untuk kemudian ditarik
kesimpulan umum ( generalisasi ). Pendekatan induktif dalam penyusunan
dari suatu teiri diawali dengan observasi dan pengukuran serta berlanjut
pada kesimpulan umum. Dalam penerapan akuntansi, pendekatan induktif
diawali dengan observasi mengenai informasi keuangan dari perusahaan
bisnis dan di lanjutkan dengan menyusun generalisasi dan prinsip – prinsip
dari observasi berdasarkan pada hubungan yang berulang kembali.
Tahap yang dilalui adalah:
a) Mengumpulkan semua observasi.
b) Analisis dan golongan observasi berdasarkan hubungan yang
berulang-ulang dan sejenis, seragam, mirip.
c) Ditarik kesimpulan umum dan prinsip akuntansi yang
menggambarkan hubungan yang berulang-ulang tadi.
d) Kesimpulan umum diuji kebenarannya.

Tidak seperti pendekatan deduktif, dalam pendekatan induktif ini


kebenaran dan kepalsuan dalil tidak tergantung pada dalil lainnya, tetapi
harus melalui pengujian empiris. Dalam pendekatan induktif kebenaran
suatu dalil tergantung pada pengamatan terhadap contoh yang cukup dari
hubungan kasus yang berulang-ulang dan seragam.
Pendekatan induktif untuk suatu teori mencakup 4 tahap :
a) Mencatat seluruh observasi
b) Menganalisis dan mengklasifikasikan observasi ini untuk
mendeteksi adanya hubungan yang berulang kembali
c) Penurunan induktif dari generalisasi dan prinsip akuntansi dari
observasi yang menggambarkan hubungan brulang
d) Menguji generalisasi.

10
3. Pendekatan Etis atau Etika
Inti dasar dari pendekatan etis terdiri atas konsep Kewajaran ( fairness ),
Keadilan ( justice ), Ekuitas ( equity ), Kenyataan ( truth ). Pendekatan ini
diperkenalkan oleh D.R. Scott. Menurut beliau kriteria yang harus digunakan
dalam perumusan teori akuntansi adalah keadilan dengan memperlakukan pihak
yang berkaitan secara adil. Disajikan kebenaran dalam arti laporan yang benar dan
akurat tanpa mengundang salah tafsir, dan kewajaran dalam arti penyajiannya
wajar, tidak biasa, dan tidak sebagian-sebagian. Dalam buku lain dikenal dengan
”Pendekatan Peristiwa” (Event Approach) artinya dalam perumusan teori kita
harus memperhatikan semua pihak jangan hanya memperhatikan pihak-pihak
tertentu saja. Pendekatan ini mirip pendekatan etis ini. Konsep tersebut
merupakan kriteria utama dari D.R .Scott untuk perumusan teori akuntansi
dari kriteria tersebut pendekatan kewajaran telah menjadi salah satu tujuan dasar
akuntansi seperti :
a) Kepatuhan terhadap prinsip – prinsip akuntansi yang berlaku umum
b) Pengungkapan
c) Konsistensi
d) Dapat di perbandingkan

4. Pendekatan sosiologi
Pendekatan sosilogi bagi perumusan teori akuntansi menekankan pengaruh
sosial dari teknik akuntansi. Hal ini merupakan pendekatan etis yang berpusat
pada suatu konsep dari kewajaran yang lebih luas, kesejahteraan
sosial.berdasarkan pendekatan sosiologi, prisip atau teknik akuntansi yang
dievaluasi untuk penerimaan dari dasar pengaruh laporannya terhadap seluruh
kelompok dalam komunitas.Untuk mencapai tujuannya, pendekatan sosiologi
keberadaan dari nilai sosial baku yang mungkin di gunakan sebagai kriteria untuk
menentukan teori akuntansi.

5. Pendekatan makro ekonomi


Pendekatan ekonomi dalam merumuskan suatu teori akuntansi
menekankan pada pengendalian perilaku dari indikator makroekonomi yang

11
dihasilkan oleh adopsi dari berbagai teknik akuntansi. Dengan demikian,
pemilihan teknik akuntansi didasarkan pada dampaknya pada ekonomi nasional.
Dapat disimpulkan bahawa teknik dan kebijakan akuntansi harus dapat
menggambarkan realitas ekonomi dan pilihan terhadap teknik akuntansi harus
tergantung pada konsekuensi ekonomi.

