Latarbelakang
Teori merupakan hasil dari kristalisasi fenomena empiris, yang diambil dari berbagai
riset, dan pada suatu kesimpulan yang bersifat universal, logis, konsisten, prediktif, dan
objektif. Tujuan utama dari teori akuntansi adalah memberikan seperangkat prinsip yang
logis, saling terkait, yang membentuk kerangka umum,dan dapat dipakai sebagai acuan
untuk menilai dan mengembangkan praktik akuntansi
Teori positif mulai berkembang sekitar tahun 1960-an yang dipelopori oleh Watt &
Zimmerman menitik beratkan pada pendekatan ekonomi dan perilaku dengan
munculnya
hipotesis pasar efisien dan teori agensi.
Teori akuntansi positif berupaya menjelaskan sebuah proses, yang menggunakan
kemampuan, pemahaman, dan pengetahuan akuntansi serta penggunaan kebijakan
akuntansi yang paling sesuai untuk menghadapi kondisi tertentu dimasa mendatang.
Teori akuntansi positif pada prinsipnya beranggapan bahwa tujuan dari teori akuntansi
adalah untuk menjelaskan dan memprediksi praktik-praktik akuntansi.
Sedangkan teori normatif dianggap merupakan pendapat pribadi yang subjektif,
sehingga tidak dapat diterima begitu saja dan harus dapat diuji secara empiris agar
memiliki dasar teori yang kuat. Dalam praktik, para profesional dalam bidang akuntansi
telah menyadari sepenuhnya bahwa teori akuntansi positif lebih cendrung diterapkan
dibanding teori akuntansi normatif
Dalam makalah ini akan dijelasan lebih rinci tentang akuntansi positif dan juga
akuntansi normatif, baik itu sejarah awal mula, perkembangannya perbedaan ataupun
perbandingan antara keduannya serta hal-hal yang berhubungan dengan akuntansi
positif maupun normatif.
BAB II
PEMBAHASAN
b. Definisi luas
Earning management merupakan tindakan manajer untuk meningkatkan
(mengurangi) laba yang dilaporkan saat ini atas suatu unit dimana manajer
bertanggung jawab, tanpa mengakibatkan peningkatan (penurunan) profitabilitas
ekonomis jangka panjang unit tersebut.
Jika Sugiri (1998) memberikan definisi earning management secara teknis, maka
Surifah (1999) memberikan pendapatnya mengenai dampak earning management
terhadap kredibilitas laporan keuangan. Menurut Surifah (1999) earning
management dapat mengurangi kredibilitas laporan keuangan apabila digunakan
untuk pengambilan keputusan, karena earning management merupakan suatu bentuk
manipulasi atas laporan keuangan yang menjadi sasaran komunikasi antara manajer
dan pihak eksternal perusahaan.
Konsep earning management menurut Salno dan Baridwan (2000:19):
menggunakan pendekatan teori keagenan (agency theory) yang menyatakan bahwa
”praktek earning management dipengaruhi oleh konflik antara kepentingan
manajemen (agent) dan pemilik (principal) yang timbul karena setiap pihak
berusaha untuk mencapai atau mempertimbangkan tingkat kemakmuran yang
dikehendakinya”.
- Taking Bath, atau disebut juga ‘big bath’. Pola ini dapat terjadi selama ada
tekanan organisasional pada saat pergantian manajemen baru yaitu dengan
mengakui adanya kegagalan atau defisit dikarenakan manajemen lama dan
manajemen baru ingin menghindari kegagalan tersebut. Teknik ini juga dapat
mengakui adanya biaya-biaya pada periode mendatang dan kerugian periode
berjalan ketika keadaan buruk yang tidak menguntungkan yang tidak bisa
dihindari pada periode berjalan. Konsekuensinya, manajemen melakukan
‘pembersihan diri’ dengan membebankan perkiraan-perkiraan biaya mendatang
dan melakukan ‘clear the decks’. Akibatnya laba periode berikutnya akan lebih
tinggi dari seharusnya.
- Income minimization. Cara ini mirip dengan ‘taking bath’ tetapi kurang ekstrem.
