Anda di halaman 1dari 25

1

PERTEMUAN 1 A. Pengertian Teori Dalam Ilmu Pengetahuan Teori adalah kumpulan konsep dan proposisi yang terhubung secara sistematis yang digunakan untuk menjelaskan dan memprediksi suatu fenomena atau fakta. Teori akuntansi: Penalaran logis dalam bentuk seperangkat prinsip-prinsip umum yang berfungsi sebagai (1) rerangka acuan untuk mengevaluasi praktik akuntansi dan (2) pedoman dalam pengembangan praktik dan prosedur akuntansi di masa mendatang. MENURUT HENDRIKSEN : Dalam teori akuntansi, teori adalah penalaran (penjelasan berdasarkan logika) mengenai praktik akuntansi. Kata teori memiliki arti yang berbeda-beda pada bidang-bidang pengetahuan yang berbeda pula tergantung pada metodologi dan konteks diskusi. Secara umum, teori merupakan analisis hubungan antara fakta yang satu dengan fakta yang lain pada sekumpulan fakta-fakta . Selain itu, berbeda dengan teorema, pernyataan teori umumnya hanya diterima secara "sementara" dan bukan merupakan pernyataan akhir yang konklusif. Hal ini mengindikasikan bahwa teori berasal dari penarikan kesimpulan yang memiliki potensi kesalahan, berbeda dengan penarikan kesimpulan pada pembuktian matematika. Teori dalam ilmu pengetahuan berarti model atau kerangka pikiran yang menjelaskan fenomena alami atau fenomena sosial tertentu. Teori dirumuskan, dikembangkan, dan dievaluasi menurut metode ilmiah. Teori juga merupakan suatu hipotesis yang telah terbukti kebenarannya. Manusia membangun teori untuk menjelaskan, meramalkan, dan menguasai fenomena tertentu. Sering kali, teori dipandang sebagai suatu model atas kenyataan (misalnya : apabila kucing mengeong berarti minta makan). Sebuah teori membentuk generalisasi atas banyak pengamatan dan terdiri atas kumpulan ide yang koheren dan saling berkaitan. B. Konsep Dasar Akuntansi Sebagai Sebuah Teori Teori positif mulai berkembang sekitar tahun 1960-an yang dipelopori oleh Watt & Zimmerman menitik beratkan pada pendekatan ekonomi dan perilaku dengan munculnya hipotesis pasar efisien dan teori agensi. Teori akuntansi positif berupaya menjelaskan sebuah proses, yang menggunakan kemampuan, pemahaman, dan pengetahuan akuntansi serta penggunaan kebijakan akuntansi yang paling sesuai untuk menghadapi kondisi tertentu dimasa mendatang. Sedangkan teori normatif dianggap merupakan pendapat pribadi yang subjektif, sehingga tidak dapat diterima begitu saja dan harus dapat diuji secara empiris agar memiliki dasar teori yang kuat. Setelah Watts & Zimmerman 1986, Komunitas peneliti beralih dari penelitian fundamental (yang cenderung normatif) ke penelitian empiris-deduktif. Perspektif penelitian beralih dari perspektif pengukuran ke perspektif informasi. Hasil penelitian digunakan sebagai konsideran tambahan dalam pembahasan standar akuntansi. Kondisi Terkini, Teori akuntansi positif ternyata tidak menggantikan teori akuntansi normatif. Akuntansi memang lebih cocok untuk dikembangkan sebagi sebuah teknologi informasi karena adanya tujuan yang ingin dicapai. Penelitian fundamental tetap mendapat perhatian terutama setelah dipublikasinya Model Valuasi Ohlson oleh James Ohlson tahun 1995. TEORI NORMATIF : Bersifat PRESKRIPTIF. Tujuan akuntansi adalah menyediakan informasi yang dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan, khususnya keputusan investasi dan kredit. Dalam kondisi normal, aktiva tetap dicatat sebesar harga perolehannya. TEORI POSITIF : Bersifat DESKRIPTIF . Investor lebih menyukai laba yang relatif stabil, oleh karena itu manajer cenderung memilih metode akuntansi yang lebih memungkinkannya melakukan pengaturan laba. Investor lebih mementingkan laba operasi dibandingkan laba bersih. TEORI POSITIF vs NORMATIF [dari Suwardjono]

Pembeda Bentuk Pernyataan Nada Pernyataan Bidang Masalah Basis Penyimpulan Kriteria Penerimaan Teori Metode Pengujian

POSITIF Is (Apa Yang Ada/Terjadi) Descriptive (Penjelasan) Fact Objective-Empirical True-False Scientific

NORMATIF Should (Bagaimana Seharusnya) Prescriptive (Saran/Perintah) Value Subjective - Reasoning Good-Bad Judgment

TEORI POSITIF vs NORMATIF [Aplikasi] PERNYATAAN POSITIF PERNYATAAN NORMATIF Informasi akuntansi bermanfaat dalam Tujuan akuntansi adalah menyediakan proses pengambilan keputusan. informasi yang bermanfaat dalam proses pengambilan keputusan. Manajer memilih metode akuntansi Manajer wajib memilih metode akuntansi yang paling menguntungkan bagi yang paling tepat dalam menggambarkan dirinya. kondisi ekonomis perusahaan. Perbedaan akuntansi positif dan akuntansi normatif: 1. Perbedaan pendekatan dan dasar antara teori akuntansi menyebabkan dua taksonomi akuntansi. Pendekatan Teori Akuntansi Positif menghasilkan taksonomi akuntansi sebagai Sains. Sedangkan pendekatan Teori Akuntansi Normatif menghasilkan taksonomi akuntansi sebagai art. Yang keduanya sama sama diakui sebagai sarana pendekatan teori akuntansi. 2. Teori Akuntansi Normatif yang berbentuk Praktik Akuntansi Berterima Umum (PABU) merupakan acuan teori dalam memberikan jalan terbaik untuk meramalkan berbagai fenomena akuntansi dan menggambarkan bagaimana interaksi antar-variabel akuntansi dalam dunia nyata yang merupakan fungsi pendekatan Teori Akuntasi Positif. Tidak menutup kemungkinan, fakta yang ada di dunia nyata (praktek akuntansi) akan mempengaruhi Teori Akuntansi Normatif. Hubungan ini sesuai dengan paham Dialektika Hegel. Dimana antitasi dan tesis akan menghasilkan sistesis. Dan sistesis akan menghasilkan antithesis. Dalam beberapa asumsi teori akuntansi positif berusaha menguji tiga hipotesis berikut: 1. Hipotesis Rencana Bonus (Bonus Plan Hypothesis): Manajer perusahaan dengan bonus tertentu cenderung lebih menyukai metode yang meningkatkan laba periode berjalan. 2. Hipotesis hutang atau ekuitas (Debt/Equity Hypothesis): Makin tinggi rasio hutang atau ekuitas perusahaan makin besar kemungkinan bagi manajer untuk memilih metode akuntansi yang dapat menaikkan laba. 3. Hipotesis Cost Politik (Political Cost Hypothesis): Perusahaan besar cenderung menggunakan metode akuntansi yang dapat mengurangi laba periodik dibanding perusahaan kecil. Teori normatif berusaha untuk membenarkan tentang apa yang seharusnya dipraktekkan. Teori normative hanya menyebutkan hipotesis tentang bagaimana akuntansi seharusnya dipraktekkan tanpa menguji hipotesis tersebut. Pada awal perkembangannya, teori akuntansi normative belum menggunakan pendekatan investigasi, dan cenderung disusun untuk menghasilkan postulat akuntansi. Perumusan akuntansi normative menCAPai masa keemasan pada tahun 1950 dan1960an. Selama periode ini perumus akuntansi lebih tertarik pada rekomendasi kebijakan dan apa yang seharusnya dilakukan, bukan apa yang sekarang dipraktekkan. Pada periode tersebut, teori normatif lebih berkonsentrasi pada : 1. Penciptaan laba sesungguhnya (true income): Teori ini berkonsentrasi pada penciptaan

pengukur tunggal yang unik dan benar untuk aktiva dan laba. Meskipun demikian, tidak ada kesepakatan terhadap apa yang dimaksud dengan pengukur nilai dan laba yang benar. 2. Pengambilan keputusan (decision usefulness): Pendekatan ini menganggap bahwa tujuan dasar dari akuntansi adalah untuk membantu proses pengambilan keputusan dengan cara menyediakan data akuntansi yang relevan atau bermanfaat. Teori tersebut bersifat normatif karena didasarkan pada anggapan : 1. Akuntansi seharusnya merupakan sistem pengukuran. 2. Laba dan nilai dapat diukur secara tepat. 3. Akuntansi keuangan bermanfaat untuk pengambilan keputusan ekonomi. 4. Pasar tidak efisien (dalam pengertian ekonomi). 5. Ada beberapa pengukur laba yang unik. Karena teori normatif dianggap merupakan pendapat pribadi yang subyektif maka tidak bisa diterima begitu saja, harus dapat diuji secara empiris agar memiliki dasar teori yang kuat. Pendukung teori ini biasanya menggambarkan system akuntansi yang dihasilkan sebagai sesuatu yang ideal, merekomendasikan penggantian sistem akuntansi cost histories dan pemakaian teori normatif oleh semua pihak. C. Sejarah Dan Perkembangan Riset Empiris Dalam Bidang Akuntansi Awal perkembangan teori akuntansi menghasilkan teori normatif yang didefinisikan sebagai teori yang mengharuskan dan menggunakan kebijakan nilai (value judgement) yang mengandung minimum sebuah premis (Wolk & Tearney, 1997). Pendekatan klasikal yang lebih menitikberatkan pada pemikiran normatif mengalami kejayaannya pada tahun 1960-an, tetapi dalam tahun 1970-an terjadi pergeseran pendekatan dalam penelitian akuntansi. Alasan yang mendasari pergeseran ini adalah bahwa pendekatan normatif yang telah berjaya selama satu dekade tidak dapat menghasilkan teori akuntansi yang siap dipakai didalam praktek sehari-hari. Selain itu perkembangan akuntansi juga mengarah pada teori akuntansi positif atau deskriptif yang investigasinya sudah lebih terstruktur dengan menggunakan pendekatan induktif didasarkan pada konklusi yang digeneralisasikan berdasarkan hasil observasi dan pengukuran yang terinci. Usaha pemahaman secara empiris dan mendalam adalah adanya move dari komuniti peneliti akuntansi yang menitik beratkan pada, pendekatan ekonomi dan perilaku (behavior). Salah satu pusat kelahiran peradaban manusia adalah sumeria, di daerah mesopotamia. Lebih dari 7000 tahun yang lalu, bangsa sumeria menggunakan token untuk mencatat kekayaan dan aktivitas ekonomi (misalnya: hasil panen, barter, dan persembahan ke kuil). Simbul mengalami penyederhanaan bentuk dan abstraksi, menjadi huruf baji sehingga memudahkan interpretasi. Tahun 575 sm bangsa yunani mulai membuat koin. Sekitar tahun 500 sm praktik perbankan berkembang pesat di yunani. Sekitar tahun 800, dinasti tang di china mengenalkan flying cash dengan peredaran terbatas. Uang kertas ini hanya dapat dicairkan di ibukota kerajaan. Sekitar tahun 1300 catatan keuangan giovanni farolfi & company menunjukkan penggunaan sistem tatabuku berpasangan (double-entry bookeeping system). Tahun 1831 the bankruptcy act of 1831 di inggris mengijinkan akuntan ditunjuk menjadi official assignee. Merupakan pengakuan pertama atas profesi akuntan oleh pemerintah. Tahun 1844 pemerintah inggris mengharuskan pendaftaran perusahaan publik. Laporan keuangan perusahaan publik harus diaudit oleh akuntan publik. Tahun 1862 pajak penghasilan diberlakukan untuk memperoleh dana untuk membiayai perang saudara di amerika. Departemen keuangan membetuk office of internal revenue (sekarang bernama internal revenue service). Tahun 1938-1959 AICPA membentuk committee on accounting procedure (CAP) yang bertugas merumuskan gaap. Tahun 1953 CAP menerbitkan arb no. 43 yang merupakan kodifikasi seluruh standar yang telah