6. Pendekatan selektif
Secara umum, perumusan pada teori akuntansi dan pengembangan prinsip
– prinsip akuntansi telah mengikuti pendekatan selektif, atau kombinasi dari
berbagai pendekatan,dan bukannya hanya satu dari pendekatan yang disajikan
disini. Pendekatan selektif adalah terutama merupakan akibat dari berbagai usaha
oleh individu dan professional serta organisasi pemerintahan untuk berpartisipasi
dalam pematangan konsep dan prinsip dalam akuntansi.
Pendekatan selektif ini telah memberikan peningkatan kepada pendakatan
baru yang sedang diperdebatkan dalam litaratur :
1. pendekatan peraturan
2. pendekatan perilaku
3. pendekatan kejadian, prediksi, dan positif.

12
BAB III
PERMASALAHAN DAN PEMBAHASAN

A. Permasalahan dan Pembahasan Berdasar Teori


1. Apakah arti penting teori akuntansi?
Jawaban
Praktik akuntansi bersifat dinamik dan selalu menghadapi masalah-masalah
praktis dan profesional. Teori akuntansi merupakan bagian penting dari
praktik. Pemahamannya oleh praktisi dan penyusun standar akan sangat
mendorong pengembangan serta perbaikan menuju praktik yang sehat. Teori
akuntansi menjadi landasan untuk memecahkan masalah-masalah akuntansi
secara beralasan/bernalar yang secara etis dan ilmiah dapat
dipertanggungjawabkan.
2. Mengapa pendekatan normatif dalam teori normatif mendapat kritikan?
Jawaban
Pendekatan normatif dikritik karena teori normatif tidak melibatkan
pengujian hipotesa dan teori normatif didasarkan pada pertimbangan
subyektif dan karena teori normatif dianggap merupakan pendapat pribadi
yang subyektif maka tidak bisa diterima begitu saja harus dapat diuji secara
empiris agar memiliki dasar teori yang kuat
3. Sebutkan dan jelaskan tiga kriteria atau pihak atau sumber yang memiliki
wewenang dalam menentukan kebenaran atas suatu teori!
Jawaban
Ada 3 kriteria atau pihak atau sumber yang memiliki wewenang dalam
menentukan kebenaran atas suatu teori, yaitu: Dogmatic yaitu, kebenaran
dikatakan benar karena disampaikan oleh ahli yang memenang memiliki
wewenang untuk menyampaikan kebenaran dan ini tidak perlu diuji lagi.
Keyakinan pada kebenaran ini hanya berdasar pada kepercayaan, keyakinan,
atau iman seseorang. Misalnya keyakinan beragama, charisma seseorang,
jabatan, dan lain sebagainya. Self evidence, yaitu kebenaran disampaikan dari
suatu teori yang dibuktikan oleh pengetahuan umum, pengamatan, atau
pengalaman dan Scientific, yaitu kebenaran disampaikan dari suatu teori yg

13
dibuktikan lewat metode ilmiah. Teori dirumuskan, diuji, dan seterusnya
berulang secara terus-menerus.
4. Sebutkan dan jelaskan pengertian teori menurut pendapat Soewardjono!
Jawaban
Pengertian teori akuntansi menurut Soewardjono mengemukakan, bahwa
teori adalah:
a) Teori sebagai lawan praktek, biasanya teori dalam pengertian ini di ibarat
kan dengan apa yang diharapkan atau apa yang seharusnya dilakukan
dalam kehidupan senyatanya. Teori dianggap sebagai desain dan praktik
dianggap sebagai desollen. Teori akuntansi sering diartikan sebagai
seperangkat konsep – konsep yang membahas tentang bagaimana
seharusnya praktik akuntansi berjalan.
b) Teori sebagai penjelasan ilmiah, merupakan pernyataan tentang
hubungan antara variabel – variabel alam atau sosial yang dapat di
gunakan untuk menjelaskan dan memprediksi gejala – gejala alam atau
sosial.
c) Teori sebagai penalaran logis yang melandasi praktik dalam dunia nyata.
Teori ini berusaha untuk memberikan justifikasi terhadap praktik agar
praktik dapat di pertanggung jawabkan kelayakannya.
5. Apabila akuntansi dipandang sebagai teknologi, jelaskan karakteristik teori
akuntansi.
Jawaban
Apabila akuntansi dipandang sebagai teknologi, teori akuntansi dapat
dipandang sebagai penjelasan atau pemikiran untuk menentukan apa dan
bagaimana cara terbaik untuk memperlakukan (mendefinisi, mengukur,
mengakui, dan menyajikan) suatu objek akuntansi. Penjelasan atau pemikiran
seperti ini sangat diperlukan karena terdapat banyak cara yang tersedia baik
secara teoritis maupun praktis untuk mencapai tujuan akuntansi. Hasil
pemikiran tersebut dituangkan dalam suatu dokumen yang berisi konsep-
konsep atau gagasan-gagasan (ideas) yg saling berkaitan secara logis.

14
B. Permasalahan dan Pembahasan Berdasar Contoh Kasus
1. Contoh Kasus
Pada akhir Abad 19 dan Awal Abad 20 para penulis akuntansi terutama
memfokuskan pada penjelasan tentang praktik akuntansi yang dapat
diobservasi, dengan menyediakan aturan pedagogik untuk tujuan
pengklasifikasian terhadap praktik. Teoritis akuntansi pada saat itu (US
Securities Act 1933-1934) memusatkan perhatiannya kepada usaha penetapan
pelaporan keuangan sebagaimana yang seharusnya (pendekatan normatif).
Setelah periode ini, mulailah dikenal pengujian empiris dengan didukung oleh
penggunaan data base yang berasal dari CRSP (Center for Research in
Security Prices). Pengkombinasian data dengan menggunakan komputer
banyak menghasilkan penelitian mengenai perilaku harga saham dan
pengaruh informasi terhadap harga saham (misal: Fama, 1976). Hasil
penelitian empiris ini membawa kepada pengembangan tentang EMH
(efficient markets hypothesis). Saat buku disusun (1986an) literatur  yang
berkembang berisi berbagai studi dengan menggunakan teori berbasis finance
dan atau teori regulasi untuk menjelaskan praktik akuntansi dan auditing yang
terjadi.
Saat ini sedang terjadi pergeseran pelaporan keuangan menuju ke arah
paradigma perspektif pengukuran. Perspektif pengukuran dan perspektif
informasi dibahas secara terpisah dalam literatur akuntansi. Setiap perspektif
tidak mempertimbangkan aspek yang ditawarkan oleh perspektif yang
lainnya. Setujukan saudara? Berikan komentar
Analisa :
Perspektif informasi lebih menekankan pengungkapan penuh (full
disclosure), apapun bentuknya, untuk meningkatkan kegunaan informasi
akuntansi bagi investor. Perspektif informasi didasari asumsi bahwa terdapat
cukup banyak investor rasional terinformasi, yang dapat secara cepat dan
tepat memasukkan bentuk pengungkapan apapun ke dalam harga pasar yang
efisien. Sebaliknya, perspektif pengukuran lebih menekankan peran
fundamental dari informasi akuntansi keuangan untuk menentukan nilai
perusahaan Perspektif pengukuran lebih menekankan kualitas angka

15
akuntansi dalam laporan keuangan, termasuk di dalamnya adalah kualitas
laba. Kedua perspektif ini, perspektif   informasi dan perspektif pengukuran,
mendasari kebijakan-kebijakan  badan  penyusun  standar  akuntansi.
Literatur-literatur akuntansi membahas kedua perspektif ini secara terpisah.
Entwistle dan Phillips (2003), Cornell dan Landsman (2003), dan Francis et
al. (2002) menggunakan perspektif informasi, dan menyatakan pentingnya
luas pengungkapan untuk meningkatkan kegunaan informasi akuntansi bagi
investor. Riset dan argumen Lev dan Zarowin (1999), Collins et al. (1997),
Francis dan Schipper (1999), Ota (2001), dan Bao dan Bao (2004) didasari
perspektif pengukuran. Mereka menyatakan bahwa kegunaan informasi
akuntansi berhubungan positif dengan kualitas angka akuntansi. Paparan di
atas menunjukkan bahwa perspektif informasi dan perspektif pengukuran
dibahas secara terpisah dalam literatur-literatur akuntansi. Tiap-tiap
perspektif tidak mempertimbangkan aspek yang ditawarkan oleh perspektif
lainnya. Menurut  hemat saya bagaimanapu juga kedua perspektif tersebut
adalah hal yang sangat penting dalam dunia akuntansi Perspektif pengukuran
yang menekankan kualitas angka akuntansi, tidak dapat mengabaikan peran
pengungkapan informasi secara luas. Pemikir-pemikir akuntansi mengkritik
ketidakmampuan angka akuntansi untuk memenuhi kebutuhan investor dan
pemakai laporan keuangan lainnya, sehingga diperlukan pengungkapan
informasi yang cukup luas. Perspektif informasi, yang menekankan
pengungkapan luas, perlu mempertimbangkan kualitas angka akuntansi untuk
mengurangi kemungkinan terjadinya kelebihan informasi. Interaksi
perspektif  informasi  dan  perspektif  pengukuran  menjadi  penting,  karena
kedua aspek dari kedua perspektif tersebut, yaitu kualitas angka akuntansi dan
pengungkapan informasi secara luas, tidak dapat diabaikan salah satu.  
Perspektif informasi perlu mempertimbangkan kualitas angka akuntansi, dan
perspektif pengukuran perlu mempertimbangkan luas pengungkapan. Jadi
sebaiknya kedua persepektif tersebut haruslah dipertimbangkan karena
adanya keterkaitan antara kedua persfektif tersebut yang saling mendukung.
Disamping itu ketika kedua perspektif tersebut digunakan untuk saling

16
melengkapi kekurangan masing-masing informasi yang disajikan akan lebih
berkualitas.

2. Contoh Kasus
Kasus creative accounting sering dihubungkan dengan Enron, sebuah
perusahaan migas. Sebelum kebangkrutannya, Enron pernah dipilih oleh
Fortune Magazine sebagai ‘America’s Most Innovative Company’ selama 6
tahun berturut-turut. Enron yang tadinya adalah perusahaan pembangkit
tenaga listrik mulai naik daun setelah Enron mulai bermain komoditas-
komoditas bandwidthtelekomunikasi dan derivatives (sejenis investasi di
mana hasil untung ruginya berdasarkan pergerakan dari nilai aset seperti
saham, surat utang, komoditas, atau bahkan dari nilai seperti suku bunga,
valas, indeks pasar saham, bahkan indeks cuaca).
Enron mulai berpaling dari bisnis tradisionalnya dan mulai berspekulasi
dalamfinancial instruments yang mengandung resiko tinggi. Memang
kesannya mereka cukup sukses untuk beberapa tahun, tapi akhirnya
kenyataan dari kesuksesan (atau lebih tepatnya kegagalan) mereka mulai
terlihat. Namun Enron bukan hanya inovatif dalam berbisnis, ternyata juga
‘inovatif’ dalam cara pembukuannya. Di balik kesuksesan mereka, banyak
sekali hutang-hutang tersembunyi yang dipindahkan kepada anak-anak
perusahaan yang tidak dikonsolidasi (tidak diperhitungkan masuk ke dalam
neraca perdagangan Enron sendiri). Mereka sengaja memanfaatkan celah
dalam hukum Amerika yang memperbolehkan ‘special purpose vehicles’
(suatu organisasi yang dibentuk untuk proyek khusus yang dibentuk terpisah
untuk mengisolasi resiko-resiko dari proyek tersebut) yang memenuhi syarat-
syarat tertentu tidak dikonsolidasi.
Analisa:
Akuntansi kreatif merupakan eufemisme mengacu pada praktik akuntansi
yang mungkin mengikuti surat aturan praktik akuntansi standar, tapi jelas
menyimpang dari semangat peraturan tersebut. Tujuan-tujuan seseorang
melakukan creative accounting bermacam-macam, di antaranya adalah untuk
pelarian pajak, menipu bank demi mendapatkan pinjaman baru, atau

17
mempertahankan pinjaman yang sudah diberikan oleh bank dengan syarat-
syarat tertentu, mencapai target yang ditentukan oleh analisis pasar, atau
mengecoh pemegang saham untuk menciptakan kesan bahwa manajemen
berhasil mencapai hasil yang cemerlang.
Motivasi materialisme merupakan suatu dorongan besar manajemen dan
akuntan-akuntan melakukan creative accounting. Banyak perusahaan yang
terjebak masalah creative accounting mempunyai sistem ‘executive stock
option plan’ bagi eksekutif-eksekutif yang mencapai target yang ditetapkan.
Secara umum, para eksekutif biasanya lebih mengenal perusahaan tempat
mereka bekerja dibandingkan karyawan-karyawan di bawah mereka,
sehingga para eksekutif ini dapat dengan mudah memanipulasi data-data
dalam laporan keuangan (financial statement) dengan motivasi memperkaya
diri mereka sendiri.
Motivasi dan prilaku manusialah yang membuat creative accounting jadi
ilegal atau legal, etis atau tidak etis, atau baik atau buruk.

18
BAB IV
SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan
1. Akuntansi adalah seni pencatatan, pengolahan, dan peringkasan transaksi
dan kejadian yang bersifat keuangan dengan cara yang berdaya guna
dalam bentuk satuan uang, dan penginterprestasian hasil proses tersebut.
Sedangkan teori akuntansi merupakan susunan konsep, definisi, dalil yang
menyajikan secara sistematis gambaran fenomena akuntansi yang
menjelaskan hubungan anatara variable dengan variabel lainnya dalam
struktur akuntansi dengan maksud dapat menjelaskan dan meramalkan
fenomena yang mungkin akan muncul.
2. Periodisasi teori akuntansi terdiri dari Pre-theory period (1492-1800),
General scientific period (1800-1955), Normative period (1956-1970) dan
Specific Scientific Period (1970-sekarang)
3. Metode perumusan teori akuntansi dibagi menjadi Metode Deskriptif
(Pragmatic), Psychological Pragmatic, Metode Normatif (1950-1960) dan
Metode Positive (1970)
4. Pendekatan penyusunan teori akuntansi dibedakan menjadi dua
pendekatan, yaitu pendekatan informasi dan pendekatan teoritis.
Pendekatan informal dibagi dalam pendekatan non teoritis dan pendekatan
otoriter, sedangkan pendekatan teoriti dibagi ke dalam pendekatan
deduktif , induktif, etik, sosiologis, ekonomi, dan eklektif. Atas dasar
tujuannya teori akuntansi diklasifikasikan dalam dua jenis yaitu teori
akuntansi normative yang memberikan resep terhadap teori praktek
akuntansi, dan teori akuntansi positif yang berusaha menjelaskan dan
memprediksikan fenomena yang berkaitan dengan akuntansi.

B. Saran
Untuk lebih mendalami materi dan memahami materi maka diharapkan untuk
terus menggali informasi melalui berbagai sumber tentang pendekatan teori
akuntansi.

19
Dalam penyusunan makalah masih terdapat hal-hal yang memerlukan
pembenahan untuk itu saran, dan kritikan sangat diharapkan sehingga dapat
dijadikan perbaikan dalam pembuatan makalah dengan mengambil materi
yang tidak jauh berbeda dengan apa yang telah disusun sebelumnya

20
DAFTAR PUSTAKA

Gede, Muhammad ,2005, Teori Akuntansi, Jakarta: Almahira

Harahap, Sofyan Syafri, 2007, Teori Akuntansi Edisi Revisi, Jakarta : Raja
Grafindo

Hery, 2017, Teori Akuntansi: Pendekatan Konsep dan Analisis, Jakarta:


PT.Grasindo

Riahi, Ahmed & Belkaoui, 2011,  Teori Akuntansi, Jakarta: Salemba Empat

Suwardjono, 2010, Teori Akuntansi: Pengungkapan dan Sarana Interpretatif.


Edisi Ketiga. Yogyakarta: BPFE

21

Anda mungkin juga menyukai