Pola ini dilakukan pada saat profitabilitas perusahaan sangat tinggi dengan
maksud agar tidak mendapatkan perhatian oleh pihak-pihak yang
berkepentingan (aspek political-cost). Kebijakan yang diambil dapat berupa
write-off atas barang modal dan aktiva tak berwujud, pembebanan biaya iklan,
biaya riset dan pengembangan, atas barang modal dan aktiva tak berwujud,
pembebanan biaya iklan, biaya riset dan pengembangan, metode successfull-
efforts untuk perusahaan minyak bumi dan sebagainya. Penghapusan tersebut
dilakukan bila dengan teknik yang lain masih menunjukkan hasil operasi yang
kelihatan masih menarik minat pihak-pihak yang berkepentingan. Tujuan dari
penghapusan ini adalah untuk mencapai suatu tingkat return on assets yang
dikehendaki.
- Income maximization. Maksimalisasi laba dimaksudkan untuk memperoleh
bonus yang lebih besar, dimana laba yang dilaporkan tetap dibawah batas atas
yang ditetapkan.
- Income smoothing. Perataan laba merupakan cara yang paling populer dan
sering dilakukan. Perusahaan-perusahaan melakukannya untuk mengurangi
volatilitas laba bersih. Perusahaan mungkin juga meratakan laba bersihnya untuk
pelaporan eksternal dengan maksud sebagai penyampaian informasi internal
perusahaan kepada pasar dalam meramalkan pertumbuhan laba jangka panjang
perusahaan.
- Timing revenue and expense recognition. Teknik ini dapat dilakukan dengan
membuat kebijakan tertentu berkenaan dengan saat atau timing suatu transaksi
seperti adanya pengakuan yang prematus atas penjualan.
E. Politik Biaya
- Konsisten dengan karya awal Watt dan Zimmerman (1978) telah berpendapat bahwa
untuk mengurangi kemungkinan perhatian politik yang merugikan dan biaya yang
terkait perhatian ini (Misalnya, biaya yang terkait dengan pajak meningkat,
peningkatan jumlah upah, atau boikot produk), perusahaan politik yang sensitif
(biasanya perusahaan besar) harus mengadopsi metode akuntansi yang mengarah
pada pengurangan keuntungan. Bagaimana melaporkan, pandangan bahwa yang
lebih rendah melaporkan laba akan mengakibatkan menurunkan pengawasan politik
(dan akhirnya untuk transfer kekayaan yang lebih rendah dari perusahaan)
mengasumsikan bahwa pihak yang terlibat dalam proses politik tidak dapat atau
tidak siap untuk "mengungkap" implikasi dari pilihan manajer. Akuntansi manajer
adalah entah bagaimana bisa menipu mereka yang terlibat dalam proses politik
dengan hanya mengadopsi satu metode akuntansi (penurunan pendapatan) dalam
preferensi untuk yang lain. Tapi, mengapa ini menjadi kasus ketika di tempat lain
telah diasumsikan (konsisten dengan EMH) bahwa individu dalam pasar lainnya
seperti pasar modal, seperti pasar modal, efisien dapat mengungkap pilihan
manajemen metode akuntansi.
Dari perspektif ekonomi ada pandangan bahwa di pasar politik yang terbatas
diharapkan "membayar - off".. yang dapat hasil dari tindakan individu (Downs,
1957) misalnya, jika seorang individu berusaha untuk mengetahui alasan sebenarnya
mengapa pemerintah terpilih untuk mengadopsi tindakan tertentu dari antara
tindakan yang mungkin banyak, maka pertemuan informasi tersebut akan
mahal. Namun bahwa suara individu akan memiliki kemungkinan sangat sedikit
mempengaruhi keberadaan pemerintah. Hence, individu akan memilih untuk tetap
rasional kurang informasi. Namun, harus membentuk kelompok kepentingan
tertentu, maka biaya informasi tersebut dapat dibagi dan kemampuan untuk
menyelidiki tindakan pemerintah dapat meningkat. Sebuah perspektif yang sama
diambil dengan kelompok lain dari pemerintah, misalnya, perwakilan serikat buruh,
lembaga konsumen dan sebagainya. Pejabat badan-badan respresent berbagai
kelompok orang, dengan konstituen secara individu lagi memiliki insentif yang
terbatas untuk diberi informasi yang lengkap tentang kegiatan kantor - pembawa.