diterbitkan sebelumnya. Tahun 1957 the american institute of accountants berubah nama menjadi the american institute of certified public accountants (AICPA) sampai sekarang. AICPA berperan besar dalam pengembangan konsep dan standar akuntansi. Saat ini AICPA mengatur standar auditing. Perkumpulan yang akhirnya diberi nama ikatan akuntan indonesia (IAI) berdiri pada 23 desember 1957 Tahun 1973 berdasarkan rekomendasi wheat commission, dibentuklah the financial accounting standards board (FASB). FASB bertugas merumuskan standar akuntansi menggantikan apb. Sampai hari ini FASB telah menghasilkan 8 statement of concept dan 168 statement of standard. Juni 1973 international accounting standards committee (IASC) dibentuk di london. IASC didirikan berdasarkan hasil kesepakatan lembaga-lembaga akuntansi negara australia, kanada, perancis, jerman, jepang, meksiko, belanda, inggris, dan irlandia, dan amerika serikat. April 2001 international accounting standards board (IASB) menggantikan IASC sebagai lembaga penyusun standar akuntansi internasional. IASB menyusun international financial reporting standard (ifrs). Indonesia berencana untuk mengadopsi IFRS tahun 2012. Tahun 2002 FASB dan IASB mengumumkan mou ("norwalk agreement") untuk melakukan penyatuan standar akuntansi as dan internasional. Juli 209 kodifikasi standar akuntansi oleh FASB menjadi satu-satunya sumber gaap di amerika serikat, selain peraturan securities and exchange commission (sec). Today : perusahaan dengan akuntabilitas publik wajib menyusun laporan keuangan auditan.yaitu perlu akuntan untuk menyusun laporan keuangan dan perlu akuntan untuk mengauditnya. Sebagai sebuah bidang pekerjaan, termasuk pekerjaan yang banyak diminati dan diperlukan. PERTEMUAN 2 Ciri-Ciri Normatif. BERTUJUAN : Tujuan akuntansi adalah menyediakan informasi yang bermanfaat dalam proses pengambilan keputusan. PRESKRIPTIF : Menyatakan apa yang harus dilakukan atau terjadi. Informasi akuntansi harus bersifat relevan dan reliabel. SUBJEKTIF : Dipengaruhi oleh value dan judgment. Praktik Akuntansi . Teori akuntansi menjelaskan praktik akuntansi. Praktik akuntansi diatur dengan standar akuntansi. Standar akuntansi dirumuskan oleh lembaga penyusun standar berdasarkan teori akuntansi berupa konsep dasar atau prinsip-prinsip akuntansi. Standar akuntansi diperlukan karena berfungsi sebagai : a. Bagi penyaji: Pedoman dalam menyusun laporan keuangan. b. Bagi pembaca: Pedoman dalam memahami (menginterpretasi) laporan keuangan. c. Bagi auditor: Pedoman dalam menyatakan pendapat atas laporan keuangan. Lembaga-lembaga penyusun standar akuntansi : IAI, FASB, IASB USA: Financial Accounting Standards Board. Internasional: International Accounting Standards Board. Indonesia: Dewan Standar Akuntansi Keuangan pada Ikatan Akuntan Indonesia. 1. FASB (The Financial Accounting Standards Board) Dibentuk tahun 1973. Bertugas merumuskan standar akuntansi keuangan (SFAS). SFAS disusun berdasarkan konsep dasar (prinsip dasar) akuntansi yang dirangkum dalam Statement of Financial Accounting Concepts (SFAC). FASB adalah organisasi yang tidak mencari keuntungan pribadi. Tujuan utamanya adalah untuk mengembangkan prinsip akuntansi yang berlaku umum (GAAP) di Amerika Serikat untuk kepentingan publik. The Securities and Exchange Commission (SEC) yang ditunjuk FASB sebagai organisasi yang bertanggung jawab untuk menetapkan standar akuntansi untuk perusahaan publik di Amerika Serikat ini diciptakan pada tahun 1973, menggantikan Committee on Accounting Procedure (CAP) dan Accounting Principles Board (APB) dari American Institute Akuntan Publik (AICPA).

Misi FASB adalah "untuk membangun dan meningkatkan standar akuntansi dan pelaporan keuangan untuk bimbingan dan pendidikan publik, termasuk emiten, auditor, dan pengguna informasi keuangan." FASB bukanlah badan pemerintah. FASB merupakan bagian dari struktur yang independen dari semua bisnis dan profesional organisasi lainnya. 2. IASB (The International Accounting Standards Board) The International Accounting Standards Board (IASB) adalah independen, akuntansi standar -pengaturan tubuh Yayasan IFRS. Dibentuk tahun 2001, meneruskan International Accounting Standard Committee (IASC) yang dibentuk tahun 1973. Tugasnya Merumuskan International Financial Accounting Standard (IFRS). IFRS disusun berdasarkan konsep dasar (prinsip dasar) akuntansi yang dirangkum dalam Basic Framework for the Preparation and Presentation of Financial Statements yang disusun oleh IASC (Sedang dalam proses penyempurnaan oleh IASB). Struktur IASB memiliki fitur utama sebagai berikut: Yayasan IFRS adalah sebuah organisasi independen yang memiliki dua badan utama, Pengawas dan IASB, serta Dewan Penasehat IFRS dan Komite Interpretasi IFRS (sebelumnya IFRIC). IASC Yayasan Pembina menunjuk anggota IASB, pengawasan latihan dan meningkatkan dana yang dibutuhkan, tetapi IASB memiliki tanggung jawab untuk menetapkan Standar Pelaporan Keuangan Internasional (standar akuntansi internasional). 3. IAI (Ikatan Akuntan Indonesia) Didirikan tahun 1957. Memiliki Dewan Standar Akuntansi Keuangan yang bertugas merumuskan standar akuntansi keuangan (PSAK). PSAK dirumuskan berdasarkan Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan (terjemahan produk IASC). Konsep Anggaran Dasar IAI yang pertama diselesaikan pada 15 Mei 1958 dan naskah finalnya selesai pada 19 Oktober 1958. Menteri Kehakiman mengesahkannya pada 11 Februari 1959. Namun demikian, tanggal pendirian IAI ditetapkan pada 23 Desember 1957. Ketika itu, tujuan IAI adalah: Membimbing perkembangan akuntansi serta mempertinggi mutu pendidikan akuntan. Dan Mempertinggi mutu pekerjaan akuntan. Sejak pendiriannya 49 tahun lalu, kini IAI telah mengalami perkembangan yang sangat luas. Hal ini merupakan perkembangan yang wajar karena profesi akuntan tidak dapat dipisahkan dari dunia usaha yang mengalami perkembangan pesat. Salah satu bentuk perkembangan tersebut adalah meluasnya orientasi kegiatan profesi, tidak lagi semata-mata di bidang pendidikan akuntansi dan mutu pekerjaan akuntan, tetapi juga upaya-upaya untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat dan peran dalam perumusan kebijakan publik. FASB di USA Lembaga Terpenting : SEC: Pengatur pasar modal. a. Menyerahkan perumusan standar kepada pihak swasta (para akuntan). b. Mulanya ditangani oleh AICPA, sekarang oleh FASB. c. Sesekali melakukan intervensi, misalnya saat perumusan standar akuntansi untuk industri minyak dan gas bumi. AICPA: Ikatan akuntan publik. FASB: Dewan penyusun standar. APB (Accounting Principles Board) Bertugas menyusun generally accepted accounting principles (GAAP). Dibubarkan tahun 1973 karena dianggap tidak berhasil terutama dalam hal menangani konflik kepentingan antar berbagai pihak. Selama hidupnya menerbitkan 4 statement dan 31 opinion. Tugas dilanjutkan oleh FASB. FASB (Financial Accounting Standards Board) FASB dibentuk tahun 1973 menggantikan APB. Berbeda dari APB yang merupakan dewan yang dibentuk oleh AICPA, FASB berada di bawah Financial Accounting Foundation

yang independen. Anggota FASB berasal dari berbagai kalangan dengan berbagai pengalaman, dan bekerja secara full-time. Anggota FASB semula berjumlah 7 orang, tetapi sejak tahun 2007 dikurangi menjadi 5 orang. Misi FASB ialah Menetapkan dan menyempurnakan standar akuntansi dan pelaporan keuangan sebagai pedoman dan pendidikan bagi masyarakat, termasuk penyaji, auditor, dan pemakai informasi keuangan. Kondisi FASB saat ini Sampai saat ini FASB telah menerbitkan 8 SFAC dan 168 SFAS. FASB melakukan kodifikasi standar akuntansi untuk mempermudah proses pencarian standar untuk transaksi atau kejadian tertentu. Sejak 1 Juli 2009, kodifikasi standar akuntansi merupakan satu-satunya sumber GAAP di USA. FASB tengah bekerja sama dengan IASB untuk merumuskan rerangka konseptual bersama. Accounting Standards Codification (ASC) oleh FASB mengintegrasi semua sumber GAAP sebelumnya, yang meliputi: Accounting Research Bulletins (ARB) Accounting Principles Board (APB) Opinions Statements of Financial Accounting Standards (SFAS) AICPA Statements of Position (SOP) FASB Emerging Issue Task Force (EITF) Issues SEC Staff Accounting Bulletins (SAB) and other SEC rules Era sebelum FASB Akuntansi pada era ini mengikuti paham laissez- faire, di mana setiap perusahaan menyusun laporan keuangan dengan caranya sendiri. Tahun 1894 The American Association of Public Accountants menyetujui resolusi yang merekomendasi agar komponen neraca disajikan berdasarkan urutan likuiditasnya (dimulai dengan yang paling likuid). Urutan tersebut berbeda dari yang pada saat itu lazim diterapkan di Inggris. Tahun 1917 (Uniform Accounting)Atas permintaan pemerintah melalui Federal Trade Commission, The American Institute of Accountants menerbitkan Uniform Accounting yang mengatur pelaporan keuangan dan standar auditing. Uniform Accounting merupakan regulasi akuntansi pertama di USA. Kesadaran akan pentingnya standar akuntansi dipicu oleh semakin banyaknya masyarakat yang membeli saham di pasar modal pada tahun 1920an. 1933: THE FIVE BROAD PRINCIPLES The American Institute of Accountants dan NYSE menyetujui lima prinsip umum akuntansi. 1. Unrealized profit tidak boleh diakui. 2. Surplus modal tidak boleh digunakan untuk mengkompensasi kerugian dalam laporan laba rugi, kecuali dalam rangka reorganisasi atau reorganisasi-kuasi. 3. Surplus perusahaan anak sebelum diakuisisi bukan merupakan bagian surplus perusahaan induk. 4. Dividen tresury stock tidak boleh dikreditkan ke laba. 5. Piutang kepada manajemen, karyawan, dan perusahaan afiliasi harus disajikan terpisah. Ditambah standar yang mengharuskan adanya kata accepted principles of accounting (sekarang menjadi GAAP) dalam laporan audit. Paton & Littleton mengajukan enam konsep dasar akuntansi: Business Entity, Continuity of Activity, Measured Consideration, Costs Attach, Effort and Accomplishment (Matching Principle) Verifiable,Objective Evidence Due process penetapan standar akuntansi Standar Akuntansi Keuangan (SAK) adalah suatu kerangka dalam prosedur pembuatan laporan keuangan agar terjadi keseragaman dalam penyajian laporan keuangan. Biasanya proses penentuan standar dilakukan melalui proses terbuka (due-procees). FASB sebagai contoh dalam proses ini mengikuti prosedur sebagai berikut: 1. Identifikasi masalah dari masalah yang muncul di catat dalam agendanya.

2. Penunjukkan group yang anggotanya terdiri dari masyarakat akuntansi dan bisnis. 3. Discussion Memorandum (DM) di sebarkan kepublik untuk di evaluasi selama satu periode paling lambat 60 hari. 4. Dengan pendapat dilakukan untuk membahas keunggulan dan kelemahan berbagai alternatif yang diajukan FASB. 5. Atas berbagai komentar yang diterima, FASB mengeluarkan exposure draft (ED) mengenai standar akuntansi yang diajukan. ED menentukan posisi yang pasti dari FASB tentang masalah yang dibahas. 6. ED disebar luaskan ke masyarakat untuk di evaluasi paling lambat 30 hari 7. Dengan pendapat untuk membahas kelemahan dan kebaikan berbagai alternatif yang diajukan FASB 8. Atas dasar berbagai komentar yang diterima, maka FASB mengambil langkah sebagai berikut: a. mengadopsi standar tersebut sebagai pernyataan resmi b. mengajukan revisi terhadap standar yang diusulkan melalui prosedur due process. c. Menunda pengeluaran standar dan menyimpan masalah dalan agenda d. Tidak mengeluarkan standar dan menghapus isu dari agenda Standar akuntansi biasanya terdiri dari: 1. Deskripsi tentang masalah yang dihadapi. 2. Diskusi logis atau cara memecahkan masalah. 3. Terkait dengan keputusan/ teori diajukan suatu solusi. Pendekatan penentuan standar Dua pendekatan yang dapat digunakan dalam penentuan standar akuntansi adalah: 1. Pendekatan pasar bebas: Pendekatan ini dilandasi asumsi bahwa informasi akuntansi merupakan komiditi ekonomi serupa dengan barang atau jasa yang lain. 2. Pendekatan regulasi: Pendekatan ini berpendapat bahwa kegagalan pasar atau informasi yang asismetris dalam kaitannya dengan kuantias dan kualitas. PERTEMUAN 3 KONSEP DASAR OLEH PATON DAN LITTLETON Seperangkat konsep dasar yang dikemukakan Patton dan Littleton (1970) merupakan konsepkonsep dasar yang dikenalkan sebelumsumber-sumber yang disebut sebelumnya. 1. Entitas Bisnis atau Kesatuan Usaha Konsep ini menyatakan bahwa perusahaan dianggap sebagai suatu kesatuan atau badan usaha ekonomik yang berdiri sendiri, bertindak atas namanya sendiri dan kedudukannya terpisah dari pemilik atau pihak lain yang menanamkan dana dalam perusahaan dan kesatuan ekonomik tersebut menjadi pusat perhatian atau sudut pandang akuntansi. Implikasi Kesatuan Usaha a. Batas kesatuan. Batas kestuan ekonomik adalah kendali (Control) oleh suatu manajemen. b. Pengertian ekuitas. Secara konseptual ekuitas atau modal merupakan utang atau kewajiban perusahaan kepada pemilik. c. Pengertian pendapatan. Kalau ada aliran aset masuk (misalnya kas) yang terjadi karena perusahaan menjual barang atau menyerahkan jasa maka aset perusahaan akan bertambah. Kas masuk itulah yang disebut pendapatan. d. Pengertian biaya. Penyerahan produk dalam rangka menciptakan pendapatan menyebabkan aset (sediaan barang) berkurang. Berkurangnya aset (sebesar kos barang terjual) inilah yang disebut biaya. e. Sistem berpasangan. Hubungan bisnis antara manajemen dan pemilim mengakibatkan manajemen harus selalu mempertanggungjawabkan aset yang dikelolanya dan sumber

aset tersebut. Untuk melaksanakan hal ini dengan mudah dan nyaman, digunakanlah sistem berpasangan. f. Persamaan akuntansi. Konsep kesatuan usaha memisahkan manajemen dengan penyedia dana dan manajemen bertanggungjawab kepada mereka. Pertanggungjelasan menuntut agar aset yang dipercayakan kepada manajemen selalu ditunjukkan sumber atau asalnya. Pelaporan keuangan harus menunjukkan hubungan ini. Hubungan fungsional inilah yang disebut persamaan akuntansi. g. Artikulasi. Dengan artikulasi, akan selalu dapat ditunjukkan bahwa laba dalam statement laba-rugi akan sama dengan laba dalam statement perubahan ekuitas dan jumlah rupiah ekuitas akhir dalam statement perubahan ekuitas akan sama dengan jumlah rupiah ekuitas dalam neraca. 2. Kontinuitas usaha Konsep ini akan menjadi pertimbangan pada saat penyusunan statement keuangan atau pada saat akuntansi mengahadapi berbagai pilihan dalam proses perekayasaan atau penyusunan standar karena kenyataan bahwa kelangsungan hidup perusahaan di masa datang tidak pasti. Implikasi Konsep kontinuitas usaha a. Arti penting laporan periodik. Untuk suatu perioda, tingkat mendapatkan laba dengan tingkat sumber ekonomik tertentu disebut dengan tingkat imbalan investasi. Tingkat imbalan tersebut dapat diukur secara periodik. b. Kedudukan statement laba-rugi. Karena daya melaba jangka panjang menjadi perhatian, fluktuasi laba antar perioda yang disebabkan kejadian atau kondisi istimewa suatu perioda harus dilaporkan seperti apa adanya pada periode tersebut bukan langsung dilaporkan dalam perubaha ekuitas. c. Fungsi neraca dan penilaian elemennya. Dengan konsep kontinuitas usaha, tujuan pelaporan pos neraca adalah untuk menunjukkan sisa potensi jasa atau sumber-sumber ekonomik yang belum dikonsumsi dalam tahun yangberakhir pada tanggal neraca. 3. Penghargaan sepakatan Konsep ini menyatakan bahwa jumlah rupiah/ agregat-harga atau penghargaan sepakatan yang terlibat dalam tiap transaksi atau kegiatan pertukaran merupakan bahan oleh dasar akuntansi yang paling objektif terutama dalam mengukur sumber ekonomik yang masuk (pendapatan) dan sumber ekonomik yang keluar (biaya). Sebagai konsekuensi, elemenelemen atau pos-pos pelaporan keuangan diukur atas dasar penghargaan sepakatan tersebut. a. Istilah yang tepat. Penghargaan sepakatan dalam suatu pertukaran merupakan istilah yang mengandung makna adanya penilaian bersama antara pembeli dan penjual. b. Jasa di balik kos. Dari segi akuntansi sebenarnya bukan uang atau harga itu sendiri yang mempunyai arti penting melainkan justru potensi jasa yang ada dibalik angka koslah yang mempunyai arti penting. c. Keterbatasaninformasi akuntansi. Informasi akuntansi hanya merupakan sebagian dari informasi ayng mungkin dibutuhkan untuk pengambilan keputusan oleh pihak eksternal dan manajemen. 4. Kos melekat Konsep ini menyatakan bahwa kos melekat pada objek yang direpresentasinya sehingga kos bersfat mudah bergerak dan dapat dipecah-pecah atau digabung-gabungkan kembali mengikuti objek yang dilekatinya. a. Saat pengakuan nilai tambah. Konsep dasar kos melekat diperlukan karena dalam mengikuti aliran fisis tersebut harus ada anggapan bahwa tiap kos mempunyai daya saling mengikat bial digabungkan dengan kos lain secara tepat. b. Wadah penggabungan. Dalam mengikuti aliran fisis produksi, kos di pecah, dikelompokkan, dan kemudian digabung kembali mengikuti unit fisis produk. Ini

berarti bahwa kos digabungkan dengan produk sebagai wadah atau penakar penggabungan. 5. Upaya dan hasil Konsep ini menyatakan bahwa baiya merupakan upaya dalam rangka memperoleh hasil berupa pendapatan. Denagn kata lain, tidak ada hasil (pendapatan) tanoa upaya (biaya). Konsep ini mempunyai beberapa implikasi: a. Perlunya basis asosiasi. Ukuran keefektifan akan tepat apabila hasil ditandingkan dengan upaya yang menimbulakan hasil tersebut. Diperlukanlah dasar asosiasi yang tepat dan rasional antara kedau komponen tersebut agar laba mempunyai makna atau nilai sebagai pengukur kinrja yang terandalkan. b. Penakar asosiasi ideal dan praktis. Penakar yang dimaksud di sini tidak lain adalah dasar atau wadah penandingan antara biaya dan pendapatan.. c. Laba akuntansi versus ekonomi. Karena perbedaan konsep dasar, pengertian dan tujuan, laba akuntansi dapat berbeda maknanya dengan laba ekonomik atau laba material yang sering digunakan dalam ekonomika atau perpajakan. d. Kos aktual. Dalam menandingkan upaya dengan hasi, akuntansi hanyalah menandingkan upaya yang benar-benar telah dialakukan oleh suatu kesatuan usaha sehungga laba yang diperoleh adalah selisih biaya dan pendapatan yang diukur dengan kos yang sesungguhnya terjadi. e. Asas akrual atau himpun. Asas akrual adalah asas dalam pengakuan pendapatan dan biaya yang menyatakan bahwa pendapatan di akui pada saat hak kesatuan usaha timbul lantaran penyerahan barang atau jasa ke pihak luar dan biaya diakui pada saat kewajiban timbul lantaran penggunaan sumber ekonomik yang melekat pada barang dan jasa yang diserahkan tersebut. f. Pengertian depresiasi. Depresiasi adalah biaya nyata bukan hipotetis. g. Kapasitas menganggur. Memisahkan dalam laporan laba-rugi bagian depresiasi tahun berjalan yang merepresentasi kapasitas menganggur. h. Pos-pos luar biasa. Perbedaan penyebab terjadinya laba atau rugi hanya mengisyaratkan bahwa pemisahan dan penjelasan yang cukup diperlukan. Perbedaan tersebut tidak mengisyaratkan bahwa pengaruh untung nonoperasi berbeda dengan pengaruh pos-pos pendapatan lainnya terhadap kenaikan aset atau sebaliknya bahwa pengaruh rugi nonoperasi berbeda denagn pengaruh pos-pos biaya lainnya terhadap penurunan aset. 6. Bukti terverifikasi dan objektif Konsep ini menyatakan bahwa informasi keuangan akan mempunyai tingkat kebermanfaatan dan tingkat keterandalan yang cukup tinggi apabila terjadinya data keuangan didukung oleh bukti-bukti yang objektif dan dapat diuji kebenarannya (keabsahannya/ keautentikannya). a. Arti penting untuk pengauditan. Disamping penting karena membantu pencapaian karakteristik kualitatif informasi yang tinggi, konsep bukti yang dapat diuji kebenarannya dan objektif itu menjadi penting dalam kaitannya dengan pengauditan untuk menentukan kewajaran sistemstatment keuangan. b. Objektifitas relatif. Akuntansi bukan ilmu pasti sehingga objektifitas bukti dalam akuntansi bersifat relaatif. c. Objektifitas dan keterverifikasian jangka panjang. Bukti yang paling kuat dan paling diinginkan adalah bukti yang sepenuhnya objektif. Konsep dasar bukti terverifikasi dan objektif dalam akuntansi emngandung elemen variabilitas sehingga tiap bukti mempunyai tingkat objektivitas 7. Asumsi

10

Berikut ini adalah beberapa contoh asumsi yang menjadi landasan penalaran dalam memilih konsep yang relevan: a. Kontinuitas usaha. Konsep ini hanya dapat dibenarkan atas dasar pengalaman perusahan pada umumnya. b. Perioda satu tahun. Untuk tujuan penakaran terhadap pendapatan dan biaya yang menghasilkan pendapatan tersebut, interval waktu yang biasanya digunakan adalah satu tahun baik tahun kalender atau pun tahun buku/ fiskal. c. Kos sebagai bahan olah. Penghargaan sepakatan yang menjadi bahan oleh akuntansi didasarkan atas asumsi bahwa kos faktor produksi yang diperoleh perusahaan menunjukkan nialai wajar pada saat terjadinya. d. Daya beli uang stabil. Konsep bahwa jumlah rupiah yang tercatat akan tetap menunjukkan nilai landasi asumsi bahwa daya beli uang adalah stabil sepanjang masa. e. Tujuan mencari laba. Konsep pendapatan dan biaya sebagai aliran jumlah rupiah yang ditandingkan sebnarnya mengandung asumsi bahwa pendapatan adalah objekyang dituju oleh upaya yang diukur dengan kos. Denagn kata lain, perusahaan dipandang sebagai suatu organisasi yang dibentuk untuk menghasilkan laba. f. Konsep dasar lain Substansi dari pada bentuk Pengakuan hak milik pribadi Keanekaragaman akuntansi antar entitas Konservatisma Pengendali internal menjamin keterandalan data KONSEP DASAR OLEH FASB Kerangka kerja konseptual (conceptual framework) adalah suatu sistem koheren yang terdiri dari tujuan dan konsep fundamental yang saling berhubungan, yang menjadi landasan bagi penetapan standar yang konsisten dan penentuan sifat, fungsi, serta batas- batas dari akuntansi keuangan dan laporan keuangan Yang dimaksud tujuan adalah tujuan pelaporan keuangan. Sedangkan fundamentals (kaidah-kaidah pokok) adalah konsep-konsep yang mendasarai akuntansi keuangan, yakni yang menuntun kepada pemilihan transaksi, kejadian, dan keadaan-keadaan yang harus dipertanggung jawabkan, pengakuan dan pengukurannya, cara meringkas serta mengkomunikasikannya kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Konsep-konsep yang bersifat pokok atau fundamental, artinya bahwa konsep-konsep lainnya mengalir dari konsep-konsep pokok tersebut yang diperlukan sebagai referensi berulang-ulang dalam menetapkan, menafsirkan, dan menetapkan standar akuntansi keuangan dan pelaporan. Kebutuhan akan Kerangka Kerja Konseptual 1. Kerangka kerja konseptual akan meningkatkan pemahaman dan keyakinan pemakai laporan keuangan atas pelaporan keuangan, dan akan menaikkan komparabilitas antar laporan keuangan perusahaan. 2. Masalah-masalah yang baru akan dapat dipecahkan secara cepat jika mengacu pada kerangka teori yang telah ada Perkembangan Kerangka Kerja Konseptual FASB (Financial Accounting Standard Board) telah menerbitkan enam statement of financial accounting concept yang berhubungan dengan pelaporan keuangan entitas bisnis, yaitu: SFAC no. 1 objective of financial reporting by business enterprises, yang menyajikan tujuan dan sasaran akuntansi. SFAC no. 2 qualitative caracteristics of accounting information, yang menjelaskan karakteristik yang membuat informasi akuntansi bermanfaat.

11

SFAC no. 3 element of financial statement of business enterprises, yang memberikan definisi dari pos-pos yang terdapat dalam laporan keuangan seperti aktiva, kewajiban, pendapatan dan beban. SFAC no. 5 recognition and measurement in financial statement of business enterprises, yang menetapkan kriteria pengakuan dan pengukuran fundamental serta pedoman tentang informasi. SFAC no. 6 element of financial statement, yang menggantikan SFAC no. 3 dan memperluas SFAC no. 3 dengan memasukkan organisasi-organisasi nirlaba. SFAC no. 7 using cash flow information and present value in accounting measurement, yang memberikan kerangka kerja bagi pemakaian arus kas masa depan yang diharapkan dan nilai sekarang (present value) sebagai dasar pengukuran Tingkat Pertama: Tujuan Dasar, Tingkat Kedua : Konsep-Konsep Fundamental, Tingkat Ketiga : Pengakuan Dan Pengukuran MASALAH-MASALAH DALAM KERANGKA KONSEPTUAL FASB mencoba menunjukkan masalah-masalah konseptual terpenting yang berkaitan dengan penetapan standar, yaitu : Masalah 1 : Pandangan mengenai laba atau penghasilan mana yang harus digunakan? Ada tiga (3) pandangan berbeda yang diidentifikasikan dalam penentuan laba atau penghasilan (earnings) : Pandangan Aktiva/ Kewajiban atau Pandangan Neraca/Pandangan Pemeliharaan Modal Berpendapat bahwa pendapatan dan beban hanya berasal dari perubahan dalam aktiva dan kewajiban. Pendapatan adalah peningkatan aktiva dan penurunan kewajiban sedangkan beban adalah penurunan aktiva dan peningkatan kewajiban. Beberapa peningkatan dan penurunan dalam aktiva bersih dikeluarkan dari definisi penghasilan, yaitu, kontribusi modal, penarikan modal, koreksi atas pendapatan di periode-periode lalu, serta keuntungan dan kerugian akibat pemilik (holding gains and losses) Pandangan Pendapatan/Beban atau Pandangan Laporan Laba Rugi/Pandangan Penandingan Berpendapat bahwa adanya pendapatan dan beban dihasilkan oleh adanya kebutuhan akan penandingan yang tepat (proper matching). Laba pada dasarnya hanyalah selisih antara pendapatan di satu periode dengan beban yang terjadi untuk memperoleh pendapatan tersebut. Penandingan, yang merupakan proses pengukuran fundamental dalam akuntansi terdiri atas : 1) Pengakuan pendapatan atau waktu pengakuan melalui prinsip realisasi 2) Pengakuan beban dengan tiga kemungkinan cara: Mengasosiasikan penyebab dan dampaknya, seperti harga pokok penjualan Alokasi yang sistematis dan rasional, seperti depresiasi (penyusutan) Pengakuan langsung, seperti biaya penjualan dan administrasi. Pandangan pendapatan/beban terutama menekankan pengukuran penghasilan perusahaan, dan bukannya kenaikan atau penurunan modal bersih. Aktiva dan kewajiban (termasuk yang ditangguhkan), dianggap sebagai nilai sisa (residu) yang harus dibawa ke periodeperiode di masa depan untuk memastikan terjadinya penandingan yang tepat dan menghindari terjadinya distorsi keuntungan. Pandangan Non-artikulasi Didasarkan atas adanya kepercayaan bahwa artikulasi akan diikuti oleh redundansi (pencatatan yang berlebihan) karena seluruh peristiwa yang dilaporkan di laporan laba rugi

12

juga dilaporkan di neraca, meski dari sudut pandang berbeda. Salah satu contohnya dari pandangan non artikulasi ini adalah penggunaan metode LIFO di laporan laba rugi dan FIFO di neraca. Jika artikulasi dapat dibuktikan sebagai suatu hal yang tidak hanya dibutuhkan namun ternyata juga menguntungkan, maka pilihan yang ada hanyalah antara pandangan aktiva/kewajiban atau pandangan pendapatan/beban. Pilihan diantara kedua pandangan ini tergantung pada pandangan yang mana yang merupakan proses pengukuran yang fundamental : 1) Pengukuran atribut-atribut aktiva dan kewajiban dan perubahan-perubahannya Penghasilan hanya merupakan konsekuensi dan akibat dari perubahan-perubahan tertentu dari aktiva dan kewajiban 2) Proses penandingan Perubahan yang terjadi dalam aktiva dan kewajiban hanyalah konsekuensi dan akibat dari pendapatan dan beban. Telah mengarah dengan diakuinya hal-hal seperti beban yang ditangguhkan, kredit yang ditangguhkan, dan cadangan dalam laporan posisi keuangan yang tidak mencerminkan sumber daya ekonomi dan kewajiban namun diperlukan untuk memastikan adanya penandingan dan penentuan laba dengan benar. JOINT PROJECT FASB-IASB IASB dan FASB bekerjasama dalam Joint Project dalam rangka konvergensi pengembangan akuntansi keuangan. Salah satu program Joint Project ini adalah pengembangan kerangka dasar atau konsep untuk penyusunan standar-standar akuntansi keuangan. Beragam manfaat diharapkan dapat diperoleh dari keberadaan kerangka dasar atau konsep dalam pengembangan standar akuntansi (Sony Warsono-bin-Hardono, 2011). Pada bulan September 2010 kedua dewan tersebut menghasilkan Conceptual Framework for Financial Reporting (selanjutnya disingkat Kerangka dasar konseptual) sebagai produk dari Joint Project tersebut untuk menggantikan kerangka dasar dan konsep yang sebelumnya digunakan masing-masing dewan. IASB menerbitkan Kerangka dasar konseptual tersebut di dokumen terpisah, sedangkan FASB menerbitkannya dalam SFAC No. 8. Kerangka kerja IASB dan FASB sedang dalam proses pembaharuan dan perangkuman. Proyek Kerangka Konseptual Gabungan (The Joint Conceptual Framework project) bertujuan untuk memperbaharui dan merapikan konsep-konsep yang telah ada guna menggambarkan perubahan di pasar, praktek bisnis dan lingkungan ekonomi yang telah timbul dalam dua dekade atau lebih sejak konsep pertama kali dibentuk. Tujuan keseluruhan adalah untuk menciptakan dasar guna standar akuntansi di masa mendatang yang berbasis prinsip, konsisten secara internal dan diterima secara internasional. Karena hal tersebut, (dewan) IASB dan FASB Amerika Serikat melaksanakan proyek secara bersama. PERTEMUAN 4 SFAC 1 (Objectives of Financial Reporting by Business Enterprises) Pelaporan keuangan (financial reporting) dan laporan keuangan (financial statements). Disesuaikan dengan lingkungan ekonomi, hukum, politik, dan sosial. Dipengaruhi pula oleh karakteristik dan keterbatasan informasi yang disajikan. Tujuan SFAC 1 : Pertama menyediakan informasi yang berguna bagi investor dan kreditor dan para pemakai lainnya dalam membuat keputusan investasi, kredit, dan keputusan sejenis lainnya [KONSEP DECISION USEFULNESS]. Informasi yang disajikan haruslah dapat dipahami oleh mereka yang memiliki pengetahuan yang memadai mengenai aktivitas ekonomi dan bisnis dan mau berusaha untuk mempelajari informasi tersebut [KONSEP UNDERSTANDABILITY].

13

Kedua, Menyediakan informasi yang dapat membantu investor dan kreditor dan para pemakai lainnya dalam menaksir jumlah, saat, dan ketidakpastian yang melekat dalam aliran kas bersih yang akan diterima dari perusahaan [TURUNAN TUJUAN PERTAMA]. Ketiga, Menyediakan informasi mengenai sumber-sumber ekonomis yang dimiliki perusahaan, klaim atas sumber ekonomis tersebut, dan informasi mengenai pengaruh transaksi, kejadian, dan kondisi yang menyebabkan perubahan atas sumber ekonomis dan klaim atas sumber ekonomis tersebut [TURUNAN TUJUAN PERTAMA]. Batasan Lingkup SFAC 1 yaitu : a. Informasi yang disajikan adalah informasi mengenai sebuah perusahaan tertentu, bukan informasi mengenai industri atau perekonomian secara keseluruhan. b. Informasi yang disajikan seringkali merupakan hasil pengukuran secara kira-kira, bukan secara eksak. c. Informasi yang disajikan sebagian besar menunjukkan dampak transaksi dan kejadian masa lalu. d. Informasi yang disajikan hanyalah salah satu sumber informasi yang diperlukan dalam pengambilan keputusan. e. Penyajian informasi memerlukan biaya. f. Fokus pelaporan keuangan adalah informasi mengenai laba (earnings) dan komponenkomponennya. g. Pelaporan keuangan diharapkan dapat menyajikan informasi mengenai kinerja finansial perusahaan dalam suatu perioda dan mengenai bagaimana manajemen melaksanakan kewajibannya kepada pemilik perusahaan [STEWARDSHIP FUNCTION]. h. Pelaporan keuangan tidak dirancang untuk secara langsung menghitung nilai perusahaan, namun informasi yang disajikan dapat membantu mereka yang ingin menentukan nilai perusahaan. i. Manajemen lebih memahami kondisi perusahaan dibandingkan dengan investor, kreditor, dan pihak luar lainnya dan oleh karena itu manajemen dapat meningkatkan manfaat informasi finansial dengan mengidentifikasi kejadian dan kondisi tertentu serta menjelaskan dampak finansialnya pada perusahaan. SFAC 2 (Qualitative Characteristics of Accounting Information) Pengguna Informasi Akuntansi Kendala/Batasan
Pengambil keputusan dan karakter Biaya <Manfaat (batas peresapan) Materialitas (batas pengakuan)

Pengguna kualitas tertentu Peresapan kualitas utama unsur kualitas utama


1. Nilai Peramalan 2. Nilai Umpan Balik

Dapat Dipahami Kegunaan keputusan Relevansi/hub Ketepatan waktu keandalan 1. Verifikasi 2. Representasi kejujuran 3. Netral konsisten

kulitas pendukung

Kemampuan membandingkan/menyamakan

14

Pemakai utama : Investor, Kreditor. Pemakai lain : Pemerintah, Manajemen, Karyawan dan serikat pekerja, Pemasok, Pelanggan Biaya < manfaat , biaya menyediakan informasi dapat dihitung. Materialitas : akuntansi hanya menyediakan informasi yang material. Dapat dipahami : informasi akuntansi harus dapat dipahami oleh mereka yang cukup memahami dunia bisnis dan bersedia untuk mempelajari informasi tersebut dengan cukup seksama. Relevan dan reliabel Relevansi: Kapasitas informasi untuk membuat perbedaan dalam keputusan dengan membantu pengguna untuk membentuk prediksi tentang hasil dari peristiwa masa lalu, sekarang, dan masa depan atau untuk mengkonfirmasi atau mengoreksi ekspektasi sebelumnya. Komponen Relevansi: Nilai prediktif: Kualitas informasi yang membantu pengguna untuk meningkatkan kemungkinan benar meramalkan hasil dari peristiwa masa lalu atau sekarang. Nilai Umpan balik : Kualitas informasi yang memungkinkan pengguna untuk mengkonfirmasi atau mengoreksi ekspektasi sebelumnya. Ketepatan waktu: Memiliki informasi yang tersedia untuk pengambil keputusan sebelum kehilangan kapasitasnya untuk mempengaruhi keputusan. Keandalan: Kualitas informasi yang menjamin informasi yang cukup bebas dari kesalahan dan bias dan setia mewakili apa yang dimaksudkan untuk mewakili. Komponen keandalan : Kemampuan memverifikasi: Kemampuan melalui konsensus di antara pengukur untuk memastikan informasi yang mewakili apa yang dimaksudkan untuk mewakili atau bahwa metode yang dipilih pengukuran telah digunakan tanpa kesalahan atau prasangka. Representasi yang sebenarnya : korespondensi atau kesepakatan antara ukuran atau deskripsi dan fenomena yang dimaksudkan untuk mewakili (kadang-kadang disebut validitas). Netral: Ketidakhadiran informasi yang dilaporkan bias dimaksudkan untuk mencapai hasil yang telah ditentukan atau untuk menginduksi modus perilaku tertentu. Informasi yang relevan seringkali tidak reliabel, dan sebaliknya yang reliabel tidak relevan. Contoh: harga perolehan vs harga pasar. Kualitas Sekunder : Komparatif: Kualitas informasi yang memungkinkan pengguna untuk mengidentifikasi kesamaan dalam dan perbedaan antara dua set fenomena ekonomi. Konsistensi: Kesesuaian dari periode ke periode dengan kebijakan dan prosedur berubah. Konsep Tambahan : Bias: bias dalam pengukuran adalah kecenderungan ukuran untuk jatuh lebih sering pada satu sisi dari yang lain dari apa yang mewakili bukannya sama cenderung jatuh di kedua sisi. Bias dalam langkah-langkah akuntansi berarti kecenderungan untuk secara konsisten terlalu tinggi atau terlalu rendah. Kelengkapan: dimasukkannya dalam informasi yang dilaporkan dari segala materi yang diperlukan untuk representasi setia fenomena yang relevan. Konservatisme: reaksi bijaksana untuk ketidakpastian untuk mencoba memastikan bahwa ketidakpastian dan risiko yang melekat dalam situasi bisnis secara memadai dipertimbangkan. Bahan atas formulir: substansi ekonomis lebih penting bahasa dari bentuk hukum. Konvergensi dengan IASB: Fasb dan iasb menjalankan joint-conceptual-project.

15

Saat ini sfac 1 dan 2 telah dilebur menjadi satu pernyataan konseptual bersama dari fasb dan iasb. SFAC 8 (Conceptual Framework For Financial Reporting) SFAC No.8 adalah salah satu dari serangkaian publikasi di Dewan Standar (FASB) untuk akuntansi dan pelaporan keuangan. SFAC No. 8 mencakup dua bab kerangka konseptual baru, menggantikan SFAC No.1 yakni mengenai tujuan pelaporan keuangan oleh business enterprises, dan SFAC No. 2 mengenai karakteristik kualitatif informasi akuntansi. Kerangka konseptual adalah sistem yang koheren dari tujuan yang saling berkaitan dan konsep konsep fundamental yang mengatur sifat, fungsi, dan batasan dari akuntansi dan pelaporan keuangan yang diharapkan dapat memandu dengan konsisten. Tujuan Secara Umum : 1). Bagian pertama hasil projek bersama dengan IASB dalam merumuskan konsep dasar akuntansi keuangan.. 2) Menggantikan SFAC No1 dan 2. 3). Terdiri atas tiga bab. Bab 1: Tujuan Pelaporan Keuangan. Bab 2: Entitas Pelaporan. Bab 3: Karakteristik Kualitatif Informasi Keuangan. BAB 1 : Tujuan Pelaporan Keuangan Pelaporan keuangan (financial reporting) lebih luas laporan keuangan (financial statements). Laporan keuangan tetap merupakan komponen pokok pelaporan keuangan. Komponen lain: Supplementary information seperti (1) disklosur pengaruh perubahan tingkat harga dan (2) informasi cadangan minyak dan gas. Other means of financial reporting seperti (1) management discussion and analysis dan (2) letters to stockholders. TUJUAN PELAPORAN KEUANGAN Menyediakan informasi keuangan yang bermanfaat bagi investor dan kreditor dalam membuat keputusan mengenai penyediaan sumber daya kepada entitas pelapor. Keputusan tersebut meliputi membeli, menjual, atau menahan instrumen ekuitas dan hutang dan menyediakan atau menyelesaikan pinjaman dan kredit dalam bentuk lain. PRIMARY USERS Pengguna yang kepentingannya diutamakan adalah (1) investor dan calon investor dan (2) kreditor dan calon kreditor. Mereka menyediakan sumber daya bagi perusahaan tetapi tidak memiliki akses langsung pada informasi yang dibutuhkan. INFORMASI YANG DIBUTUHKAN Investor dan kreditor memerlukan informasi yang dapat membantu mereka menilai prospek aliran kas bersih perusahaan di masa mendatang. Untuk itu diperlukan informasi mengenai sumber daya perusahaan (aset), klaim atas perusahaan (hutang dan ekuitas), dan apakah manajemen telah mengelola sumber daya perusahaan secara efektif dan efisien. PERUBAHAN SUMBER DAYA DAN KLAIM Perubahan atas sumber daya perusahaan dan klaim atas perusahaan berasal dari kinerja dan transaksi dan kejadian lain seperti penerbitan instrumen hutang dan ekuitas. Pengguna perlu mengetahui perbedaan antara kedua sumber perubahan tersebut. Implikasi: Ada (1) laporan laba rugi dan (2) laporan perubahan ekuitas. BAB 3 : KARAKTERISTIK UTAMA FUNDAMENTAL QUALITATIVE CHARACTERISTICS: RELEVANCE Informasi yang relevan adalah informasi yang dapat mempengaruhi keputusan.

16

Syarat: memiliki predictive value, confirmatory value, or both. Memiliki predictive value jika dapat digunakan sebagai input dalam proses prediksi hasil di masa mendatang. Memiliki confirmatory value jika dapat memberi umpan-balik atas prediksi yang dibuat sebelumnya. FAITHFUL REPRESENTATION Laporan keuangan menyajikan fenomena ekonomis dalam kata-kata dan angka. Agar berguna: Informasi harus menyajikan fenomena yang dimaksudkan untuk disajikan secara jujur (faithful). Syarat: (1) Lengkap, (2) Netral, dan (3) Bebas dari kesalahan. KARAKTERISTIK PENDUKUNG ENHANCING QUALITATIVE CHARACTERISTICS: COMPARABILITY Komparabilitas memungkinkan pengguna untuk mengidentifikasi dan memahami kesamaan dan perbedaan antar item-item informasi. Konsistensi adalah salah satu alat untuk mencapai komparabilitas. VERIFIABILITY Orang yang berbeda dapat mencapai kesepakatan apakah suatu item (pos laporan keuangan) telah disajikan secara jujur. Verifikasi Langsung: Cash count. Verifikasi Tidak Langsung: Menghitung saldo persediaan awal. TIMELINESS Menyediakan informasi tepat waktu agar dapat mempengaruhi keputusan. UNDERSTANDABILITY Dapat dipahami oleh mereka yang cukup memahami aktivitas bisnis dan ekonomis dan bersedia secara sungguh-sungguh mempelajari informasi yang disajikan. PENERAPAN KARAKTERISTIK PENDUKUNG : Karakteristik pendukung harus diterapkan secara maksimal. Dapat terjadi trade-off antar karakteristik pendukung. THE COST CONSTRAINT : Biaya adalah sebuah pervasive constraint dalam penyajian informasi melalui pelaporan keuangan. Manfaat harus lebih besar dari biaya. Pada akhirnya, biaya ditanggung oleh pengguna dalam bentuk return yang lebih rendah. THE BIG PICTURE : Informasi yang relevan dan disajikan secara jujur membantu pengguna untuk membuat keputusan. Keputusan investasi dan kredit yang baik membantu pasar modal berfungsi secara efisien dan menurunkan biaya modal bagi perekonomian secara keseluruhan. PERTEMUAN 5 SFAC 6 ELEMENTS OF FINANCIAL STATEMENTS (PENGGANTI SFAC NO. 3) Elemen laporan keuangan adalah blok bangunan dengan dimana laporan keuangan yang dibangun-kelas item yang terdiri dari laporan keuangan. Item dalam laporan keuangan mewakili dalam kata dan angka (1) sumber daya tertentu entitas, (2) mengklaim sumber daya, dan (3) efek dari transaksi dan peristiwa lain dan keadaan yang mengakibatkan perubahan dalam sumber daya dan klaim. SFAC No. 6 merumuskan dan mendefinisi elemen laporan keuangan. 10 ELEMEN LAPORAN KEUANGAN

17

Aset (asset). Aset adalah manfaat ekonomis yang hampir pasti akan diperoleh pada masa mendatang yang dimiliki atau dikuasai oleh perusahaan sebagai akibat transaksi atau kejadian pada masa lalu. 2. Kewajiban (liability). Kewajiban adalah pengorbanan manfaat ekonomis yang hampir pasti pada masa mendatang karena adanya keharusan perusahaan untuk menyerahkan aset atau memberikan jasa kepada entitas lain sebagai akibat transaksi atau kejadian masa lalu. 3. Ekuitas (equity). Ekuitas adalah hak yang tersisa bagi pemilik atas aset perusahaan setelah dikurangi dengan kewajiban-kewajiban.pada perusahaan, ekuitas adalah hak kepemilikan 4. Investasi oleh pemilik (investment by owner). Investasi oleh pemilik adalah kenaikan ekuitas yang berasal dari penyerahan sesuatu yang bernilai dari entitas lain yang dilakukan untuk memperoleh atau meningkatkan hak kepemilikan (ekuitas). 5. Distribusi kepada pemilik (distribution to owner). Distribusi kepada pemilik adalah penurunan ekuitas sebagai akibat adanya penyerahan aset, pemberian jasa, atau pengakuan kewajiban oleh perusahaan kepada pemilik. 6. Laba komprehensif (comprehensive income). Laba komprehensif adalah perubahan ekuitas selama satu periode sebagai akibat transaksi dan kejadian serta kondisi lain yang tidak bersumber dari pemilik. 7. Pendapatan (revenue). Pendapatan adalah aliran masuk atau lain-lain penambahan aset atau pelunasan kewajiban (atau kombinasi antar keduanya) yang berasal dari penyerahan atau produksi barang, pemberian jasa, atau aktivitas lain yang merupakan kegiatan utama perusahaan. 8. Beban (expense). Beban adalah aliran keluar atau lain-lain penggunaan aset atau penimbulan kewajiban (atau kombinasi antar keduanya) yang berasal dari penyerahan atau produksi barang, pemberian jasa, atau pelaksanaan aktivitas lain yang merupakan kegiatan utama perusahaan. 9. Keuntungan (gain). Keuntungan adalah kenaikan ekuitas yang berasal dari transaksi sampingan atau insidental dan dari semua transaksi dan kejadian yang mempengaruhi perusahaan kecuali yang berasal dari pendapatan atau investasi oleh pemilik. Kata kunci: bersifat insidental (tidak rutin). Disajikan dalam jumlah bersih, misalnya keuntungan selisih kurs. 10. Kerugian (loss). Kerugian adalah penurunan ekuitas yang berasal dari transaksi sampingan atau insidental dan dari semua transaksi dan kejadian yang mempengaruhi perusahaan kecuali yang berasal dari pendapatan atau investasi oleh pemilik. SFAC 5 (recognition and measurement in financial statements of business enterprises) TUJUAN Mengungkapkan kriteria dan pedoman pengakuan untuk menentukan informasi apa yang harus disajikan dalam laporan keuangan, dan kapan informasi itu harus disajikan. Membahas masalah pengukuran, yaitu pilihan atribut yang akan digunakan untuk mengkuantifikasi item yang diakui dan pilihan skala pengukuran. Menentukan jumlah rupiah yang disajikan dalam laporan keuangan. PENGAKUAN Pengakuan adalah proses pencatatan suatu item sebagai salah satu elemen laporan keuangan. Catatan dinyatakan dalam kata-kata dan dalam jumlah rupiah. Suatu item akan dan harus diakui apabila ia memenuhi kriteria pengakuan, dengan tetap memperhatikan batasan costbenefit dan materialitas. Kriteria pengakuan tersebut adalah (1) definisi, (2) keterukuran, (3) relevansi, dan (4) reliabilitas. SYARAT PENGAKUAN

1.

18

Memenuhi definisi salah satu elemen laporan keuangan. Dapat diukur dengan tingkat keandalan yang memadai. Mengandung informasi yang memiliki potensi untuk mempengaruhi keputusan-keputusan yang akan diambil oleh pemakai laporan keuangan (relevan). Mengandung informasi yang bersifat representationally faithful, dapat diverifikasi, dan netral (reliabel). PENDAPATAN & KEUNTUNGAN Pendapatan dan keuantungan hanya akan diakui jika ia telah terealisasi atau dapat direalisasikan. Pendapatan yang dapat diakui adalah yang telah dihimpun (earned) oleh perusahaan. Pendapatan dikatakan telah terhimpun jika perusahaan telah menyelesaikan apa yang harus dilakukan sehingga ia berhak atas manfaat ekonomis yang melekat pada pendapatan tersebut. Proses penghimpunan ini (disebut earnings process) berlangsung secara terus-menerus dalam operasi perusahaan. Pengakuan keuntungan lebih ditekankan pada realisasinya daripada penghimpunannya. BEBAN & KERUGIAN Beban pada umumnya diakui saat manfaat ekonomis yang dimiliki perusahaan terpakai dalam kegiatan penghimpunan pendapatan ataupun karena sebab lain. Beban dan kerugian juga diakui jika suatu manfaat ekonomis yang sebelumnya diakui sebagai aset telah berkurang atau habis, atau kewajiban telah timbul atau meningkat, tanpa diikuti dengan aliran masuk manfaat ekonomis ke dalam perusahaan. PENGUKURAN Elemen laporan keuangan harus memiliki nilai atau atribut yang digunakan untuk menentukan jumlah rupiah yang disajikan dalam laporan keuangan. Pengukuran (measurement) adalah penentuan atribut yang dipakai sebagai pengukur elemen laporan keuangan. Contoh atribut: kos historis (historical cost) kos sekarang (current cost atau replacement cost) nilai atau harga pasar (market value) present value of expected net cash flow DUA KELOMPOK ATRIBUT ENTRY (INPUT) VALUE EXIT (OUTPUT) VALUE Historical cost. Discounted future cash receipts. Current input cost (replacement cost). Current output price. Discounted future cost. Current cash equivalent. Standard cost. Liquidation values. PERTEMUAN 6 Pengaruh lobi pada standar akuntansi Pengertian dan contoh konsekuensi ekonomis standar akuntansi Kebanyakan isu-isu yang berkaitan dengan akuntansi secara politik bersifat sensitif yang disebabkan: kebutuhan terhadap standar akuntansi muncul bila terdapat pertentangan dan informasi akuntansi dapat mempengaruhi tingkat kemakmuran penggunaannya. THE PREPARED : Paling aktif melakukan lobi politis. Dan Umumnya dilakukan melalui asosiasi industri. KONSEKUENSI EKONOMIS Analisis akademisi: Standar tertentu mendapat tentangan karena laporan keuangan yang dihasilkannya memiliki konsekuensi ekonomis.

19

Stephen Zeff (1978): Konsekuensi ekonomis adalah dampak laporan keuangan pada perilaku pengambilan keputusan pelaku bisnis, pemerintah, serikat pekerja, investor, dan kreditor. ARGUMEN POPULER Standar akuntansi menyebabkan perusahaan melaporkan kondisi atau kinerja yang kurang baik, sehingga meningkatkan kos modal (harus membayar biaya pinjaman yang lebih tinggi). Lebih jauh lagi: Merugikan perekonomian secara umum. Konsekuensi ekonomi adalah konsep yang menegaskan, meskipun implikasi dari teori pasar sekuritas efisien, bahwa pilihan kebijakan akuntansi dapat mempengaruhi / memberi dampak pada nilai perubahaan. Pemahaman konsep konsekuensi ekonomi tentang pilihan kebijakan akuntansi adalah penting dengan alasan sbb : 1. Konsep tersebut menarik dalam kebenarannya. Banyak kejadian-kejadian menarik dalam penerapan akuntansi berasal dari konsekuensi ekonomi. 2. Saran bahwa kebijakan akuntansi tidak penting bertentangan dengan pengalaman akuntan. Banyak akuntansi keuangan berfokus pada diskusi dan argumen tentang kebijakan akuntansi mana yang harus dipakai dalam kondisi yang berbeda. Konsep konsekuensi ekonomi konsisten dengan pengalaman dunia nyata. 3. Adanya konsekuensi ekonomi menimbulkan pertanyaan tentang mengapa mereka ada. Hal ini muncul dari kontrak yang disetujui oleh perusahaan, khususnya kontrak kompensasi eksekutif dan kontrak hutang. Dengan melihat bahwa masalah kebijakan akuntansi, kebijakan tertentu yang digunakan oleh perusahaan, waktu dan sifat perubahan dalam pada kebijakan tersebut dapat menjadi sumber informasi penting bagi investor meskipun implikasi pasar efisien. Munculnya Konsekuensi Ekonomi Salah satu akun yang paling persuasif dari konsekuensi ekonomi ada dalam artikel Stepen Zeff (1978) dengan judul "The Rise of Economic Consequences". Pertanyaan dasar yang muncul masih relevan hingga kini. Zef mendefinisikan konsekuensi ekononomi sebagai "dampak laporan akuntansi pada perilaku pembuatan keputusan pada bisnis, pemerintah dan kreditor". Esensi dari definisi tersebut adalah bahwa laporan akuntansi dapat mempengaruhi keputusan riil yang dibuat oleh manajer (atau pihak lain), daripada secara sederhana mencerminkan hasil dari keputusan tersebut. Zeff mendokumentasikan beberapa contoh dimana bisnis, asosiasi industri, dan pemerintah berusaha untuk mempengaruhi atau telah mempengaruhi standar akuntansi yang dibuat oleh Accounting Principle Board (pendahulu FASB) dan pendahulunya The Committee on Accounting Procedure..

20

1 2 3

6 7

10 11 12

13 15 16 17 18 19

Pengertian Teori Dalam Ilmu Pengetahuan Konsep Dasar Akuntansi Sebagai Sebuah Teori Teori positif vs normatif Perbedaan akuntansi positif dan akuntansi normatif: Teori tersebut bersifat normatif karena didasarkan pada Sejarah Dan Perkembangan Riset Empiris Dalam Bidang Akuntansi Ciri-Ciri Normatif Praktik Akuntansi FASB (The Financial Accounting Standards Board) IASB (The International Accounting Standards Board) IAI (Ikatan Akuntan Indonesia) FASB di USA Era sebelum FASB Due process penetapan standar akuntansi Standar akuntansi biasanya terdiri dari: Pendekatan penentuan standar Konsep Dasar Oleh Paton Dan Littleton Konsep Dasar Oleh FASB Masalah-Masalah Dalam Kerangka Konseptual Joint Project FASB-IASB SFAC 1 (Objectives Of Financial Reporting By Business Enterprises) SFAC 2 (Qualitative Characteristics Of Accounting Information) SFAC 8 (Conceptual Framework For Financial Reporting) SFAC 6 Elements Of Financial Statements (Pengganti SFAC No. 3) SFAC 5 (Recognition And Measurement In Financial Statements Of Business Enterprises) Pengertian Dan Contoh Konsekuensi Ekonomis Standar Akuntansi Argumen Populer Munculnya Konsekuensi Ekonomi

Alasan regulasi informasi akuntansi

21

Pihak yang tidak menginginkan regulasi menggunakan teori agensi untuk mempertanyakan mengapa harus ada insentif untuk pembuatan laporan yang andal dan sukarela bagi pemilik. Untuk menyelesaikan konflik antara pemilik dan manajemen, laporan keuangan digunakan untuk memonitor hubungan kerja, untuk menilai dan menentukan kompensasi manajer. Perusahaan dituntut untuk menyajikan laporan secara sukarela dan pengguna informasi dapat memaksa pihak-pihak terkait untuk menyajikan informasi tersebut. Pihak yang menginginkan regulasi menggunakan argumentasi kepentingan umum. Pada dasarnya kegagalan pasar maupun kebutuhan untuk mencapai tujuan sosial memaksa adanya regulasi akuntansi. Pro-regulated Market Kontra-regulated market 1 Perusahaan merupakan pemasok Karena adanya tekanan kompetitif untuk monopolistik terhadap informasi mendapatkan dana daripasar modal, akuntansi, sehingga lebih baik bagi perusahaan memiliki insentif untuk masyarakat untuk mewajibkan adanya mengungkapkan informasinya secara pengungkapan secara gratis daripada harus sukarela. Perusahaan tidak benar-benar membayar informasi yang sifatnya monopolistik terhadap informasi monopolistik itu. akuntansinya karena investor selalu memiliki pilihan lain untuk berinvestasi. Perusahaan perlu mengungkapkan hasil mereka secara Cuma-Cuma untuk menurunkan cost of capital mereka. 2 Sifat pasar modal yang kompetitif justru Ada juga masalah yang muncul karena menginsentif perusahaan untuk memberi pelaporan keuangan diregulasi, terutama laporan yang misleading walaupun untuk terkait fungsi audit. Lagipula, dalam proses jangka pendek. Ini berarti juga, pemilik pembuatan standar sendiri juga ada perusahaan tidak mengembangkan tekanan, yang masih menjadi bahan mekanisme yang baik untuk memonitor pembicaraan profesi akuntansi sampai kontrak agensi dengan menajer. sekarang. 3 Kewajiban pelaporan disukai oleh Informasi yang tidak dingkapkan secara masyarakat karena menciptakan keadilan sukarela dapat didapat melalui private dalam pasar modal (pengguna dapat saling contracting. bertukar informasi) Hubungan antara konsep, postulat, dan prinsip dalam teori akuntansi a. Postulate akuntansi adalah pernyataan atau aksioma yang sangat jelas, umumnya diterima berdasrkan kesesuainnya terhadap tujuan laporan keuangan, yang menggambarkan lingkungan ekonomi, politik, sosial, dan hukum di mana akuntansi harus beroperasi. b. Konsep Teoritis (Theoritical Concept) dari akuntansi juga merupakan pernyataan atau aksioma yang sangat jelas, umumnya diterima berdasrkan kesesuainya terhadap tujuan laporan keuangan, yang menggambarkan hakikat dari entitas akuntansi yang beroperasi dalam suatu perekonomianbebas yang ditandai oleh kepemilikan pribadi atas properti. c. Prinsip-prinsip akuntansi (Accounting Principle) adalah aturan pengambilan keputusan umum, yang diturunkan baik dari tujuan maupun konsep teoritis akuntansi, yang mengatur pengembangan teknik-teknik akuntansi. d. Teknik Akuntansi (Accounting Tehnique) adalah aturan-aturan khusus yang diturunkan dari prinsip-prinsip akuntansi yang menerangkan transaksi-transaksi dan kejadian-kejadian tertentu dihadapi oleh entitas akuntansi tersebut. Jenis postulat a. Postulat Entitas

22

Akuntansi mengatur hasil operasi dari suatu entitas, yang terpisah dan berbeda dari pemilik entitas. Postulate entitas menyatakan bahwa suatu unit perusahaan merupakan unit akuntansi yang terpisah dari pemiliknya dan perusahaan lain. Postulate merumuskan bidang perhatian akuntan dan membatasi objek, peristiwa, dan atribut peristiwa yang dimasukkan ke dalam laporan keuangan. Selain itu, postulate juga memungkinkan akuntan membedakan antara transaiksi bisnis dan individu, yang dimasukkan dalam laporan keuangan adalah transaksi perusahaan bukan transaksi pemilik perusahaan. Dan tanggung jawab pelayanan manajemen berada pada pemegang saham. Defini lain entitas akuntasi adalah dalam kerangka kepentingan ekonomi bagi berbgaai pemakai, dan bukan aktivitas ekonomi dan pengendalian administratif unit. Pendekatan ini lebih berorientasi pemakai dari pada orientasi perusahaan. b. Postulat Kelangsungan Usaha Postulat kelangsungan usaha menyatakan bahwa entitas akuntansi akan terus beroperasi. Dalil ini berasumsi bahwa perusahaan tidak diharapkan untuk dilikuidasi dalam masa yang akan datang yang dapat diketahui dari sekarang atau bahwa entitas akan terus beroperasi untuk jangka waktu yang tidak tertentu. c. Postulat Unit Pengukuran Menyatakan bahwa akuntansu adalah pengukuran dan proses mengkomunikasikan aktivitas perusahaan yang dapat diukur dalam satuan moneter. Unit pertukaran dan pengukuran diperlukan untuk mencatat transaksi perusahaan dengan cara yang seragam. Pengukur umum yang dipilih dalam akuntansi adalah unit monete. Kebertukaran barang, jasa, dan modal diukur dalam satuan uang. d. Postulat Periode Akuntansi Meskipun postulate kelangsungan usaha menyatakan bahwa setiap perusahaan akan tetap ada pada periode waktu yang tidak terbatas, namun adalakalanya pemakai meminta berbagai informasi tentang posisi keuangan dan kinerja perusahaan untuk membuat keputusan jangka pendek. Dari hal tersebut maka postulate periode akuntansi menyatakan bahwa laporan keuangan perusahaan seharusnya diungkapkan secara periodik. Konsep-Konsep Teoretis Dari Akuntansi 1) Teori Kepemilikan Dalam teori ini, entitas sebagai agen, perwakilan atau susunan melalui wirausahawan individual atau pengoperasi pemegang saham. Sudut pandang kelompok pemilik sebagai pusat kepentingan terefleksi dalam cara memelihara catatatn akuntansi dan membuat laporan keuangan. Tujuan utama teori kepemilikan adalah untuk menentukan dan menganalisis kekayaan bersih pemilik, dengan persamaan akuntansi : Aktiva Kewajiban = Ekuitas Pemilik 2) Teori Entitas Teori entitas memandang entitas sebagai sesuatu yangterpisah danberbeda dari pemilik modal. Unit bisnis memiliki sumber daya perusahaan dan bertanggung jawab terhadap pemilik maupun kreditor. Menurut teori ini, persamaan akuntansinya adalah : Aktiva = Ekuitas Aktiva = Kewajiban + Ekuitas Pemegang Saham 3) Teori Dana Dalam teori ini, kelompok aset dankewajiban dan restriksi/pembatasan terkait disebut dana yang mengatur penggunaan aset. Jadi teori dana memandang unit terdiri atas sumber daya ekonomi (dana) serta kewajiban dan restriksi terkait mengenai penggunaan sumber daya. Persamaan akuntansinya adalah: Aktiva = Pembatasan Aktiva Prinsip akuntansi

23

1. Prinsip Akuntansi menurut Prinsip Akuntansi 1984. a. Kesatuan Akuntansi b. Kesinambungan c. Periode Akuntansi d. Pengukuran Dalam Nilai Uang e. Harga Pertukaran 2. Prinsip Akuntansi menurut APB Statement No.4 a. Kesatuan usaha sebagai focus akuntansi (accounting entity) b. Kontinuitas Usaha (Going Concern) c. Pengukuran aktiva dan Passiva unit Usaha (measurement of economic resources and obligations) d. Laporan berdasarkan periode waktu (Time Periode) e. Pengukuran dalam satuan moneter (measurement in term of money) f. Asas himpun/akrual (accrual) g. Harga Pertukaran (jual beli) (exchange price) h. Angka/jumlah rupiah pendekatan (Approximation) i. Kebijaksanaan (judgement) j. Informasi Keuangan Umum (General Purpose Finansial Information) k. Laporan Keuangan Saling Berkaitan (Fundamentally Related Financial Statements) l. Mementingkan Substansi Daripada Bentuk luar/Yuridis (Substance Over Form) m. Materialitas (Materiality) 3. Prinsip Kos APB Statement No.4 mendefinisikan Kos adalah jumlah, diukur dalam uang, kas uang dibelanjakan atau property lain yang ditransfer, penerbitan modal saham, jasa yang diberikan atau uang yang terjadi, sebagai imbalan atas barang atau jasa yang diterima, atau seharusnya diterima. Kos dapat diklasifikasikan sebagai belum terpakai (unexpired) adalah asset yang dapat digunakan untuk menghasilkan revenue di masa mendatang dan telah terpakai (experid) adalah pengurang revebue atau dibenbankan sebagai pengurang laba ditahan. Prinsip kos dijustifikasi oleh postulat kelangsungan usaha yang mengasumsikan bahwa entitas akan meneruskan aktivitasnya secara tidak terbatas, sehingga mengelimiasi perlunya menggunakan nilai sekarang atau nilai likuiditas untuk penilaian asset. 4. Prinsip Revenue Prinsip Revenue Menspesifikasi : a. Sifat Komponen-komponen revenue b. Pengukuran Revenue c. Waktu Pengukuran Revenue 5. Prinsip Penandingan Prinsip penandingan mengatakan bahwa expense (beban) harus diakui pada periode yang sama dengan revenue, yaitu revenue diakui dalam periode tertentu sesuai dengan prinsip revenue, dan beban yang terkait kemudian diakui. 6. Prinsip Objektivitas Kegunaan informasi keuangan tergantung pada tingkat realibilitas prosedur pengukuran yang digunakan. Karena menjamin reliabilitas maksimum adalah salat sulit,

24

akuntan, telah menggunakan prinsip objektivitas untuk menjustifikasi pemilihan prosedur pengukuran yang digunakan. 7. Prinsip Konsistensi Prinsip konsistensi menyatakan bahwa peristiwa ekonomi yang serupa seharusnya dicatat dan dilaporkan secara konsisten dari period ke periode. Prinsip ini berimplikasi bahwa prosedur akuntansi yang semua akan diterapkan dalam item serupa sepanjang waktu. 8. Prinsip Pengungkapan Penuh Terdapat consensus umum dalam terdapat pengungkapan data akuntansi yang penuh (full), wajar (fair), cukup (adequate). Pengungkapan penuh mensyaratkan bahwa laporan keuangan didesaian dan dibuat untuk menggambarkan secara akurat peristiwa ekonomi yang telah mempengaruhi perusahaan untuk suatu periode dan memuat informasi yang memadai untuk membuat laporan keuangan dan tidak menyesatkan bagi rata-rata investor. 9. Prinsip Konservatisme Prinsip Konservatisme menyatakan bahwa ketika memilih diantara dua atau lebih teknik akuntansi yang dapat diterima, maka preferensinya adalah memilih yang paling kecil dampaknya terhadap ekuitas pemegang saham. 10. Prinsip Materialitas Prinsip materialitas menyatakan bahwa transaksi dan peristiwa yang tidak memiliki dampak ekonomi signifikan dapat diatasi dengan cara yang paling tepat, apakah transaksi dan peristiwa tersebut sesuai dengan prinsip berterima umum atau tidak, dan tidak perlu diungkapkan. 11. Prinsip Keseragaman dan Komparabilitas Prinsip keseragaman merujuk pada penggunaan prosedur yang sama oleh perusahaan yang berbeda. Tujuan yang diinginkan adalah mencapai komparabilitas laporan keuangan dengan mengurangi keanekaragaman yang tercipta karena penggunaan prosedur akuntansi yang berbeda oleh perusahaan yang berbeda. Perbedaan pendekatan tradisional dengan pendekatan positif dalam perumusan akuntansi Perbedaan Pendekatan antara positive deviance dengan pendekatan tradisional terhadap suatu perilaku, bahwa pendekatan tradisional cenderung mencari masalah-masalah dalam masyarakat yang perlu di selesaikan. Sementara pendekatan positive deviance berupaya mencari perilaku positif dan kekuatan yang ada pada masyarakat serta apa yang dapat dibangun dan dikembangkan. Selama ini Positive Deviance dipakai untuk menjelaskan suatu keadaan penyimpangan positif yang berkaitan dengan kesehatan, pertumbuhan dan perkembangan anak-anak tertentu vis-a-vis anakanak lain di dalam lingkungan masyarakat atau keluarga yang sama . Sementara penelitian dengan

25

pendekatan ini masih jarang dilakukan. Akuntansi membutuhkan teori Watts and Zimmerman (1986) menyatakan bahwa, banyak pihak harus membuat keputusan bisnis dengan menggunakan laporan akuntansi. Pihak-pihak tersebut adalah: a. Manajer-manajer harus memutuskan prosedur-prosedur akuntansi yang akan digunakan untuk menghitung angka-angka yang akan dilekatkan dalam laporan keuangan. b. Akuntan public sering dipanggil oleh manajer untuk diminta sarannya terkait dengan prosedur-prosedur akuntansi dalam laporan keuangan. selain itu, akuntan publik harus memutuskan apakah akan membuat representasi-representasi tentang suatu standar akuntansi yang diusulkan ataukah tidak, dan jika membuat posisi mana yang akan diambil. c. Para pejabat pada institusi-institusi pemberi pinjaman (seperti bank dan perusahaan asuransi) harus memperkirakan kelayakan kredit dari entitas yang menggunakan prosedur-prosedur akuntansi yang berbeda-beda. d. Investor dan analisis finansial yang bekerja di entitas-entitas pialang dan dana pension menginterpretasikan angka-angka akuntansi sebagai input bagi keputusan-keputusan investasi. Secara khusus, mereka memperkirakan investasi di entitas-entitas yang menggunakan prosedur-prosedur dan auditor-auditor berbeda. Sama seperti akuntan public dan para eksekutif, analisis finansial juga membuat representasi pada standar akuntansi potensial. Gambaran diatas menunjukkan bahwa pengaruh informasi akuntansi sangat kuat, sehingga tidaklah berlebihan apabila ada statement yang menyebutkan bahwa, informasi akuntansi dapat mempengaruhi pasar modal dan pasar tenaga kerja khususnya di level manajer. Luas pengaruh dan cakupan pengguna informasi akuntansi menjadikan peran prinsip-prinsip dan standar-standar akuntansi menjadi sangat penting. Prinsip dan standar ini digunakan untuk mengakui dan mengukur kejadian ekonomik suatu entitas, dan juga harus mampu menjelaskan secara akurat mengapa kejadian tersebut diakui dan diukur dengan pola tertentu. Prinsip dan standar akuntansi dalam suatu negara merupakan kesepakatan yang harus dipatuhi oleh praktisi akuntansi di negara itu. Prinsip dan standar ini dirumuskan oleh regulator dengan mempertimbangkan faktor politik dan ekonomi di negara bersangkutan sehingga tidaklah mengherankan apabila prinsip dan standar akuntansi yang diterapkan di tiap-tiap negara memiliki perbedaan karena pada umumnya keadaan ekonomi dan politik di negara yang berbeda tidak akan persis sam 3 kondisi yang mempengaruhi dewan standar dalam penyusunan standar akuntansi Akuntansi

Anda mungkin juga menyukai