Karena PAT mengasumsikan bahwa semua tindakan oleh semua orang (termasuk
pejabat dari kelompok kepentingan, politisi, dan sebagainya) didorong oleh
kepentingan pribadi, perwakilan kelompok kepentingan ditautkan untuk mengadopsi
strategi yang memaksimalkan kesejahteraan mereka sendiri dalam pengetahuan
bahwa konstituen mereka akan memiliki motivasi terbatas untuk diberi informasi
yang lengkap tentang kegiatan mereka.
Dengan argumen di atas dalam pikiran, kita dapat mempertimbangkan tindakan
politisi, politisi karena tahu bahwa perusahaan-perusahaan yang sangat
menguntungkan bisa menjadi tidak populer dengan sejumlah besar konstituen
mereka, politisi bisa "menang" suara dengan mengambil tindakan terhadap
perusahaan tersebut. Namun, watt dan Zimmerman (1979) berpendapat bahwa
politisi akan mengklaim bahwa tindakan mereka telah mengambil berada di
"kepentingan umum" sebagai jelas mereka harus menyembunyikan fakta bahwa
tindakan tersebut baik dilayani para politisi sendiri interests. Watt dan Zimmerman
(1979 ) berpendapat:
Dalam beberapa tahun terakhir ekonom mempertanyakan
apakahasumsi kepentingan umum konsisten dengan penomena
yang diamati .merekatelah mengusulkan asumsi bahwa individu-alternatif yang
terlibat dalam tindakan proses politik di sendiri kepentingan diri mereka
(asumsi egoisme).Asumsi ini menghasilkan implikasi yang lebih konsisten
dengan fenomenayang diamati daripada yang didasarkan pada
asumsi kepentingan umum.
Tinjauan Kritis Teori Akuntansi Positif
Peneliti Topik Kritikan
Ball dan Foster (1982) Review atas penelitian a.ukuran perusahaan dan
akuntansi secara perencanaan
Empiris bonus dapat sebagai
proksi untuk
melupakan variabel —
variabel lainnya.
b.kelemahan teori yang
mendukung
konstruksi pondasi untuk
besaran biaya
politik
c.Sampel yang
digunakan tidak dapat
dipertahankan
Tinker et.al. 1982 Teori Positif vs teori a.Teori positif
normatif merupakan nilai muatan
dan pelindung untuk
mencegah adanya
bias.
b.Mengabaikan
penekanan kelas yang
diperebutan
Christenson (1983) Metodologi dari teori a .Logikal positif
positif menggunakan
metodologi yang sudah
usang.
b.Pendekatan dalarn ''
Sosiologi
Akuntansi "di dalam
teori akuntansi.
c.Mengenalkan standar
pengujian suatu
argumentasi tentang
perkecualian
pembatalan pada teori.
d.Tidak layaknya metode
yang digunakan
untuk menjelaskan
konstruksi teori.
Holthausen & Leftwich Review konsekuensi a.Keterbatasan
(1983) literatur ekonomi. interpretasi yang
dihasilkan, disebabkan
oleh :
b.Tidak lengkapnya teori
politik dan
kontrak.
c.Problem khusus dalam
dependen dan
independen variabel.
Lowe et.al (1983) W & Z (1979) a.Kerangka ekonomi
tidak bisa
dijustifikasi.
b.Pendekatan positif
membuka suatu
perselisihan.
c.Kesepakatan alami
bukan merupakan
suatu ilmu pengetahuan.
d.Adanya perbedaan
bukti yang disajikan.
McKee et.al (1984) Replicasi dari W &.Z a.Hasilnya tidak dapat
(1978) diterapkan pada
sampel yang bani.
b.Diluar sampel itu tidak
dapat digunakan.
c.Pengetahuan kedepan
dari proporsi
sampel bias pada
estimasi parameter.
Whittington (1987) Review W & Z (1986) a.Antara argumentasi
dan bukti yang
disajikan tidak seimbang.
b.Metodologinya ekstrim
c.Teori positif berrnuatan
nilai.
d.Pendekatan " sosiologi
akuntansi
didalam teori akuntansi.
Hines (1988) Christenson (1983) dan Kelayakan evaluasi yang
metodologi ditunjukkan
tidak dapat dipraktekkan
dalam penelitian
akuntansi empiris.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan